(Studi analisa Al Kitab versi LAI Th. 2001)
Oleh: Imam Taufik Alkhatab
I. Pendahuluan
Prof. Dr. H.M. Rasjidi menyetujui pembagian agama kedalam dua katagori
besar; revealed religions (agama wahyu) dan natural religions (agama
alami/budaya). Agama-agama yang masuk ke dalam point pertama adalah;
Yahudi, Nashrani, dan Islam sementara selain itu seperti; Hindu, Budha,
Shinto, Kong Hucu dan lain-lain masuk kepada point kedua. Agama wahyu
adalah agama yang terbentuk berdasarkan turunnya wahyu dari Allah Ta’âla
memalui para Rasul-Nya. Masuknya Yahudi dan Nashrani sebagai agama
samawi merupakan analisa Pak Rasjidi setelah melihat kedudukan asal
kedua agama ini, ya’ni sama-sama memiliki kitab suci berisikah wahyu
Tuhan. Pandangan tersebut memang agak berbeda dengan apa yang disebutkan
Endang Saifuddin Anshari misalnya. Ia berpendapat bahwa hanya Islamlah
satu-satunya agama samawi, sementara yahudi dan Nashrani masuk pada
kategori agama ardhi (natural religions, agama budaya, agama filsafat,
dll) disebabkan penyelewengan mereka terhadap agama yang dibawa oleh
nabi Musa dan Isa alaihimassalâm.
Terlepas dari analisa itu, sebagaimana yang dikabarkan dalam al Qur’an
bahwa memang Yahudi dan Nashrani telah melakukan penyimpangan dari
kemurnian risalah yang dida’wahkan oleh para Nabi dan Rasul kepada
mereka. Salah satunya digambarkan dalam firman Allah berikut ini;
Artinya; “Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang
memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang
dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, Padahal ia bukan dari Al kitab dan
mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”,
Padahal ia bukan dari sisi Allah. mereka berkata Dusta terhadap Allah
sedang mereka mengetahui. (QS. Ali ‘Imrân: 78)
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa berdasarkan riwayat Al
Bukhari Ibnu Abbas radhiyallâhu‘anhuma menjelaskan ma’na “yalûna
alsinatahum bi alkitâb” dengan tafsiran; yuharrifûnahu (mereka
merubahnya). Sejalan dengan itu, keterangan dari Wahab bin Munabbih
rahimahullâh juga memberikan kelengkapan dimana ia berpendapat, bahwa
sesungguhnya Taurat dan Injil sebagaimana keduanya diturunkan oleh
Allah, tidaklah mengalami perbahan (secara hakikat) meskipun satu huruf.
Akan tetapi mereka (Yahudi dan Nasrani) menyesatkan isi kitab tersebut
dengan perubahan serta pernta’wilan disertai dengan penulisan Al Kitab
dengan tangan-tangan mereka sendiri. Berangkat dari relitas inilah
penulis melihat umat Yahudi dan Nashrani pada hari ini telah kehilangan
pedoman hidup mereka yang asli.
Dalam tubuh agama samawi mereka mengenal apa yang disebut dengan Rasul
(utusan) penyampai wahyu. Dalam teologi Yahudi mereka mengenal Nabi
Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan lain-lain sebagai utusan bagi mereka.
Demikian halnya dengan agama Nashrani, mereka mengenal salah seorang
tokoh sentral pengemban, penyebar misi, serta pelengkap ajaran Yesus
yaitu Rasul Paulus (Saul/Saulus/Sant). Ketokohan Paulus menjadi sangat
menarik dalam perbincangan para pakar sejarah dan teologi karena banyak
kesimpulan dan penelitian justeru menyudutkan Paulus sebagai manusia
yang tak seharusnya memimpin ajaran Yesus. Ahmad Syalaby misalnya,
menyebut Paulus sebagai seseorang penjahat yang telah melakukan tahrîf
(perbahan) terhadap misi dan ajaran Nabi Isa kepada bangsa Israel.
Dialah yang merubah tauhid menjadi trinitas dan menciptakan kisah
penebusan dosa. Dia membatalkan berkhitan dan larangan memakan daging
Babi dan lain-lain. Ahmad Syalabi bahkan terang-terang menyebutkan bahwa
“Dengan satu perkataan saja, Paulus telah merubah agama Masehi ini.”
Perkataan Ahmad Syalaby sebagai seorang sejarawan menurut penulis cukup
menarik. Oleh kernanya, penulis mencoba untuk melakukan penelitian
terhadap teks-teks Al Kitab yang mengisahkan tentang profil seorang
Paulus sebagai Rasul yang controversial. Untuk itu, Al Kitab (Bible)
sebagai rujukan tertinggi dalam teologi Kristen adalah sah untuk
dijadikan sumber kajian utama, mengingat banyak data-data sejarah yang
sejatinya banyak mengungkapkan siapa sebenarnya Paulus.
Versi Al Kitab yang menjadi rujukan utama penulis adalah Al Kitab
terbitan LAI (Lembaga Al Kitab Indonesia) tahun 2001. Pembatasan
terhadap satu versi Al Kitab ini penulis anggap penting karena pada
faktanya, masing-masing versi Al Kitab tidak mencerminkan keselarasan
isi dan data. Sebagai contoh, dalam Bible versi TL-LAI tahun 1960 (I
Raja-raja 4:26) menyebutkan:
“Dan lagi adalah pada radja Solaiman empatpuluh ribu kandang akan segala rata baginda dan duabelas ribu orang berkuda.”
Sementara edisi TB-LAI 1979 pada kitab dan pasal yang sama menyebutkan: “
Lagipula Salomo mempunyai kuda empat ribu kandung untuk kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda.”
Dari contoh ini perubahan angka 40.000 menjadi 4000 adalah sebuah
kerancuan. Contoh lainnya, tentang usia pengangkatan Ahazia sebagai
raja di Yerusalem. Versi bahasa Inggris Holy Bible New King James
Version, II Chronicles 22:2 menyebutkan Ahazia diangkat sejak 42 tahun ;
“Forty an two years old was Ahaziah when he./;0began to reign, and he reigned one year in Jerusalem.”
Akan tetapi versi bahasa sunda menyebutkan Ahazia diangkat sebagai raja pada usia 22 tahun;
“Ahasia mimiti jadi raja dina yuswa dua puluh dua taun, ngarajaanana
satuan, calikna di Yerusalem” (II Babad 22:2, Al Kitab Sunda, 1991)
Kerancuan fakta dan data itu sesungguhnya tidak hanya terjadi antara
satu versi dengan versi lainnya. Bahkan dalam satu versi sekalipun Al
Kitab sesungguhnya tetap menunjukkan ketidakkonsistenan dalam
menyebutkan fakta dan data. Perlu diketahui bahwa Pahlawan Nasional RI
DR. M. Natsir (penggagas ide Mosi Integral) bahkan telah melakukan
pembacaannya sejak tahun 1930 an. Dalam sebuah tulisan berjudul “Ruh
Sutji” Natsir menjelaskan beberapa ayat Al Kitab yang kontradiktif satu
sama lain. Salah satunya adalah tentang penyaliban Isa, apakah Isa yang
membawa salibnya ataukah Simon. Injil Yahya menyebutkan Simonlah yang
membawakan kayu salib untuk Isa (19:17);
“Sambil memikul salib-Nya ia keluar ke tempat yang bernama tempat tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.”
Sementara Injil Masrkus menyebutkan Isa sendiri yang membawanya (15:21);
“Pada waktu itu lewat orang yang beranama Simon, orang Kirena, ayah
Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu
mereka paksa untuk memikul salib Yesus.”
Bahkan dengan tegas Natsir mengatakan; “Kita tidak bisa maafkan
apabila orang berani mengatakan bahwa kekeliruan dan kesalahan ini
semuanya dibuat dibawah pimpinan tuhan. Sebab itu berarti menghinakan
Tuhan, memungkiri kesempurnaan-Nya, mengotori kesutjian-Nya.”
Meski Al Kitab mendapat kritik otentitas dari sejumlah kalangan, sampai
saat ini Gereja masih tetap gigih mempertahankannya sebagai wahyu Tuhan.
Dengan demikian penelitian yang menggunakan Al Kitab sebagai sumber
utama tetap dapat digunakan berdasarkan otoritas tersebut. Bahkan ia
akan bertambah menarik dengan munculnya data-data sebagaimana yang
disebutkan di atas.
II. Kristen dan Riwayat Paulus
Menurut Huston Smith Agama Kristen pada dasarnya adalah suatu agama
sejarah. Artinya landasan utama berdirinya agama ini bukanlah terletak
pada asas-asas yang bersifat umum tetapi didasarkan pada
kejadian-kejadian nyata, yaitu pada peristiwa-peristiwa yang
sesungguhnya terjadi dalam sejarah. Dalam buku panduan (modul)
Pendidikan Agama Kristen yang dikeluarkan oleh Universitas Terbuka
disebutkan bahwa Kristen sebagai sebuah agama dapat dipahami dengan
meperkenalkan satu kata inti yaitu Kristus. Dengan menghilangkan nama
Kristus, maka agama Kristen itu tidak akan mempunyai arti apa-apa. Kata
Kristus berasal dari kata bahasa Yunani Christus; “yang diurapi”. Dalam
bahasa Ibrani yaitu bahasa asli Perjanjian Lama dari Al Kitab, istilah
yang diurapi itu disebut mesias. Istilah ini berasal dari kebiasaan
Israel Kuno yang tidak memahkotakan raja-raja melainkan mengurapinya.
Istilah Kristus semula adalah sebuah gelar kerajaan (KPR. 17:7), bukan
nama diri. Itulah sebabnya kata Kristus harus ditambahkan dengan nama
diri; Yesus. Yesus sendiri berarti; Juru selamat. Para penganut agama
Kristen mempercayai bahwa Yesus adalah juruselamat dan diatas Dialah
agama ini didirikan. Dilain pihak, istilah Christian yang merujuk
kepada penganut agama Kristen (umat Kristen) sejatinya adalah nama tak
berdasar. Nama tersebut bahkan belum pernah disetujui oleh Yesus
melalui sabda-sabdanya. Ia hanya sebuah sebutan orang-orang luar yang
menyebut untuk pengikut Yesus sekitar tahun 40 Masehi, padahal
murid-murid Yesus sendiri tak menamakan diri mereka Kristen (Christian)
bahkan bangsa Arab tetap konsisten menjuluki mereka Nashrani. . Kisah
Para Rasul 11:26 menyebutkan ;
“Mereka (Barnabas, Saulus/Paulus, dan lain-lain) tinggal bersama-sama
dengan Jema’at itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di
Antiokhialah murid-murid itu untuk pertamakalinya disebut Kristen.”
Umat Kristiani meyakini bahwa Yesus memiliki para murid
disekililingnya yang berjumlah 12 orang; Simon (terkenal dengan Petrus),
Andreas (saudara Simon), Yakobus, Yohanes (saudara Yakobus), Filipus,
Bartolomeus, Tomas, Matius, Yakobus (anak Alfeus), Tadeus, Simon (orang
Zelot) dan Yudas. Kesemuanya menyebarkan ajaran Kristen secara terbatas
sebagaimana yang mereka dapatkan dari Yesus sesudah kematiannya.
Adapula yang menambahkan bahwa yang termasuk murid dekat Yesus adalah
Barnabas. Bahkan Al Kitab menyebutkan perselisihan Barnabas dan Paulus
yang berujung kepada pendirian masing-masing. Barnabas tetap
mempertahankan apa yang pernah diterimanya melalui Yesus secara
langsung, sementara Paulus melakukan banyak perubahan-perubahan. Maka
dalam perkembangannya ada yang disebut Rasul 70 atau 120.
Nama Paulus disebut-sebut juga sebagai bagian dari rasul dalam teologi
Kristen. Akan tetapi, proses penobatan menjadi Rasul dalam diri Paulus
tidak melalui pengkhotbahan sebagaimana terjadi pada yang lain,
melainkan melalui pengkuannya yang disebutkan dalam Al Kitab. Al Kitab
sendiri sebenarnya tidak memberikan informasi yang akurat tentang asal
usul Paulus. Kisah Para Rasul 22:3 misalanya menyebutkan bahwa ketika
Paulus berbicara dengan orang Yahudi ia mengaku diri sebagai keturunan
Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia. Sementara itu, pada pasal 23:6
Paulus justeru mengaku sebagai orang Farisi. Sementara pada pasal
23:26-29 Paulus justeru dikenal oleh Klaudius Lisias sebagai orang
Romawi. Perubahan identitas ini diyakini banyak peneliti disebabkan
Paulus hendak menghindari hukuman Mahkamah Agama orang-orang Yahudi
dimana diantara mereka terdapat orang-orang Farisi dan Romawi.
Namun demikian umat Kristiani sendiri lebih memilih Paulus yang nama
aslinya adalah Saul (KRR, 13:9) berasal dari Bandar Tarsus (KRR, 22:3)
sebagaimana versi pertama. Daerah Tarsus merupakan sebuah Bandar dagang
bangsa Grik yang terpandang makmur dewasa itu dalam wilayah Kilikia di
Asia Kecil. Pedagang-pedagang Yahudi yang menetap sekian lamanya di sana
telah dipengaruhi dan telah menyerap kebudayaan Grik dan bahasa Grik.
Maka banyak yang menyebut istilah Hellenistic Jews merujuk kepada
orang-orang Yahudi yang telah menyerap kebudayaan Helenia. Kehidupan
Paulus yang terdirik dalam lingkungan Yahudi fanatik inilah yang
menyebabkannya bahkan menjadi anti terhadap pengikut-pengikut Yesus
beserta murid-muridnya. Disamping arahan orangtuanya untuk belajar para
Rabi-rabi Yahudi di Yerusalem termasuk kepada Rabbi Gamaliel (Kisah Para
Rasul, 22:4, Kisah Para Rasul, 26:15),
“Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tartus di tanah Kilikia, tetapi
dibesarkan di kota ini, dididik dengan teliliti dibawah pimpinan
Gamaliel dan hokum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi orang yang
giat berkerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini.” (Kisah
Para Rasul, 22:4)
Ia tumbuh sebagai seseorang yang membenci ajaran Isa bahkan terhadap
para pengikutnya (Galatia, 1:12-14; Kisah Para Rasul, 26:9-11, Kisah
Para Rasul, 22, 4-5). Al Kitab menyebutkan ia ditunjuk untuk mengepalai
pembunuhan Stepanus, seorang pengikut Yesus yang setia hingga ia mati
dalam rajaman batu (Kisah Para Rasul, 7:54-60). Ia juga mengepalai
pengejaran kepada para pengikut Yesus di Yerussalem. (Kisah Para Rasul,
8:1-3, Kisah Para Rasul, 9:1-2).
“1)Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus (Paulus) untuk mengancam
dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2) dan meminta
surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di
Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki maupun perempuan yang
mengikuti jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke
Yerusalem.” (Kisah Para Rasul, 9:1-2)
Paulus juga menempuh belajar ala pendidikan Filsafat Yunani dan
Romawi. Bahkan secara faham, ia menganut aliran Farisi (farusyin).
Aliran Farisi sendiri dikenal sebagai aliran yang sangat anti kepada
ajaran Isa. Meski demikian pengkut Kristiani percaya bahwa Paulus
(Saulus) telah bernar-benar bertaubat. Pertaubatan itu dikisahkan dalam
Kisah Para Rasul dimana Paulus mendapatkan teguran langsung dari Yesus
dan dengan perantara Ananias ia dibaptis.
“Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu,
tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4) Ia rebah ke
tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suata yang berkata kepadanya;
“Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiyaya Aku ?, 5) Jawab Saulus:
“Siapakah Engkau, Tuhan ?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, disana akan dikatakan
kepadamu apa yang akan kau perbuat.” (Kisah Para Rasul 9:1-6)
Mengenai sifat cahaya terang yang tampak oleh Paulus dan bunyi suara
yang terdengar olehnya, maka Kisah Para Rasul menyebutkan kisah tersebut
secara tak selaras. Pada pasal ke 9 ayat ke 7 disebutkan bahwa para
rombongan kafilah yang membersamai Paulus saat mendapatkan teguran dari
Yesus ternyata tidak dinampakkan cahaya tetapi hanya mendengar bunyi
suara.
“Maka termanggu-manggulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka
memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.”
(Kisah Para Rasul, 9:7)
Tetapi pada bagian lain, menurut apa yang dijelaskan Paulus kepada
orang Yahudi bahwa rombongan tersebut justeru diberitakan melihat cahaya
dan namun tak mendengar suara.
“Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi
suara Dia yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.” (Kisah Para
Rasul, 22:9)
Selanjutnya, Abu Yamin Rohan, pakar Kristolog di Indoneisa
menjelaskan bagaimana perjalan Paulus setelah menerima wahyu dari Tuhan
ke dalam empat fase secara umum.
Fase pertama, yaitu fase evangelisasi (euaggelistios). Daerah pertama
yang dijaikan Paulus sebagai basis adalah Antiochia, sementara Syprus
dan Asia Kecil digunakan sebagai daerah kunjunganya. Pada tahun
kira-kira 46 M, Paulus bersama Barnabas dan ditemani oleh Markus menuju
Syprus, lalu berlabuh di Pafos, kemudian menyebrangi dan mendarat di
Perge, sebuah daerah dari Phampias; dari sana menuju kepedalaman,
sementara Markus kembali ke Antiochia. Di Sypurs mereka mengunjungi
Salamis dan Pafos, sementara di Asia Kecil mereka mengunjungi Perge,
Antiochia, ikonium, Lystra dan Derba.
Fase kedua, Perjalanan juga dimulai dari Antiochia. Pada kali ini
Barnabas dan Markus tidak menyertai lagi, akant tetapi Paulus disertai
oleh Silas dan Timotius. Mereka mengunjungai Asia Kecil seperti Derba,
Lystra, Ikonium, Galatia dan Troas; makedonia; Pilipi, Tesalonika dan
Brea, sedangkan daerah Yunani Paulus mengunjungi Athena dan Korintus.
Pada mulanya Barnabas menyarankan agar Markus dibawa serta, tetapi
Paulus menolak Markus. Akhirnya Paulus ke Asia Kecil dimana ia mendapt
teman Timotius namanya. Di Agege (Troas), Lukas menggabungkan dirinya
juga. Mereka segera menyebrang ked an mendapt di Neopolis lalu berjalan
kaki ke Pilipi (Makedonia). Diperjalan ini Paulus dipenjarakan oleh
sebab timbulnya reaksi penduduk atas ajarannya. Akan tetapi hanya
semalam saja, disertai gempa bumi ia segera dibebaskan. Ia kemudian
menuju ke Tesalonika dan terus menuju Brea. Disinipun Paulus hanya
sebentar saja, ia segera lari menuju pantai dan sampailah ia ke Athena.
Dari Athenalah Peulus mengirim surat kepada Silas dan Timotius yang
masih berada di Tesalonika dengan harapan agara dapat segera
menggabungkan diri bersamanya. Sebelum Silas dan Timotius tiba Paulus
menggunakan waktunya untuk mengajar di masyarakat setempat Sinagoge dan
Agera. Disitu Paulus berhasil mengkristenkan Dionysius Areogagus
sekalipun I amengalami dikejar-kejar penduduk. Karena Silas dan Timotius
tak kunjung menyusul maka Paulus terpaksa pindah ke Korintus dan
menetap kurang lebih 18 bulan dan mendapatkan banyak pengikut yang
seimbang dengan jemaat Antiochia dan Yerusalem. Dalam masa ini antara
tahun 51-52 Masehi ia menulis surat pertama ke Tesalonika I, kemudian
setalah Silas (Lukas) dan Timotius tiba dengan berita baru, iapun
menulis surat Tesalonika II.
Fase ketiga, sesudah beberapa lama Paulus beristirahat di Antiochia,
iapun berangkat menuju Epese. Sebelum ia, Aquila dan Priscila telah
berjalan lebih dulu, untuk persiapan-persiapan tertentu. Di daerah ini
ia tinggal kurang lebih dua tahun. Setelah terdengar berita tentang
perpecahan jemaat Korintus, menyebabkan Paulus berkirim surat kepada
mereka dan dibawa oleh Timotius. Tetapi laporan Timotius di belakngnya
telah menyebabkan Paulus sendiri yang harus berkunjung sekaligus
melakukan penyelesaian. Surat Korintus II ditulis dan dikirimnya setlah
ia sendiri kembali ke Epese melalui sahabatnya Titus. Sebenarnya antara
Paulus dan Titus terdapap janji untuk bertemu di troas, tetapi beberapa
sebab menyebabkan Paulus berangkat dan mendahului janjinya sampai ke
Makedonia terus ke Korintus. Surat ke Roma telah ditulis Paulus
semasanya di Korintus. Setalah kurang lebih tiga bulan saja Paulus ke
Korintus, iapun segera menuju Yerusalem. Malang bagi Paulus, semasa ia
berkunjung ke Kanisah, ia ditangkap da dihadapkan ke Sanhendrin. Iapun
meringkuk dalam tahanan selama 2 tahun lamanya.
Fase ke empat. Mungkin pada tahun 60 Mesehi, fortius Festus
menggantikan gubernur Felik henak menyerahkan Paulus kepada orang
Yahudi. Paulus menolak bahkan ia meminta naik banding ke Kaisar.
Permintaan Paulus di Kabulkan. Ia diberangkatkan dengan Kapal dan
dikawal oleh kompi pengawal dengan perwira Yulius sebagai komandan.
Tetapi ia masih merasa terhibur karena berbeapa sahabatnya seperti
Lukas, Timotius, Aristarchus turut mengantar. Namun mereka menderita
diperjalanan, dimana topan mengamuk hingga kurang lebih 14 hari lamanya
mereka baru terdampar di pulau Matla. Jika dihitung maka tiga bulan
lamanya mereka baru sampai ke Italia. Sekalipun Paulus di kawal, ditahan
dan derita-deria lainnya, tetapi ia cukup terhibur, dimana jemaat
Kristen Roma menyambutnya dengan meriah sekali. Ia diizinkan menerima
tamu, dan kemudian ia dibebaskan sesudah tahanan selama 2 tahun. Sesudah
masa-masa ini, sejarah tidak banyak menceritakan aktifitas Paulus.
Selama dalam tahanan Paulus sempat menulis surat-sura untuk temannya
Timotius. Isinya tentang suka-duka dalam tahanan, pengembalaan jemaat
dan tak lupa mengharapkan kehadiran Timotius untuk datang berkunjung
kepadanya. Banyak para ahli menyebutkan bahwa Paulus mati dipenggal
kepalanya di via Ostiense kurang lebih tahun 67 Masehi, kemudian jemaat
menyaksikan kuburannya di Gereja Besar Santo Paulus di Roma.
III. Membedah Ajaran Paulus dalam Al Kitab
Kehadiran Paulus dengan model Kristen yang dibawanya memang sebuah
kontroversi. Adalah pengakuannya dalam menerima wahyu Tuhan sebagaimana
disebut dimuka sebagai suatu kontroversi yang paling menonjol. Betapa
tidak, apa yang dibawa oleh Paulus ternyata dipandang sebagai ajaran
yang sama sekali tidak meneguhkan ajaran Yesus sebagaimana diterima
secara langsung oleh murid-murid-Nya. Dalam Naskah Laut Mati, perihal
kejelekan sifa Paulus dapat dibaca dalam Hababuk Pesher sebagaimana
dikutip oleh Robert Eisenman dalam bukunya James the Brother of Jesus
(hal. 524); “The Wicked Priest…become proud and he deserted god and
betrayed the Laws because of Riches” (Pendeta yang keji… menjadi sombong
dan melupakan tuhan Allah dan mengkhianati hokum (Taurat) demi untuk
berfoya-foya)
Sebelum memasuki satu persatu pokok-pokok ajaran Paulus, penulis
sebutkan sebuah analisa dari Prof. Sharl Jenniber yang melihat latar
belakang kehidupan Paulus sebagai landasan membaca tokoh ini. Prof Sharl
menyebutkan bahwa; “Tarsus, tempat lahir Saul yang Yahudi itu, adalah
kota yang sangat sibuk, muara perdagangan antara Asia Kecil dan Syam
(syiria dan sekitarnya0. ia m erupakan persimpangna jalan perdagangan
penting yang dalam waktu bersamaan bisa berkumpul pedagang-pedagang
Yunani, Italia, Siprus, Venisia (Lebanon) dan Mesir. Tentunya mereka
juga membawa kebudayaan (pemikiran), kepercayaan dan agama
masing-masing. Selain itu Tartus juga memiliki sebuah perguruan
filsafat. Kata Straon, ahli sejarah dan ahli geografi, perguruan
filsafat Tarsus itu menyebabkan kota itu dikenal oleh orang Yunani dan
Romawi sehubungan studi filsafat. Para pengajar filsafat di Tartus
mengikuti mahdzhab Stoisisme (Filsafat Zeno). Jadi dapat kita ketahui
identitas pemikiran Paulus, baik bidang kefilsafatannya maupun
kepiawaiannya menggunakan gaya orang Yunani. Malah pada akhirnya Paulus
menjadi salah seorang guru dibidang itu.” “Setelah mempelajari dengan
akurat, ternyata dalam 14 surat Paulus tercium aroma pemikiran-pemikiran
antara ajaran Yahudi, ajaran kepercayaan Yunani, ajaran Injil dan
mitologi agama-agama timur.”
Analisa ini akan kita baca melalui pandangan, ajaran serta
pernyataan-pernyataan Paulus semasa hidupnya sebagaimana tertuang banyak
dalam Al Kitab. Berikut ini akan penulis sebutkan beberapa diantaranya
yang dianggap cukup mewakili, diambil dari sejumlah surat-surat dan yang
ditulis Paulus, maupun catatan para pengikutnya.
A. Menghalalkan akhohol dan minuman keras
Dalam I Timotius Paulus menganjurkan untuk menambahkan sedikit anggur kedalam minuman sebagai obat kelemahan.
“Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur
sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.” (I
Timotius 5:23)
Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Isa (Yesus) yang justeru melarang meminum minuman keras secara umum.
“Tuhan berfirman kepada Harun: “Janganlah engkau minum anggur atau
minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk kedalam kemah
pertemuan supaya jangan kamu mati. Itulah ketetapan untuk selama-lamanya
bagi kamu turun-temurun.” (Imamat 10:8-9)
“Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman
yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram.” (Hakim-Hakim
13:4)
B. Menghina hukum Turat
Paulus menyudutkan hukum Taurat sebagai hukum pembawa kemurkaan. Hal itu
sama halnya dengan menganggap Tuhan telah menurunkan hukum yang tak
sesuai atau sama halnya dengan menghina Rasul yang membawa Taurat itu
sendiri (Nabi Musa ‘alaihissalâm).
“Karena hukum Taurat membangkitkan murka, , tetapi dimana tidak ada
hukum Taurat, disitu tidak ada juga pelanggaran.” (Roma 4:15)
“Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin
banyak, dan dimana dosa menjadi bertambah banyak, disana kasih karunia
menjadi berlimpah-limpah.” (Roma 5:20)
C. Beramal dengan hukum Taurat sia-sia. Yang terpenting Iman saja pada Yesus
Bagi Paulus, Taurat memang tak bernilai apa-apa. Bahkan ia beranggapan
bahwa beramal dengan hukum Taurat tidak akan mendapatkan pembenaran dari
Tuhan. Yang akan mendapatkan pembenaran hanyalah iman saja pada Yesus.
“Kamu tahu, bahhwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena Iman dalam Kristus
Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus supaya kami
dibenarkan oleh karena Iman dalam Kristus dan bukan oleh karena
melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan
oleh karena melakukan hukum Taurat.” (2 Galatia: 16)
Pendapat Paulus ini memang ganjil. Oleh karena itu Yaqobus (murid
Yesus) justeru mencela pernyataan Paulus ini. Ia sendiri kemudian
menasihati manusia akan hal itu sebagaimana tertera dalam suratnya
“20) Hami manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang bahwa
iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong ? 21)Bukankah Abraham, bapa
kita dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia
mempersembahkan Ishak, anaknya, diatas mezbah ? 22) Kamu lihat, bahwa
iman berkerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” (Yakobus 2: 20-22)
Sebelumnya, Yakobus memang telah mendengar bahwa Paulus mengajak
manusia untuk meninggalkan hukum Taurat. Oleh sebab itu, ketika Paulus
datang ke Yerusalem orang-orang disana menyambutnya dan langsung
mengecek berita tersebut.
“20) Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi
percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. 21) tetapi
mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang
Yahudi yang tinggal diantara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum
Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan
anak-anaknya dan jangan hidup menurut adapt-istiadat kita.” (Kisah Para
Rasul 21:20-21)
D. Khitan bukan hukum Allah
Paulus beranggapan bahwa bersunat maupun tak bersunat bukan hal penting.
padahal hukum tersebut telah diamalkan oleh orang-orang Yahudi sejak
zaman nabi Musa dengan diturunkannya Taurat, sementara tidak ada
penghapusan dari Yesus.
“ 9) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara aku
dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki diantara kamu harus
disunat, 10) Haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan kamu.” (Kejadian 17:9-10)
“17) Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. 18) Karena Aku berkata kepadamu:
sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titik pun tidak akan ditidakan dari hukum Taurat sebelum semuanya
terjadi.” (Matius 5:17-18)
“Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi
percaya, datang dan berkata: “Orang-orang bukan Yahudi wajib disunat dan
diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” (Kisah Para Rasul 15:5)
Dalam ayat ini Nampak sekali ketegasan Yesus tentang Khitan dan
peneguhan atas isi Taurat serta ketegasan orang Farisi untuk membela
hukum Taurat tentang sunat. Namun Paulus justeru berbeda. Ketika hukum
sunat dipandang susah untuk diterima pada umat diluar Yahudi (oarng
Romawi), padahal mereka berkewajiban untuk menyampaikannya, maka Paulus
berselisih dengan Barnabas dan berfatwa tentang bolehnya tidak bersunat.
“18) Dan kalau seseorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah
ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seseorang
dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. 19)
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting adalah
mentaati hukum-hukum Allah.” (I Korintus 7:18-19)
E. Lebih baik dan utama tidak menikah
Paulus lebih menganggap bahwa tidak menikah itu lebih baik dari menikah, meski menikah tetap dibolehkan.
“Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin.” (I Korintus 7:1)
“ Tetapi , kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau
seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tapi orang-orang yang
demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu
dari kesusahan itu.” (I Korintus 7:28)
F. Merendahkan peran Wanita
Secara berlebihan Paulus tidak memperkenankan wanita untuk melakukan
pengajaran dan juga tidak diizinkan untuk memerintah (menyuruh)
laki-laki untuk berbuat sesuatu.
“12) Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak
mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. 13)
Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. 14) Lagipula
bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan
jatuh kedalam dosa.” (I Timotius, 2:12-14)
G. Konsep ketuhanan anak (son of God)
Paulus dengan gegabah melakukan distorsi sejarah tentang konsep
ketuhanan yang tidak dikenal oleh para murid-murid Yesus sebelumnya. Ini
sebagai bukti mitologi Yunani dan paganisme kuno yang melekat pada
teologi Paulus. Paulus beranggapan bahwa Allah yang bertahta di Syurga
mempunyai Anak yang sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan dan
segala sesuatu diciptakan melalui Dia.
“Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari
pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu
Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehnya segala sesuatu telah
dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” (I Korintus 8:6)
“Namun Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi
sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia
2:20-21)
H. Inkarnasi
Paulus memfinah Yesus sebagai inkarnasi Tuhan di bumi memalui benih Daud.
Tentang anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan
Daud, 4) dan menurut roh kekudusan dinyatkaan oleh kebangkitan-Nya dari
antara orang mati, bahwa I adalah anak Allah yang berkuasa, Yesus
Kristus Tuhan kita. (I Roma 2:3-4)
“5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. 6) Yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, 7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan
manusia.” (Filipi, 2:5-7)
I. Dosa waris
Bagi Paulus, Tuhan telah berkehendak untuk menciptakan manusia tinggal
di Syurga. Akan tetapi akibat dosa Adam dan Hawa maka ia turun kedunia.
Dosa inilah yang menurut Paulus diwariskan kepada anak cucunya hingga
saat ini.
“21) Sebab sama seperti maut datang Karena satu orang manusia, demikiran
juta kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. 22)
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam,
demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus.” (I Korintus 15:21-22)
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar
kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12)
J. Penyaliban Yesus dan penebusan dosa
Bagi Paulus, Yesus telah menyerahkan dirinya berkorban sampai mati
ditiang salib untuk menebus dosa warisan Adam. Suapa dapat memperolah
hidup kekal, maka setiap orang harus beriman kepada penyaliban dan
penebusan dosa ini.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8)
“3) Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah,
bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, 4) Yang telah menyerahkan
diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat
yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. (Galatia 1:3-4)
K. Kenaikan Yesus ke langit setalah matinya
Setelah bangkit dari kematian, Yesus naik ke langit dan bersemayam di sebelah kanan Tuhan Bapa;
“19) Dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan
kekuatan kuasa-Nya, 20) Yang dikerjakan-Nya didalam Kristus dengan
membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah
kanan-Nya di sorga.” (Efesus 1:19-20)
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk disebelah kanan Allah.”
(Kolose 3:1)
L. Ketuhanan Yesus
Bagi Paulus, Yesus adalah 100 persen Tuhan dan 100 persen manusia.
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9)
“Mereka aadalah keturunan bapa-bapa leluhur yang menurunkan Mesias
dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang dia di atas segala sesuatu. Ia
adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.” (Roma 9:5)
“Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari
pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu
Tuhan saja yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah
dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” (I Korintus 8:6)
“19) Paulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di
Damsyik. 20) Ketika itu juga ia memberitakan Yesus ke rumah-rumah
ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah anak Allah.” (Kisah Para Rasul
9:19-20)
Dari teologi inilah kemudian nanti berkembang menjadi Trinitas.
J. Makanan yang Haram
Berdasarkan keterangan para nabi dan tetap diteruskan oleh Musan dan Isa
(Yesus), maka tidak semua makanan boleh dimakan. Babi misalnya, ia
jelas-jelas sesuatu yang haram. Simak ayat berikut ini;
“Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah
biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci
hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak
berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. 8) Juga babi Hutan, karena
memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.
Daging binatang-binatang itu jangan kamu makan dan jangnlah kamu terkena
bangkainya.” (Ulangan 14:7-8)
“Mereka yang mengkuduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman
dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang
memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka
semuanya akan lenyap sekaligus, demikitanlah firman Tuhan.” (Yesaya
66:17)
Akan tatepi, hukum itu semuanya ditiadakan oleh Paulus. Ia justeru
menganggap semuanya halal dan boleh dimakan. Simak pernyataan paulus
berikut;
“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi akau tidak membiarkan diriku diperhamba
oleh sesuatu apapun.”
(I Korintus 5:12)
“Kamu boleh memakan sesuatu yang dijual dipasar daging, tanpa
mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.” (I
Korintus 10:25)
“4) Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak
ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, 5) Sebab semuanya
itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.” (I Timotius 4:4)
Misi yang dibawa oleh Paulus memang tak sejalan dengan misi yang
dibawa oleh nabi Isa (Yesus). Bagan berikut ini akan lebih memudahkan
untuk membacanya;
Misi Yesus Misi Paulus
1. Rasul Bani Israel (QS. Ali Imran, 49), (Injil Mathius 2:6, 19:28, Lukas 22:30)
2. Mengajarkan syahadatain bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Isa (Yesus) adalah Rasul utusan Allah (Injil Yohanes 13:3)
3. Membenarkan dan menggenapi hukum Taurat (QS. Ali Imran, 48), (Injil Matius 5:17-18)
- Kewajiban Khitan (Kejadian 17:10-14, Lukas 2:21)
- Haram minum Al Kohol / minuman keras (Imamat 10:8-10, Hakim 13:4)
- Haram makan daging babi (Imamat 11;7, Ulangan 14:8)
- Haram makan darah/didih (Imamat 7:27, 17:12-13)
4. Menerima firman Allah dan mengajarkan Injil Allah (Injil Markus 1;14, Lukas 4:43, Yohanes 12:49-50, 14:24, 17:8, 17:14)
5. Menubuwatkan datangnya nabi Muhammad (QS. Al A’raf 157), (Injil
Yohanes 14:15-17, 25-26,
16:7-15, Mathius 21:42-43, 23:39) 1. Rasul
segala bangsa (Roma 11:13, Galatia 2:7, Efesus 3:8, Roma
1:5, II
Korintus 11:5, II timotius 2:8)
2. Mengajarkan ketuhanan Yesus
- Yesus adalah anak Allah (Kisah Para Rasul 9:20)
- Yesus adalah Tuhan (Kisah Para Rasul 2:36, Roma 9:5, 10:9, I Korintus 6:14, 8:6)
3. Membatalkan hukum Taurat (Roma 3:20, 4:15, 5:20, Galatia 2:16, 3:10-11)
- Membatalkan khitan (Galatia 5:2, 6;15, Kolose 2:11)
- Menyuruh minum alcohol/minuman keras (I Timotius 5:23)
- Semua daging halal dimakan (Korintus 6:12, 8:8, 10:25, I Timotius 4:4, Roma 14:17)
Penulis menganalisa, bahwa apa yang dilakukan oleh Paulus ini,
selain sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Prof. Sharl Jenniber, maka
terkait pula dengan moral dan sifat-sifat negatef yang dimilikinya dan
disebutkan oleh Al Kitab seperti;
1. Bersifat bunglon
“20) Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi,
supaya aku memenangkan orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup dibawah
hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum
Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya
aku dapat memenangkan mereka yang hidup dibawah hukum Taurat. 21) bagi
orang-orang yang tidak hidup dibawah hukum Taurat, aku menjadi seperti
orang yang tidak hidup dibawah hukum Taurat…” (I Korintus 9:20-21)
2. Punya kelainan Spilt personality. Ungkapan Paulus sendiri tentang dirinya akan membaut orang ragu siapa sebenarnya dia.
“15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa
yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah
yang aku perbuat. 16)Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki,
aku menyetujui bahwa hukum Taurat itu baik. 17) kalau demikian bukan
aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada didalam aku, tetapi
bukan hal berbuat apa yang baik. 19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki,
yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku
kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. 20) jadi jika aku berbuat
apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya,
tetapi dosa yang diam di dalam aku…. 24) Aku manusia celaka
! Siapakah
yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini ?.” (Roma 7 15-24)
3. Merampok kepada jamaah. Paulus tega-teganya merampok jemaat-jemaat
yang lewat hanya supaya ia dapat hidup mandiri dan tidak menyusahkan
pengikutnya. Dan yang lebih aneh lagi, hal itu akan tetap ia lakuan
sebagai pekerjaannya.
“8) Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari
mereka, supaya aku dapat melayani kamu ! 9) dan ketika aku dalam
kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorangpun,
sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara dari
Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi
beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian.” ( II Korintus
11:8-9)
4. Berdusta atas nama kebenaran Tuhan. Paulus mengakui telah banyak
melakukan kedustaan atas nama Allah demi memuliakan-Nya. Bernarkan
prilaku yang demikian ini ? ini hanyalah akal-akalan dan ilusi Paulus
saja. Tak satupun perintah dari Yesus yang membolehkan berdusta untuk
memulikannya.
“ 5) Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah,
apakah yang akan kita katakana ?. tidak adilkah Allah –aku berkata
sebagai manusia – jika Ia menampakkan murka-Nya ? 6) sekali-kali tidak !
Andaikan demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia ? 7)
Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi
kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi sebagai orang berdosa ?.”
(Roma 3: 5-7)
“Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga Kristus diberitakan,
baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku
bersuka cita. Dan aku akan tetap bersuka cita.” (Filipi 1;18)
5. Melakukan tindakan-tindakan menganiaya. Latar belakang kehidupan Paulus memang tidak beres. Ia adalah perusak berat.
“Tentang kegiatan aku penganiaya Jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.” (Filipi 3:6)
“Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya
dengan sangat. 3) Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia
memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar
dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan kedalam penjara.” (Kisah Para
Rasul 8:2-3)
VI. Penutup
Bagi Paulus, agama Kristen harus membebaskan diri dari hubungan dengan
agama Yahudi, dan membuka diri kepada orang-orang yang bukan Yahudi.
Sejak diadakannya Konsili Yerusalem pada 49 Masehi dimana orang-orang
diluar Yahudi berkehandak untuk menghapuskan ajaran Yesus tentang
khitan, sabath, upacara di temple dan lain-lain kerena menganggap
identik dengan Yahudi, Paulus justeru mensetujuinya. Dalam pandagan
murid-murid Yuesus sebagai representasi ajaran Kristen Paulus adalah
seorang penghianat. Sampai tahun 70 M umat Kristiani yang masih menjaga
aturan-aturan Yesus sebagai kelanjutan agama
Yahudi masih tetap
mendominasi. Pemimpin komunitas tersebut adalh James, seorang kerabat
Yesus. Pada mulanya ia didampingi oleh Petrus dan Yahya. Ia adalah tiang
dari agama Kristen versi awal dan penentang Kristen versi Paulus. Pada
tahun-tahun itu, keluarga Yesus memegang posisi penting dalam gereja
(temple) Kristen di yerusalem. Setelah wafatnya James ia digantikan oleh
Simeon anak Cloepas saudara sepusu Yesus.
Dari pemaparan di atas, penulis kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan berikut ini;
1. Paulus lahir dari kondisi sosio budaya yang memungkinkan ia menyerap
kebudayaan asing (Yunani).
Kebudayaan Yunani yang masih melestaraikan
penyembahan kepada para dewa-dewa serta pemujaan terhadap
filosof-filosof masuk kedalam alam pemikiran Paulus dan menjiwainya.
2. Paulus yang memiliki watak ambisius melangkah secara berani untuk
menyatakan diri sebagai Rasul
pilihan Yesus dengan sebuah misi
terselubung. Ia ingin ajaran-ajaran para nabi yang secara turun temurun
dilestarikan oleh bangsa Yahudi mengalami keterputusan. Oleh karenanya,
ia menjadikan kendaraan misi Kristen yang berbasis pada cerita bohong
tentang pertobatannya dihadapan Yesus sebagai alat untuk menciptakan
agama baru.
3. Sayang sekali, dari jumlah perkataan Yesus dan perkataan Paulus, maka
perkataan Paulus sangat dominant di dalam Al Kitab. Al Kitab versi LAI
terbitan tahun 2001 menggambarkan pemuatan surat-surat Paulus dari
halaman 182-260 (kurang lebih 91 halaman). Ini artinya, lebih banyak
perkataan Paulus dari pada perkataan Yesus sendiri,
4. Terdapat perbedaan yang sangat kontras antara apa yang menjadi misi
Yesus dan apa yang menjadi misi Paulus. Seharunya, jika Paulus
menyatakan diri sebagai penerus risalah, ia dapat diterima oleh
murid-murid Yesus yang jelas-jelas mendapatkan secara langsung ilmu
darinya. Namun kanyataannya, para murid-murid ini justeru bersitegang
dan tidak menyetujui apa yang dibawa oleh Paulus, sementara ia sendiri
tak berjumpa dengan Yesus.
5. Jika dilihat dari perkataan-perkataan Paulus, Nampak sekali Paulus
ingin diterima di kalangan umat yang labih baik taraf kehidupannya,
yaitu orang-orang Romawi dan umat umat lainnya. oleh karenanya ia banyak
memberikan kelonggaran-kelonggaran hukum agar mudah diterima oleh orang
banyak meski harus bertentangan dengan hukum Taurat dan perkataan Yesus
yang diterima oleh murid-muridnya.
Wallâhu A’lam bi as Shawâb
Daftar Pustaka
1. H.M Rasjidi, Empat Kuliah Agama Islam dalam Perguruan tinggi, Jakarta: Bulan Bintang, 2003
2. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2004
3. Abi al Fida’ Isma’îl ibn Katsîr, Tafsîr al Qur’ân al Adzhîm, Beirut: Maktabah Al Ashriyyah, 2000
4. Ahmad Syalaby, Agama Masehi; Perbandingan Agama, Terj. Abu Ahmadi, Jakarta Bumi Aksara, 1994
5. Molyadi Samuel AM, Dokumen Pemalsuan Al Kitab, Surabaya; Victory Press, 2002
6. M. Natsir, Islam dan Kristen di Indonesia, Bandung: Peladjar Bulan Sabit, 1969
7. Huston Smith, The Relegions of Man, Terj. Saafroedin Bahar, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001
8. G.J Bleeker, Pertemuan Agama-agama Dunia, Terj. Barus Siregar, Bandung Penerbit W.Van Hoeve, tt
9. Nazaruis Rumpak, dkk, Buku Materi Pokok; Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004
10. Mâni’ bin Hammad al Jihny, Mausû’ah al Muyassarah fî al Adyân wa al
Madzâhib wa al Ahzâb al Ma’ashirah, Riyad: WAMY Nadwah al âlamiyyah li
As Sabâb al Islamy, 1997
11. Barnabas, The Gospel of Barnabas, Terj. Ahmad Kahfi, Surabaya: Bina Ilmu Offset, 2006
12. Yasin bin Nasir el Khatib, Baina al Qur’ân wa ahdain, Terj. Fuad Mohd. Fakhruddin, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1989
13. Joesoef sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, Jakarta: Al Husna Zikra, 1996
14. Agus Hakim, Perbandingan Agama; Pandangan Islam mengenai Kepercayaan
Majusi, Shaba’iyah, Yahudi, Kristen, Hindu, Buhda dan Sikh, Bandung:
Penerbit Diponegoro, 2004
15. Abu Yamin Rohan, Pembicaraan di Sekitar Bible dan Qur’an dalam Segi Riwayat dan Penulisnya, Jakarta: Bulan Bintang, 1984
16. Sanihu Munir, Islam Meluruskan Kristen, Surabaya: Victory Press, 2003
17. Rauf Syalabi, Yâ Ahl al Kitâb Ta’âlau ilâ Kalimatin Sawâ’, Terj. Imam Syafe’i Reza, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2001
18. Jehovah’s Witnesses, Should You Believe in the Trinity, Terj. Wahyudi, Jakarta; Ahmad Deedat Publishing, 2005
19. Abu Deedat Shihabudin, Madu dan Racun dalam Al Kitab, Jakarta: Pustaka la Tachzan, 2001
20. Maurice Bucaille, La Bible le Coran et la Science, Terj, H.M. Rasjidi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000
Narasumber
http://hudzai.wordpress.com
Hei pak/bung/bro, gak ada kerjaan lain yach? selain ngebongkar2 tentang alkitab, orang kristen sampe nulis panjang lebar tentang RASUL PAULUS kayak begini, Kirain memang bakal berguna buat kita yach, ada gunanya gitu? kirain ada apa yang mau baca apa terus pusing2 ngerenungin tulisan ente yang gak jelas asal usulnya itu (paling2 dari google search doang). Orang kristen mah udah ada yang ngurusin yakni Tuhan mereka sendiri, alkitab juga udah jelas Firman Tuhan yang hidup, orang kita udah "ngerasain" langsung kok, orisinil langsung, makanya kita nyantai2 aja gak kepo mesti nyebarin racun urusan kepercayaan orang lain dan merasa seperti ahli filsafah dan ahli Alkitab kesiangan. Urusi aja dirimu sendiri supaya berguna dulu bagi sesama manusia di sekelilingmu selama di bumi dalam bentuk tindakan yang lebih konkrit daripada buat blog ga jelas kayak begini, terus merasa diri "paling benar, paling hebat, paling tau, paling suci, paling, paling..." yang akarnya kesombongan. Lupa kata pepatah "kuman di seberang lautan tampak tapi balok di pelupuk mata tak tampak". Periksa aja kehidupan sendiri udah berapa banyak buat sesuatu yang lebih riil dan konkrit untuk kebaikan sesama manusia yang berkekurangan ? Jangan2 orang macam kayak gini kepikiran juga kagak untuk menolong sesamanya dalam bentukan tindakan yang lebih riil dan lebih konkrit orang duitnya sama waktunya habis buat main internetan untuk nyari2 tentang alkitab atau kekristenan terus ditafsirin, diposting berdasarkan rekayasana dan pikirannnya sendiri deh!!! Sayangnya usaha you itu, SIA2 BUNG!!! BELIEVE IS MINDSET dan untuk merubah mindset seseorang itu gak mudah harus ada sesuatu yang leblh kuat yang berdasarkan pengalaman sendiri.
BalasHapus