Penyaliban adalah inti keimanan Kristiani,Bagi Kristiani, penyaliban
adalah jalan keselamatan satu-satunya dalam memperoleh hidup yang kekal.
Dogma penebusan dosa melalui penyaliban tercipta berdasarkan adanya
keyakinan terhadap dosa waris yang semuanya diciptakan oleh oknum yang
sama, Paulus dari Tarsus. Disini kita tidak akan membahas mengenai
kepalsuan dogma penebusan dosa ataupun dosa waris, tapi kita akan
menguak kepalsuan kematian Yesus diatas kayu salib melalui persepsi
Bible sendiri, dengan kata lain, akan kita buktikan bersama bahwa Yesus
tidak mati diatas kayu salib berdasarkan Bible!
Kronologis kejadian dari Bible sendiri yang akan kami paparkan
berikut mengenai peristiwa dugaan kematian Yesus dalam penyaliban
sebelum dan sesudahnya akan membuktikan kebenaran tersebut.
Persiapan Untuk Jihad
Yesus sebelumnya telah mengetahui akan rencana Yahudi untuk menangkap
dan membunuhnya, hal tersebut telah diucapkannya dengan menubuatkan
Yudas yang akan menyerahkannya. Hal yang menjadi sorotan adalah bahwa
Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia
menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian, dan
persiapan akan senjata adalah hal yang diperlukan.
Lukas 22:35-36
22:35 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu
dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu
kekurangan apa-apa?”
22:36 Jawab mereka: “Suatu pun tidak.” Kata-Nya kepada mereka:
“Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia
membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak
mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
Ini adalah persiapan untuk perang, untuk melakukan Jihad!
Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran hal
yang akan terjadi selanjutnya. Mereka tidak mau menyerah bergitu saja
dijadikan bulan-bulanan kaum Yahudi tanpa adanya perlawanan yang
berarti.
Lukas 22:38 Kata mereka: “Tuan, ini dua pedang.” Jawab-Nya: “Sudah cukup.”
Senjata telah siap, perlawanan akan dilakukan. Kristiani sering
memberikan asumsi bahwa pedang yang dimaksud Yesus adalah pedang roh.
Entah apa maksud dari pedang roh tersebut, namun jika yang dimaksud
tersebut adalah pedang roh, lalu jubah apa yang dimaksud untuk dijual
Yesus? Jubah roh? Apa pula maksud dari dua pedang yang telah
murid-muridnya siapkan? Dan yang terpenting, pedang roh tentu tidak akan
dapat memutuskan telinga seorang hamba Imam Besar.
Matius 26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus
mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada
hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Dalam hal ini Yesus sama sekali tidak membicarakan tentang pedang
roh, satu-satunya pedang yang dimaksud Yesus tersebut adalah pedang
untuk melukai, untuk melakukan perlawanan, untuk membela diri.
Hal yang seharusnya menjadi pertanyaan, jika saat itu Yesus ingin
melakukan perang, mengapa dua pasang pedang saja sudah cukup? Hal ini
dapat dimengerti bahwa Yesus belum tahu kondisi diluar jangkauannya
mengenai seberapa besar pasukan Romawi yang akan menangkapnya, Yesus
tidak bermaksud melakukan pertumpahan darah besar-besaran dengan tentara
Romawi, dia hanya ingin menunjukkan bahwa dia bukanlah mangsa yang
dapat ditangkap dengan mudah. Alasan lain yang dapat dijadikan patokan
adalah masalah keuangan yang tidak memungkinkan, Yesus hanya menyuruh
murid yang memiliki jubah untuk dijual dalam membeli pedang.
Yesus mengetahui kesetiaan murid-muridnya yang menyertainya saat itu
yang bersedia berkorban dan mati demi dirinya. Dengan senjata yang
seadanya serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya,
murid-murid Yesus yakin dapat memenangkan pertempuran dalam menghadapi
kaum Yahudi.
Ahli Siasat Dan Strategi
Senjata dan keberanian telah siap dalam menghadapi hal yang tidak
diinginkan, strategi dan benteng pertahanan tentu adalah hal yang juga
perlu dipersiapkan dalam peperangan. Di Getsemani lah Yesus mengatur hal
tersebut. Getsemani adalah tempat Yesus dan murid-muridnya bersama
sebelum penyaliban, peristiwan di Getsemenai adalah saat-saat terakhir
Yesus sebelum diserahkan untuk disalib.
Yesus telah membuktikan bahwa dirinya mempunyai keahlian dalam
mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan
banyak akal. Saat itu bukan waktunya untuk duduk dan ongkang-ongkang
kaki untuk menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuhnya. Suatu malam,
sewaktu sedang menuju Getsemani (Bukit Zaitun) dengan suatu bangunan
berdinding batu yang jauhnya 5 mil dari kota, dia menggambarkan betapa
seriusnya situasi saat itu. Resiko yang harus dihadapi apabila mereka
gagal dalam serangan ini.
Anda tidak perlu menjadi anggota militer yang jenius untuk menilai
itu. Yesus menunjukkan kekuatannya sebagai ahli siasat yang lihai dan
pandai dalam mengatur ‘prajurit’nya. Yesus menempatkan delapan dari
sebelas muridnya pada pintu masuk bangunan tersebut.
Matius 26:36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke
suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada
murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk
berdoa.”
Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: “Mengapa mereka semua
pergi ke Getsemani?” Untuk beribadah? Apakah mereka tidak bisa pergi ke
kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya untuk
beribadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka berada pada
posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan musuh.
Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya untuk beribadah.
Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun,
mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi.
Matius 26:37-38
26:37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti
mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”
Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus (dua anak
Zebedeus) sekarang? Ke dalam kebun itu! Apakah untuk beribadah? Tidak!
Untuk membuat jalur pertahanan. Dia menempatkan delapan orang itu pada
pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan
bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk ‘menunggu dan
mengawasi’, untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak
memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia sendiri hanya berdoa!
Doa Yesus Di Getsemani
Matius 26:38-39
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti
mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”
26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,
tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki.”
Doa Yesus diatas adalah bentuk permohonan Yesus agar dibebaskan dari
cawan kematian. Frasa ‘cawan’ dalam ayat tersebut bermaksud percobaan
dan fitnah Yahudi, dimana Yahudi ingin membuktikan bahwa Yesus adalah
mesias palsu dengan cara menyalibnya, penyaliban itulah pencobaannya.
Sehingga dengan kata lain maksudnya kematian dalam penyaliban. Jadi
Yesus berdoa agar terbebas dari kematian dalam penyaliban.
Dari doa Yesus diatas, sudah menunjukkan fakta kepada kita, yaitu:
Pertama, Yesus tidak ingin mati dikayu salib.
Kedua, Yesus tidak mengenal penebusan dosa oleh penyaliban.
Yesus telah berdoa penuh dengan hikmat dalam mengharapkan pertolongan
Allah, pertanyaan selanjutnya adalah apakah doa Yesus dikabulkan?
Ibrani 5:7 Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan
kepada DIA, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena
kesalehanNya Ia telah didengarkan.
Ayat diatas telah cukup menjelaskan bahwa doa Yesus dikabulkan Allah,
dimana Yesus berdoa penuh ratap tangis dan keluhan untuk diselamatkan
dari maut. Adakah Kristiani yang bersedia mengatakan doa Yesus tidak
didengar oleh Allah?
Perubahan Strategi Diluar Rencana
Senjata telah siap, jalur pertahanan telah sesuai, lalu mengapa
akhirnya Yesus tertangkap juga oleh tentara Romawi? Yesus telah salah
perhitungan. Melihat antusiasme yang ditunjukkan oleh murid-muridnya
pada acara perjamuan malam, dia yakin bahwa mereka bisa melawan Yahudi
yang akan menangkapnya. Namun kenyataannya, ternyata Yahudi lebih cerdik
dari apa yang dipikirnya, mereka membawa tentara Romawi bersama mereka.
Yohanes 18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan
prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam
kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.
Disamping itu karena kelalaian yang telah dilakukan murid-muridnya
dijalur pertahanan yang telah membuat Yesus kecewa. Kelalaian itu adalah
tertidur disaat-saat genting.
Matius 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu
dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus:
“Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Markus 14:37 Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya
sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Simon, sedang tidurkah
engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?
Yesus memperingatkan murid-muridnya untuk berjaga sebentar lagi, tapi lagi-lagi muridnya mengabaikan perintah Yesus tersebut.
Markus 14:40 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka
sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab
apa yang harus mereka berikan kepada-Nya.
Hal tersebut membuat Yesus pasrah terhadap hal yang akan terjadi padanya, dan dia tidak ingin mengambil resiko.
Matius 26:44-45
26:44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
26:45 Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata
kepada mereka: “Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah
tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Murid-muridnya tertangkap ketika mereka sedang lengah dan dalam
keadaan mengantuk, persiapan mereka selama ini buyar sudah. Mereka tidak
mungkin mengalahkan sepasukan tentara Romawi yang sedia dengan pedang
dan tameng serta keahlian militer yang mumpuni dalam keadaan mengantuk
dan tidak ada persiapan. Yesus mengetahui resiko apa yang akan terjadi
jika mereka melawan, Yesus berencana melakukan perubahan strategi.
Meskipun begitu, beberapa muridnya masih sangat yakin akan keberanian
mereka.
Lukas 22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus,
melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: “Tuhan, mestikah kami
menyerang mereka dengan pedang?”
Tetapi sebelum Yesus menjawab pertanyaan tersebut, Petrus yang
pemberani mengeluarkan pedang dan menghunus salah seorang penangkapnya
sehingga terpotong telinganya.
Matius 26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus
mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada
hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Yesus tidak melawan tentara Romawi tersebut. Menyadari bahwa situasi
sudah berbalik dan tidak berjalan sesuai dengan strateginya, dia
menasihatkan murid-muridnya.
Matius 26:52 Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu
kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan
binasa oleh pedang.
Apakah Yesus tidak mengetahui makna dari pernyataannya ketika dia
menyuruh murid-muridnya untuk menjual jubahnya dan membeli pedang?
Tentunya dia tahu! Lalu mengapa sekarang malah bertentangan? Sebenarnya
tidak ada pertentangan. Situasi telah berubah, jadi strategi harus juga
dirubah. Dia menyadari bahwa melawan tentara yang terlatih dan
bersenjatakan lengkap dengan mengandalkan pasukannya yang masih
mengantuk dan tidak siap, hanya merupakan tindakan bunuh diri.
Yohanes 18:12 Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan
penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan
membelenggu Dia.
Yesus telah melakukan perubahan strategi, yaitu “menyerahlah untuk
menang”, atau bahasa harfiahnya “menyerahlah untuk tidak mati”. Yesus
tertangkap, diseret kehadapan pengadilan musuh-musuhnya.
Pengadilan Di Hadapan Imam Besar
Perjalanan menuju Yerusalem telah gagal. Penyerangan di bukit Zaitun
telah membuktikan kegagalan. Apabila ada hadiah bagi keberhasilan maka
akan ada pula balasan untuk kegagalan. Lawan sangat berat, Ditambah
dengan adanya kesengsaraan, cobaan, keringat dan darah.
Dengan tangan-tangan yang kuat, tentara-tentara Romawi menyeret tubuh
Yesus dari Getsemani ke Annas dan dari Annas ke Mahkamah Agama dan
dipertemukan dengan Uskup Agung dan sebagaimana yang ditunjukkan kaum
Yahudi ke Sanhedrin, untuk menghadapi pengadilan dan hukuman.
Matius 26:57 Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya
menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat
dan tua-tua.
Ketika jiwa Yesus terancam dalam sidang pengadilan musuh-musuhnya,
murid-muridnya justru enggan menampakkan batang hidungnya. Para murid
yang dari awal mengaku bersedia untuk mati demi Yesus sewaktu perjamuan
terakhir, menampakkan kesetiaan dalam strategi penyerangan di Getsemani,
sekarang bungkam dan seakan tidak perduli.
Markus 14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Belum usai penderitaan akan kegagalan Yesus dalam penyerangan di
Getsemani, dia juga akhirnya ditinggalkan murid-muridnya yang diyakini
setia terhadapnya. Yesus melawan tuduhan Imam Besar dan para ahli-ahli
Taurat, sendirian.
Matius 26:59-60
26:59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
26:60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
Pengadilan tersebut hanya sandiwara, bagaimanapun keputusan para
musuh Yesus tersebut sudah terekonstruksi sejak awal, Yesus harus
disalibkan. Tapi Yesus tidak dapat menahan diri untuk membela diri,
Yesus adalah oknum tidak bersalah yang ‘keras kepala’, meskipun dia tahu
keputusan apa yang ada dalam hati para pengadilnya yang tidak adil
tersebut untuk dirinya.
Yohanes 18:19-23
18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.
18:20 Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada
dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah,
tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara
sembunyi-sembunyi.
18:21 Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah
mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa
yang telah Kukatakan.”
18:22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di
situ, menampar muka-Nya sambil berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada Imam
Besar?”
18:23 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau kata-Ku itu salah,
tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah
engkau menampar Aku?”
Ada hal yang perlu ditinjau ulang dalam keyakinan Kristiani mengenai
hal ini. Kristiani menisbahkan beberapa nubuat dalam Perjanjian Lama
kepada Yesus untuk menunjukkan bahwa takdir Yesus memang adalah untuk
disalibkan, salah satunya ayat Yesaya berikut:
Yesaya 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan
tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting
bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Tapi anda telah menyaksikan sendiri bahwa Yesus tidak hanya diam
dihadapan musuhnya, mulai dari sebelum ditangkap sampai dalam
pengadilan. Yesus memberikan pembelaan terhadap dirinya dan tidak sesuai
dengan maksud nubuat tersebut. Lagi, Kristiani menisbahkan nubuat yang
salah kepada Yesus yang disangka Yesus sebagai penggenapannya, dan masih
banyak berbagai klaim nubuat tidak cocok lainnya yang dapat anda teliti
sendiri.
Nasib Yesus sudah diputuskan. Imam Besar di Mahkamah Agama (Kepala
Imam-imam Yahudi) adalah orang yang mengambil keputusan pada setiap
pengadilan sipil berdasarkan persangkaannya terhadap terdakwa. Dia telah
memutuskan bahwa Yesus harus mati, tanpa mendengar persidangan
pembelaan dan lain-lain. Dia telah merekomendasikan kepada mahkamah
untuk membunuh Yesus bahkan sebelum terjadi kasus tersebut.
Yohanes 11:50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu,
jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini
binasa.”
orang Yahudi tentu tidak mengimani bahwa Yesus adalah penebus dosa
manusia, lalu apa maksud bahwa Yesus mati untuk seluruh bangsa?
Yohanes 47-48
11:47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil
Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus
kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.
11:48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya
kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat
suci kita serta bangsa kita.”
Yohanes 11:53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.
Jadi, yang dimaksud tebusan untuk orang banyak adalah tidak lebih
bahwa Yesus semacam tumbal untuk menghindari amuk orang Romawi. Para
imam Yahudi tidak ingin Yesus banyak pengikut yang dapat menggeserkan
kekuasaan mereka sehingga jalan satu-satunya adalah membunuh Yesus. Pada
dasarnya tidak ada dosa yang harus ditebus, bagaimanapun kematian
diatas kayu salib adalah suatu bentuk kutuk dan penghinaan dan inilah
yang diinginkan oleh orang Yahudi.
Kaum Yahudi telah salah menilai Yesus bahwa dia menghina dan
berkhianat terhadap ajaran agama. Kristen adalah sama dengan Yahudi
dalam hal menghina Yesus, tetapi masalahnya berbeda. Baik Yahudi maupun
Kristen keduanya menginginkan Yesus mati. Satu untuk “kekuasaan diri”
dan yang satu lagi untuk “penebusan dosa”, dan tidak ada dari keduanya
yang benar. Yesus tidak mempunya hasrat menghasut bangsa Romawi merebut
tempat suci, dan Yesus juga tidak pernah punya keinginan menebus dosa
manusia serta tidak punya pengetahuan apapun soal penebusan diatas kayu
salib yang merupakan dogma Paulus.
Pengadilan Di Hadapan Pilatus
Matius 27:2 Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu.
Keputusan diambil dengan cepat dan bulat. Tapi tanpa izin tentara
Romawi, mereka tidak bisa menghukumnya. Pagi-pagi sekali, mereka membawa
Yesus ke Pilatus, karena seperti yang mereka katakan:
Yohanes 18:31 …Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.”
Yesus di wawancarai oleh Pilatus, pada dasarnya Pilatus tidak terlalu
tertarik terhadap kasus Yesus. Menurutnya Yesus tidak membahayakan
negaranya, dia tidak menentang kerajaan Romawi. Bahkan Pilatus
mengetahui bahwa orang Yahudi menyerahkan Yesus hanya sekedar dengki
terhadapnya yang semakin hari mendapatkan banyak pengikut dan dapat
melongsorkan otoritas mereka.
Matius 27:18 Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Dengan sikap bijaksana, Pilatus memberikan pembelaan terhadap Yesus.
Yohanes 18:38b Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus
lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku
tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.
Dalam masalah tersebut, Pilatus menemukan bahwa Yesus tidak bersalah.
Namun, pembelaan tersebut belumlah cukup, teriakan Yahudi yang haus
dalam membunuh setiap Nabi dan Rasul Allah semakin memanaskan suasana.
Pilatus pun menitahkan sekedar menyiksa Yesus tanpa menyalibnya.
Yohanes 19:1-3
19:1 Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.
19:2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu,
19:3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya.
19:4 Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: “Lihatlah, aku
membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak
mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.”
19:5 Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: “Lihatlah Manusia itu!”
Pilatus telah berusaha mati-matian dalam membela Yesus yang tidak
bersalah, Pilatus telah yakin bahwa Yesus memang tidak seharusnya mati.
Dalam kegalauan suasana perjalanan sidang seperti itu, istri Pilatus
mengirimkan pesan dan memberikan dukungan moril terhadap dirinya.
Matius 27:19 Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan,
isterinya mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara
orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi
malam.”
Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang
hukuman pada tiap-tiap hari raya atas pilihan orang banyak. Pilatus
memanfaatkan momen hari raya tersebut.
Yohanes 18:39 Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah
aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja
orang Yahudi bagimu?”
Matius 27:16-17
27:16 Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas.
27:17 Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada
mereka: “Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas
atau Yesus, yang disebut Kristus?”
Pilatus menyandingkan Yesus dengan Barabas yang dikatakan sebagai
penyamun, harapan Pilatus agar imam-imam Yahudi tersebut mau membebaskan
Yesus dan menghukum Barabas. usaha yang sia-sia.
Matius 27:21-22
27:21 Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di
antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?” Kata
mereka: “Barabas.”
27:22 Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus
kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia
harus disalibkan!”
Mengetahui bahwa semua usahanya sia-sia dan tidak berarti dihadapan
kedengkian orang Yahudi, teriakan kemarahan ditambah hasutan dan
pemerasan yang mereka lakukan terhadapnya.
Yohanes 19:12 …”Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah
sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia
melawan Kaisar.“
Pilatus angkat tangan, menyerah dengan semua pembelaan yang dia
lakukan terhadap Yesus. Meskipun Pilatus bersikeras untuk tidak
menghukum orang yang tidak bersalah dan berbahaya, dan istrinya pun
membelanya berdasarkan mimpinya, tetapi Pilatus tidak bisa menentang
pengaruh kaum Yahudi. Pilatus menyambut teriakan kaum Yahudi.
Matius 27:24 Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan
sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan
membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: “Aku tidak
bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!”
Yesus dan murid-muridnya tidak dapat menahan kaum Yahudi untuk
berniat membunuhnya, pembelaan Pilatus seorang wali negeri ditahan
dengan teriakan dan pemerasan kaum Yahudi. Pilatus pun menyerahkan Yesus
untuk disalib.
Metode Penyaliban
Prosesi penyaliban atau hukuman salib adalah suatu bentuk hukuman
mati dimana terhukum akan dipaku ke dua tangannya di tiang salib,
dikarenakan berat tubuhnya maka si terhukum akan mengalami kesulitan
nafas karena terhimpit paru-parunya hingga akhirnya hal ini akan
mempercepat kematian. Oleh karena itu untuk menambah penderitaan
(memperlama proses kematian) maka pada telapak kaki diberikan sandaran
papan di kakinya dipakukan kepada papan tersebut (sehingga dengan kaki
ini terhukum dapat berdiri menyangga tubuh). Terhukum akan dibiarkan
menderita haus dan rasa sakit bahkan gangguan dari mangsa hewan liar.
Penyaliban merupakan prosesi hukuman mati yang perlahan-lahan, dan
biasanya memakan waktu sampai dengan tiga hari hingga ajalnya tiba
berdasarkan catatan sejarah dan dari tinjauan sains serta medis.
Umumnya kematian ditiang salib terjadi karena dua hal:
Pertama, oleh infeksi. Dipakunya tangan dan kaki
pada kayu salib membuka peluang masuknya kuman ke dalam tubuh. Tanpa
perlindungan antibiotika, kuman tersebut akan berkembang dan menyebar ke
seluruh tubuh. Proses kematian karena infekasi seperti ini, biasanya
berlangsung 2-3 hari.
Kedua, Kematian disalib terjadi karena kelaparan dan dahaga. Dengan
tidak masuknya bahan makanan yang diperlukan untuk kehidupan normal,
maka hal tersebut akan mengganggu metabolisme dalam tubuh. Karena tidak
adanya suplai makanan, tubuh memobilisasi bahan simpanan yang ada dalam
tubuh. Bila simpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen yang ada habis,
maka protein yang ada di otot digunakan sebagai pembentukan energi yaitu
pembentukan ATP ATP merupakan energi “siap pakai”. Bila protein yang
ada di otot berkurang sedemikian rupa, maka fungsi sel akan terganggu
dan diakhiri dengan kematian. Proses ini biasanya berlangsung 6-7 hari.
Hakikat hukuman salib adalah kejamnya penyiksaan yang dirasakan oleh
terhukum, bukan pada kematiannya, melainkan kematian merupakan hal yang
diinginkan secepatnya oleh yang menjalaninya. Untuk mempercepat
kematian, terhukum akan dipatahkan kedua tulang-tulang kakinya sehingga
terhukum tidak punya tempat untuk menyanggah bobot tubuhnya dan
kematiannya akan segera terlaksana. Tanpa prosesi ini, terhukum biasanya
masih dapat bertahan berhari-hari sebelum menemui ajalnya.
Salib atau shalb berasal dari kata ash-shaliib yang berarti sumsum
atau lemak. Dalam bahasa Arab dikatakan ash-haabush-shulubi, yakni
orang-orang yang mengumpulkan al’idhaama (tulang) dan mengeluarkan
sumsumnya serta mencampurkannya. Dipatahkannya tulang-tulang kaki
(shalb-salib/patahkan tulang mengeluarkan sumsum) merupakan salah satu
prosesi yang harus dilakukan kepada terhukum. Manusia yang hanya
digantung dan tidak mati diatas kayu salib serta tidak menjalani prosesi
penyaliban secara sempurna belum dapat dikatakan telah menjalani
hukuman penyaliban.
Yesus Tidak Mati Di Tiang Salib
Sebelumnya Yesus telah diserahkan untuk menjalani penyaliban,
tangannya dipaku dan kakinya diberikan penyanggah sebagaimana prosesi
penyaliban lazimnya. Fakta-fakta dalam Bible berikut yang akan
membuktikan bahwa Yesus tidak mati disalib dalam melalui tahapan
penyaliban.
• Lama diatas tiang salib
Hal yang perlu menjadi tinjauan adalah berdasarkan penyebab kematian
salib yang telah dipaparkan sebelumnya dari tinjauan medis, bahwa
kematian salib baru dapat terlaksana setelah berhari-hari. Berapa
lamakah Yesus diatas tiang salib?
Menurut Bible, kaum Yahudi dan Romawi mengikat Yesus di kayu salib jam 12 siang (Matius 27: 46) dan pada jam 3 sore mereka telah menurunkannya,
berarti Yesus digantung di kayu salib hanya sekitar tiga jam! Sedangkan
berdasarkan tinjauan medis, manusia yang menjalani prosesi penyaliban
baru dapat mati minimal dua hari secara perlahan, tidak ada yang mati
dalam hitungan jam. Pertanyaannya, mengapa Yesus diturunkan begitu
cepat?
Jawabannya karena dalam Taurat ada tertulis hukum:
Ulangan 21:23 Maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman
pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu
juga, sebab seorang yang digantung terkutuk o(eh Allah, janganlah engkau
menajiskan tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu menjadi milik
pusakamu.
Jadi dikarenakan menurut hitungan hari Yahudi bahwa Hari Raya Sabath
telah mulai sejak hari Jum’at petang (jam 18), maka tidak boleh ada
najis (mayat orang terkutuk) yang menodai kesucian hari Sabath. Oleh
karena itu haruslah tidak boleh ada orang yang tergantung di kayu salib.
Sehingga Yesus harus segera mati di kayu salib dan langsung diturunkan.
• Peremukan tulang
Terdesak oleh waktu dalam hukum Yahudi tentang Sabath atau alasan
lainnya jika diperlukan untuk mempercepat kematian di tiang salib, para
penjagal telah menyiapkan cara dengan mematahkan kaki dan korban akan
mati karena lemas dalam satu jam. Ini adalah metode cepat dengan
mengabaikan kejamnya penyiksaan yang harus djalani korban.
Yohanes 19:31 …maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus
dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan
mayat-mayatnya diturunkan.
Pada saat Yesus dihukum salib ada juga dua penjahat yang dihukum
bersertanya, namun tidak seperti Yesus, mereka masih nampak segar atau
hidup, sehingga bagi mereka diperlakukan cara cepat untuk menghabisi
nyawa mereka dengan mematahkan tulang-tulang kaki mereka yang menyangga
tubuh mereka. Apakah prosesi ini juga dilakukan untuk Yesus?
Yohanes 19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka
tidak mematahkan kaki-Nya,
Perlu diketahui bahwa dasar orang Yahudi dalam menyatakan Yesus telah
mati adalah hanya dengan melihat, tidak menyentuh apa lagi merasakan
denyut nadinya.
Analoginya jika kita melihat orang yang tergeletak dijalanan, maka
setidaknya ada tiga persepsi yang muncul, yaitu bahwa orang tersebut
tertidur, pingsan, atau mati. Untuk menghilangkan persepsi bahwa orang
tersebut tertidur, cukup dilihat jika orang tersebut benar-benar tidak
bergerak karena bagaimanapun orang tertidur tentu masih menggerakkan
tubuhnya. Sedangkan untuk mengetahui apakah orang tersebut pingsan atau
mati, maka hal yang harus dilakukan adalah tidak cukup dengan melihat
saja, melainkan harus menyentuh dan merasakan denyut nadinya. Baru bisa
ketahuan tentang keadaan orang tersebut.
Apakah standar tersebut dilakukan untuk mengetahui bahwa Yesus telah
benar-benar mati? Tidak sama sekali! Beginilah cara Allah yang direkam
oleh Bible dalam menyelamatkan Yesus, yaitu dengan menyerupakan Yesus
nampak seperti telah mati dan membiarkan tentara Romawi hanya melihat
dan menduga-duga sehingga tidak berkeinginan mematahkan kakinya.
Terlihat dalam nubuat.
Mazmur 34:21 Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah.
• Penyebab kepingsanan
Mengapa Yesus pingsan dan tidak sadarkan diri begitu cepat sementara dua
penyamun yang dihukum bersamanya masih nampak siuman? Jawaban yang
logis dapat dilihat dari Bible sendiri.
Yohanes 19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka
mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur
asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Kata yang diterjemahkan menjadi anggur asam tersebut tertulis
‘vinegar’, bukan ‘wine’. Vinegar memiliki efek stimulasi yang sementara
sebagaimana obat amonia yang dicium dan bahkan dipakai untuk
menstimulasi budak-budak pengayuh perahu kapal. Memberikan anggur yang
dibumbui dengan Myrrh atau kemenyan kepada orang yang akan dihukum mati
sebagai usaha untuk menghilangkan rasa sakit (efek narkotik) adalah
sesuai dengan kebiasaan Yahudi.
Vinegar yang disebutkan dalam Injil dalam bahasa Latin disebut
Acetum/Acidus/Acere/Acida. Dalam budaya Persia dan Timur Tengah umumnya
mengenal Minuman persembahan suci (Haoma Drink). Haoma Drink dibuat dari
Juice tanaman Asclepias Acida. Efek minuman ini adalah membuat
seseorang menjadi koma (mati suri). Untuk membuat ramuan Haoma Drink ini
perlu keahlian agar takarannya tepat dan Orangorang dari Golongan
Yahudi Essene sangat mahir dalam bidang pengobatan/penyembuhan sangat
mengenal ramuan minuman ini. Salah satu efek dari ramuan Swallowwort
(Asclepias Acida) ini adalah Extreme sweating and a dry mouth, dan ini
sesuai dengan apa yang di alami oleh Yesus.
Yohanes 29:28 berkatalah Ia : “Aku haus!“
Dan akibat dari ramuan inilah Yesus menjadi koma (mati suri) di tiang
salib. Sehingga Yesus hanya pingsan diatas kayu salib dan tampak
seperti telah mati.
• Penusukan lambung
Tentara Romawi tersebut berpikir bahwa Yesus telah mati sehingga tidak
perlu mematahkan kakinya. Salah seorang dari mereka kemudian menikam
lambungnya dengan tombak.
Yohanes 19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam
lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Adalah rahmat Allah bahwa ketika tubuh manusia tidak kuat menahan rasa sakit atau nyeri yang amat sangat, maka tubuh akan pingsan.
Tetapi pada kondisi tubuh yang tidak bergerak, kelelahan dan posisi
berdiri yang tidak normal pada kayu salib, membuat aliran darah berjalan
lamban. Dengan adanya luka karena penikaman di pinggang, maka sirkulasi
darah mengalir teratur kembali. Pperlu diketahui bahwa hal ini (darah
mengalir) hanya dapat terjadi pada tubuh yang mana jantungnya masih
berdenyut (masih hidup). Dalam Ensiklopedia Biblica, pada artikel
“Cross” kolom 960 dikatakan: “Yesus hidup kembali jika penikaman itu
benar”.
Dan perlu diperhatikan kalimat “sekejap mengalir keluar” menandakan
bahwa darah memancar dengan cepat yang mana hal itu menunjukan bahwa
sebenarnya Yesus masih hidup manakala diturunkan dan hanya pingsan (yang
disangka telah mati oleh Yahudi dan Orang Romawi). Dr. W.B. Primrose,
seorang ahli anastesi RS. Royal Glasgow dalam tulisan beliau dalam
harian “Thinker Digest” mengatakan: “Bahwa air tersebut disebabkan oleh
adanya gangguan syaraf pada pembuluh darah lokal akibat rangsangan yang
berlebihan dari proses penyaliban”.
• Murid rahasia
Banyak yang tidak mengetahui bahwa Yesus memiliki murid atau pengikut
rahasia dari golongan Yahudi Essenes. Ya! Yesus memiliki murid rahasia
yang juga memiliki misi rahasia untuk merencanakan penyelamatan terhadap
dirinya. Mereka telah berperan sejak awal bekerja sama dengan Pilatus.
Pilatus secara rahasia menolong Yesus dengan menetapkan waktu hukuman
salib pada Jum’at siang (jam 12 siang) (Matius 27 : 46), dan pada jam 3
sore (jam 15) Yesus diturunkan dari Tiang Salib dengan kondisi tampak
“mati”.
Kepingsanan Yesus di atas tiang salib sehingga dia tampak mati dengan
bantuan ramuan Haoma Drink tidak terlepas dari pekerjaan golongan
Essenes tersebut. Para murid rahasia Yesus dari golongan Essenes bekerja
sama dengan Pilatus telah memberikan Haoma Drink ini kepada Yesus
sebelum dia di paku di tiang salib dan ini merupakan rencana rahasia
untuk menolong Yesus. Itulah mengapa Yesus merasa kehausan seperti yang
telah diterangkan dimuka. Untuk membuat ramuan Haoma Drink ini perlu
keahlian agar takarannya tepat dan orang-orang dari Golongan Yahudi
Essene sangat mahir dalam bidang pengobatan/penyembuhan dan sangat
mengenal ramuan ini.
Beginilah cara Allah menyelamatkan utusan-Nya melalui tangan pengikut
atau murid setianya yang bekerja secara rahasia sehingga Yesus melalui
prosesi penyaliban dengan selamat.
• Turun dari kayu salib
Meski Bible menerangkan dengan berbeda-beda namun adalah suatu kepastian
bahwa pada saat menjelang jam 15 (3 sore) terjadi gemuruh, guntur,
gempa, serta langit pun menjadi gelap. Hal ini adalah suatu mukjizat
yang mana Allah menampakan gejala alam ini untuk membuat ciut dan takut
hati kaum Yahudi yang saat itu berpesta pora disekitar lokasi
tiang-tiang salib, yang serta merta hati mereka menjadi takut akan kutuk
Tuhan atas perbuatan mereka dan lari berhamburan menyelamatkan diri.
Peristiwa ini adalah rencana Allah yang karenanya para murid rahasia
Yesus (bukan yang 12 orang dimana mereka semua melarikan diri sewaktu
pengadilan karena takut) dapat mendekati tiang salib, menurunkan jasad
Yesus, dan mengurus Yesus. Adalah Nikodemus dan Yusuf Arimatea (murid
Yesus dari golongan Essenes) yang telah meminta jasad Yesus kepada
Pilatus.
Yohanes 19:38 Sesudah itu Yusuf dari Arimatea — ia murid Yesus,
tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi —
meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus.
Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan
menurunkan mayat itu.
Nikodemus, Yusuf Arimatea, Maria Magdalena, dan murid-murid rahasia
lainnya dari Essenes lah yang menolong dan mengurus tubuh Yesus setelah
diturunkan dari tiang salib. Perlu diingat bahwa kondisi dan situasi
saat itu sangat genting, karena jika orang Yahudi mengetahui bahwa Yesus
masih hidup maka mereka akan mencoba untuk membunuh untuk yang kedua
kali.
Sampai disini kita telah sampai pada fakta dengan kesimpulan yang
mengejutkan, fakta yang menyeramkan bagi keimanan Kristiani, kesimpulan
yang tidak pernah terbayang sedikitpun dalam pemikiran setiap pribadi
Kristen. Kesimpulan ini telah menghapuskan kebanggaan Kristiani terhadap
dogma keselamatan dalam penebusan dosa oleh penyaliban, Yesus turun
dari atas kayu salib dalam keadaan selamat!
Penyembuhan Dalam Kuburan
Dengan amat menjaga kerahasiaan misi penyelamatan, Yusuf Arimatea dan
Nikodemus juga Magdalena membawa jasad Yesus yang telah dibungkus dalam
kain kafan menuju ruang kubur dan meletakan Yesus di sana serta menutup
pintu kubur dengan batu. Bentuk kuburan Yahudi masa itu tidaklah
seperti model kuburan sekarang pada umumnya. Kuburan tersebut seperti
ruangan bawah tanah dimana terdapat celah-celah sehingga udara bebas
keluar masuk. Jim Bishop dalam buku “The Day Christ Died”,
mengatakan bahwa pekuburan tersebut berukuran lebar 5 kaki, tinggi 7
kaki dan kedalaman 15 kaki dengan balkan-balkan di dalamnya yang bagi
orang-orang gelandangan pasti mau memakainya sebagai tempat tinggalnya.
Mayat tidak ditanam ke dalam tanah, melainkan diletakkan di atas batu
yang ada di dalam ruang kubur terletak di gua ataupun yang sengaja
dibangun berbentuk semacam tempurung dan mempunyai pintu. Bentuk kuburan
seperti ini memungkinkan orang-orang bebas memasukinya, seperti yang
dilakukan Nikodemus.
Yohanes 19:39 Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang
mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak
mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
Nikodemus datang dan memasuki kuburan Yesus pada waktu malam.
Pertanyaannya mengapa Nikodemus datang kekuburan dengan membawa
ramu-ramuan? Yusuf dan Nikodemus adalah kaum Essenes yang terpelajar
khususnya dibidang ilmu pengobatan. Merekalah yang merawat dan mengolesi
tubuh Yesus dengan salep obat untuk menyembuhkan luka-luka akibat
hukuman. Mereka membawa banyak sekali (100 Pounds) rempah-rempah obat
myrr dan gaharu untuk diurapi (dilulurkan) ke tubuh Yesus yang terluka.
Hal yang sama dilakukan oleh Maria Magdalena.
Markus 16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria
ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan
meminyaki Yesus.
Pertanyaannya adalah Mengapa Maria Magdalena pergi ke sana? Untuk
meminyaki Yesus. Dalam bahasa Ibrani meminyaki adalah ‘masaha’ yang
berarti mengusap, memijat, meminyaki. Apakah orang-orang Yahudi memijat
mayat setelah tiga hari? Jawabannya tidak! Lalu mengapa seorang Yahudi
ingin memijat mayat yang sudah membusuk setelah tiga hari?
Kita tahu bahwa setelah tiga jam meninggal, maka mayat akan menjadi
kaku. Dalam tiga hari, mayat akan membusuk dimana sel-sel tubuh akan
pecah dan terurai. Jika seseorang menggosok mayat yang sudah membusuk
maka mayat tersebut pasti akan hancur berantakan. Apakah penggosokan itu
masuk akal? Tidak! Tidak jika hal itu dilakukan untuk jenazah yang
tidak bernyawa, tapi sangat masuk akal jika hal tersebut dilakukan untuk
manusia yang sedang menjalani proses pengobatan dalam peyembuhan dari
siksaan-siksaan yang diterimanya sebelumnya.
Demikianlah Jasad Yesus yang telah dilulur obat rempah ditidurkan di
dalam ruang kubur yang berbentuk gua dan berada dalam perawatan dari
murid-murid rahasianya.
Penyamaran Di Hadapan Maria
Pada hari minggu pagi Maria Magdalena berjalan sendirian menuju
kuburan Yesus. Manakala Maria tiba dikuburan, dia terkejut karena
melihat batu penutup pintu kubur sudah bergeser sehingga kuburan
terbuka, dan di dalam kubur tersebut tubuh Yesus sudah tiada.
Yohanes 20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika
hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat
bahwa batu telah diambil dari kubur.
Tentu Yesus lah yang telah menggeser batu tersebut karena dia telah
sadar dan siuman dari komanya serta sudah hampir pulih dari kesakitan
yang dia alami selama ini. Yesus tidak pergi kemana-mana, ia masih ada
disekitar pekuburan itu dan melihat Maria Magdalena yang kebingungan.
Yohanes 20:15 Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau
menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah
penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang
mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya
aku dapat mengambil-Nya.”
Pertanyaannya, mengapa Maria menyangka sosok Yesus sebagai penunggu
taman? Apakah orang yang baru sadar dari pingsannya dengan penuh luka
ditubuhnya tampak seperti penunggu taman? Jawabannya “Tidak!”. Yesus
terlihat seperti penunggu taman karena dia sedang menyamar. Untuk apakah
Yesus menyamar? Karena dia takut ketahuan terhadap orang Yahudi,
penjaga yang disuruh untuk menjaga kuburan Yesus juga masih ada
disekitar sana.
Mengapa Yesus harus takut ketahuan terhadap orang Yahudi? Karena dia
belum mati! Yesus tidak ingin ketahuan penjaga tersebut bahwa dirinya
masih hidup, karena jika hal itu terjadi, maka orang Yahudi akan mencoba
untuk membunuh dan menyalib dirinya untuk kedua kalinya. Jika Yesus
bangkit dari kematian, maka Yesus tidak punya alasan lain untuk menyamar
dan takut untuk pencobaan pembunuhan yang kedua kalinya.
Yesus tidak ingin Maria diliputi kebingungan dan kesedihan lebih
lama, dia pun menjelaskan kepada Maria siapa dirinya yang berdiri
dihadapan Maria cukup dengan menyebut nama Maria sehingga Maria langsung
mengetahui bahwa yang dihadapannya adalah sosok gurunya.
Yohanes 20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan
berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Maria gembira dan bahagia setelah mengetahui bahwa sosok yang
dihadapannya adalah Yesus yang telah siuman. Maria langsung ingin
merangkul gurunya, tapi ditahan oleh Yesus.
Yohanes 20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, …
Mengapa Yesus melarang Maria menyentuh dirinya? Pertama karena tubuh
beliau meski sudah pulih tentu masih mengalami nyeri akibat penyiksaan
fisik sebelumnya, dan kedua beliau tidak ingin ada orang lain yang
mencurigai penyamarannya. Kemudian Yesus berkata.
Yohanes 20:17 …sebab Aku belum pergi kepada Bapa,...
Maksud Yesus tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bahwa dirinya
masih hidup dan belum mengalami kematian. Yesus berkata dia belum pergi
kepada Bapa, dia belum meninggal, dia masih hidup.
Menemui Murid-Muridnya
Setelah peristiwa itu, Maria pergi kepada kesebelas murid Yesus untuk
menyampaikan berita tersebut. Yesus sendiri bertemu dengan dua orang
muridnya yang sedang menuju Emaus. Yesus belum membuka penyamarannya
kepada mereka, mereka bercakap-cakap selama perjalanan.
Lukas 24:19 Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka:
“Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di
depan seluruh bangsa kami.
Perlu diketahui bahwa murid-murid Yesus saja mengakui Yesus hanyalah
seorang Nabi dan tidak pernah mengklaim gurunya tersebut sebagai Tuhan.
Lanjut cerita, mereka sudah hampir sampai ke Emaus dan mengajak Yesus
yang mereka kira orang asing tersebut menginap dan makan bersama mereka.
Lukas 24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil
roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka.
Dari cara Yesus mengucapkan berkat dan membagikan makanan barulah
tersadar ke dua murid Yesus bahwa yang selama ini ada bersama mereka
adalah guru mereka, namun manakala mereka menyadari hal ini, Yesus telah
berlalu dan pergi meninggalkan mereka. Mereka mengabarkan peristiwa
yang mereka alami kepada murid lainnya, namun murid lainnya tidak
percaya.
Markus 16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada
teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak
percaya.
Singkat cerita, setelah semua kejadian tersebut, Yesus pun menemui dan menampakkan dirinya dengan jelas kepada murid-muridnya.
Lukas 24:36 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu,
Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada
mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Yesus telah menampakkan diri kepada murid-muridnya, tapi
murid-muridnya tidak percaya. Alasannya adalah karena dalam benak dan
pikiran mereka bahwa Yesus telah mati sehingga berpikir bahwa sosok
dihadapan mereka adalah hantu.
Lukas 24:37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
Mereka tidak mengetahui apa yang telah terjadi terhadap Yesus dan
penyelamatan rahasia yang direncanakan terhadapnya, karena mereka tidak
berada disisi Yesus menjelang penyaliban melainkan melarikan diri.
Sehingga sangat wajar jika mereka mengira Yesus adalah hantu, untuk itu
Yesus pun meyakinkan mereka.
Lukas 29:39-40
24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah
Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti
yang kamu lihat ada pada-Ku.”
24:40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
Kemudian pada akhirnya murid-muridnya tersebut percaya bahwa sosok
yang dihadapan mereka tersebut adalah Yesus yang masih hidup dan selamat
dari penyiksaan dan penyaliban.
Tanda Nabi Yunus
Perhatikan, kronologis semua peristiwa sejauh ini adalah penggenapan
atas apa yang telah dikatakan oleh Yesus jauh sebelum peristiwa
penyaliban. Manakala orang-orang Yahudi tetap tidak mau mengerti dan
menerima misi kerasulan beliau, dan orang-orang Yahudi itu tetap meminta
tanda-tanda ajaib kepada Yesus.
Lukas 11:29-30
11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus:
“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu
tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi
Yunus.
11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe,
demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.
Matius 12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga
hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim
bumi tiga hari tiga malam.
Jadi bagi orang Yahudi tiada tanda ajaib akan diberikan kecuali tanda
ajaib yang seperti mukjizat Nabi Yunus. Bagaimanakah tanda ajaib Nabi
Yunus itu? Seperti kita ketahui bahwa Nabi Yunus diutus oleh Allah, dan
seperti yang terdapat dalam riwayat Al-Qur’an dan Injil bahwa Nabi Yunus
berlayar dengan sebuah kapal, ditengah Samudera datang badai dan
orang-orang dikapal percaya bahwa untuk membuang sial maka harus ada
satu orang yang dilemparkan kelaut. Singkat cerita Nabi Yunus lah yang dilemparkan ke laut dalam kondisi HIDUP.
Dan di laut Nabi Yunus ditelan oleh Ikan Paus dan masuk ke dalam perut
Ikan, apakah beliau mati? Tidak! Karena di dalam perut ikan Nabi Yunus
berdo’a, apakah orang yang telah mati perlu berdo’a mohon selamat? tentu
tidak. Setelah tiga hari tiga malam di dalam perut Ikan, maka Ikan itu
memuntahkan keluar Nabi Yunus dari dalam perutnya, apakah dalam keadaan
mati? tidak! beliau tetap
HIDUP, dan beliau menemui orang Ninewe dan mereka pun menerima Nabi Yunus.
Jadi perhatikanlah tanda ajaib Nabi Yunus, beliau di hukum dalam
keadaan HIDUP, di dalam perut ikan dalam keadaan HIDUP, dan keluar dari
perut ikan dalam keadaan HIDUP. Inilah tanda ajaib yang sama yang di
alami Yesus, Yesus dihukum dalam keadaan HIDUP, beliau di masukan ke
dalam perut bumi (kuburan gua) dalam keadaan HIDUP, dan beliau siuman
dari pingsan dan keluar dari perut bumi dalam keadaan HIDUP.
Reaksi Yang Berbeda
Ada perbedaan reaksi yang dapat anda rasakan antara Maria Magdalena
dengan kesebelas murid Yesus mengenai “kebangkitan” Yesus. Maria
Magdalena adalah orang pertama yang menemui Yesus dalam keadaaan sadar
dari setelah turunya Yesus diatas kayu salib. Perhatikan reaksi Maria
setelah mengetahui bahwa sosok yang berbicara dengannya di pemakaman
adalah Yesus.
Yohanes 20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan
berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Maria gembira dan bahagia setelah mengetahui bahwa sosok yang
dihadapannya adalah Yesus yang telah siuman. Maria langsung ingin
merangkul gurunya, tapi ditahan oleh Yesus.
Yohanes 20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, …
Bandingkan dengan reaksi kesebelas murid Yesus setelah menemui Yesus.
Lukas 24:37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
Kesebelas muridnya justru terkejut, takut, penuh keraguan dan bahkan
mengira dihadapan mereka adalah hantu Yesus. Pertanyaannya, mengapa
terjadi perbedaan reaksi yang bertolak belakang antara Maria dengan
kesebelas murid Yesus tersebut?
Jawabannya jelas adalah karena Maria Magdalena mengetahui bahwa Yesus
masih hidup sewaktu turun dari kayu salib, dia dengan setia merawatnya
bersama murid rahasia lainnya dalam pekuburan. Maria adalah saksi yang
melihat penyaliban Yesus, sebagai murid rahasia bersama dengan Yusuf dan
Nikodemus yang kemungkinan telah bekerja sama dengan Pontius Pilatus
untuk rencana penyelamatan. Sehingga sangat wajar jika dia gembira
melihat guru yang dia rawat akhirnya siuman dan sadarkan diri.
Berbeda dengan kesebelas muridnya, mereka bukan saksi yang melihat
Yesus dari dekat, kemungkinan hanya dari jauh ataupun hanya mendengar
desas-desus dari orang sekitar. Apalagi mereka sama sekali tidak
mengetahui adanya rencana penyelamatan Pontius Pilatus dengan murid
rahasia dari golongan Esenes tersebut karena mereka sudah terlanjur lari
ketakutan sewaktu penangkapan Yesus untuk pengadilan.
Markus 14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Sehingga sangat wajar jika mereka merasa heran, ketakutan, dan tidak
dapat menerima fakta begitu saja bahwa Yesus masih hidup yang telah
berbicara dengan mereka.
Inilah Faktanya
Semua fakta-fakta diatas yang disadur berdasarkan kronologis dalam
Bible sendiri secara nyata telah menunjukkan bahwa Yesus tidak mati di
tiang salib, melainkan selamat dari penyaliban. Berikut kami uraikan
fakta-fakta tersebut kembali.
• Fakta pertama, Yesus tidak mati di tiang salib karena dia tidak ingin mati disalib!
Yesus bersama muridnya melakukan strategi pertahanan dan penyerangan
dalam menahan penangkapan orang Yahudi, dia berdoa di taman Getsemani
meminta dibebaskan dari cawan kematian salib, dia membela diri dihadapan
Imam Besar dan Pilatus.
• Fakta kedua, Yesus tidak mati di tiang salib karena
dia orang yang benar! Pilatus tahu bahwa Yesus orang benar sehingga
tidak seharusnya mati disalib, istri Pilatus pun mengetahui hal yang
sama lewat mimpinya. Yesus telah berdoa dengan penuh kesalehan
dibebaskan dari kematian salib, doa orang yang benar sangat besar
kuasanya.
• Fakta ketiga, Yesus tidak mati di tiang salib karena
dia hanya sebentar di atas kayu salib! Menurut pengamatan medis bahwa
secara normal manusia baru dapat mati di tiang salib setelah mengalami
proses berhari-hari, Pilatus mengetahui hal ini sehingga kaget sewaktu
mendengar berita tentaranya bahwa Yesus telah mati hanya dalam waktu
beberapa jam.
• Fakta keempat, Yesus tidak mati ditiang salib karena
tulang kakinya tidak dipatahkan! Peremukan tulang adalah alternatif
tercepat untuk mematikan seorang yang digantung di kayu salib, jika
tidak maka kematian masih dapat ditunda berhari-hari. Yesus tidak
diremukkan kakinya karena dikira telah mati dan sesuai dengan nubuat.
• Fakta kelima, Yesus tidak mati ditiang salib karena
dia pingsan sehingga tampak mati! Semua telah diatur sebagai rencana
penyelamatan murid rahasia Yesus. Penusukan lambung Yesus sehingga
memancar darah dan air membuktikan bahwa organ-organ tubuhnya masih
berfungsi.
• Fakta keenam, Yesus tidak mati ditiang salib dan
turun dengan selamat! Semua hal yang telah terjadi pada Yesus saat
melalui proses penyaliban adalah pembuktian bahwa Yesus masih bernyawa
sewaktu turun diatas kayu salib.
• Fakta ketujuh, Yesus tidak mati ditiang salib karena
menjalani perawatan dalam kuburan! Bentuk kuburan yang memungkinkan
untuk ditinggali makhluk bernyawa serta datangnya murid-murid rahasia
Yesus membawa ramu-ramuan dan rempa-rempa menunjukkan bahwa Yesus yang
bernyawa sedang dalam masa penyembuhan.
• Fakta kedelapan, Yesus tidak mati ditiang salib
karena dia menisbahkan tanda Nabi Yunus untuk dirinya! Yunus masuk dalam
perut ikan paus hidup-hidup, menjalani kehidupan sementara dalam perut
ikan paus hidup-hidup, dan keluar dari perut ikan paus dalam keadaan
hidup. Begitu juga dengan Yesus, masuk dalam perut bumi hidup-hidup,
menjalani kehidupan sementara dalam perut bumi hidup-hidup, dan keluar
dari perut bumi dalam keadaan hidup.
• Fakta kesembilan, Yesus tidak mati di tiang salib
dapat dilihat dari perbedaan reaksi orang yang dia temui! Maria
Magdalena bahagia dan gembira melihat Yesus, karena Yesus sadar dari
koma. Berbeda dengan kesebelas muridnya ketakutan dan penuh keraguan
melihat Yesus, karena dalam pikiran mereka Yesus telah mati dan bangkit
sebagai hantu.
• Fakta kesepuluh, Yesus tidak mati di tiang salib dan tidak bangkit dari kematian! Berdasarkan pemaparan cermat diatas.
Demikianlah fakta tak terbantahkan dari Bible sendiri bahwa Yesus
tidak lah mati ditiang salib, melainkan selamat dengan cara yang
menakjubkan. Dengan begini gugurlah sudah harapan dan modal Kristiani
yang mempercayai Yesus harus mati di tiang salib untuk menebus dosa-dosa
dan bangkit lagi dari matinya. Penelitian secara cermat dan objektif
menggunakan sumber Kristen sendiri telah memunahkan dogma yang mereka
anut bertahun-tahun dan dipercaya sebagai satu-satunya faktor memperoleh
keselamatan.
Paulus berkata:
I Korintus 15:14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka
sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Dengan begini, kepercayaan Kristiani terhadap berbagai dogma Kristen sia-sia belaka.
Penyelamatan melalui darah Yesus hanyalah mitos publik yang tidak akan
pernah dirasakan oleh siapapun. Kebangkitan sebagai bentuk kemenangan
hanyalah kisah fiktif yang dibungkus dengan kebohongan dan didramatisir
sedemikian rupa. Kita telah sampai pada kesimpulan akhir yang
menjanjikan. Tidak ada kematian di tiang salib, tidak ada penyelamatan.
Tidak ada kebangkitan, tidak ada kekristenan!
Sumber :Kesaksian mualaf
saya sangat terkesimah dengan pemaparan anda yang begitu panjang dengan berbagai data-data pendukung duniawi hanya untuk membuktikan pernyataan anda diatas.. tetapi sangat disayangkan bahwa "petikan-petikan ayat" yang anda imbuhkan tidaklah benar persis sperti yang aslinya (indikasi bahwa anda tidak lah ingin menempatkan kebenaran sesuai dengan yang aslinya)
BalasHapusdiatas :banyak sekali pernyataan anda masih mengemukakan dalil-dalil yang bersifat asusmsi ( artinya : tanpa kevalidan yang akurat, data anda bersifat katanya, dan sepihak).
contoh : kesimpulan terakhir sumber, hanya menuliskan kesaksian mualaf, siapa mualafnya, apa latar belakangnya, dsb) .
bagaimana anda menjadikan seseorang mualaf menjadikan dasar acuan untuk membuat kesimpulan..???
mungkinkah seorang kristen yang tidak mengerti agamanya sendiri dan menjadi mualaf pengaruh dari"pengaruh"muslim dapat dijadikan acuan...?
sungguh suatu kajian yang sangat dangkal untuk dijadikan suatu artikel,, sebagai catatan: untuk membuat pernyataan tertulis saja yang dikutip dari seseorang, haruslah orang tersebut mempunyai latar belakang dan nama besar yang perlu diakui orang lain,, apalagi bila mengutip tentang materi agama.......
mudah-mudahan anda diberi berkat dan bimbingan dari Tuhan, agar menjadi lebih bijak dan arif...
TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ROSULULLAH
BalasHapusSEMOGA AKU DAN KAMU SEKALIAN SENANTIASA MENDAPATKAN PETUNJUK TERBAIK DALAM DINUL HAQ'
BRADER...KALO MASALAH SUMBER YANG ANE MAKSUD DENGAN KESAKSIAN MUALAF, BUKAN INDIVIDU TETAPI NAMA SITUS/WEBB YANG SAAT INI TIDAK BISA DIJELAJAH BAHKAN HILANG DARI PEREDARAN DUNIA MAYA KRN DIBLOKIR ORANG YG TIDAK BERTANGGUNGJAWAB...
JIKA BRADER MENGANGGAP FAKTA2 TERSEBUT MASIH JUGA TUDAK MENGAKUI COBA BACA PENDAPAT
SEORANG Teolog Kristen Swedia YANG MENGATAKAN BAHWA Tak Ada Bukti Yesus Mati Disalib
GOTHENBURG - Gunnar Samuelsson, seorang Kristen fanatik dan pakar teologi Swedia menyimpulkan bahwa Yesus tidak mungkin mati disalib karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi menyalib tahanannya pada 2000 tahun yang lalu.
Dalam tesis berjudul “Crucifixion in Antiquity: An Inquiry into the Background of the New Testament Terminology of Crucifixion” (Penyaliban pada Jaman Dahulu: Sebuah Penyelidikan terhadap Latar Belakang Terminologi Penyaliban dalam Perjanjian Baru), Samuelsson menyebut kisah penyaliban Yesus hanya didasarkan pada tradisi gereja Kristen dan ilustrasi artistik, bukan pada teks-teks kuno.
Teolog dari Universitas Gothenburg Swedia ini menyebut Alkitab telah disalahartikan, karena tidak ada referensi atau pernyataan yang secara eksplisit menyebut penggunaan paku atau untuk penyaliban. Menurutnya, dalam Alkitab hanya tercantum bahwa Yesus membawa “staurus” menuju Kalvari, tapi ini bukan berarti salib tetapi bisa juga berarti ‘tiang’
“Sumber-sumber yang Anda harapkan untuk menemukan pemahaman yang sesungguhnya tentang peristiwa itu benar-benar tidak mengatakan pernyataan apapun,” tegasnya.
Dalam literatur Yunani Kuno, Latin maupun naskah Ibrani dari Homer ke abad pertama menggambarkan sejumlah hukuman gantung, tapi tidak menyebutkan “salib” atau “penyaliban.”
“Jika Anda mencari teks yang menggambarkan tindakan seseorang yang dipaku pada salib, maka Anda tidak dapat menemukan di manapun kecuali pada Injil. Banyak literatur kontemporer yang memberikan terminologi samar, termasuk literatur Latin,” lanjutnya.
"Konsekuensinya, pemahaman kontemporer tentang penyaliban sebagai hukuman, sangat diragukan," ujar Samuelsson kepada koran Inggris tersebut.
"Dan yang lebih diragukan lagi, apakah hal yang sama bisa disimpulkan atas peristiwa penyaliban Yesus. Perjanjian Baru tidak mengatakan sebanyak apa yang ingin kita percayai," tandas Samuelsson.
Hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa Yesus dibiarkan mati setelah dipaku di atas tiang salib, baik dalam literatur kuno pra-Kristen dan ekstra-Alkitab kuno maupun Alkitab.
Samuelsson mengakui bahwa umat kristiani lebih mudah untuk bereaksi secara emosional, bukan logis untuk penelitian yang sangat seksama ke jantung imannya. Dia menambahkan, teks-teks yang berbicara tentang eksekusi, tidak menjelaskan bagaimana Yesus dilekatkan pada alat eksekusinya.
“Ini adalah inti masalahnya. Teks tentang kisah-kisah sengsara yang dialami oleh Yesus adalah tidak tepat dan informasinya ditambah-tambahi, sebagaimana yang diinginkan oleh kita orang Kristen,” jelas Samuelsson.
“Jika anda mencari teks yang menggambarkan kisah pemakuan orang di atas tiang salib, anda tidak akan menemukan apapun kecuali dalam Bibel,” tambahnya.
Semua literatur kontemporer menggunakan terminologi yang samar-samar, termasuk yang ditulis dalam bahasa Latin. Sementara itu, kata Latin “crux” tidak selalu berarti salib, dan kata “patibulum” tidak selalu berarti palang salib. Kedua kata tersebut digunakan dalam arti yang lebih luas daripada itu.
Meski hasil penelitiannya menegaskan bahwa tidak ada bukti Yesus disalib, Samuelsson mengatakan ia masih percaya bahwa Yesus anak tuhan. Ia hanya meminta agar umat Kristen memperbaiki pemahamannya terhadap Bibel.
“Saya percaya bahwa orang yang disebutkan (Yesus) adalah anak Allah. Saran saya orang Kristen harus harus membaca teks itu, ” pungkas dosen Gothenburg University itu.
SEMOGA HIDAYAH ALLAH MENGHAMPIRI KAMU SEKALIAN
Bung Blogger, kira2 kenapa kok sholat wajib pakai bahasa Arab ? Apakah Allah SWT itu tidak bisa bahasa Indonesia ? Kalo iya, berarti Allah SWT itu gak sekolah dong hehehe... just kidding, sesama muslim dilarang saling kekerasan
BalasHapusKemudian bandingkan dengan ajaran Doa Bapa Kami-nya Yesus, sama-sama pakai bahasa Indonesia, mana yang lebih logis ya ?
*biar rame saja
Nyambung dikitlah...nape...
Hapusmas MSH, Bahasa ARAB dalam islam adalah bahasa pemersatu, sama hal dengan bahasa indonesia sebagai pemersatu. Tetapi untuk perkara SHOLAT, ALLAH SWT sudah membuat aturan bahwa setiap SHOLAT ada rukun dan syarat sah sholat. Aturan baku ini lah adalah ketentuan. salah satu syarat sah sholat adalah SHOLAT dengan bahasa Arab dan menggunakan ayat2 Al-quran. ini sudah ketetapan, sama hal ketetapan yg tidak bisa ditolerir dalam ibadah tertentu dalam agama anda misalnya, - jika Anda nonmuslim (biasanya org islam yang belajar agama dah paham kenapa sholat pake bahasa arab) - Lain hal dengan perkara doa, Dalam Islam tidak diatur harus berbahasa arab, bisa bahasa indonesia, india, arab, malaysia dll. Karena aturan doa mmg tidak rinci harus bahasa arab. Nah umat islam itu semua2 ada aturan, dan tidak boleh dilanggar. Beda dengan agama anda ada alternatif dan keringanan dan pelanggaran, bahkan penafsiran dalam alkitab anda dapat dilakukan sendiri karena berbahsa daerah sesuai dengan negara2 masing2. Dalam Islam pentafsiran sangat perlu di pelajari. Dari sini ISLAM menuntut para pengikutnya untuk pintar dan sekolah sampe tinggi yang dia mampu, sehingga dapat menafsirkan Al-quran dengan tata aturan dalam pentafsiran. Makanya tidak terjadi pertentangan dalam Al-quran pada ayat2nya. Inilah bedanya, orang Islam pasti lebih pintar dalam berdalil. Coba klo anda bisa bahasa arab yang baik (nahwu, sharaf dan lain2) tentu anda akan mengerti Alquran dan mungkin besok2 anda masuk ISLAM seperti halnya banyak orang2 pintar, pendeta dan lain2 yang masuk ISLAM karena hasil pentelusuran dan penelitian dan penuh pertimbangan jika masuk ISLAM karena harus mengorbankan semuanya hanya untuk Kebenaran dari ALLAH SWT.
HapusSaya hanya mau menanggapi 1 hal pada permulaan tulisan anda.
BalasHapusLukas
22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"
22:50 Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya.
Kenapa anda tidak memperlihatkan ayat selanjut nya, sahabat?
22:51 Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.
Yesus menyembuhkan telinga prajurit yang baru ditebas oleh murid nya dengan pedang tersebut. Kenapa tidak anda ulas ayat ini? Kenapa? Apakah kebencian anda telah menutupi kebenaran ini, sahabat?
Tidak perlu saya menanggapi tulisan anda selanjutnya, karena saya telah mematahkan argumen permulaan anda.
Sebelum Yesus wafat, Yesus bersabda :
Luk 23:34
"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Kiranya anda dapat bercemin pada sabda Yesus tersebut. Sekian.
Lukas 22:49
Hapus"Lord, should we strike with our swords?"
pake "LORD" Bukan God
22:34 kenapa dia berdoia pada tuhan (father/bapa) kalo dia sendiri tuhan?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus■ Mengapa iman Kristen lebih unggul daripada Islam?
BalasHapus1. Pengantar
Monoteisme adalah kepercayaan pada eksistensi dan aktivitas dari Allah yang tunggal [1]. Agama-agama monoteistik seperti Yudaisme, Kekristenan, dan Islam berbeda dari agama-agama lain, karena mereka percaya kepada satu Allah yang berpribadi [2]. Agama-agama monoteistik lebih unggul dari agama-agama lain, karena mereka menyatakan kesatuan Ilahi, dan bukan sekadar prinsip-prinsip pemersatu. Yudaisme berkaitan dengan nasionalisme, sementara Islam berkaitan dengan dunia indrawi. Iman Kristen bebas dari nasionalisme seperti di dalam Yudaisme, dan juga bebas dari dunia indrawi seperti di dalam Islam. Karena itu, iman Kristen adalah yang paling murni dari semua agama monoteistik lainnya [3]. Karena Islam merupakan agama kontemplasi, dimana berserah diri dan bersikap rasional sangat diterima, agama ini tergolong agama yang estetis. Iman Kristen lebih berorientasi pada nilai-nilai moral yang absolut, misalnya Matius 5, sehingga dengan demikian lebih tinggi dari Islam. Di dalam iman Kristen, segala sesuatu berfungsi untuk melayani tujuan yakni kedatangan Kerajaan Surga.
2. Kebenaran
Perjanjian Umat Israel telah gagal. Karena itu, Yudaisme, agama monoteistik yang pertama, menuntut sebuah jawaban. Jawaban itu mesti menambahkan sejumlah perbaikan untuk mengatasi krisis di dalam perjanjian itu ataupun membuatnya lebih mudah ditanggung. Islam menambahkan pemikiran rasional dan beradaptasi pada berbagai kemampuan manusiawi. Iman Kristen menambahkan kasih Allah sebagai kekuatan yang memberi inspirasi. Inspirasi ini tak terlihat di manapun sejelas di dalam Kekristenan [4]. Baik iman Islam maupun iman Kristen sama-sama meneruskan suatu kaidah yang memiliki akar yang unik. Karena itu, penentu yang riil di antara iman Islam dan Kristen hanya mungkin berasal dari pewahyuan [5]. Pertanyaan yang paling menentukan adalah: apa sajakah wahyu Allah yang riil di dalam sejarah? Pertanyaan ini takkan bisa dijawab dengan argumentasi rasional, karena pemikiran rasional dan fakta merupakan dua kategori yang berbeda. Walaupun begitu, orang seringkali mencoba menggabungkan keduanya di dalam sebuah agama. Dan setiap agama selalu punya cara untuk menunjukkan bahwa agama itu, di dalam cara yang rasional, masuk diakal. Argumen-argumennya, dengan demikian, hanya meyakinkan bagi pemeluk agama tersebut. Di dalam iman Kristen, pemikiran untuk menemukan kebenaran dengan menggunakan berbagai metode telah ditinggalkan, karena hanya Roh Kudus yang mampu menyingkapkan kebenaran. Hanya Allah yang bisa menyatakan diri agar bisa dikenal oleh manusia. Kebenaran iman Kristen takkan bisa dijelaskan dengan berbagai metode, tapi menunjukkan dirinya kepada para pendengar atau pembaca di dalam proklamasi dan eksposisi atas kandungan iman, niscaya manusia menyadari bahwa inilah kebenaran Allah [6].
3. Keselamatan
BalasHapusWahyu tentang kebenaran Allah adalah keselamatan manusia yang sejati. Deskripsi tentang kebenaran yang diwahyukan ini terdiri dari tiga poin esensial berikut ini:
A. Dosa. Iman Kristen mendukung konsep tentang dosa. Setiap manusia memiliki kelemahan yang sifatnya absolut. Sebagai akibatnya, penderitaan, rasa sakit dan maut memasuki kehidupan manusia.
B. Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia. Orang perlu dibebaskan dari semua penderitaan, rasa sakit, dan maut. Karena itu, orang beriman mesti dibebaskan dari dosa. Sang Juruselamat umat manusia, yaitu Yesus Kristus, menyediakan pengampunan dosa melalui pengorbanan diri-Nya yang sejati dan sempurna.
C.Roh Kudus. Iman Kristen mendukung janji Roh Kudus. Dengan mengambil keputusan untuk mengorbankan kehidupan pribadi kepada Allah dan percaya kepada Sang Juruselamat Yesus Kristus demi pengampunan dosa, orang percaya akan diperlengkapi oleh kuasa Roh Kudus sebagai meterai iman. orang percaya menyadari bahwa ini adalah kebenaran Allah.
4. Kesimpulan
Mengapa orang sebaiknya percaya kepada iman Kristen ketimbang Islam? Karena iman Kristen adalah wahyu Ilahi tentang kebenaran yang absolut. Hanya di dalam iman Kristen dapat ditemukan nubuat-nubuatan yang telah digenapi tentang Juruselamat umat manusia yang telah datang, beserta naskah-naskah kesaksian para saksi mata yang akurat: Injil-Injil. Karena itu, kita bisa mempercayai apa saja yang telah dituliskan di dalam Injil. Hanya iman Kristen yang memiliki Juruselamat bagi umat manusia, yang telah diuji seperti semua orang lain, tapi mampu lulus menghadapi segala ujian moral. Karena itu, hanya Yesus Kristus yang berhak berkata:
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6).