Kalangan pengritik Islam seringkali menuduh bahwa Rasul dan para sahabat adalah pembunuh kejam dan berdarah dingin dimasanya yang menunjukkan seolah ajaran Islam memang disebarkan dengan pedang. Hal ini sebenarnya tidaklah tepat, karena kalau dapat dipahami latar belakang peristiwanya, maka hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal. Karena itu artikel ini akan mencoba untuk memberikan gambaran dan juga tautan-tautan yang menepis anggapan-anggapan tersebut:
Pengantar:
Nabi
SAW lahir, hidup dan tinggal diantara atau dikelilingi oleh 360 suku
pagan dan 3 suku Yahudi yang masing-masing memiliki kemampuan berperang.
Oleh karena itu situasi dimana nabi SAW berada adalah diselimuti oleh
bahaya demi bahaya. Tentu dapat dimengerti bahwa dalam situasi yang
tidak menguntungkan seperti ini, dimana nabi SAW dan kaum muslimin harus
tetap survive dan tidak mempunyai pilihan lain, akan
mengakibatkan terjadinya banyak benturan disana-sini berupa
peperangan-peperangan dan pertentangan yang cukup sulit untuk
dihindarkan.
Hal ini juga harus dipahami bahwa status Muhammad
adalah sebagai seorang nabi yang diutus dan ditugaskan untuk
menyampaikan ajaran agama. Sementara kalau dibandingkan dengan nabi-nabi
terdahulu saja dapat diketahui bagaimana nasib mereka, seperti Yohanes
Pembaptis dan nabi Zakariya yang tidak berdaya dibunuh oleh Yahudi dan
bahkan Yesus sendiri yang harus mengalami peristiwa seperti penyaliban
dan tidak berdaya melawan keganasan orang-orang Yahudi.
Jadi
dalam keadaan dikelilingi oleh 360 suku-suku musyrik penyembah berhala
dan orang-orang munafik, otomatis tidaklah mudah hidup dalam lingkungan
seperti itu, dimana dalam situasi seperti itu bentrokan fisik, maupun
pengkhianatan-pengkhianatan sering terjadi, termasuk propaganda, hasutan
dan upaya-upaya pembunuhan terhadap kaum muslimin.
Lingkungan
tidak kondusif ini juga diakibatkan karena banyaknya orang-orang munafik
dan juga sifat-sifat Yahudi yang cenderung tidak bersahabat dengan nabi
SAW dan bahkan dengan para nabi yang pernah diutus sebelumnya, seperti
ditunjukkan dalam ayat-ayat berikut:
matius 23:37
23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
yohanes 7:19
Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorangpun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?"
1 raja-raja 19:13-14
19:13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" 19:14 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."
Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 277:
Narrated Abu Huraira:
The Prophet said, "Had only ten Jews (amongst their chiefs) believe me, all the Jews would definitely have believed me."
Sahih Bukhari Volume 9, Book 88, Number 229:
Narrated Abi Waih:
Hudhaifa bin Al-Yaman said, 'The hypocrites of today are worse than those of the lifetime of the Prophet, because in those days they used to do evil deeds secretly but today they do such deeds openly.' HR. Abi Waih:
Hudhaifa bin Al-Yaman berkata, 'munafik hari ini lebih buruk daripada masa hidup Nabi, karena pada masa itu mereka gunakan untuk melakukan perbuatan jahat diam-diam tetapi hari ini mereka melakukan perbuatan tersebut secara terbuka. "
Sahih Bukhari Volume 9, Book 88, Number 230:
Narrated Abi Asha'sha:
Hudhaifa said, 'In fact, it was hypocrisy that existed in the lifetime of the Prophet but today it is Kufr (disbelief) after belief.'
HR. Abi Asha'sha:
Hudhaifa mengatakan, "Bahkan, itu adalah kemunafikan yang ada di masa hidup Nabi tapi hari ini adalah kufur (kekafiran) setelah keyakinan."
Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). (QS. 3:72)
Tuduhan: Muhammad's treatment of enemies
Muhammad,
on the whole, appeared to be a pious man. There are, however, several
interesting contradictions in his own life. One of the most damaging was
his relationship with his enemies.
- Ka`b bin al-Ashraf
- Sallam Ibn Abu'l-Huqayq (Abu Rafe) (Abu Rafi)
- Al-Nadr bin al-Harith
- `Uqba bin Abi Mu`ayt
- `Abdullah bin Ubai bin Salul al-`Aufi
- Umaiya bin Khalaf Abi Safwan
- `Amr b. Jihash
- An anonymous man
- Ibn Sunayna, Sirat p. 369 + note 580
- Abd Allah Ibn Sa`d Ibn Abi Sarh
- Abu `Afak
- `Asma' Bint Marwan
- The Meccan Ten:
- Ikrimah Ibn Abi Jahl
Habbar Ibn al-Aswad
Miqyas Ibn Sababah al-Laythi
Abd Allah Ibn Sa`d Ibn Abi Sarh (more detail in the above article)
Al-Huwayrith Ibn Nuqaydh
Abd Abbah Ibn Hilal Ibn Khatal al-Adrami
Hind Bint Utbah
Sarah the mawlat of `Amr Ibn Hashim
Fartana
Qaribah- Al-Yusayr b. Rizam and Khalid b. Sufyan b. Nubayh, Sirat 665-6
- the tribe of Banu Qurayza
Also, excessive cruelty in the cases of
- Kinana b. al-Rabi` and
- the people from Urayna.
Respon:
1. Pembunuhan K'ab bin al-Ashraf, respon: klik sini
2. Pembunuhan Al-Nadr bin al-Harith, respon: klik sini
3. Pembunuhan Uqba bin Abi Mu`ayt, respon: klik sini
4. Pembunuhan Umaiya bin Khalaf Abi Safwan, respon: klik sini
5. Pembunuhan Amr b. Jihash, respon: klik sini
Komentar saya:
Seorang Nabi tentu saja dianugrahi atau setidaknya telah diberi wangsit oleh Allah SWT agar melakukan sesuatu tindakan. Karena itu anggapan bahwa nabi SAW telah membunuh Amr b. Jihash berdasar dugaan adalah argumen yang tidak mempunyai dasar. Hal ini seperti disebut dalam ayat berikut:
Komentar saya:
Seorang Nabi tentu saja dianugrahi atau setidaknya telah diberi wangsit oleh Allah SWT agar melakukan sesuatu tindakan. Karena itu anggapan bahwa nabi SAW telah membunuh Amr b. Jihash berdasar dugaan adalah argumen yang tidak mempunyai dasar. Hal ini seperti disebut dalam ayat berikut:
- (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:26-27)
- Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan". (QS. 46:9)
6. Pembunuhan No Name,
- Sahih Bukhari Volume 4, Book 52, Number 286:
Narrated Salama bin Al-Akwa:
"An infidel spy came to the Prophet while he was on a journey. The spy sat with the companions of the Prophet and started talking and then went away. The Prophet said (to his companions), 'Chase and kill him.' So, I killed him." The Prophet then gave him the belongings of the killed spy (in addition to his share of the war booty).Dikisahkan oleh Salama bin Al-Akwa:
"Sebuah mata-mata kafir datang kepada Nabi sementara ia sedang dalam perjalanan mata-mata itu duduk dengan para sahabat Nabi dan mulai berbicara dan kemudian pergi.. Nabi berkata (pada teman-temannya), 'Chase dan membunuhnya.' Jadi, saya membunuhnya. "Nabi kemudian memberinya barang-barang milik mata-mata dibunuh (selain bagiannya dari rampasan perang).
Respon:
Sudah cukup jelas bahwa orang tersebut adalah seorang mata-mata dari
orang kafir. Karena kegiatannya tersebut dapat membahayakan posisi kaum
muslimin, maka dalam konteks perang, mata-mata tersebut layak dibunuh.
Jika dibandingkan dengan Bibel, nabi Daud sendiri membunuh orang yang
hanya menyampaikan kabar bahwa sahabat nabi Daud (Saul) telah meninggal:
- 2 samuel 4:9-10
4:10 Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya;
- Sahih Muslim Book 38, Number 4345:
Narrated Abdullah ibn Abbas:
Abdullah ibn AbuSarh used to write (the revelation) for the Apostle of Allah (peace_be_upon_him). Satan made him slip, and he joined the infidels. The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) commanded to kill him on the day of Conquest (of Mecca). Uthman ibn Affan sought protection for him. The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) gave him protection.Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas:
Abdullah bin AbuSarh digunakan untuk menulis (wahyu) untuk Rasul Allah (saw). Setan membuatnya tergelincir, dan ia bergabung dengan kafir. Rasulullah (saw) memerintahkan untuk membunuh dia pada hari Penaklukan (Mekkah). Utsman bin Affan mencari perlindungan baginya. Rasulullah (saw) memberinya perlindungan.
9. Pembunuhan Abu `Afak, respon: klik sini
10. Pembunuhan Asma' Bint Marwan, respon: klik sini
11. Pembunuhan The Meccan Ten, respon: klik sini
12. Pembunuhan the tribe of Banu Qurayza, respon: klik sini
13. Pembunuhan Kinana b. al-Rabi, respon: klik sini
The tribe of Uraina or Bani Uraina (in Arabic) were one of the worst Pagan tribes that the Muslims had to face. Their style in fighting was to attack the Muslims during the night and kill as much men as possible. They also used all of the dirty tricks they could to (1) defeat the Muslims; (2) sneaking up on the Muslims; and (3) cause enmity between the Muslims and other Pagan tribes.
In all of the battles that Prophet Muhammad peace be upon him entered, he never killed any captive, nor did he torture any captive. Only the tribe of Uraina did it.
The men from Bani Uraina who came to the Muslims and pretended to embraced Islam played the same tricks that their tribe always played. They pretended to be Muslims, and then when the opportunity presented itself, they would kill as much as possible and run away.
Notice how Prophet Muhammad peace be upon him trusted them at first, regardless of the bad history that this tribe had. He never generalized, and he gave those men a chance and the benefit of the doubt.
Prophet Muhammad peace be upon him didn't order the hard punishment for those hypocrites because they were hypocrites. Muslims during the weak times of Islam suffered from lots and lots of hypocrites. The People of the Book (Jews and Christians) were among the worst hypocrites; "A section of the People of the Book (Jews and Christians) say: Believe in the morning what is revealed to the believers (Muslims), but reject it at the end of the day; perchance they may (themselves) turn back (from Islam). (The Noble Quran, 3:72)"
Prophet Muhammad never ordered for any of the Jewish or Christian hypocrite's hands or legs to be cut off. He only did it to Bani Uraina, because they highly deserved it!.
So the point is, Islam DOES NOT order the cutting of the right hand and left leg, or the left hand and right leg of any hypocrite who UNTRUTHFULLY embraces Islam and then leaves it later on, because many during the weak times of Islam embraced Islam and left it, and no such torture happened to them.
Suku Uraina atau Bani Uraina (dalam bahasa Arab) adalah salah satu suku Pagan terburuk bahwa Muslim harus menghadapi. Gaya mereka dalam pertempuran adalah menyerang umat Islam pada malam hari dan membunuh orang sebanyak mungkin. Mereka
juga menggunakan semua trik kotor yang mereka bisa untuk (1)
mengalahkan Muslim, (2) menyelinap di umat Islam, dan (3) menyebabkan
permusuhan antara Muslim dan suku-suku Pagan lainnya.
Dalam semua pertempuran bahwa Nabi Muhammad saw masuk, dia tidak pernah membunuh tawanan apapun, ia juga tidak menyiksa tawanan apapun. Hanya suku Uraina melakukannya.
Para pria dari Bani Uraina yang datang ke Muslim dan berpura-pura memeluk Islam memainkan trik yang sama bahwa suku mereka selalu bermain. Mereka berpura-pura menjadi Muslim, dan kemudian ketika kesempatan muncul dengan sendirinya, mereka akan membunuh sebanyak mungkin dan melarikan diri.
Perhatikan bagaimana Nabi Muhammad saw dipercaya mereka pada awalnya, terlepas dari sejarah buruk bahwa suku ini memiliki. Dia tidak pernah umum, dan dia memberi orang-orang kesempatan dan manfaat dari keraguan.
Nabi Muhammad saw tidak memerintahkan hukuman keras bagi mereka munafik karena mereka munafik. Muslim pada saat-saat lemah Islam menderita banyak dan banyak orang munafik. Para Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) di antara orang-orang munafik terburuk; "Sebuah bagian dari Ahlul Kitab (Yahudi dan Kristen) mengatakan: Percaya pada pagi hari apa yang diwahyukan kepada orang percaya (Muslim), tetapi menolaknya pada akhir hari; barangkali mereka (sendiri) kembali (dari Islam) (The Noble Quran, 3:72) ".
Nabi Muhammad pernah memerintahkan untuk salah satu tangan munafik Yahudi atau Kristen atau kaki harus dipotong. Ia hanya melakukannya untuk Bani Uraina, karena mereka sangat layak mendapatkannya!.
Jadi intinya adalah, Islam TIDAK memerintahkan pemotongan tangan kanan dan kaki kiri, atau tangan kiri dan kaki kanan dari setiap munafik yang berbohong memeluk Islam dan kemudian meninggalkan nanti, karena banyak pada saat-saat lemah Islam memeluk Islam dan meninggalkannya, dan tidak ada penyiksaan seperti yang terjadi pada mereka.
Dalam semua pertempuran bahwa Nabi Muhammad saw masuk, dia tidak pernah membunuh tawanan apapun, ia juga tidak menyiksa tawanan apapun. Hanya suku Uraina melakukannya.
Para pria dari Bani Uraina yang datang ke Muslim dan berpura-pura memeluk Islam memainkan trik yang sama bahwa suku mereka selalu bermain. Mereka berpura-pura menjadi Muslim, dan kemudian ketika kesempatan muncul dengan sendirinya, mereka akan membunuh sebanyak mungkin dan melarikan diri.
Perhatikan bagaimana Nabi Muhammad saw dipercaya mereka pada awalnya, terlepas dari sejarah buruk bahwa suku ini memiliki. Dia tidak pernah umum, dan dia memberi orang-orang kesempatan dan manfaat dari keraguan.
Nabi Muhammad saw tidak memerintahkan hukuman keras bagi mereka munafik karena mereka munafik. Muslim pada saat-saat lemah Islam menderita banyak dan banyak orang munafik. Para Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) di antara orang-orang munafik terburuk; "Sebuah bagian dari Ahlul Kitab (Yahudi dan Kristen) mengatakan: Percaya pada pagi hari apa yang diwahyukan kepada orang percaya (Muslim), tetapi menolaknya pada akhir hari; barangkali mereka (sendiri) kembali (dari Islam) (The Noble Quran, 3:72) ".
Nabi Muhammad pernah memerintahkan untuk salah satu tangan munafik Yahudi atau Kristen atau kaki harus dipotong. Ia hanya melakukannya untuk Bani Uraina, karena mereka sangat layak mendapatkannya!.
Jadi intinya adalah, Islam TIDAK memerintahkan pemotongan tangan kanan dan kaki kiri, atau tangan kiri dan kaki kanan dari setiap munafik yang berbohong memeluk Islam dan kemudian meninggalkan nanti, karena banyak pada saat-saat lemah Islam memeluk Islam dan meninggalkannya, dan tidak ada penyiksaan seperti yang terjadi pada mereka.
- Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, (QS. 5:33)
Bunyi
ayat diatas sebenarnya tidak mengagetkan, sebab dalam masa-masa sebelum
Islam, para nabi dan raja juga melakukan hukuman-hukuman yang berat
terhadap musuh-musuhnya, misal:
- 1 samuel 17:51-54
Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu.
17:53 Kemudian pulanglah orang Israel dari pemburuan hebat atas orang Filistin, lalu menjarah perkemahan mereka.
17:54 Dan Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya itu dan membawanya ke Yerusalem,
- 2 samuel 4:12 Sesudah itu Daud memberi perintah kepada anak buahnya untuk membunuh mereka; tangan dan kaki mereka dipotong, kemudian mayat mereka digantung di tepi telaga di Hebron. Tetapi kepala Isyboset diambil dan dikuburkan di dalam kubur Abner di Hebron.
Namun perkembangan selanjutnya, Islam telah melarang memutilasi lawannya dalam peperangan:
- Sahih Muslim Book 019, Number 4294:
It has been reported from Sulaiman b. Buraid through his father that when the Messenger of Allah (may peace be upon him) appointed anyone as leader of an army or detachment he would especially exhort him to fear Allah and to be good to the Muslims who were with him. He would say: Fight in the name of Allah and in the way of Allah. Fight against those who disbelieve in Allah. Make a holy war, do not embezzle the spoils; do not break your pledge; and do not mutilate (the dead) bodies; do not kill the children. When you meet your enemies who are polytheists, invite them to three courses of action. If they respond to any one of these, you also accept it and withold yourself from doing them any harm. Invite them to (accept) Islam; if they respond to you, accept it from them and desist from fighting against them. Then invite them to migrate from their lands to the land of Muhairs and inform them that, if they do so, they shall have all the privileges and obligations of the Muhajirs. If they refuse to migrate, tell them that they will have the status of Bedouin Muilims and will be subjected to the Commands of Allah like other Muslims, but they will not get any share from the spoils of war or Fai' except when they actually fight with the Muslims (against the disbelievers). If they refuse to accept Islam, demand from them the Jizya. If they agree to pay, accept it from them and hold off your hands. If they refuse to pay the tax, seek Allah's help and fight them. When you lay siege to a fort and the besieged appeal to you for protection in the name of Allah and His Prophet, do not accord to them the guarantee of Allah and His Prophet, but accord to them your own guarantee and the guarantee of your companions for it is a lesser sin that the security given by you or your companions be disregarded than that the security granted in the name of Allah and His Prophet be violated When you besiege a fort and the besieged want you to let them out in accordance with Allah's Command, do not let them come out in accordance with His Command, but do so at your (own) command, for you do not know whether or not you will be able to carry out Allah's behest with regard to them.
- Sahih Muslim Book 019, Number 4294:Telah dilaporkan dari Sulaiman b. Buraid melalui ayahnya bahwa ketika Rasul Allah (semoga damai besertanya) menunjuk seseorang sebagai pemimpin sebuah pasukan atau detasemen dia terutama akan menasihati dia untuk takut kepada Allah dan berbuat baik kepada umat Islam yang dengan dia. Dia akan berkata: Dan perangilah di nama Allah dan di jalan Allah. Melawan orang-orang kafir kepada Allah. Membuat perang suci, jangan menggelapkan harta rampasan, jangan melanggar janji Anda, dan tidak merusak (orang mati) badan, jangan membunuh anak-anak. Ketika Anda bertemu musuh yang musyrik, mengundang mereka untuk tiga arah tindakan. Jika mereka menanggapi salah satu dari ini, Anda juga menerimanya dan withold diri dari melakukannya membahayakan. Mintalah mereka (menerima) Islam, jika mereka menanggapi Anda, menerimanya dari mereka dan berhenti dari pertempuran melawan mereka. Kemudian mengundang mereka untuk bermigrasi dari tanah mereka ke tanah Muhairs dan memberitahu mereka bahwa, jika mereka melakukannya, mereka akan memiliki semua hak dan kewajiban Muhajir. Jika mereka menolak untuk bermigrasi, katakan kepada mereka bahwa mereka akan memiliki status Muilims Badui dan akan tunduk pada perintah Allah seperti umat Islam lainnya, tetapi mereka tidak akan mendapatkan bagian apapun dari harta rampasan perang atau Fai 'kecuali jika mereka benar-benar melawan dengan Muslim (melawan orang-orang kafir). Jika mereka menolak untuk menerima Islam, permintaan dari mereka Jizyah itu. Jika mereka setuju membayar, menerimanya dari mereka dan menahan tangan Anda. Jika mereka menolak untuk membayar pajak, mencari bantuan Allah dan melawan mereka. Bila Anda mengepung benteng dan daya tarik terkepung kepada Anda untuk perlindungan atas nama Allah dan Rasul-Nya, tidak sesuai untuk mereka jaminan Allah dan Rasul-Nya, tetapi sesuai kepada mereka jaminan Anda sendiri dan jaminan teman Anda untuk itu adalah dosa yang lebih rendah bahwa keamanan yang diberikan oleh Anda atau teman Anda diabaikan dari itu keamanan yang diberikan dalam nama Allah dan Nabi-Nya dilanggar Bila Anda mengepung benteng dan terkepung ingin kau membiarkan mereka keluar sesuai dengan kehendak Allah perintah, jangan biarkan mereka keluar sesuai dengan perintah-Nya, tetapi melakukannya di (sendiri) perintah Anda, Anda tidak tahu apakah Anda akan dapat melaksanakan perintah Allah berkaitan dengan mereka.
- Malik Muwatta Book 21, Number 21.3.11:
Yahya related to me from Malik that he had heard that Umar ibn Abd al-Aziz wrote to one of his governors, "It has been passed down to us that when the Messenger of Allah, may Allah bless him and grant him peace, sent out a raiding party, he would say to them, 'Make your raids in the name of Allah in the way of Allah. Fight whoever denies Allah. Do not steal from the booty, and do not act treacherously. Do not mutilate and do not kill children.' Say the same to your armies and raiding parties, Allah willing. Peace be upon you."
Malik Muwatta Buku 21, Nomer 21.3.11:
Yahya meriwayatkan padaku dari Malik bahwa ia mendengar bahwa Umar bin Abdul Aziz menulis kepada salah satu gubernur, "Telah diturunkan kepada kita bahwa ketika Rasulullah, semoga Allah memberkatinya dan memberinya damai, dikirim keluar pihak merampok, ia akan mengatakan kepada mereka: "Buatlah serangan Anda dalam nama Allah di jalan Allah Memerangi barangsiapa menyangkal Allah.. Jangan mencuri dari jarahan, dan tidak bertindak setia. Jangan merusak dan tidak membunuh anak-anak. 'Mengatakan hal yang sama untuk tentara Anda dan pihak merampok, Insya Allah. Salam bagimu. "
15. Nabi Muhammad SAW "mengampuni" (tanpa memberi hukuman) seorang laki-laki buta yang telah membunuh gundiknya karena membela rasul dan seorang laki-laki yang membunuh seorang Yahudi juga tidak dihukum:
Yahya meriwayatkan padaku dari Malik bahwa ia mendengar bahwa Umar bin Abdul Aziz menulis kepada salah satu gubernur, "Telah diturunkan kepada kita bahwa ketika Rasulullah, semoga Allah memberkatinya dan memberinya damai, dikirim keluar pihak merampok, ia akan mengatakan kepada mereka: "Buatlah serangan Anda dalam nama Allah di jalan Allah Memerangi barangsiapa menyangkal Allah.. Jangan mencuri dari jarahan, dan tidak bertindak setia. Jangan merusak dan tidak membunuh anak-anak. 'Mengatakan hal yang sama untuk tentara Anda dan pihak merampok, Insya Allah. Salam bagimu. "
15. Nabi Muhammad SAW "mengampuni" (tanpa memberi hukuman) seorang laki-laki buta yang telah membunuh gundiknya karena membela rasul dan seorang laki-laki yang membunuh seorang Yahudi juga tidak dihukum:
- Sahih Muslim Book 38, Number 4348:
Narrated Abdullah Ibn Abbas:
A blind man had a slave-mother who used to abuse the Prophet (peace_be_upon_him) and disparage him. He forbade her but she did not stop. He rebuked her but she did not give up her habit. One night she began to slander the Prophet (peace_be_upon_him) and abuse him. So he took a dagger, placed it on her belly, pressed it, and killed her. A child who came between her legs was smeared with the blood that was there. When the morning came, the Prophet (peace_be_upon_him) was informed about it.
He assembled the people and said: I adjure by Allah the man who has done this action and I adjure him by my right to him that he should stand up. Jumping over the necks of the people and trembling the man stood up.
He sat before the Prophet (peace_be_upon_him) and said: Apostle of Allah! I am her master; she used to abuse you and disparage you. I forbade her, but she did not stop, and I rebuked her, but she did not abandon her habit. I have two sons like pearls from her, and she was my companion. Last night she began to abuse and disparage you. So I took a dagger, put it on her belly and pressed it till I killed her. Thereupon the Prophet (peace_be_upon_him) said: Oh be witness, no retaliation is payable for her blood.
Sahih Muslim Book 38, Number 4348:
Disampaikan oleh Abdullah Ibn Abbas:
Seorang pria buta punya seorang budak-ibu yang digunakan untuk menyalahgunakan Nabi (saw) dan merendahkan dia. Ia melarang dia, tapi dia tidak berhenti. Dia menegur dia, tapi dia tidak menyerah kebiasaannya. Suatu malam dia mulai memfitnah Nabi (saw) dan menganiayanya. Jadi ia mengambil sebuah pisau, menempelkannya di perutnya, menekannya, dan membunuhnya. Seorang anak yang datang di antara kakinya itu diolesi dengan darah yang ada di sana. Pagi harinya, Nabi (saw) diberitahu tentang hal itu.
Dia mengumpulkan orang dan berkata: Aku meminta dgn sangat demi Allah orang yang telah melakukan tindakan ini dan Aku menyumpahi dia dengan hak saya kepadanya bahwa ia harus berdiri. Melompati leher rakyat dan gemetar pria itu berdiri.
Dia duduk di hadapan Nabi (saw) dan berkata: Rasul Allah! Saya tuannya, dia digunakan untuk penyalahgunaan Anda dan meremehkan Anda. Aku melarangnya, tapi dia tidak berhenti, dan aku menegur dia, tapi dia tidak meninggalkan kebiasaannya. Aku punya dua anak laki-laki seperti mutiara dari dia, dan dia teman saya. Tadi malam dia mulai menyiksa dan merendahkan Anda. Jadi saya mengambil belati, menaruh di perutnya dan menekannya sampai aku membunuhnya. Kemudian Nabi (saw) berkata: Oh jadilah saksi, pembalasan tidak ada hutang darahnya.
Disampaikan oleh Abdullah Ibn Abbas:
Seorang pria buta punya seorang budak-ibu yang digunakan untuk menyalahgunakan Nabi (saw) dan merendahkan dia. Ia melarang dia, tapi dia tidak berhenti. Dia menegur dia, tapi dia tidak menyerah kebiasaannya. Suatu malam dia mulai memfitnah Nabi (saw) dan menganiayanya. Jadi ia mengambil sebuah pisau, menempelkannya di perutnya, menekannya, dan membunuhnya. Seorang anak yang datang di antara kakinya itu diolesi dengan darah yang ada di sana. Pagi harinya, Nabi (saw) diberitahu tentang hal itu.
Dia mengumpulkan orang dan berkata: Aku meminta dgn sangat demi Allah orang yang telah melakukan tindakan ini dan Aku menyumpahi dia dengan hak saya kepadanya bahwa ia harus berdiri. Melompati leher rakyat dan gemetar pria itu berdiri.
Dia duduk di hadapan Nabi (saw) dan berkata: Rasul Allah! Saya tuannya, dia digunakan untuk penyalahgunaan Anda dan meremehkan Anda. Aku melarangnya, tapi dia tidak berhenti, dan aku menegur dia, tapi dia tidak meninggalkan kebiasaannya. Aku punya dua anak laki-laki seperti mutiara dari dia, dan dia teman saya. Tadi malam dia mulai menyiksa dan merendahkan Anda. Jadi saya mengambil belati, menaruh di perutnya dan menekannya sampai aku membunuhnya. Kemudian Nabi (saw) berkata: Oh jadilah saksi, pembalasan tidak ada hutang darahnya.
Respon Kasus 1:
1.
Wanita tersebut setiap hari kerjanya memaki-maki orang lain. Hal ini
bukanlah kelihatan sebagai hal yang wajar jika ini dilakukan.
2.
Nabi SAW tidak mengetahui bahwa laki-laki buta tersebut telah membunuh
gundiknya. Jika beliau tahu bisa saja wanita tsb akan disembuhkan dari
penyakit "kronis"nya tsb. Keterlanjuran membunuh oleh laki-laki tadi
bukanlah peristiwa yg diketahui dan dikehendaki oleh rasul.
3.
Majikan buta tsb kelihatan seperti seorang yg tidak terpelajar. Jika
rasul menghukum laki-laki tsb karena membela rasul, maka bisa jadi
dikhawatirkan akan timbul fitnah baik bagi kaum muslimin maupun keimanan
orang buta itu sendiri.
4. Dari sisi hukum Islam, status
majikan adalah lebih tinggi dari budak/gundik tersebut, karena Qishas
harus terjadi dgn status yg setara:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. (QS. 2:178 )
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. (QS. 2:178 )
- Sahih Muslim Book 38, Number 4349:
Narrated Ali ibn AbuTalib:
A Jewess used to abuse the Prophet (peace_be_upon_him) and disparage him. A man strangled her till she died. The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) declared that no recompense was payable for her blood.
Sahih Muslim Book 38, Number 4349:
Dikisahkan oleh Ali bin AbuTalib:
Yahudi A digunakan untuk menyalahgunakan Nabi (saw) dan merendahkan dia. Seorang pria mencekiknya sampai dia mati. Rasulullah (saw) menyatakan bahwa pembalasan tidak ada hutang darahnya.
Respon Kasus 2:
Dikisahkan oleh Ali bin AbuTalib:
Yahudi A digunakan untuk menyalahgunakan Nabi (saw) dan merendahkan dia. Seorang pria mencekiknya sampai dia mati. Rasulullah (saw) menyatakan bahwa pembalasan tidak ada hutang darahnya.
Respon Kasus 2:
Konteks
peristiwa ini hanya menjelaskan bahwa hukum Qishas atau diyat tidak
berlaku atau tidak terjadi jika yang terbunuh adalah seorang non muslim.
Namun harus dipahami bahwa secara konteks, situasi saat itu adalah
tidaklah mungkin bagi nabi SAW untuk mencegah atau mengontrol setiap
orang agar tidak membunuh seseorang yang lain, karena nabi SAW sendiri
tidak selalu berada di tempat kejadian perkara. Karena dalam narasi
hadis diatas tidak dijelaskan bahwa Yahudi yang terbunuh tidak
meninggalkan keluarga, maka dapat diasumsikan bahwa Yahudi tersebut
tidaklah meninggalkan keluarga.
Meski begitu, jika yang terbunuh
(non muslim) meninggalkan keluarga, maka keluarga ahli warisnya berhak
mendapat diyat (denda/ganti rugi) sebesar 1/3 dari diyat orang Islam
jika yang terbunuh adalah orang Nasrani/Yahudi, dan 3/10 dari diyat
orang Islam jika yang terbunuh adalah orang Majusi.
- Sahih Bukhari Volume 9, Book 83, Number 36:
Narrated Sahl bin Abi Hathma:
(a man from the Ansar) that a number of people from his tribe went to Khaibar and dispersed, and then they found one of them murdered. They said to the people with whom the corpse had been found, "You have killed our companion!" Those people said, "Neither have we killed him, nor do we know his killer." The bereaved group went to the Prophet and said, "O Allah's Apostle! We went to Khaibar and found one of us murdered." The Prophet said, "Let the older among you come forward and speak." Then the Prophet said, to them, "Bring your proof against the killer." They said "We have no proof." The Prophet said, "Then they (the defendants) will take an oath." They said, "We do not accept the oaths of the Jews." Allah's Apostle did not like that the Blood-money of the killed one be lost without compensation, so he paid one-hundred camels out of the camels of Zakat (to the relatives of the deceased) as Diya (Blood-money).
Sahih Bukhari Volume 9, Book 83, Number 36:
Diriwayatkan Sahl bin Abi Hathma:
(seorang pria dari Anshar) bahwa sejumlah orang dari sukunya pergi ke Khaibar dan tersebar, dan kemudian mereka menemukan salah satu dari mereka dibunuh. Mereka mengatakan kepada orang-orang dengan siapa mayat itu ditemukan, "Anda telah membunuh rekan kita!" Orang-orang berkata, "Bahwa sudah kami membunuhnya, kami juga tidak tahu pembunuhnya." Kelompok berduka menemui Nabi dan berkata, "O Rasul Allah! Kami pergi ke Khaibar dan menemukan salah satu dari kami dibunuh." Nabi berkata, "Biarkan yang lebih tua di antara kamu maju ke depan dan berbicara." Kemudian Nabi berkata, kepada mereka, "Tunjukkanlah bukti terhadap si pembunuh." Mereka mengatakan, "Kami memiliki bukti." Nabi berkata, "Kemudian mereka (para terdakwa) akan bersumpah." Mereka berkata, "Kami tidak menerima sumpah orang Yahudi." Rasul Allah tidak suka bahwa Darah-uang yang menewaskan hilang tanpa kompensasi, jadi dia membayar seratus unta dari unta Zakat (ke kerabat almarhum) sebagai Diya (Blood-money).
Sumber tambahan:
Diriwayatkan Sahl bin Abi Hathma:
(seorang pria dari Anshar) bahwa sejumlah orang dari sukunya pergi ke Khaibar dan tersebar, dan kemudian mereka menemukan salah satu dari mereka dibunuh. Mereka mengatakan kepada orang-orang dengan siapa mayat itu ditemukan, "Anda telah membunuh rekan kita!" Orang-orang berkata, "Bahwa sudah kami membunuhnya, kami juga tidak tahu pembunuhnya." Kelompok berduka menemui Nabi dan berkata, "O Rasul Allah! Kami pergi ke Khaibar dan menemukan salah satu dari kami dibunuh." Nabi berkata, "Biarkan yang lebih tua di antara kamu maju ke depan dan berbicara." Kemudian Nabi berkata, kepada mereka, "Tunjukkanlah bukti terhadap si pembunuh." Mereka mengatakan, "Kami memiliki bukti." Nabi berkata, "Kemudian mereka (para terdakwa) akan bersumpah." Mereka berkata, "Kami tidak menerima sumpah orang Yahudi." Rasul Allah tidak suka bahwa Darah-uang yang menewaskan hilang tanpa kompensasi, jadi dia membayar seratus unta dari unta Zakat (ke kerabat almarhum) sebagai Diya (Blood-money).
Sumber tambahan:
16. Sirat Rasul Allah, Al-Tabaqat, dan The History of Tabari,
Quote:
The Sirat Rasul Allah was written by Ibn Ishaq in 750 A.D. It was edited and abridged by Ibn Hisham in 830 and translated by Alfred Guillaume under the title, The Life of Muhammad in 1955 by Oxford Press. Referred to as the Sira, or Biography, Ishaq’s Hadith Collection is comprised of oral reports from Muhammad and his companions. It provides the only written account of Muhammad’s life and the formation of Islam composed within two centuries of the prophet’s death. There is no earlier or more accurate source.
The History of al-Tabari, called the Ta’rikh, was written by Abu Muhammad bin al-Tabari between 870 and 920 A.D. His monumental work was translated and published in 1987 through 1997 by the State University of New York Press. Tabari’s History is comprised entirely of Islamic Hadith. It is arranged chronologically. Tabari is Islam’s oldest uncensored source.
The Sirat Rasul Allah was written by Ibn Ishaq in 750 A.D. It was edited and abridged by Ibn Hisham in 830 and translated by Alfred Guillaume under the title, The Life of Muhammad in 1955 by Oxford Press. Referred to as the Sira, or Biography, Ishaq’s Hadith Collection is comprised of oral reports from Muhammad and his companions. It provides the only written account of Muhammad’s life and the formation of Islam composed within two centuries of the prophet’s death. There is no earlier or more accurate source.
The History of al-Tabari, called the Ta’rikh, was written by Abu Muhammad bin al-Tabari between 870 and 920 A.D. His monumental work was translated and published in 1987 through 1997 by the State University of New York Press. Tabari’s History is comprised entirely of Islamic Hadith. It is arranged chronologically. Tabari is Islam’s oldest uncensored source.
[Ishaq:550]
"Muhammad ordered that certain men should be assassinated even if they
were found behind the curtains of the Ka'aba. Among them was Abdallah
bin Sa'd [the Qur'an's one and only scribe]. The reason that Allah's
Messenger ordered that he should be slain was because he had become a
Muslim and used to write down Qur'an Revelation. Then he apostatized
[rejected Islam]."
[Tabari VIII:40] "The Messenger commanded that furrows should be dug in the ground for the Qurayza. Then he sat down. Ali and Zubayr began cutting off their heads in his presence."
[Tabari VIII:38] "The Messenger of Allah commanded that all of the Jewish men and boys who had reached puberty should be beheaded. Then the Prophet divided the wealth, wives, and children of the Banu Qurayza Jews among the Muslims."
[Tabari VIII:40] "The Messenger commanded that furrows should be dug in the ground for the Qurayza. Then he sat down. Ali and Zubayr began cutting off their heads in his presence."
[Tabari VIII:38] "The Messenger of Allah commanded that all of the Jewish men and boys who had reached puberty should be beheaded. Then the Prophet divided the wealth, wives, and children of the Banu Qurayza Jews among the Muslims."
[Tabari vol.vii, pp.97-98] Rasul
Allah berkata, “Yahudi manapun yang jatuh ke tanganmu, bunuh dia.” Jadi
ketika Muhayyish b. Masud bertemu Ibn Sunaynah, yakni seorang pedagang
Yahudi yang kenal dekat dengan mereka dan biasa berdagang dengan mereka,
Muhayyish pun lalu membunuh Ibn Sunaynah. Kakak laki Muhayyish yang
bernama Huwayyish b. Masud belum memeluk Islam saat itu dan ketika
Huwayyish tahu akan pembunuhan yang dilakukan adiknya Muhayyish, dia
lalu mulai memukuli Muhayyish sambil berkata, “O musuh Tuhan, kau
membunuh dia? Demi Tuhan, perutmu itu jadi gemuk karena kekayaan dari
dia (Ibn Sunaynah).” Muhayyish berkata, “Kukatakan padanya, ‘Demi Tuhan,
jika dia yang memerintahku untuk membunuhnya (Ibn Sunaynah) lalu
memerintahku untuk membunuhmu, maka aku akan memancung kepalamu.’” Dan
demi Tuhan, itu adalah saat awal Huwayyish menerima Islam. Dia
(Huwayyish) berkata, “Jika Muhammad memerintahmu untuk membunuhku,
apakah kau akan membunuhku?” dan aku jawab, “Ya, demi Tuhan, jika dia
memerintahku untuk membunuhmu, aku akan memancung kepalamu.” “Demi
Tuhan,” kata dia (Huwayyish), “sungguh luar biasa imanmu itu.” Lalu
Huwayyisah memeluk Islam.
[Ibn Sa’d, vol. ii p.201] Muhammad
mengirim al-Dahak ibn Sufyan ke al-Zuji untuk mengajak orang2 B. Kilab
memeluk Islam. Ketika mereka menolak, tentara2 Muslim menyerang mereka
dan memaksa mereka berlarian pergi ketakutan. Diantara para Muslim
terdapat seorang Jihadis tulen bernama al-Asyad . Dia bertemu dengan
ayahnya yang bernama Salamah yang sedang mengendarai kuda. Al-Asyad
meminta ayahnya masuk Islam. Tapi ayahnya malah menegurnya karena
memeluk Islam. Al-Asyad jadi marah dan dia memotong kuda ayahnya. Ketika
ayahnya terjatuh, dia lalu menangkapnya sampai para Muslim yang lain
tiba di tempat itu dan membunuhnya .
[Tabari, vol. viii, p.55]
Ketika terjadi pertikaian antara orang2 Muslim Ansar (dipimpin oleh Abd
Allah ibn Ubayy) dan Muslim Muhajidin, anak laki Abd Allah ibn Ubayy
yakni Abd Allah b. Abd Allah b. Ubayy datang menghadap Muhammad dan
menawarkan diri untuk membunuh ayahnya sendiri. Dia berkata, “Rasul
Allah, aku diberitahu bahwa kau ingin membunuh Abd Allah b. Ubayy karena
apa yang dikabarkan padamu tentang dirinya. Jika kau memang ingin
melakukan itu, perintahkan aku untuk melakukannya dan aku akan membawa
kepalanya padamu. Demi Tuhan, al-Khazraj tahu bahwa tidak ada seorang
pun diantara mereka yang lebih berbakti kepadanya ayahnya daripada aku.
Aku khawatir engkau akan memerintah orang lain untuk membunuh ayahku dan
dia akan melakukannya; dan aku akan tidak tahan melihat pembunuh Abd
Allah b. Ubayy berjalan diantara orang2. (Karena itu) Aku bersedia
membunuhnya, membunuh seorang Muslim untuk membalas dendam seorang
kafir, dan karenanya (aku) akan masuk Api [neraka].”
[Ibn Sa'd page 249]
The apostle of Allah and his companions ate from it. It (goat) said: "I
am poisoned." He [Muhammad] said to his Companions, "Hold you hands!
because it has informed me that it is poisoned!" They withdrew their
hands, but Bishr Ibn al-Bara expired. The apostle of Allah sent for her
(Jewess) and asked her, "What induced you to do what you have done?" She
replied, "I wanted to know if you are a prophet, in that case it will
not harm you and if you are a king, I shall relieve the people of you.
He gave orders and she was put to death.
[Ibn Hisham Al Sira Al-Nabawia, Bahagian 4, ms.180]
"Tatkala Nabi Muhammad telah wafat, ramai 'penganut-penganut' Islam di
kota Mekkah dengan cepatnya ingin meninggalkan Islam. Maka telah
bangunlah Suhayl bin 'Amru, dia berkata: ‘Siapa saja yang meninggalkan
Islam, kami akan pancung kepalanya!' Ramai orang pun membatalkan niatnya
karena takut dibunuh."
Respon:
Sumber-sumber
hadis dari Al Tabari, Ibnu Ishaq, Ibnu S'ad dan beberapa lainnya
tidaklah termasuk hadis-hadis otentik karena hadis-hadis ini juga tidak
mempunyai sanad dan atau isnad. Jadi tidak bisa dipakai sebagai
argumentasi. Apalagi Tabari juga menyebut dalam pembukaan kitab
Tarikhnya bahwa beliau tidak menyaring berita-berita yang ada. Komentar
selengkapnya dapat dilihat di:
http://www.islamic-awareness.org/Polemics/sverses.html (Tabari's Disclaimer)
Penutup:
Banyak
non muslim yang menyatakan bahwa orang-orang muslim dijaman nabi
membunuh atau nabi SAW sendiri membunuh karena untuk kepentingan atau
keegoisan nabi SAW. Hal ini tidak benar, karena nabi SAW tidaklah
membunuh atau memerintahkan seperti itu atas kepentingan sendiri, tetapi
hanya semata-mata perintah dari Allah SWT. Hal ini ditunjukkan dalam
hadis berikut:
- Sahih Bukhari Volume 4, Book 56, Number 760:
Narrated 'Aisha:
Whenever Allah's Apostle was given the choice of one of two matters, he would choose the easier of the two, as long as it was not sinful to do so, but if it was sinful to do so, he would not approach it. Allah's Apostle never took revenge (over anybody) for his own sake but (he did) only when Allah's Legal Bindings were outraged in which case he would take revenge for Allah's Sake.
Sahih Bukhari Volume 4, Buku 56, Nomer 760:
Dikisahkan 'Aisha:
Setiap Rasul Allah diberi pilihan satu dari dua hal, ia akan memilih lebih mudah dari dua, selama itu tidak berdosa untuk melakukannya, tetapi jika itu berdosa untuk melakukannya, ia tidak akan mendekatinya. Rasul Allah tidak pernah membalas dendam (lebih dari siapa saja) demi dirinya sendiri tetapi (dia) hanya ketika Bindings Hukum Allah marah dalam hal ini ia akan membalas dendam demi Allah.
Dikisahkan 'Aisha:
Setiap Rasul Allah diberi pilihan satu dari dua hal, ia akan memilih lebih mudah dari dua, selama itu tidak berdosa untuk melakukannya, tetapi jika itu berdosa untuk melakukannya, ia tidak akan mendekatinya. Rasul Allah tidak pernah membalas dendam (lebih dari siapa saja) demi dirinya sendiri tetapi (dia) hanya ketika Bindings Hukum Allah marah dalam hal ini ia akan membalas dendam demi Allah.
- Sahih Bukhari Volume 4, Book 56, Number 840:
Narrated Anas bin Malik:
Allah's Apostle reached Khaibar in the early morning and the people of Khaibar came out with their spades, and when they saw the Prophet they said, "Muhammad and his army!" and returned hurriedly to take refuge in the fort. The Prophet raised his hands and said, "Allah is Greater! Khaibar is ruined ! If we approach a nation, then miserable is the morning of those who are warned."
Sahih Bukhari Volume 4, Buku 56, Nomer 840:
Dikisahkan oleh Anas bin Malik:
Rasulullah mencapai Khaibar di pagi hari dan orang-orang Khaibar keluar dengan sekop mereka, dan ketika mereka melihat Nabi mereka berkata, "Muhammad dan pasukannya!" dan kembali bergegas untuk berlindung di dalam benteng. Nabi mengangkat tangannya dan berkata, "Allah Maha Besar Khaibar hancur!! Jika kita mendekati suatu bangsa, maka menyedihkan adalah pagi hari bagi mereka yang diperingatkan."
Nabi SAW juga sudah mewanti-wanti agar umat sesudahnya tidak mudah menumpahkan darah di antara sesamanya atau sesama muslim:
- Sahih Bukhari Volume 9, Book 83, Number 8:
Narrated Abu Zur'a bin 'Amr bin Jarir:
The Prophet said during Hajjat-al-Wada', "Let the people be quiet and listen to me. After me, do not become disbelievers, by striking (cutting) the necks of one another."
Sahih Bukhari Volume 9, Buku 83, Nomor 8:
Dikisahkan oleh Abu Zur'a bin 'Amr bin Jarir:
Nabi berkata selama Hajjat-al-Wada ': "Biarlah orang-orang diam dan mendengarkan saya Setelah saya, tidak menjadi kafir, oleh mencolok (pemotongan) leher satu sama lain.." - Sahih Bukhari Volume 9, Book 83, Number 14:
Narrated Al-Ahnaf bin Qais:
I went to help that man (i.e., 'Ali), and on the way I met Abu Bakra who asked me, "Where are you going?" I replied, "I am going to help that man." He said, "Go back, for I heard Allah's Apostle saying, 'If two Muslims meet each other with their swords then (both) the killer and the killed one are in the (Hell) Fire.' I said, 'O Allah's Apostle! It is alright for the killer, but what about the killed one?' He said, 'The killed one was eager to kill his opponent."
Sahih Bukhari Volume 9, Book 83, Number 14:
Diriwayatkan Al-Ahnaf bin Qais:
Aku pergi untuk membantu orang itu (yaitu, Ali), dan di jalan aku bertemu Abu Bakra yang bertanya, "Mau ke mana?" Saya menjawab, "saya akan membantu orang itu." Dia berkata, "Kembalilah, karena aku mendengar Rasul Allah berkata, 'Jika dua muslim saling bertemu dengan pedang mereka maka (keduanya) si pembunuh dan yang terbunuh berada di neraka (neraka).' Aku berkata, "O Rasul Allah Hal ini baik untuk si pembunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?!" Dia berkata, "Yang tewas adalah bersemangat untuk membunuh lawannya."
- Sunan Abu Dawud Book 38, Number 4350:
Narrated AbuBakr:
AbuBarzah said: I was with AbuBakr. He became angry at a man and uttered hot words. I said: Do you permit me, Caliph of the Apostle of Allah (peace_be_upon_him), that I cut off his neck? These words of mine removed his anger; he stood and went in. He then sent for me and said: What did you say just now? I said: (I had said:) Permit me that I cut off his neck. He said: Would you do it if I ordered you? I said: Yes. He said: No, I swear by Allah, this is not allowed for any man after Muhammad (peace_be_upon_him). Sunan Abu Dawud Book 38, Number 4350:
Dikisahkan AbuBakar:
AbuBarzah berkata: Aku bersama AbuBakar. Ia menjadi marah pada seorang pria dan mengucapkan kata-kata panas. Aku berkata: Apakah Anda mengizinkan saya, Khalifah Rasul Allah (saw), bahwa saya memotong lehernya? Kata-kata ini saya dihapus kemarahannya, ia berdiri dan masuk Dia kemudian dikirim untuk saya dan berkata: Apa katamu tadi? Aku berkata: (yang saya katakan :) Izinkan saya bahwa saya memotong lehernya. Dia berkata: Apakah Anda melakukannya jika saya memerintahkan Anda? Aku berkata: Ya. Dia berkata: Tidak, saya bersumpah demi Allah, ini tidak diperbolehkan untuk setiap orang setelah Muhammad (saw). - Sashih Bukhari Volume 3, Book 49, Number 856:
Narrated Anas:
It was said to the Prophet "Would that you see Abdullah bin Ubai." So, the Prophet went to him, riding a donkey, and the Muslims accompanied him, walking on salty barren land. When the Prophet reached 'Abdullah bin Ubai, the latter said, "Keep away from me! By Allah, the bad smell of your donkey has harmed me." On that an Ansari man said (to 'Abdullah), "By Allah! The smell of the donkey of Allah's Apostle is better than your smell." On that a man from 'Abdullah's tribe got angry for 'Abdullah's sake, and the two men abused each other which caused the friends of the two men to get angry, and the two groups started fighting with sticks, shoes and hands. We were informed that the following Divine Verse was revealed (in this concern):-- "And if two groups of Believers fall to fighting then, make peace between them." (49.9)
Sashih Bukhari Volume 3, Buku 49, Nomer 856:
Dikisahkan oleh Anas:
Dikatakan kepada Nabi "Apakah yang Anda lihat Ubai bin Abdullah." Jadi, Nabi pergi ke dia, mengendarai seekor keledai, dan Muslim menemaninya, berjalan di tanah tandus asin. Ketika Nabi mencapai 'Ubai bin Abdullah, yang kedua berkata, "Jauhkan dari padaku Demi Allah, bau busuk dari keledai Anda telah merugikan saya.!" Pada bahwa seorang pria Anshari berkata (pada Abdullah), "Demi Allah Aroma keledai dari Rasul Allah adalah lebih baik daripada bau anda." Pada seorang pria dari 'suku Abdullah marah untuk' demi Abdullah, dan kedua orang disalahgunakan sama lain yang menyebabkan teman-teman dari dua orang untuk marah, dan kedua kelompok mulai berkelahi dengan tongkat, sepatu dan tangan. Kami diberitahu bahwa ayat Ilahi berikut ini diturunkan (dalam keprihatinan ini): - "Dan jika dua kelompok orang percaya jatuh ke pertempuran itu, membuat perdamaian di antara mereka." (49.9)
Karena itu pendapat yang dikemukakan oleh non muslim bahwa orang-orang Islam tega membunuh sesama saudara muslim gara-gara ajaran Islam yang diajarkan oleh nabi SAW adalah tidak berdasar karena nabi SAW sendiri sudah pernah memperingatkan agar tidak mudah menggunakan cara-cara kekerasan.
Dikisahkan oleh Anas:
Dikatakan kepada Nabi "Apakah yang Anda lihat Ubai bin Abdullah." Jadi, Nabi pergi ke dia, mengendarai seekor keledai, dan Muslim menemaninya, berjalan di tanah tandus asin. Ketika Nabi mencapai 'Ubai bin Abdullah, yang kedua berkata, "Jauhkan dari padaku Demi Allah, bau busuk dari keledai Anda telah merugikan saya.!" Pada bahwa seorang pria Anshari berkata (pada Abdullah), "Demi Allah Aroma keledai dari Rasul Allah adalah lebih baik daripada bau anda." Pada seorang pria dari 'suku Abdullah marah untuk' demi Abdullah, dan kedua orang disalahgunakan sama lain yang menyebabkan teman-teman dari dua orang untuk marah, dan kedua kelompok mulai berkelahi dengan tongkat, sepatu dan tangan. Kami diberitahu bahwa ayat Ilahi berikut ini diturunkan (dalam keprihatinan ini): - "Dan jika dua kelompok orang percaya jatuh ke pertempuran itu, membuat perdamaian di antara mereka." (49.9)
Karena itu pendapat yang dikemukakan oleh non muslim bahwa orang-orang Islam tega membunuh sesama saudara muslim gara-gara ajaran Islam yang diajarkan oleh nabi SAW adalah tidak berdasar karena nabi SAW sendiri sudah pernah memperingatkan agar tidak mudah menggunakan cara-cara kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar