Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung


Hasbunallah wa ni’mal wakil” itulah kalimat yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim AS ketika akan dilempar ke kobaran api. Nabi Ibrahim mempercayakan seluruh jiwa dan raganya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah berfirman “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. Allah  menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian halnya dengan Rasulullah dan para sahabat ketika menghadapi ancaman dari pasukan kafir, mereka juga mengucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakil” Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia (yang besar dari) Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keredhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar” (QS Ali Imran: 173-174)
Pernah ada suatu cerita tentang seorang pedagang yang hendak meminjam uang untuk modal usaha kepada seorang mukmin. Sang mukmin bertanya kepada sang pedagang “apa jaminan darimu, agar bisa membayar pinjamanmu?” sang pedagang menjawab “Allah SWT”, maka sang mukmin berkata”jika itu yang jadi jaminanmu, maka aku percaya”. Lalu disepakatilah jadwal pelunasan hutang. Sang pedagang pun menggunakan uang itu untuk berdagang. Ketika menjelang tempo pembayaran, sang pedagang dengan membawa uang hasil keuntungan dagangannya pergi untuk melunasi hutangnya kepada sang mukmin. Akan tetapi setiba ia di seberang lautan tak ada satupun perahu yang dapat membawa dia ke tempat tujuan. Ia khawatir akan lewat jatuh tempo kesepakatan yang telah ia buat dengan si mukmin. Ia mengambil sebuah kayu dan melubangi kayu itu, lalu ia masukkan uang dan sebuah surat kedalam ke kayu. Sang pedagang kemudian menaruh kayu itu ke laut, dan berdoa kepada Allah semoga uang dapat sampai ke tangan si mukmin. Keesokan harinya, akhirnya sang pedagang dapat menyebrang dengan membawa uang penganti yang lain, kemudian datang menyerahkan kepada si mukmin. Sang mukmin menjawab dengan tersenyum “uang pinjamanmu sudah ku terima kemarin”"ketika aku sedang menunggumu. Aku menemukan sebuah kayu lalu kubawa pulang untuk kujadikan kayu bakar, pada saat aku membelahnya ada uang beserta surat darimu”sang pedagangpun tersenyum dan bersyukur kepada Allah. Kejadian itu manambah iman mereka kepada Allah SWT.
Saudaraku, sifat paling mulia dari seorang mukmin ialah menyerahkan semua perkara kepada Allah, berkhusnudzon (berbaik sangka) kepada Allah, percaya kepada seluruh janji-janjiNya, dan menunggu dengan sabar akan pertolongan dari Allah. Seorang hamba akan bisa tenang jika ia percaya jika seluruh apa yang akan terjadi pada dirinya adalah baik untuknya,  dan yakin akan datangnya pertolongan dari Allah akan datang padanya. Seperti yang telah di contohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ketika menghadapi ancaman dan cobaan.
Manusia tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatannya sendiri. Sebab manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Mereka akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila bertawakal kepada Rabbnya, percaya sepenuhnya kepada Pelindungnya, dan menyerahkan semua perkara kepada Nya.
Marilah kita jadikan setiap langkah-langkah hidup kita “hasbunallah wa ni’mal wakil” menjadi semboyan. Ketika kita menghadapi segala cobaan dari Allah, ketika kita cemas akan perlakuan orang zhalim, atau ketika kita khawatir akan bencana yang akan menimpa kita, ucapkanlah dengan penuh harap “hasbunallah wa ni’mal wakil”.


===================


(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Ali “Imran:173-174)

Mengapa harus cemas, mengapa harus takut, mengapa harus khawatir?
Bukankah ada Allah SWT yang menjadi penolong dan pelindung kita? Seperti
yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya saat perang Uhud
dimana masukan kafir sudah bersiap menyerang, perkataan yang keluar dari
mereka ialah hasbunallah wa ni’mal wakiil.
Kita adalah makhluq lemah, kita tidak memiliki kekuatan. Kekuatan hanya milik Allah Yang Mahakuat, maka serahkanlah segara urusan kepada-Nya. Karena siapa lagi yang mampu menolong dan menjadi pelindung untuk segala urusan kita selain Allah? Insya Allah jika kita bertawakal ke Allah SWT, maka Dia akan menjadi Penolong dan Pelindung kita.
Setelah merenungi ayat ini, tidak lagi kita perlu takut. Kita bisa melangkah di
muka bumi ini dengan langkah yang berani. Bukan berani karena rasa takabur
atau sombong, tetapi berani karena Allah menjadi Penolong dan Pelindung.
Siapa atau apa yang mampu mengalahkan kekuasaan-Nya? Tidak, tidak ada
sesuatu pun. Lalu mengapa kita harus takut, cemas, atau khawatir?
Kesusahan, bencana, kemiskinan, dan kesulitan lainnya adalah kecil dihadapan Allah. Serahkanlah semuanya kepada Allah Yang Maha Kuat dan Maha Kaya jika kita ingin mampu menghadapi kesusahan dan bencana. Tidak perlu takut
Tidak ada lagi alasan untuk takut, tidak alasan untuk tidak semangat, tidak
alasan untuk khawatir akan hari esok, sebab kita sebenarnya sudah memiliki
Pelindung dan Penolong. Mari kita jadikan kalimat “hasbunallah wa ni’mal wakiil” sebagai semboyan hidup kita. Jika harta kita sedikit, hutang yang banyak, maisyah yang terhambat, mengadulah kepada Penolong dan Pelindung kita.
Saat kita mau berdakwah, rintangan dan halangan selalu ada. Tetapi sekarang
hal ini tidak lagi bisa menjadi alasan kita untuk tidak berdakwah karena Allah
yang menjadi Pelindung dan Penolong kita. Tidak peduli musuh kita banyak.
Tidak peduli musuh kita kuat. Tidak peduli kita hanya sendiri. Jika Allah
Pelindung dan Penolong kita, semua musuh akan bisa dikalahkan. Tidak akan
yang mampu menahan kehendak Allah SWT.

Ingatlah Penolong dan Pelindung mu itu
Mengapa kita sering kali tetap khawatir dan takut? Mungkin karena kita sering
lupa bahwa kita memiliki Penolong dan Pelindung. Oleh karena itu kita harus
mengingat-Nya terus agar hati kita tenang. Tidak ada suatu pekerjaan yang bisa membuat hati kita tenang selain kita mengingat-Nya.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. (QS. Al Ra’d:28)
Bahkan saat kita menghadapi musuh perang, yang kita perlukan adalah
mengingat Allah agar kita bisa memenangkan perang tersebut.
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya
agar kamu beruntung. (QS Al Anfaal:45)
Hanya Allah-lah yang mampu memberikan ketengan kepada kita,
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka
berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (QS. Al Fath:18)
Berjalanlah. Bertindaklah. Mencobalah. Sambil mengingat Penolong dan
Pelindung kita, bukan hanya ketenangan yang kita dapat, juga kemenangan.
Karena, Allah yang menghidupkan kita, yang mematikan kita, yang memberi
rezeki, yang menentukan apa yang terbaik bagi kita. Kenapa harus takut?
Sekarang, saatnya kita hidup dimuka bumi ini tanpa rasa khawatir,
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Yunus:62)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar