003. (Diturunkan-Nya kepadamu)
hai Muhammad (Al-kitab) Alquran, berisikan (kebenaran) dalam semua beritanya
(membenarkan kitab-kitab yang berada di depannya) maksudnya kitab-kitab yang
turun sebelumnya (dan diturunkan-Nya pula Taurat dan Injil).
004. (Sebelumnya) artinya sebelum diturunkannya Alquran (menjadi petunjuk)
hal dengan makna menunjukkan dari kesesatan (bagi manusia) bagi orang-orang
yang mengikuti kedua kitab itu. Pada Taurat dan Injil 'menurunkan' dipakai
kata-kata 'anzala', sedangkan pada Alquran dengan 'nazzala' yang berarti secara
berulang-ulang, berbeda dengan Taurat dan Injil yang diturunkan sekaligus (dan
diturunkan-Nya pula Al-Furqan) artinya kitab yang memisahkan antara yang hak
dan yang batil dan disebutkannya secara keseluruhan. (Sesungguhnya orang-orang
yang kafir terhadap ayat-ayat Allah) misalnya pada Alquran dan lainnya (bagi
mereka disediakan siksa yang berat dan Allah Maha Tangguh) menguasai segala
urusan sehingga tak suatu pun yang dapat menghalangi-Nya untuk menunaikan janji
dan ancaman-Nya (dan mempunyai balasan siksa) artinya hukuman berat terhadap
orang yang durhaka, yang tak dapat dilakukan oleh siapa pun.
005. (Sesungguhnya bagi Allah
tidak ada suatu pun yang tersembunyi) di antara barang wujud ini (baik di bumi
maupun di langit) karena ilmu-Nya terhadap apa yang terdapat di seluruh alam,
baik merupakan keseluruhan maupun yang sebagian-sebagian, dan ini diistimewakan
menyebutkannya karena penginderaan dapat melampauinya.
006. (Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya)
apakah akan jadi laki-laki atau perempuan, berkulit putih atau berkulit hitam
dan sebagainya. (Tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Tangguh) dalam
kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam tindakan dan perbuatan-Nya.
007. (Dialah yang menurunkan kepadamu Alquran, di antara isinya ada
ayat-ayat yang muhkamat) jelas maksud dan tujuannya (itulah dia pokok-pokok
Alquran) yakni yang menjadi pegangan dalam menetapkan (sedangkan yang lainnya
mutasyabihat) tidak dimengerti secara jelas maksudnya, misalnya
permulaan-permulaan surah. Semuanya disebut sebagai 'muhkam' seperti dalam
firman-Nya 'uhkimat aayaatuh' dengan arti tak ada cacat atau celanya, dan
'mutasyaabiha' pada firman-Nya, 'Kitaaban mutasyaabiha,' dengan makna bahwa
sebagian menyamai lainnya dalam keindahan dan kebenaran. (Adapun orang-orang
yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan) menyeleweng dari
kebenaran, (maka mereka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat untuk membangkitkan
fitnah) di kalangan orang-orang bodoh dengan menjerumuskan mereka ke dalam
hal-hal yang syubhat dan kabur pengertiannya (dan demi untuk mencari-cari
takwilnya) tafsirnya (padahal tidak ada yang tahu takwil) tafsirnya (kecuali
Allah) sendiri-Nya (dan orang-orang yang mendalam) luas lagi kokoh (ilmunya)
menjadi mubtada, sedangkan khabarnya: (Berkata, "Kami beriman kepada
ayat-ayat mutasyaabihat) bahwa ia dari Allah, sedangkan kami tidak tahu akan
maksudnya, (semuanya itu) baik yang muhkam maupun yang mutasyabih (dari sisi
Tuhan kami," dan tidak ada yang mengambil pelajaran) 'Ta' yang pada
asalnya terdapat pada 'dzal' diidgamkan pada dzal itu hingga berbunyi
'yadzdzakkaru' (kecuali orang-orang yang berakal) yang mau berpikir. Mereka
juga mengucapkan hal berikut bila melihat orang-orang yang mengikuti mereka.
008. ("Tuhan kami! Janganlah engkau gelincirkan hati kami) janganlah
diselewengkan dari kebenaran dengan mencari-cari tafsirnya yang tidak layak
bagi kami sebagaimana dialami oleh mereka (setelah Engkau memberi petunjuk
kepada kami) bimbingan ke arah perkara yang benar (dan berilah kami dari
sisi-Mu rahmat) keteguhan hati (karena Engkaulah Yang Maha Memberi) karunia.
009. (Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau akan mengumpulkan manusia) menghimpun
mereka (untuk suatu hari) maksudnya pada suatu hari (yang tak ada keraguan)
atau kebimbangan (padanya) yakni hari kiamat, maka Engkau balas amal perbuatan
mereka sebagaimana telah Engkau janjikan. (Sesungguhnya Allah tidak menyalahi
janji.") yakni janji-Nya tentang saat berbangkit. Di sini terdapat
peralihan pembicaraan dan kemungkinan ia merupakan firman Allah swt. Adapun
maksud dari doa seperti itu ialah untuk menyatakan bahwa pusat perhatian mereka
ialah soal akhirat. Oleh sebab itulah mereka memohon agar tetap berada dalam
hidayah atau petunjuk Allah hingga beroleh pahala. Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim melalui Aisyah r.a. katanya, "Rasulullah saw. membaca ayat,
'Dialah yang telah menurunkan kepadamu kitab, di antara isinya ialah ayat-ayat
yang muhkamat...' dan seterusnya lalu sabdanya, 'Apabila kamu lihat orang-orang
yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat mereka itulah yang disebutkan oleh Allah,
maka waspadalah terhadap mereka.'" Diriwayatkan pula oleh Thabrani dalam
Al-Kabir melalui Abu Musa Al-Asyari, bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda,
"Tidak ada yang aku khawatirkan terhadap umatku, kecuali tiga perkara yang
di antaranya ialah akan dimudahkan bagi mereka mempelajari Alquran, tetapi orang
mukmin mencari-cari takwil yang mutasyabihat, padahal tidak ada yang tahu akan
takwilnya itu kecuali Allah, sedangkan orang-orang yang mendalam ilmunya
mengatakan, 'Kami beriman padanya, semuanya dari sisi Tuhan kami dan tidaklah
yang beroleh peringatan kecuali orang-orang yang berakal.'" (Hadis)
010. (Sesungguhnya orang-orang kafir, harta benda dan anak-anak mereka
tidak dapat menolak Allah) yakni siksa-Nya (sedikit pun dan merekalah bahan
bakar api neraka) dibaca 'waquud', bahan untuk pembakaran.
011. (Seperti adat kebiasaan kaum Firaun dan orang-orang sebelum mereka)
seperti kaum Ad dan Tsamud (mereka mendustakan ayat-ayat Kami hingga
dicelakakan Allah) dibinasakan-Nya (disebabkan dosa-dosa mereka). Perkataan ini
menafsirkan perkataan yang sebelumnya. (Dan Allah sangat keras siksa-Nya). Ayat
berikut turun ketika Nabi saw. menyuruh orang-orang Yahudi masuk Islam
sekembalinya dari perang Badar, maka jawab mereka, "Janganlah kamu
teperdaya mentang-mentang berhasil membunuh gerombolan Quraisy yang kacau balau
dan tidak tahu memegang senjata."
012. (Katakanlah) hai Muhammad (kepada orang-orang kafir) kepada golongan
Yahudi itu, ("Kamu nanti akan menderita kekalahan) memakai ta dan ya, di
alam dunia ini dengan dibunuh, ditawan dan membayar upeti dan itu telah terjadi
(dan akan dihimpun) juga dengan memakai ta dan ya, di akhirat nanti (ke neraka
Jahanam) lalu memasukinya (dan Jahanam itu adalah seburuk-buruk hamparan)
tempat tinggal."
013. (Sesungguhnya bagi kamu ada tanda) atau pelajaran, lalu hal itu
disebutkan untuk penjelasan (pada dua golongan) dua puak (yang bertemu) di hari
Badar untuk berperang (segolongan bertempur di jalan Allah) untuk menaati
perintah-Nya, yaitu Nabi saw. bersama para sahabat. Mereka berjumlah 313 orang
laki-laki termasuk beberapa orang berkuda, enam buah ketopong besi dan delapan
buah pedang, sedangkan kebanyakan mereka adalah berjalan kaki (dan yang lain
kafir, yang melihat mereka) maksudnya kaum muslimin (dua kali lipat mereka)
artinya jumlah mereka kaum muslimin kelihatan dua kali banyak dari jumlah
mereka yang lebih kurang seribu orang, (yaitu penglihatan dengan mata kepala)
artinya menurut pandangan lahir. Ini termasuk pertolongan Allah kepada kaum
muslimin yang berjumlah sedikit. (Dan Allah menyokong) menguatkan (dengan
pertolongan-Nya siapa yang disukai-Nya) untuk ditolong. (Sesungguhnya pada yang
demikian itu) maksudnya yang disebutkan tadi (menjadi pelajaran bagi orang yang
mempunyai mata hati). Kenapa kamu tidak mengambil pelajaran pula lalu kamu
beriman?
014. (Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada syahwat)
yakni segala yang disenangi serta diingini nafsu sebagai cobaan dari Allah atau
tipu daya dari setan (yaitu wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak)
yang berlimpah dan telah berkumpul (berupa emas, perak, kuda-kuda yang tampan)
atau baik (binatang ternak) yakni sapi dan kambing (dan sawah ladang) atau
tanam-tanaman. (Demikian itu) yakni yang telah disebutkan tadi (merupakan
kesenangan hidup dunia) di dunia manusia hidup bersenang-senang dengan
hartanya, tetapi kemudian lenyap atau pergi (dan di sisi Allahlah tempat
kembali yang baik) yakni surga, sehingga itulah yang seharusnya menjadi idaman
dan bukan lainnya.
015. (Katakanlah) hai Muhammad kepada kaummu! ("Maukah saya sampaikan
kepadamu) saya beritahukan (apa yang lebih baik dari yang demikian?")
yakni yang disebutkan dari berbagai syahwat tadi; adapun pertanyaan di sini
berarti pengukuhan. (Bagi orang-orang yang bertakwa) yang menjaga diri mereka
dari kemusyrikan (di sisi Tuhan mereka) menjadi khabar sedangkan mubtadanya:
(surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal mereka) artinya
ditakdirkan kekal (di dalamnya) jika mereka memasukinya (dan istri-istri yang
disucikan) dari haid dan lainnya yang dianggap kotor (serta keridaan) ada yang
membaca ridhwaan dan ada pula rudhwaan; artinya keridaan yang banyak (dari
Allah dan Allah Maha Melihat) maksudnya Maha Mengetahui (akan hamba-hamba-Nya)
mereka akan dibalas menurut amalnya masing-masing.
016. (Yakni orang-orang yang) menjadi na`at atau badal dari 'orang-orang'
yang sebelumnya (berdoa,) "Wahai (Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah
beriman) membenarkan-Mu dan rasul-Mu (maka ampunilah semua dosa kami dan
lindungilah kami dari siksa neraka.")
017. (Orang-orang yang tabah) mengikuti perintah dan menjauhi maksiat,
menjadi na'at (yang benar) dalam keimanan (yang taat) kepada Allah (yang
menafkahkan harta mereka) yang bersedekah (dan yang memohon ampun) kepada Allah
dengan mengucapkan, "Ya Allah! Ampunilah kami," (pada waktu sahur)
artinya di akhir malam. Disebutkan di sini secara khusus, karena pada waktu
itulah orang biasa lengah dan tidur nyenyak.
018. (Allah menyaksikan) artinya menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya dengan
dalil-dalil dan ayat-ayat (bahwasanya tidak ada Tuhan) yakni tidak ada yang
disembah dalam wujud ini dengan benar (melainkan Dia, dan) menyaksikan pula
atas yang demikian itu (para malaikat) dengan pengakuan mereka (dan orang-orang
yang berilmu) dari kalangan para nabi dan orang-orang beriman, baik dengan
keyakinan maupun dengan perkataan (menegakkan keadilan) dengan mengatur makhluk
ciptaan-Nya. Manshub disebabkan kedudukannya sebagai hal, sedangkan yang
menjadi amilnya ialah arti keseluruhan yakni hanya Allahlah yang mengatur
makhluk-Nya dengan seadil-adilnya. (Tidak ada Tuhan melainkan Dia) diulangi
kembali memperkokoh perkataan sebelumnya (Yang Maha Perkasa) dalam kerajaan-Nya
(lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan dan ciptaan-Nya.
019. (Sesungguhnya agama) yang diridai (di sisi Allah) ialah agama (Islam)
yakni syariat yang dibawa oleh para rasul dan dibina atas dasar ketauhidan.
Menurut satu qiraat dibaca anna sebagai badal dari inna yakni badal isytimal.
(Tidaklah berselisih orang-orang yang diberi kitab) yakni orang-orang Yahudi
dan Nasrani dalam agama, sebagian mereka mengakui bahwa merekalah yang beragama
tauhid sedangkan lainnya kafir (kecuali setelah datang kepada mereka ilmu)
tentang ketauhidan disebabkan (kedengkian) dari orang-orang kafir (di antara
sesama mereka, siapa yang kafir pada ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah cepat
sekali perhitungan-Nya) maksudnya pembalasan-Nya.
020. (Jika mereka menyanggah kamu) hai Muhammad dalam soal agama (maka
katakanlah) kepada mereka ("Kuserahkan wajahku kepada Allah) artinya aku
tunduk dan patuh kepada-Nya, aku (dan orang-orang yang mengikutiku.")
wajah disebutkan secara khusus, karena kedudukannya yang mulia, maka yang
lainnya lebih utama untuk berserah diri. (Dan katakanlah kepada orang-orang
yang diberi Alkitab) yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani (serta orang-orang
yang tidak tahu baca tulis) yaitu orang-orang Arab musyrik ("Apakah kamu
mau masuk Islam?") Maksudnya masuk Islamlah kamu! (Jika mereka masuk
Islam, maka sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk) dari kesesatan (dan
jika mereka berpaling) dari agama Islam (maka kewajiban kamu hanyalah
menyampaikan) risalah yang diamanatkan kepadamu (dan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya) lalu diberi-Nya balasan atas amal perbuatan mereka. Ayat
berikut ini sebelum turunnya perintah untuk berperang:
021. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir akan ayat-ayat Allah dan
membunuh) pada satu qiraat yuqatiluuna yang berarti memerangi (nabi-nabi tanpa
alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh berlaku adil di
antara manusia) mereka ini ialah orang-orang Yahudi. Diriwayatkan bahwa mereka
telah membunuh 43 orang nabi kemudian mereka dicegah oleh 170 orang
pengikut-pengikut nabi tersebut namun akhirnya mereka pun dibunuh oleh mereka
pada saat yang sama (maka gembirakanlah mereka) artinya beritahukanlah mereka
(akan adanya siksa yang pedih) yang menyakitkan. Menyebutkan 'gembirakanlah'
adalah sebagai penghinaan bagi mereka, dan khabar 'inna' dimasuki oleh fa,
karena isimnya inna yang berupa isim maushul mirip dengan syarat.
022. (Mereka itulah orang-orang yang gugur) atau batal (amal-amalan mereka)
kebaikan-kebaikan yang telah mereka lakukan, misalnya sedekah dan menghubungkan
tali silaturahmi (di dunia dan di akhirat) sehingga tidak dianggap disebabkan
tidak memenuhi syarat-syaratnya (dan tidaklah mereka mempunyai penolong-penolong)
yang akan melindungi mereka dari azab tersebut.
023. (Tidakkah kamu lihat) atau perhatikan (orang-orang yang diberi bagian
dari Alkitab) yakni Taurat (mereka diseru) menjadi hal (kepada Kitab Allah
untuk menetapkan hukum di antara mereka, kemudian sebagian di antara mereka
berpaling dan mereka menolaknya) yakni tak mau menerima penetapan hukumnya.
Ayat ini turun mengenai orang Yahudi: Dua orang di antara mereka berzina lalu
bertahkim kepada Nabi saw., maka Nabi menjatuhkan hukuman rajam. Mereka menolak
lalu diperlihatkan Taurat kepada mereka, ternyata memang tercantum di dalamnya,
hingga hukuman rajam dilaksanakan. Akibatnya mereka menjadi marah.
024. (Hal itu) yakni berpaling dan menolak (karena mereka mengatakan)
disebabkan oleh ucapan mereka (Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali
beberapa hari yang berbilang) hanya 40 hari, yakni selama mereka menyembah anak
lembu lalu akan dihentikan terhadap mereka. (Mereka diperdayakan dalam agama
mereka) berkaitan dengan firman-Nya (oleh apa yang mereka ada-adakan) berupa
ucapan mereka tadi.
025. (Maka betapakah) keadaan mereka (jika mereka Kami kumpulkan bagi suatu
hari) maksudnya pada suatu hari (yang tak ada keraguan padanya) yakni hari
kiamat (dan disempurnakan kepada setiap diri) baik dari golongan Ahli Kitab
maupun dari lainnya, untuk menerima balasan dari (apa yang diusahakannya)
dikerjakannya baik kebaikan maupun kejahatan (dan mereka) manusia itu (tidak
dianiaya) dengan dikurangi kebaikan atau ditambah kejahatan. Ayat berikut ini
turun tatkala Nabi saw. menjanjikan kepada umatnya akan diserahkannya kerajaan
Persia dan Romawi, maka kata orang-orang munafik, "Jauh...,
mustahil...!"
026. (Katakanlah, "Wahai Tuhan) atau ya Allah (yang mempunyai
kerajaan! Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki) di antara
makhluk-makhluk-Mu (dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki) dengan memberinya kemuliaan itu
(dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki) dengan mencabut darinya. (Di
tangan-Mulah segala kebaikan) demikian pula segala kejahatan; artinya dalam
kekuasaan-Mulah semua itu. (Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu.)
027. (Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan pula siang
ke dalam malam) hingga bertambah panjanglah keduanya sebanyak berkurangnya dari
yang lain (Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati) misalnya manusia dari
sperma dan burung dari telur (Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup dan
Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa terhitung") artinya
rezeki yang luas dan amat banyak.
028. (Janganlah orang-orang beriman mengambil orang-orang kafir sebagai
pemimpin) yang akan mengendalikan mereka (dengan meninggalkan orang-orang
beriman. Barang siapa melakukan demikian) artinya mengambil mereka sebagai
pemimpin (maka tidaklah termasuk dalam) agama (Allah sedikit pun kecuali jika
menjaga sesuatu yang kamu takuti dari mereka) maksudnya jika ada yang kamu
takuti, kamu boleh berhubungan erat dengan mereka, tetapi hanya di mulut dan
bukan di hati. Ini hanyalah sebelum kuatnya agama Islam dan berlaku di suatu
negeri di mana mereka merupakan golongan minoritas (dan Allah memperingatkanmu
terhadap diri-Nya) maksudnya kemarahan-Nya jika kamu mengambil mereka itu
sebagai pemimpin (dan hanya kepada Allah tempat kamu kembali) hingga kamu akan
beroleh balasan dari-Nya.
029. (Katakanlah) kepada mereka! "Jika kamu menyembunyikan apa yang
ada di dalam dadamu) di dalam hatimu berupa hubungan yang erat dengan mereka
(atau kamu nyatakan) secara lahir (pastilah akan diketahui oleh Allah, dan) Dia
(mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi dan Allah
Maha kuasa atas segala sesuatu.") di antaranya ialah menyiksa orang-orang
yang mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin.
030. (Pada hari itu setiap diri akan mengetahui segala yang dilakukan)nya
(berupa kebaikan akan dihadapkan ke hadapannya begitu juga segala yang
dilakukan)nya (berupa kejahatan) menjadi mubtada sedangkan yang menjadi
khabarnya: (ia ingin sekiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh)
teramat jauh hingga ia takkan pernah sampai padanya. (Dan Allah memperingatkan
kamu kepada diri-Nya) diulangi untuk memperkuat (Dan Allah Maha Penyayang
terhadap hamba-hamba-Nya.) Ayat berikut turun tatkala mereka mengatakan,
"Kami tidaklah menyembah berhala itu hanyalah karena kecintaan kami kepada
Allah, Kami bermaksud agar berhala-berhala itu mendekatkan kami
kepada-Nya."
031. (Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad! ("Jika kamu benar-benar
mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu) dengan arti bahwa Dia
memberimu pahala (dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun) terhadap
orang yang mengikutiku, mengenai dosa-dosanya yang telah terjadi sebelum itu
(lagi Maha Penyayang") kepadanya.
032. (Katakanlah) kepada mereka! ("Taatilah olehmu Allah dan
Rasul-Nya) mengenai ketauhidan yang diperintahkan-Nya. (Jika mereka berpaling)
atau menyimpang dari ketaatan (maka sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang kafir.") Di sini terdapat penempatan zhahir di tempat
mudhmar karena semestinya laa yuhibbuhum hingga kalimat itu berarti bahwa Dia
akan menyiksa mereka.
033. (Sesungguhnya Allah telah memilih Adam dan Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga Imran) dengan makna diri dari yang bersangkutan (di antara penduduk
alam) yakni dengan menjadikan nabi-nabi itu dari anak cucu dan keturunan
mereka.
034. (Yakni suatu keturunan yang sebagiannya dari) turunan (yang lain.)
(Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).
035. (Dan ingatlah ketika istri Imran) yang bernama Hanah telah lanjut usia
dan rindu untuk beroleh anak, ia pun berdoa dan merasa dirinya hamil,
"Wahai (Tuhanku! Sesungguhnya aku menazarkan) untuk menjadikan (untuk-Mu
kandungan yang berada di perutku ini sebagai anak yang saleh dan bebas) dari
kepentingan-kepentingan dunia, semata-mata berkhidmat untuk rumah-Mu yang suci.
(Karena itu terimalah dariku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar) akan doa
(lagi Maha Mengetahui.") akan niat serta tujuan manusia. Pada waktu itu
istrinya sedang mengandung dan Imran pun wafat.
036. (Tatkala ia melahirkan anaknya) ternyata bayi itu perempuan sedangkan
ia mengharapkan anak lelaki karena yang biasa dibaktikan itu hanyalah anak
laki-laki (maka katanya) menyatakan penyesalan, "Wahai (Tuhanku!
Sesungguhnya aku melahirkan anak perempuan." dan Allah lebih tahu)
mengetahui (apa yang dilahirkannya) firman Allah swt. yang merupakan interupsi
bagi berita ini; menurut satu qiraat dengan ta baris di depan: wadha`tu
("dan anak laki-laki tidaklah) seperti yang dimintanya itu (serupa dengan
anak wanita) yang diberikan Tuhannya, sedangkan maksudnya untuk membaktikannya
guna berkhidmat kepada agama. Sebagaimana diketahui, anak wanita tidaklah tepat
untuk keperluan itu disebabkan fisiknya lemah, auratnya, masa haid yang
dialaminya dan lain-lain. (Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam,
kulindungkan dia serta anak-cucunya kepada-Mu dari setan yang terkutuk")
atau terusir. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Tidak seorang bayi pun yang
dilahirkan melainkan ia disentuh setan sewaktu ia dilahirkan itu sehingga ia
menangis dengan suara keras kecuali Maryam dan putranya." (Riwayat Bukhari
dan Muslim)
037. (Maka Tuhannya menerimanya) menerima Maryam sebagai nazar dari ibunya
(dengan penerimaan yang baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik pula)
Di samping pendidikan akhlaknya, Allah memperhatikan pula pertumbuhan
jasmaninya, hingga dalam sehari besarnya bertambah seakan-akan dalam satu
tahun. Ibunya membawanya kepada para pendeta penjaga Baitulmakdis, lalu
katanya, "Terimalah oleh tuan-tuan anak yang dinazarkan ini."
Berlomba-lombalah mereka untuk menerimanya sebagai anak asuhan, karena ia
adalah putri dari imam mereka. Kata Zakaria, "Aku lebih berhak kepadanya,
karena bibinya tinggal bersamaku." "Tidak," kata mereka,
"sebelum kita mengadakan undian lebih dulu." Mereka yang banyaknya 29
orang itu pergi ke sungai Yordan dan melemparkan qalam atau anak panah mereka
masing-masing ke dalamnya. Barang siapa yang qalamnya tidak hanyut dan timbul
ke permukaan air, dialah yang lebih berhak menjadi pengasuhnya. Ternyata qalam
Zakaria tidak hanyut dan timbul ke permukaan, hingga Maryam pun menjadi anak
asuhannya, diambilnya dan dibuatkan untuknya sebuah bilik dalam mesjid dengan
mempunyai tangga yang tak boleh dinaiki kecuali olehnya sendiri. Zakaria
membawakannya makanan dan minuman serta alat-alat hiasannya, maka di musim
dingin dijumpai padanya buah-buahan musim panas, dan di musim panas dijumpainya
buah-buahan musim dingin, sebagaimana firman Allah swt. (dan dijadikan-Nya ia
di bawah asuhan Zakaria). Menurut satu qiraat memakai tasydid sehingga berbunyi
'wakaffalahaa' sedangkan dinashabkannya 'Zakariya' itu ada yang panjang ada
pula yang pendek. Yang mendatangkan buah-buahan tersebut adalah Allah swt.
(Setiap Zakaria masuk untuk menemuinya di mihrab) yakni ruangan yang paling
mulia di suatu mesjid (didapatinya makanan di sisinya, katanya, "Hai
Maryam! Dari mana kamu peroleh makanan ini?" Jawabnya) sedangkan ia masih
kecil ("Makanan itu dari Allah) yang didatangkan-Nya bagiku dari surga."
(Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang disukai-Nya tanpa batas)
yakni rezeki yang berlimpah yang diperoleh tanpa risiko dan jerih payah.
038. (Di sanalah) artinya tatkala Zakaria melihat hal itu dan mengetahui
bahwa Tuhan yang berkuasa mendatangkan sesuatu bukan pada waktu yang semestinya
pasti akan mampu pula mendatangkan anak keturunan dalam usia lanjut karena kaum
keluarganya telah hampir musnah (maka Zakaria pun berdoa kepada Tuhannya) yakni
ketika ia memasuki mihrab untuk salat di tengah malam (katanya, "Tuhanku!
Berilah aku dari sisi-Mu keturunan yang baik) maksudnya anak yang saleh
(sesungguhnya Engkau Maha Mendengar) dan mengabulkan (doa.") permohonan.
039. (Lalu ia dipanggil oleh malaikat) yakni Jibril (ketika ia tengah
berdiri mengerjakan salat di mihrab) maksudnya mesjid (bahwa) mestinya bi-anna
dan menurut suatu qiraat bi-inna dengan memperkirakan iqaalat, yakni malaikat
itu berkata (Allah memberimu kabar gembira) ada yang memakai tasydid dan ada
pula yang tidak (dengan Yahya yang membenarkan kalimat) yang datang (dari
Allah) maksudnya membenarkan Nabi Isa bahwa ia adalah roh ciptaan Allah.
Dinamakan kalimat karena ia diciptakan melalui kalimat kun; artinya jadilah
kamu. (Menjadi panutan) pemimpin (dan mampu menahan hawa nafsu) terutama nafsu
seksual (dan seorang nabi dari keturunan orang-orang saleh.) Menurut riwayat ia
tidak pernah berbuat satu kesalahan pun dan tak ada keinginan untuk
melakukannya.
040. (Kata Zakaria, "Wahai Tuhanku! Betapa aku akan mendapatkan anak)
atau putra (sedangkan aku sudah sangat tua) maksudnya aku telah hampir mencapai
akhir usiaku, yakni 120 tahun (dan istriku pun seorang yang mandul.")
usianya sudah 98 tahun. (Firman Allah,) soalnya ("Demikianlah) Allah
menciptakan seorang anak laki-laki dari kamu berdua (Allah berbuat apa yang
dikehendaki-Nya.") karena tidak ada suatu pun yang tidak disanggupi-Nya.
Untuk membuktikan kekuasaan besar ini Zakaria diilhami-Nya pertanyaan untuk
dijawab. Tatkala dirinya sudah amat rindu untuk bertemu dengan anak yang
diberitakan itu.
041. (Maka katanya, "Wahai Tuhanku! Berilah aku suatu ciri.")
atau tanda bahwa istriku telah hamil. (Firman-Nya, "Tandanya ialah bahwa
kamu tidak dapat berbicara dengan manusia) artinya terhalang untuk
bercakap-cakap dengan mereka tetapi tidak terhalang untuk berzikir kepada Allah
swt. (selama tiga hari) dan tiga malam (kecuali dengan isyarat) atau kode (dan
sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah) maksudnya salatlah
(di waktu petang dan pagi.") di penghujung siang dan di akhir malam.
042. (Dan) ingatlah (ketika berkata malaikat) yakni Jibril ("Hai
Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilih dan menyucikanmu) dari sentuhan lelaki
(dan mengutamakanmu atas wanita-wanita di seluruh dunia.")
043. ("Hai Maryam! Taatlah kepada Tuhanmu) artinya tunduklah (sujudlah
dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.") artinya salatlah bersama
orang-orang yang salat.
044. (Demikian itu) yakni apa yang telah disebutkan mengenai Zakaria dan
Maryam (adalah sebagian dari berita-berita gaib) berita-berita yang kamu tidak
ketahui (yang Kami wahyukan kepadamu) hai Muhammad (padahal kamu tidak hadir
bersama mereka ketika mereka lemparkan anak-anak panah mereka) ke dalam air
untuk mengundi (siapakah di antara mereka yang akan mengasuh) atau mendidik
(Maryam. Dan kamu juga tidak hadir bersama mereka ketika mereka bersengketa)
tentang pengasuhannya sehingga bagaimana kamu akan dapat mengetahui dan
menceritakan kisahnya padahal kamu mengetahuinya hanyalah dengan perantaraan
wahyu.
045. Ingatlah! (Ketika berkata malaikat) yakni Jibril ("Hai Maryam!
Sesungguhnya Allah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan satu kalimat
dari-Nya) maksudnya dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan dengan satu
kalimat (nama Almasih Isa putra Maryam) disebut namanya dengan menisbatkannya
kepada dirinya untuk memperingatkan bahwa ia melahirkan tanpa bapak padahal
kebiasaannya ialah menisbatkan anak-anak kepada bapak mereka (seorang yang
terkemuka) atau berpengaruh (di dunia) dengan kenabian (di akhirat) dengan
pemberian syafaat dan derajat yang tinggi (dan termasuk salah seorang yang
dekat) kepada Allah swt.
046. (Dia berbicara dengan manusia sewaktu dalam buaian) sewaktu masih
kecil dan belum lagi tiba saatnya untuk berkata-kata (dan ketika sudah dewasa
dia termasuk salah seorang yang saleh.")
047. (Kata Maryam, "Wahai Tuhanku! Betapa mungkin aku mempunyai anak
padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki?") misalnya
dengan perkawinan dan sebagainya. (Firman-Nya, "Soalnya seperti itulah)
yaitu menciptakan anakmu tanpa bapak (Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya." Apabila Dia menghendaki menetapkan sesuatu) seperti
hendak menciptakannya (maka cukuplah bagi-Nya mengatakan padanya,
"Jadilah," maka jadilah dia.) artinya terciptalah ia.
048. (Dia akan mengajarkan kepadanya) ada yang membaca dengan nun dan ada
pula dengan ya (Alkitab) menulis (hikmah, Taurat dan Injil)
049. (Dan) Kami jadikan pula sebagai (seorang rasul kepada Bani Israel) di
waktu masih kecil atau sesudah balig. Jibril pun meniup saku baju Maryam sehingga
ia pun hamil. Bagaimana keadaan selanjutnya akan diceritakan nanti dalam surah
Maryam. Adapun Isa tatkala ia dibangkitkan Allah sebagai rasul kepada Bani
Israel katanya kepada mereka, "Sesungguhnya aku ini utusan Allah kepada
kamu dan (sesungguhnya aku) (datang kepada kamu dengan membawa suatu tanda)
bukti atas kebenaranku (dari Tuhan kamu) yaitu (bahwa aku) dapat (menciptakan)
membuat bentuk (bagi kamu dari tanah seperti burung) kaf menjadi isim maf`ul
(kemudian aku meniupnya) dhamir 'nya' kembali kepada kaf atau bentuk burung
tadi (hingga ia pun menjadi seekor burung) menurut suatu qiraat thaa-iran
(dengan izin Allah) dengan iradat-Nya. Maka diciptakan-Nya bagi mereka
kelelawar, karena itulah yang paling sempurna kejadiannya di antara bangsa
burung. Burung itu terbang, sementara mereka memperhatikannya. Setelah luput
dari penglihatan mereka, kelelawar itu jatuh dan mati untuk membedakan antara
perbuatan makhluk dengan hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta dan agar
diketahui bahwa kesempurnaan itu hanya ada pada ciptaan Allah. (dan Aku akan
menyembuhkan orang yang buta) maksudnya yang buta semenjak ia dilahirkan (dan
orang yang berpenyakit barash). Disebutkan kedua penyakit ini secara khusus
karena lukanya tidak dapat disembuhkan, sedangkan Nabi Isa dibangkitkan di masa
majunya ilmu kedokteran. Maka dalam satu hari beliau berhasil menyembuhkan 50
ribu penderita melalui doa, dengan syarat mereka beriman. (Bahkan aku hidupkan
orang yang mati dengan izin Allah) 'Dengan kehendak Allah' diulang-ulangnya untuk
melenyapkan dugaan bahwa ia mempunyai sifat ketuhanan. Maka dihidupkannyalah
Azir seorang sahabatnya, anak seorang wanita tua kemudian seorang gadis kecil
berumur sepuluh tahun. Mereka itu terus hidup bahkan sampai mempunyai
keturunan. Kemudian dihidupkannya pula Sam bin Nuh lalu meninggal pada waktu
itu juga (dan akan aku beritakan kepada kamu apa yang kamu makan dan apa yang
kamu simpan di rumah-rumah kamu) padahal aku tak pernah melihatnya. Maka
disampaikannyalah kepada masing-masing orang apa yang telah dimakan dan apa
yang akan dimakannya nanti. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni pada
peristiwa-peristiwa yang disebutkan tadi (menjadi tanda bagi kamu, jika kamu
betul-betul beriman).
050. (Dan) kedatangan aku kepada kamu (membenarkan apa yang berada di
hadapan aku) yang datang sebelum aku (berupa Taurat dan untuk menghalalkan
bagimu sebagian yang diharamkan atasmu) misalnya aku halalkan bangsa ikan dan
burung yang tidak bertulang. Ada pula yang mengatakan dihalalkan semuanya,
hingga 'sebagian' berarti 'semua' (dan aku datang kepada kamu dengan membawa
tanda dari Tuhanmu) diulang-ulangnya untuk menguatkan dan membina kepercayaan
di atasnya. (Maka bertobatlah kepada Allah dan taatlah kepadaku) yakni mengenai
apa-apa yang aku perintahkan kepadamu, yaitu bertauhid kepada Allah serta taat
akan semua perintah-Nya.
051. (Sesungguhnya Allah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia! Ini)
yakni yang aku perintahkan kepadamu (adalah jalan yang lurus) tetapi mereka
mendustakan dan tidak mau beriman kepadanya.
052. (Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) dan mereka
bermaksud hendak membunuhnya (katanya, "Siapakah yang bersedia menjadi
pembela-pembela aku) penolong-penolong aku (kepada Allah.") untuk
menegakkan agama-Nya? (Berkata orang-orang Hawari, "Kamilah
pembela-pembela Allah) artinya penolong-penolong agama-Nya dan mereka ini ialah
teman-teman dekat Isa dan yang mula-mula beriman kepadanya. Jumlah mereka 12
orang, dan 'hawari' itu asalnya dari kata-kata 'hur' yang berarti putih bersih.
Ada pula yang mengatakan bahwa mereka itu adalah orang yang pendek-pendek dan
selalu memakai pakaian putih (Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah) wahai
Isa (bahwa kami orang-orang Islam).
053. (Wahai Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan)
yakni Injil (dan telah kami ikuti rasul) yaitu Isa (maka catatlah kami ke dalam
golongan orang-orang yang menjadi saksi) tentang keesaan-Mu dan kebenaran
rasul-Mu." Firman Allah swt.:
054. (Mereka mengatur tipu daya) maksudnya orang-orang kafir dari golongan
Bani Israil terhadap Isa karena menunjuk orang yang akan membunuhnya secara
diam-diam (dan Allah membalas tipu daya mereka) dengan jalan mengubah muka
seorang seperti Isa sehingga mereka bunuh sedangkan Isa diangkat ke langit (dan
Allah sebaik-baik yang membalas tipu daya.)
055. Ingatlah! (Ketika Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan
memegangmu dan mengangkatmu kepada-Ku) yakni dari dunia tanpa mengalami
kematian (dan menyucikanmu) atau menjauhkanmu (dari orang-orang yang kafir
serta menjadikan orang-orang yang mengikutimu) artinya yang membenarkan
kenabianmu di antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani (di atas orang-orang
yang kafir) kepadamu, yakni orang-orang Yahudi; orang-orang yang percaya kepada
kenabian Isa itu dapat mengalahkan mereka dengan berbagai hujah dan dengan mata
pedang (sampai hari kiamat kemudian kepada Akulah kamu kembali lalu Kuputuskan
di antara kamu apa-apa yang selalu kamu perbantahkan.) yakni tentang keagamaan.
056. (Adapun orang-orang yang kafir maka akan Kusiksa mereka dengan siksaan
berat di dunia) dengan pembunuhan, penawanan dan pembayaran upeti (dan di
akhirat) dengan api neraka (dan tidaklah mereka mempunyai penolong) yang akan
membela dan mempertahankan mereka dari siksa yang berat itu.
057. (Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka Allah akan
menyempurnakan) dengan memakai ya dan nun (pahala-pahala mereka dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang aniaya.") artinya Allah akan menyiksa mereka.
Diriwayatkan bahwa Allah swt. mengirim kepadanya satu lapis awan yang
membawanya naik. Ibunya bergantung kepadanya dan menangis, maka katanya,
"Hari kiamat akan mempertemukan kita kembali." Waktu itu ialah malam
lailatulkadar dan terjadinya di Baitulmakdis dalam usianya yang ke 33 tahun.
Sepeninggal ibunya masih hidup selama enam tahun. Bukhari dan Muslim
meriwayatkan sebuah hadis bahwa ia akan turun nanti dekat hari kiamat dan akan
melaksanakan hukum menurut syariat nabi kita. Ia akan membunuh dajal dan babi
dan akan menghancurkan tiang salib dan menghapuskan upeti. Menurut hadis Muslim
lamanya kembali itu ialah tujuh tahun sedangkan menurut hadis Abu Daud
Ath-Thayalisi 40 tahun lalu ia wafat dan disalatkan. Ada kemungkinan bahwa yang
dimaksud dengannya ialah keseluruhan lamanya tinggal di bumi baik sebelum
maupun sesudah diangkat.
058. (Demikianlah) perihal Isa yang Kami sebutkan itu (Kami bacakan) Kami
kisahkan (kepadamu) hai Muhammad (sebagian dari tanda-tanda) menjadi hal dari
dhamir yang terdapat pada natluuhu sedangkan amilnya apa yang terkandung di dalamnya
berupa isyarat (dan peringatan yang penuh hikmah) yakni Alquran.
059. (Sesungguhnya perumpamaan Isa) keadaannya yang aneh atau ajaib (di
sisi Allah adalah seperti Adam) seperti penciptaannya tanpa ibu dan tanpa
bapak, dan ini termasuk perbandingan hal yang aneh dengan yang lebih aneh lagi
dengan tujuan agar lebih dapat mematahkan hujah lawan dan lebih mantap di dalam
hati (diciptakan-Nya ia) maksudnya Adam, yakni acuannya (dari tanah kemudian
Allah berfirman kepadanya, "Jadilah kamu!") seorang manusia (maka
jadilah dia) artinya terciptalah ia sebagai seorang manusia. Demikian pula
halnya dengan Isa, diciptakan-Nya supaya tercipta tanpa bapak, maka terciptalah
dia.
060. (Itulah yang benar yang datang dari Tuhanmu) menjadi khabar bagi
mubtada yang dibuang berbunyi, 'Peristiwa Isa.' (Maka janganlah kamu termasuk
orang-orang yang ragu-ragu!) atau menyangsikannya.
061. (Siapa yang membantahmu) mendebatmu dari golongan Nasrani (tentang hal
itu setelah datang kepadamu ilmu) dengan perintah-Nya (maka katakanlah) kepada
mereka (Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri
kami dan istri-istri kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu) lalu kita
kumpulkan mereka (kemudian mari kita bermubahalah) artinya berdoa dengan
khusyuk dan dengan merendahkan diri (sambil memohon supaya kutukan Allah
ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta) yaitu dengan mengatakan, "Ya
Allah, kutukilah orang yang dusta tentang peristiwa Isa." Nabi saw. telah
mengajak utusan Najran untuk itu, yakni tatkala mereka membantahnya dalam hal
tersebut. Jawab mereka, "Kami akan memikirkannya dulu, kemudian akan
datang kepada anda." Kata salah seorang yang berpikiran sehat di antara
mereka, "Tuan-tuan telah mengetahui kenabiannya, dan tidak suatu pun kaum yang
mengadakan mubahalah dengan seorang nabi kecuali mereka akan celaka."
Ditinggalkannyalah orang tadi, lalu mereka berpaling. Mereka datang lagi
menemui Nabi saw. yang ketika itu sudah keluar siap bermubahalah bersama Hasan,
Husein, Fatimah dan Ali. Nabi saw. berkata kepada orang-orang Nasrani Najran,
"Jika saya berdoa, aminkanlah." Tetapi ternyata pihak lawan tidak
bersedia berkutuk-kutukan itu hanya minta berdamai dengan membayar upeti.
Riwayat Abu Na`im dan diterima dari Ibnu Abbas, katanya, "Seandainya
orang-orang Nasrani Najran itu bersedia meneruskan mubahalah niscaya mereka
akan kembali ke negerinya sedangkan harta dan keluarganya tiada lagi."
Diriwayatkan pula bahwa sekiranya mereka bermubahalah niscaya akan terbakar.
062. (Sesungguhnya ini) yakni yang telah disebutkan tadi (merupakan kisah
berita yang benar) yang tidak diragukan lagi. (Tiada) min merupakan tambahan
(Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Allah Maha Tangguh) dalam kerajaan-Nya
(lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya.
063. (Jika mereka berpaling) tidak mau beriman (maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui akan orang-orang yang berbuat kerusakan) mereka akan diberi-Nya
balasan. Di sini kata-kata lahir ditempatkan pada kata-kata mudhmar.
064. (Katakanlah, "Hai Ahli Kitab!) yakni Yahudi dan Nasrani (Marilah
kita menuju suatu kalimat yang sama) mashdar dengan makna sifat; artinya yang
serupa (di antara kami dan kamu) yakni (bahwa kita tidak menyembah kecuali
Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun juga dan bahwa sebagian
kita tidak mengambil lainnya sebagai Tuhan selain daripada Allah) sebagaimana
halnya kamu mengambil para rahib dan pendeta. (Jika mereka berpaling) jika
menyeleweng dari ketauhidan (maka katakanlah olehmu) kepada mereka
('Saksikanlah bahwa kami ini beragama Islam.'") yang bertauhid. Ayat
berikut diturunkan ketika orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Ibrahim itu
seorang Yahudi dan kita adalah penganut agamanya demikian pula orang-orang
Nasrani mengklaim seperti itu.
065. (Hai Ahli Kitab, kenapa kamu berbantah-bantahan tentang Ibrahim) dan
kamu akui bahwa ia pemeluk agamamu? (Padahal Taurat dan Injil hanya diturunkan
sesudahnya) bahkan dalam jarak waktu yang panjang dan setelah kedua Kitab itu
diturunkan, Yahudi dan Nasrani membuat-buat hal tersebut, yakni mengenai Nabi
Ibrahim. (Apakah kamu tidak berpikir?) akan kesalahan pengakuanmu itu.
066. (Begitulah) sebagai peringatan (kamu) menjadi mubtada (semuanya)
sedangkan khabarnya ialah: (kalian masih berbantah-bantahan tentang hal yang
kalian ketahui) tentang Nabi Musa dan Nabi Isa yang kalian akui diri kalian
sebagai pemeluk agama keduanya (maka kenapa kalian berbantah-bantahan pula
tentang apa yang tidak kalian ketahui) yakni perihal Nabi Ibrahim. (Allah
mengetahui) keadaannya (sedangkan kalian tidak mengetahui)nya. Kemudian firman
Allah membersihkan Ibrahim dari tuduhan tersebut:
067. (Ibrahim itu bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani
tetapi ia adalah seorang yang hanif) artinya menyimpang dari semua agama menuju
agama yang lurus (lagi menyerahkan diri) dan bertauhid kepada Allah (dan
sekali-kali bukanlah ia dari golongan musyrik).
068. (Sesungguhnya orang-orang yang lebih dekat) artinya lebih berhak
(kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya) di masanya (dan nabi ini)
yakni Muhammad karena cocok agamanya dengan agama Ibrahim dalam kebanyakan
syariatnya (serta orang-orang yang beriman) di antara umatnya. Merekalah
sebenarnya yang sepatutnya mengatakan bahwa mereka mengikuti agamanya dan bukan
kamu. (Dan Allah adalah wali orang-orang yang beriman) artinya pembela dan
pelindung mereka. Ketika orang-orang Yahudi mengajak Muaz, Huzaifah dan Ammar
masuk agama mereka turunlah ayat ini:
069. (Segolongan Ahli Kitab hendak menyesatkan kamu padahal mereka hanya
menyesatkan diri mereka sendiri) karena dosa kesesatan mereka tertimpa atas
mereka, sedangkan orang-orang beriman tak mau menaati mereka (dan mereka tidak
menyadari) demikian itu.
070. (Hai Ahli Kitab! Kenapakah kamu mengingkari ayat-ayat Allah) maksudnya
kitab mereka yang memuat sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad (padahal kamu
menyaksikan) artinya mengetahui bahwa hal itu benar.
071. (Hai Ahli Kitab! Kenapa kamu mencampur-adukkan yang hak dengan yang
batil) yakni dengan mengubah-ubah dan memalsukan isi Kitab kalian (dan kamu
sembunyikan kebenaran) ciri-ciri Muhammad itu (padahal kamu mengetahui) bahwa
hal itu benar.
072. (Segolongan dari Ahli Kitab berkata) segolongan Yahudi kepada golongan
Yahudi lainnya (berimanlah kamu kepada apa yang diturunkan atas orang-orang
beriman) kepada Alquran (di awal siang) atau permulaannya (dan kafirlah)
kepadanya (di akhirnya, semoga mereka) yakni orang-orang yang beriman (kembali)
kafir dari agama mereka, karena mereka niscaya akan mengatakan bahwa
orang-orang itu mungkin keluar dari Islam setelah memasukinya sedangkan mereka
ahli-ahli ilmu, mengetahui ketidakbenarannya, dan kata mereka pula:
073. (Dan janganlah kamu percaya) atau benarkan (kecuali orang) lam
merupakan tambahan (yang mengikuti) atau menyetujui (agamamu). Firman Allah
swt.: (Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad ("Sesungguhnya petunjuk itu
ialah petunjuk Allah") yang tidak lain dari agama Islam, sedangkan lainnya
merupakan kesesatan dan jumlah ini mu'taridhah (bahwa) mestinya bi-an
(seseorang akan diberi seperti yang diberikan kepadamu) berupa Kitab, hikmah
dan keutamaan. An menjadi maf'ul bagi tu'minu sedangkan mustatsna minhu yaitu
ahadun dikemudiankan dari mustatsna sehingga makna yang sebenarnya ialah:
janganlah kamu sekalian percaya bahwa ada orang yang diberi demikian kecuali
yang mengikuti agamamu (atau) bahwa (mereka mematahkan alasamu) orang-orang
beriman akan mengalahkan kamu (di sisi Tuhanmu) pada hari kiamat karena agamamu
lebih benar. Menurut suatu qiraat berbunyi a-an yakni dengan memakai hamzah
yang disebut sebagai hamzah taubikh atau celaan, artinya: Apakah kamu mengakui
diberinya seseorang seperti itu? Firman Allah swt.: (Sesungguhnya karunia itu
di tangan Allah yang akan diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Maka
dari mana kamu peroleh berita bahwa apa yang telah diberikan kepadamu itu tidak
akan diberikan kepada seorang pun juga? (Dan Allah Maha Luas) atau sangat
berlimpah karunia-Nya (lagi Maha Mengetahui) siapa yang berhak untuk
menerimanya.
074. (Allah menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
Allah mempunyai karunia yang besar).
075. (Di antara Ahli Kitab ada orang yang apabila kamu percayakan kepadanya
harta yang banyak) atau berharga (maka dikembalikan kepadamu) disebabkan sifat
amanatnya. Misalnya Abdullah bin Salam yang mendapat amanat atau titipan dari seorang
laki-laki sebanyak 1200 ukiah emas, maka dipenuhinya amanat itu dengan
sebaik-baiknya. (Dan di antara mereka ada pula yang jika kamu percayai dengan
satu dinar, maka tidak dikembalikannya) karena sifat ikhlasnya (kecuali jika
kamu selalu menagihnya) tidak meninggalkannya. Apabila kamu meninggalkannya,
maka titipan tadi tidak diakuinya, misalnya Kaab bin Asyraf yang diberi amanat
oleh seorang Quraisy sebanyak satu dinar, maka tidak diakuinya. (Yang demikian
itu) artinya sikap tak mau membayar itu (bahwa mereka berkata) artinya
disebabkan perkataan mereka ("Tidak ada terhadap kami mengenai orang-orang
buta huruf) maksudnya orang Arab (tuntutan) atau dosa." Sebabnya karena
mereka menghalalkan menganiaya orang-orang yang berlainan agama dengan mereka
dan pengakuan itu mereka nisbatkan pula kepada Allah swt. Firman Allah:
("Mereka berkata dusta terhadap Allah") maksudnya dalam menisbatkan
penghalalan itu kepada-Nya (padahal mereka mengetahui) bahwa mereka berdusta.
076. (Bukan demikian) tetapi terhadap mereka tetap ada tuntutan (barang
siapa yang menepati janjinya) baik yang dibuatnya dengan Allah atau yang
dititahkan Allah menepatinya, berupa memenuhi amanat dan lain-lain (serta ia
bertakwa) kepada Allah dengan mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat (maka
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.) Di sini ada penempatan
zahir di tempat yang mudhmar, yang berarti "Allah mengasihi mereka"
maksudnya memberi mereka pahala.
077. Ayat ini diturunkan kepada orang-orang Yahudi setelah mereka mengganti
sifat-sifat Nabi dan janji-janji Allah atas mereka di dalam Taurat dan Kitab
yang sebelumnya. Dan mereka mengganti pula hukum orang yang bersumpah dusta
dalam hal tuntutan atas jual beli barang dagangan. (Sesungguhnya orang-orang
yang membeli) menukar (janji Allah) untuk beriman kepada Nabi dan menepati
amanat (dan sumpah-sumpah mereka) terhadap Allah dengan berhohong (dengan harga
yang sedikit) berupa harta dunia (mereka itu tidak beroleh bagian) pahala (di
akhirat dan Allah tidak akan berbicara dengan mereka) disebabkan murka kepada
mereka (dan tidak akan melihat kepada mereka) artinya tidak akan mengasihi
mereka (pada hari kiamat dan tidak akan membersihkan) menyucikan mereka (dan
bagi mereka siksa yang pedih) yang menyakitkan.
078. (Sesungguhnya di antara mereka) maksudnya Ahli kitab (ada segolongan)
misalnya Kaab bin Asyraf (yang memutar-mutar lidah mereka membaca Alkitab)
artinya membelokkannya dari bacaan yang diturunkan kepada yang telah mereka
ubah, seperti ciri-ciri Nabi saw. dsb. (supaya kamu menyangkanya) maksudnya
yang telah diubah itu (sebagian dari Alkitab) yang diturunkan Allah swt.
(padahal hal itu bukan dari Alkitab dan mereka mengatakan, "Hal itu datang
dari sisi Allah, padahal hal itu bukan dari sisi Allah, dan mereka berkata dusta
terhadap Allah sedangkan mereka mengetahui") bahwa mereka memang berdusta.
Tatkala orang-orang Nasrani Najran mengatakan bahwa Isa menyuruh mereka untuk
menjadikannya sebagai Tuhan dan tatkala sebagian kaum muslimin meminta agar
dibolehkan bersujud kepada Nabi Muhammad saw. turunlah ayat:
079. (Tidaklah pantas) atau layak (bagi seorang manusia yang diberi Allah
Alkitab dan hikmah) artinya pengertian terhadap syariat (serta kenabian lalu
katanya kepada manusia, "Hendaklah kamu menjadi hamba-hambaku dan bukan hamba-hamba
Allah!" Tetapi) seharusnya ia berkata ("Hendaklah kamu menjadi
rabbani) artinya ulama-ulama yang beramal saleh, dinisbatkan kepada rab dengan
tambahan alif dan nun sebagai penghormatan (disebabkan kamu mengajarkan) dibaca
pakai tasydid dan tanpa tasydid (Alkitab dan disebabkan kamu selalu
mempelajarinya.") Karena itu bila menghendaki faedahnya hendaklah kamu
mengamalkannya.
080. (Dan tidak pantas ia menyuruhmu) dengan baris di depan sebagai
isti`naf sedangkan fa`ilnya ialah Allah. Tetapi ada pula yang membaca dengan
baris di atas karena diathafkan kepada yaquula yang fa`ilnya ialah manusia
(menjadikan malaikat dan nabi-nabi itu sebagai Tuhan) sebagaimana halnya
orang-orang Shabiin mengambil malaikat, orang-orang Yahudi Uzeir dan
orang-orang Nasrani Isa menjadi Tuhan mereka. (Patutkah ia menyuruhmu berbuat
kekafiran setelah tadinya kamu menganut Islam?) hal ini tidaklah pantas
baginya.
081. (Dan) ingatlah (tatkala) ketika (Allah mengambil ikrar nabi-nabi) atau
janji mereka ("Sungguh apa saja) lam baris di atas sebagai ibtida dan
untuk taukid dengan makna sumpah yang terdapat dalam pengambilan ikrar. Dan
baris di bawah yang berkaitan dengan mengambil ikrar sedangkan maa isim maushul
yang berarti: bagi yang (yang Kuberikan kepadamu) menurut satu qiraat 'Kami
berikan padamu' (berupa Kitab dan hikmah lalu datang kepadamu seorang rasul
yang membenarkan apa yang ada padamu) berupa kitab dan hikmah itu dan dia
adalah Nabi Muhammad saw. (bahwa kamu sungguh-sungguh akan beriman kepadanya
serta akan membelanya) sebagai jawaban daripada sumpah tadi, yakni jika kamu
menjumpai mereka dalam hal itu. (Firman-Nya) Allah swt. kepada mereka (Apakah
kamu berikrar) atas hal itu (dan menerima perjanjian terhadap yang demikian
itu?") (Kata mereka, "Kami berikrar," dan Allah berfirman,
"Maka saksikanlah) atas dirimu dan pengikut-pengikutmu tentang hal itu
(dan Aku turut menjadi saksi pula bersama kamu") baik terhadap dirimu
maupun terhadap mereka.
082. (Barang siapa yang berpaling setelah demikian) setelah perjanjian tadi
(maka merekalah orang-orang yang fasik).
083. (Apakah mereka hendak mencari agama yang lain dari agama Allah) dengan
memakai 'ya' artinya orang-orang yang berpaling tadi dan ada pula yang memakai
'ta' sehingga berarti kamu (padahal kepada-Nya tunduk segala apa yang di langit
dan di bumi, baik suka) tanpa menaruh keberatan (maupun terpaksa) yakni dengan
memakai sarana yang membuat mereka tunduk kepada-Nya (dan kepada-Nya mereka
dikembalikan) dengan memakai ta dan ya, sedangkan hamzah atau kata tanya pada awal
ayat sebagai
sanggahan.
084. (Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad ("Kami beriman kepada
Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada
Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Tidaklah kami beda-bedakan seorang
pun di antara mereka) dalam membenarkan dan mendustakan (dan kami berserah diri
kepada-Nya") tulus ikhlas dalam menunaikan ibadah kepada-Nya. Ayat berikut
diturunkan mengenai orang-orang yang murtad dan menggabungkan diri dengan
orang-orang kafir:
085. (Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka tidaklah akan
diterima dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi) karena tempat
tinggalnya ialah neraka di mana ia akan menetap di sana untuk selama-lamanya.
086. (Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir setelah mereka
beriman dan mereka menyaksikan) artinya Allah tidak akan menunjuki mereka
padahal mereka telah bersaksi (bahwa Muhammad itu benar-benar rasul dan) sungguh
(telah datang pula kepada mereka keterangan-keterangan) bukti-bukti yang nyata
atas kebenaran Nabi saw. (dan Allah tidak menunjuki orang-orang yang aniaya)
orang-orang yang kafir.
087. (Mereka itu balasannya ialah laknat Allah yang ditimpakan atas mereka
begitu pula laknat malaikat dan seluruh umat manusia.)
088. (Kekal mereka di dalamnya) di dalam laknat atau di dalam neraka itu
(tidak diringankan siksa dari mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh.)
089. (Kecuali orang-orang yang bertobat sesudah itu dan mengadakan
perbaikan) terhadap amal perbuatan mereka (karena sesungguhnya Allah Maha
Pengampun) terhadap mereka (lagi Maha Penyayang). Ayat berikut turun mengenai
orang-orang Yahudi.
090. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir) terhadap Isa (setelah mereka
beriman) kepada Musa (kemudian bertambah kekafiran mereka) terhadap Muhammad
(tidaklah akan diterima tobat mereka) jika mereka dalam keadaan sekarat atau
meninggal di dalam kekafiran (dan merekalah orang-orang yang sesat.)
091. (Sesungguhnya orang-orang kafir dan mati dalam kekafiran tidaklah akan
diterima dari seorang pun di antara mereka sepenuh bumi) maksudnya suatu jumlah
yang banyaknya seisi bumi ini (berupa emas yang digunakannya sebagai penebus
diri mereka) fa dimasukkan kepada khabar inna karena serupanya lafal alladziina
dengan syarat dan sebagai pemberitahuan tentang sebab tidak diterimanya
tebusannya terhadap orang yang mati dalam kekafiran itu. (Bagi mereka
disediakan siksa yang pedih) atau menyakitkan (dan sekali-kali mereka tidak
punya pembela) yang akan membela dan melindungi mereka dari siksaan itu.
092. (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian) artinya pahalanya
yaitu surga (sebelum kamu menafkahkan) menyedekahkan (sebagian dari apa yang
kamu cintai) berupa harta bendamu (dan apa yang kamu nafkahkan dari sesuatu
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya) dan akan membalasnya. Ketika orang-orang
Yahudi mengatakan kepada Nabi saw., "Anda mengakui diri Anda dalam agama
Ibrahim padahal ia tidak memakan daging unta dan susunya," turunlah ayat:
093. (Semua makanan halal bagi Bani Israel kecuali makanan yang diharamkan
oleh Israel) atau Yakub (atas dirinya) yaitu unta yang ditimpa penyakit pada
urat nadinya. Ia bernazar jika hewan itu sembuh tidak akan dimakannya, maka
haramlah hukumnya bagi mereka (sebelum Taurat diturunkan) hal ini terjadi
sesudah Ibrahim sedangkan pada masanya sendiri tidaklah haram sebagaimana yang
telah diakuinya. (Katakanlah) kepada mereka ("Ambillah Taurat lalu
bacalah) agar nyata benar atau tidaknya ucapanmu itu (jika kamu orang-orang
yang benar") dalam masalah tersebut. Mendengar itu mereka pun kebingungan
dan tak pernah mengemukakan Taurat. Maka Allah swt. berfirman:
094. (Maka barang siapa yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah
sesudah itu) setelah terbukti bahwa diharamkan unta itu ialah dari pihak Yakub
bukan di masa Ibrahim (mereka orang-orang yang aniaya) artinya melampaui batas
kebenaran hingga jatuh dalam kebatilan.
095. (Katakanlah, "Benarlah Allah.") dalam soal ini sebagaimana
juga dalam segala soal yang diberikan-Nya (maka ikutilah olehmu agama Ibrahim)
yang saya anut (yang lurus) yang meninggalkan semua agama untuk memeluk agama
Islam (dan tidaklah dia termasuk golongan musyrik). Ketika mereka mengatakan
bahwa kiblat mereka lebih awal dari kiblat kaum Muslimin turun pula ayat:
096. (Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun) untuk tempat ibadah (bagi
manusia) di muka bumi (ialah yang terdapat di Bakkah) dengan ba sebagai nama
lain dari Mekah. Dinamakan demikian karena Kakbah mematahkan leher orang-orang
durhaka lagi aniaya. Baitullah ini dibina oleh malaikat sebelum diciptakannya
Adam dan setelah itu baru dibangun pula Masjidilaksa dan jarak di antara
keduanya 40 tahun sebagai tersebut dalam kedua hadis sahih. Pada sebuah hadis
lain disebutkan pula bahwa Kakbahlah yang mula-mula muncul di permukaan air
ketika langit dan bumi ini diciptakan sebagai buih yang putih, maka
dihamparkanlah tanah dari bawahnya (diberi berkah) hal dari alladzii tadi (dan
menjadi petunjuk bagi seluruh alam) karena ia merupakan kiblat mereka.
097. (Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata) di antaranya (makam Ibrahim)
yakni batu tempat berpijaknya Ibrahim sewaktu mendirikan Baitullah itu. Kedua
telapak kakinya meninggalkan bekas padanya sampai sekarang dan tetap sepanjang
zaman walaupun pemerintahan yang berkuasa sudah silih berganti. Di antaranya
pula dilipatgandakannya pahala kebaikan bagi yang salat di dalamnya dan burung
tidak dapat terbang di atas Kakbah (dan barang siapa memasukinya menjadi
amanlah dia) artinya bebas dari ancaman pembunuhan, keaniayaan dan lain-lain.
(Mengerjakan haji di Baitullah itu menjadi kewajiban manusia terhadap Allah)
Ada yang membaca hajja dengan makna menyengaja. Lalu sebagai badal dari
'manusia' ialah (yakni orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan
kepadanya) yang oleh Nabi saw. ditafsirkan dengan adanya perbekalan dan
kendaraan, menurut riwayat Hakim dan lain-lain. (Barang siapa yang kafir)
terhadap Allah atau terhadap kewajiban haji (maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
terhadap seluruh alam) artinya tidak memerlukan manusia, jin dan malaikat serta
amal ibadah mereka.
098. (Katakanlah, "Hai Ahli Kitab! Kenapa kamu ingkar akan ayat-ayat
Allah) yakni Alquran (padahal Allah menyaksikan apa yang kamu kerjakan.")
hingga akan memberinya balasan?
099. (Katakanlah, "Hai Ahli Kitab! Kenapa kamu menghalang-halangi dari
jalan Allah) dari agama-Nya (orang-orang yang beriman) melalui pendustaan
kalian terhadap Nabi Muhammad saw. dan menyembunyikan sifat-sifatnya (kamu
mengharap) menghendaki agama itu (menjadi bengkok) sebenarnya iwaja itu kata
benda tetapi berarti sebagai kata sifat artinya bengkok atau menyimpang dari
kebenaran (padahal kamu menyaksikan) mengetahui bahwa agama yang lurus lagi
diridai seperti yang tercantum dalam kitab sucimu ialah agama Islam. (Dan Allah
sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan) berupa kekafiran dan
mendustakan. Dia sengaja menangguhkan kamu sampai saatmu nanti buat menerima
ganjaran dan balasan-Nya. Ayat berikut diturunkan tatkala beberapa orang Yahudi
lewat pada sebagian orang-orang Aus dan Khazraj. Mereka berang melihat
kerukunan mereka lalu mereka bangkit-bangkitkan fitnah yang terjadi di antara
mereka di masa jahiliah sehingga mereka pun bersengketa bahkan hampir
bunuh-bunuhan.
100. (Hai orang-orang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari
orang-orang yang diberi Alkitab niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi
kafir setelah kamu beriman.")
101. (Betapa kamu menjadi kafir) pertanyaan sebagai celaan dan
membangkitkan keheranan (padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu dan
rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu. Barang siapa yang berpegang teguh)
atau mengikuti (agama Allah, maka sesungguhnya ia telah dibimbing ke jalan yang
lurus.)
102. (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
sebenar-benar takwa) yaitu dengan menaati dan bukan mendurhakai, mensyukuri dan
bukan mengingkari karunia-Nya dan dengan mengingat serta tidak melupakan-Nya.
Kata para sahabat, "Wahai Rasulullah! Siapakah yang sanggup melaksanakan
ini?" Maka ayat ini pun dinasakh dengan firman-Nya, "Bertakwalah kamu
kepada Allah menurut kemampuanmu." (dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.)
103. (Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah) maksudnya agama-Nya
(kesemuanya dan janganlah kamu berpecah-belah) setelah menganut Islam (serta
ingatlah nikmat Allah) yakni karunia-Nya (kepadamu) hai golongan Aus dan
Khazraj (ketika kamu) yakni sebelum Islam (bermusuh-musuhan, maka
dirukunkan-Nya) artinya dihimpun-Nya (di antara hatimu) melalui Islam (lalu
jadilah kamu berkat nikmat-Nya bersaudara) dalam agama dan pemerintahan
(padahal kamu telah berada dipinggir jurang neraka) sehingga tak ada lagi
pilihan lain bagi kamu kecuali terjerumus ke dalamnya dan mati dalam kekafiran
(lalu diselamatkan-Nya kamu daripadanya) melalui iman kalian. (Demikianlah)
sebagaimana telah disebutkan-Nya tadi (Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya
kamu beroleh petunjuk).
104. (Hendaklah ada di antara kamu satu golongan yang menyeru kepada
kebaikan) ajaran Islam (dan menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang
mungkar. Merekalah) yakni orang-orang yang menyeru, yang menyuruh dan yang
melarang tadi (orang-orang yang beruntung) atau berbahagia. 'Min' di sini untuk
menunjukkan 'sebagian' karena apa yang diperintahkan itu merupakan fardu
kifayah yang tidak mesti bagi seluruh umat dan tidak pula layak bagi setiap
orang, misalnya orang yang bodoh.
105. (Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang berpecah-belah) dalam
agama mereka (dan berselisih) padanya (sesudah datang kepada mereka keterangan
yang jelas) mereka itu ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani. (Merekalah
orang-orang yang mendapat siksa yang berat).
106. (Ingatlah suatu hari di mana wajah-wajah ada yang menjadi putih
berseri dan ada pula yang hitam legam) maksudnya pada hari kiamat. (Adapun
orang-orang yang wajahnya menjadi hitam) yakni orang-orang kafir, maka mereka
dilemparkan ke dalam neraka dan dikatakan kepada mereka sebagai celaan
("Kenapa kamu kafir setelah beriman?") yaitu sewaktu pengambilan
ikrar dulu. ("Maka rasailah siksa disebabkan kekafiranmu itu.")
107. (Adapun orang-orang yang wajahnya menjadi putih berseri) yakni
orang-orang yang beriman (mereka berada dalam rahmat Allah) dalam surga-Nya
(mereka kekal di dalamnya).
108. (Itulah) maksudnya ayat-ayat tadi (ayat-ayat Allah. Kami bacakan
kepadamu) hai Muhammad (dengan benar, dan tiadalah Allah menghendaki keaniayaan
bagi seluruh alam) misalnya dengan menjatuhkan hukuman pada mereka tanpa dosa.
109. (Kepunyaan Allahlah segala yang di langit dan di bumi) baik sebagai
milik maupun sebagai makhluk dan hamba (dan kepada Allah kembalinya segala
urusan).
110. (Adalah kamu) hai umat Muhammad dalam ilmu Allah swt. (sebaik-baik
umat yang dikeluarkan) yang ditampilkan (buat manusia, menyuruh kepada yang
makruf dan melarang dari yang mungkar serta beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, adalah ia) yakni keimanan itu (lebih baik bagi mereka. Di
antara mereka ada yang beriman) misalnya Abdullah bin Salam r.a. dan
sahabat-sahabatnya (tetapi kebanyakan mereka orang-orang yang fasik) kafir.
111. (Mereka sekali-kali tidak akan dapat memberi mudarat kepadamu)
maksudnya sedikit pun juga orang-orang Yahudi tidak akan dapat memberi mudarat
terhadap kaum Muslimin (kecuali gangguan saja) yakni gangguan lisan seperti
makian dan ancaman (dan jika mereka berperang dengan kamu maka mereka akan
berbalik melarikan diri) karena menderita kekalahan (kemudian mereka tidak
mendapat pertolongan) untuk menghadapi kamu sebaliknya kamulah yang akan
mendapat pertolongan untuk menghadapi mereka.
112. (Ditimpakan atas mereka kehinaan di mana pun mereka berada) sehingga
bagi mereka tak ada kemuliaan dan keamanan (kecuali) dengan dua hal: (dengan
tali dari Allah dan tali dari manusia) yang beriman, yang merupakan janji dari
mereka kepada Ahli Kitab bahwa mereka akan diberi keamanan dengan imbalan
pembayaran upeti, maka tak ada jaminan bagi mereka selain dengan itu (dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan ditimpakan atas mereka
kerendahan. Demikian itu bahwa mereka) artinya disebabkan karena mereka (kafir
akan ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian
itu) sebagai pengukuhan (disebabkan mereka durhaka) akan perintah Allah (dan
mereka melanggar batas) artinya melampaui yang halal hingga jatuh kepada yang
haram.
113. (Mereka itu tidaklah) maksudnya Ahli-ahli Kitab (sama) atau serupa.
(Di antara Ahli Kitab ada golongan yang bersikap lurus) jujur dan teguh berdiri
di atas kebenaran seperti Abdullah bin Salam r.a. dan sahabat-sahabatnya
(mereka membaca ayat-ayat Allah di saat-saat malam hari sedangkan mereka
bersujud) maksudnya salat, menjadi hal.
114. (Mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir, menyuruh kepada yang
makruf dan melarang dari yang mungkar dan berlomba-lomba mengerjakan kebaikan.
Mereka itulah) yakni yang dilukiskan tadi (termasuk orang-orang yang saleh). Di
antara mereka ada pula yang tidak seperti demikian dan tidak termasuk
orang-orang yang saleh.
115. (Apa-apa yang mereka kerjakan) yang dikerjakan oleh umat yang lurus
tadi, dengan ya atau yang kamu kerjakan, wahai umat dengan ta (berupa kebaikan,
maka tidaklah akan tertutup) menurut dua versi tadi artinya tidaklah akan
terhalang untuk mendapatkan pahalanya tetapi akan tetap diberi balasannya. (Dan
Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang bertakwa.)
116. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir tidaklah akan dapat menolak)
menghindarkan (diri mereka atau harta benda maupun anak-anak laki-laki mereka
dari Allah) dari siksa-Nya (sedikit pun juga) dikhususkan-Nya menyebutkan
keduanya karena biasanya manusia membela dirinya adakalanya dengan tebusan
harta dan adakalanya dengan bantuan anak-anaknya. (Dan mereka adalah penghuni
neraka, kekal mereka di dalamnya.)
117. (Perumpamaan) atau sifat (harta yang mereka nafkahkan) maksudnya
orang-orang kafir (dalam kehidupan dunia) yakni dalam memusuhi Nabi bahkan
bersedekah dan sebagainya (seperti angin yang mengandung udara yang sangat
dingin yang menimpa tanaman suatu kaum yang menganiaya diri mereka sendiri)
dengan kekafiran dan berbuat maksiat (lalu dirusakkannya) tanaman itu hingga
mereka tidak memperoleh manfaat darinya. Maka demikianlah pula nafkah-nafkah
mereka tadi habis tidak membawa manfaat apa-apa. (Allah tidaklah menganiaya
mereka) dengan lenyapnya harta benda itu tadi (tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri) dengan kekafiran yang menyebabkan musnahnya harta mereka.
118. (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu ambil sebagai
orang-orang kepercayaan) maksudnya sebagai teman-teman akrab tempat kamu membukakan
rahasia kamu (orang-orang yang di luar kalanganmu) maksudnya orang lain,
misalnya orang Yahudi, Nasrani dan munafik (tidak henti-hentinya mereka
menimbulkan kesusahan bagimu) khabaala dijadikan manshub karena dihilangkannya
huruf khafadh dan arti kalimat ialah mereka tidak putus-putusnya hendak
membinasakan kamu (mereka ingin) atau mencita-citakan (supaya kamu menderita)
artinya berada dalam puncak kesusahan. (Telah nyata) tampak (kebencian)
permusuhan terhadapmu (dari mulut-mulut mereka) dengan menjelekkan kamu dan
membukakan rahasia kamu kepada orang-orang musyrik (dan apa yang disembunyikan
oleh hati mereka) berupa permusuhan (lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
jelaskan kepada kamu tanda-tanda) permusuhan mereka itu (jika kamu
memikirkan)nya. Maka janganlah kamu ambil mereka itu sebagai orang-orang
kepercayaan.
119. (Begitulah) sebagai peringatan (kamu) hai (orang-orang) yang beriman
(kalian mencintai mereka) karena akrabnya persaudaraannya dengan kamu (tetapi
mereka tidak mencintai kamu) karena perbedaan agamamu dengan agama mereka (dan
kamu beriman kepada kitab-kitab kesemuanya) artinya kepada semua kitab, tetapi
mereka tidak beriman kepada Kitabmu. (Jika mereka menjumpai kamu, mereka
berkata, "Kami beriman," dan apabila mereka telah berada dalam
kalangan mereka sendiri, mereka menggigit ujung-ujung jari mereka disebabkan
teramat marah kepadamu) melihat kerukunan kamu. Kemarahan diibaratkan dengan
menggigit ujung-ujung jari, walaupun tidak sebenarnya terjadi. (Katakanlah,
"Matilah kamu dengan kemarahanmu itu!") artinya tetaplah dalam
keadaan demikian sampai kamu mati, karena tidak akan pernah kamu melihat
hal-hal yang akan menyenangkan hatimu! (Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang
terdapat di dalam dada) maksudnya segala isi hati termasuk apa yang mereka
sembunyikan.
120. (Jika kamu disentuh) ditimpa (oleh kebaikan) atau nikmat, seperti
kemenangan atau harta rampasan (mereka merasa kecewa) atau berdukacita
(sebaliknya jika kamu ditimpa bencana) seperti kekalahan dan kekeringan (mereka
gembira karenanya) jumlah syarat yang kedua berhubungan dengan syarat yang
sebelumnya, sedangkan di antara keduanya interupsi atau kalimat sela. Makna
ayat, bahwa mereka mati-matian dalam memusuhi kamu, maka kenapa kamu
mempercayai mereka, jauhilah mereka itu! (Jika kamu bersabar) terhadap gangguan
mereka (dan bertakwa) kepada Allah hingga tidak mempercayai mereka dan
sebagainya (maka tidaklah akan mendatangkan kemudaratan) bacaannya 'laa
yadhirkum' atau 'laa yadhurrukum' (tipu daya mereka sedikit pun. Sesungguhnya
Allah terhadap apa yang mereka lakukan) dengan 'ya' dan 'ta' (meliputi)
mengetahui dan akan memberikan balasan
121. (Dan) ingatlah hai Muhammad (ketika kamu berangkat di pagi hari dari
keluargamu) yakni dari Madinah (untuk menempatkan orang-orang beriman pada
beberapa tempat) atau markas di mana mereka bertahan (untuk berperang. Dan
Allah Maha Mendengar) akan ucapanmu (lagi Maha Mengetahui) peri keadaanmu.
Peristiwa ini terjadi pada waktu perang Uhud. Nabi saw. keluar dengan membawa
1000 atau 950 orang tentara sedangkan kaum musyrikin berjumlah sebanyak 3000
orang. Nabi saw. menduduki posisinya di lereng bukit Uhud pada hari Sabtu
tanggal 7 Syawal tahun ketiga Hijriah. Punggung beliau dan punggung tentaranya
menghadap ke arah bukit Uhud lalu mengatur barisan mereka dan menempatkan
pasukan panah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair di puncak bukit seraya
bersabda, "Hujani mereka dengan anak panah dari sini agar mereka tidak
menyerang dari belakang dan jangan tinggalkan tempat ini biar sekali pun tidak
kalah atau pun menang!"
122. (Ketika) badal dari idz yang sebelumnya (dua golongan daripadamu
bermaksud) yakni Bani Salamah dan Bani Haritsah yang merupakan dua sayap
tentara (hendak mundur) karena takut berperang dan mengikuti langkah Abdullah
bin Ubai pemimpin golongan munafik yang menarik diri dari peperangan bersama
sahabat-sahabatnya, katanya, "Apa gunanya kita membunuh diri dan anak-anak
kita?" Lalu katanya kepada Abu Jabir As-Salami yang memintanya agar
membela Nabi dan diri mereka sendiri, "Sekiranya kami pandai berperang,
tentulah kami akan turut bersama kamu," maka Allah pun meneguhkan
pendirian kedua golongan tadi hingga mereka tidak jadi menarik diri dari medan
pertempuran (sedangkan Allah menjadi penolong bagi kedua golongan itu dan
karena itu hendaklah kepada Allah orang-orang beriman bertawakal) hanya percaya
kepada-Nya dan tidak kepada selain-Nya. Dan ketika mereka berhasil mengalahkan
musuh, maka untuk mengingatkan mereka akan nikmat Allah turunlah ayat:
123. (Sungguh, Allah telah menolong kamu di Badar) suatu tempat di antara
Mekah dan Madinah (padahal kamu orang-orang yang lemah) disebabkan bilangan dan
persenjataan yang sedikit (maka bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menjadi
orang-orang yang bersyukur) akan nikmat karunia-Nya
124. (Ketika) zharfu zaman bagi datangnya pertolongan (kamu mengatakan
kepada orang-orang beriman) menjanjikan demi ketenteraman hati mereka
("Tidakkah cukup bagi kamu jika kamu dibantu Tuhanmu dengan tiga ribu
malaikat yang diturunkan.") ada yang membaca munzaliina dan ada pula
munazzaliina.
125. (Ya) itu cukup bagi kamu. Dalam surah Al-Anfal disebutkan seribu yakni
sebagai bantuan pertama kemudian menjadi tiga ribu lalu lima ribu sebagaimana
firman Allah swt.: (Jika kamu bersabar) dalam menghadapi musuh (dan bertakwa)
kepada Allah dalam menghindari pertikaian (dan mereka datang) yakni orang-orang
musyrikin (pada ketika itu juga) buat menyerang kamu (maka Tuhanmu akan
membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda) ada yang membaca
musawwimiina dan ada pula musawwamiina keduanya berarti memakai tanda. Sungguh
mereka itu telah menunjukkan kesabaran sehingga Allah pun menepati janji-Nya
yaitu dengan ikut sertanya pasukan malaikat di atas kuda-kuda belang dengan
memakai serban berwarna kuning atau putih yang mereka lepaskan teruntai di atas
bahu.
126. (Allah tidaklah menjadikannya) maksudnya pengiriman bala bantuan itu
(melainkan sebagai berita gembira bagi kamu) dengan kemenangan (dan agar
tenteram hatimu karenanya) jadi janganlah kamu cemas melihat banyaknya musuh
dan sedikitnya bilanganmu. (Dan tidaklah kemenangan itu kecuali dari sisi Allah
Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana) yang memberikannya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan bukan kepada yang banyak jumlah tentaranya.
127. (Yaitu untuk memotong) berkaitan dengan kemenanganmu itu dan maksudnya
ialah membinasakan (segolongan orang-orang yang kafir) dengan terbunuh dan
tertawan (atau untuk menjadikan mereka hina dina) disebabkan kekalahan
(sehingga mereka kembali dengan tangan hampa) tidak memperoleh apa yang mereka
harapkan. Ayat berikut ini turun ketika gigi depan Nabi saw. patah dan wajahnya
berlumuran darah di waktu perang Uhud, sampai beliau bersabda, "Bagaimana
suatu kaum akan beroleh keberuntungan, jika mereka berani melumuri wajah Nabi
mereka dengan darah!"
128. (Tak ada sedikit pun hakmu untuk campur tangan dalam urusan mereka
itu) tetapi semua itu urusan Allah, maka hendaklah kamu bersabar (apakah)
artinya hingga (Allah menerima tobat mereka) dengan masuknya mereka ke dalam
agama Islam (atau menyiksa mereka, karena sesungguhnya mereka orang-orang yang
aniaya) disebabkan kekafiran mereka.
129. (Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi)
baik sebagai milik maupun sebagai makhluk atau hamba-Nya (diampuni-Nya siapa yang
dikehendaki-Nya) untuk diampuni (dan disiksa-Nya siapa yang dikehendaki) untuk
disiksa (dan Allah Maha Pengampun) kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha Penyayang)
terhadap orang-orang yang taat kepada-Nya.
130. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda) bacaannya ada yang memakai alif dan ada pula yang tidak,
maksudnya ialah memberikan tambahan pada harta yang diutang yang ditangguhkan
pembayarannya dari tempo yang telah ditetapkan (dan bertakwalah kamu kepada
Allah) dengan menghindarinya (supaya kamu beroleh keberuntungan) atau hasil
yang gemilang.
131. (Jagalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang yang
kafir) janganlah kamu sampai disiksa di dalamnya
132. (Taatilah olehmu Allah dan Rasul, supaya kamu beroleh rahmat).
133. (Dan bersegeralah kamu) dengan atau tanpa wau (kepada keampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi) artinya seluas
langit dan bumi bila keduanya disambung; sedangkan '`ardh' artinya ialah luas
(yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah dengan
mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat.
134. (Yaitu orang yang mengeluarkan nafkah) dalam menaati Allah (baik di
waktu lapang maupun di waktu sempit dan yang dapat menahan amarahnya) hingga tidak
melampiaskannya walaupun sebenarnya ia sanggup (dan yang memaafkan kesalahan
manusia) yang melakukan keaniayaan kepadanya tanpa membalasnya (dan Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan) seperti pekerjaan-pekerjaan yang
disebutkan itu dan akan memberi mereka balasan.
135. (Dan juga orang-orang yang apabila mereka berbuat kekejian) artinya
dosa yang keji seperti perzinahan (atau menganiaya diri mereka sendiri) artinya
melakukan dosa yang lebih ringan dari itu misalnya mencium (mereka ingat kepada
Allah) maksudnya ingat akan ancaman-Nya (lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapakah) artinya tidak ada (yang dapat mengampuni dosa itu
melainkan Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan mereka itu)
menghentikannya sama sekali (sedangkan mereka mengetahui) bahwa apa yang mereka
lakukan itu adalah perbuatan maksiat adanya.
136. (Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang
di bawahnya mengalir anak-anak sungai, kekal mereka di dalamnya) menjadi hal
artinya ditakdirkan kekal jika mereka beruntung memasukinya (dan itulah
sebaik-baiknya pahala bagi orang yang beramal) artinya pahala bagi orang-orang
yang mengerjakan perbuatan terpuji ini.
137. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kekalahan dalam perang Uhud
(Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah) artinya cara-cara Allah
menghadapi orang-orang kafir yaitu menangguhkan kebinasaan mereka, lalu
menghancurkan mereka secara tiba-tiba (maka berjalanlah kamu) hai orang-orang
beriman (di muka bumi, dan lihatlah betapa akibat orang-orang yang mendustakan)
para rasul, artinya kesudahan nasib mereka berupa kebinasaan. Maka janganlah
kamu bersedih hati atas kemenangan mereka, karena Aku hanyalah menangguhkan
kebinasaan mereka itu hingga pada saatnya nanti.
138. (Ini) maksudnya Alquran ini (menjadi penerang bagi manusia) artinya
semuanya (dan petunjuk) dari kesesatan (serta pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa) di antara mereka.
139. (Janganlah kamu merasa lemah) dalam memerangi orang-orang kafir (dan
jangan pula bersedih hati) atas sesuatu musibah yang menimpa dirimu (padahal
kamu orang-orang yang tertinggi) hingga mampu mengalahkan mereka (jika kamu
orang-orang yang beriman) maksudnya benar-benar beriman sedangkan yang menjadi
jawab syarat ialah apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat-kalimat yang
sebelumnya.
140. (Jika kamu ditimpa) seperti pada perang Uhud (oleh luka-luka) qarh
atau qurh, artinya ialah penderitaan disebabkan luka dan sebagainya (maka
sesungguhnya kaum kafir itu pun telah ditimpa pula oleh luka yang serupa) di
waktu perang Badar. (Dan hari-hari itu Kami pergilirkan) silih berganti (di
antara manusia) misalnya sekarang masa kejayaan bagi satu golongan dan esok
bagi golongan lainnya agar mereka sama-sama menarik pelajaran (dan supaya Allah
mengetahui) secara lahiriah (orang-orang yang beriman) secara ikhlas dari yang
tidak (dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya syuhada) artinya dimuliakan-Nya
dengan mati syahid. (Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang aniaya) yakni
orang-orang kafir yang akan menerima hukuman daripada-Nya. Seumpama mereka
diberi-Nya nikmat, itu
hanyalah untuk mendekatkan mereka kepada siksa.
141. (Agar Allah menyucikan orang-orang yang beriman) artinya membersihkan
mereka dari dosa dengan musibah yang menimpa diri mereka itu (serta
membinasakan orang-orang yang kafir).
142. (Atau) artinya apakah (kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga
padahal belumlah diketahui oleh Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu)
yakni secara lahirnya (dan belum diketahui-Nya orang-orang yang sabar) dalam
menghadapi kesusahan.
143. (Sesungguhnya dulu kamu mengharapkan) asalnya tatamannauna lalu salah
satu dari ta-nya dibuang (kematian sebelum kamu menemuinya) artinya kamu pernah
mengatakan dulu, "Wahai kiranya kami dapat menemui suatu hari seperti hari
perang Badar agar kami menemui mati syahid sebagaimana dialami oleh kawan-kawan
kami dulu." (Sekarang kamu telah melihatnya) maksudnya yang menjadi sebab
dan asal usulnya yaitu peperangan itu sendiri (sedangkan kamu menyaksikannya)
dapat merenungkannya bagaimana seharusnya lalu kenapa kamu dapat dikalahkan?
Dan mengenai kekalahan itu turun ayat bahwa sebabnya ialah tatkala disebarkan
berita bahwa Nabi saw. telah terbunuh sementara orang-orang munafik
meneriakkan, "Karena ia telah terbunuh maka kembalilah kalian kepada agama
kalian!"
144. (Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul yang sebelumnya telah
berlalu beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau terbunuh) seperti
lainnya (kamu berbalik ke belakang) maksudnya kembali menjadi kafir. Kalimat
akhir merupakan pertanyaan yang berarti sanggahan, artinya bukankah ia bukan
sembahan kenapa kamu kembali? (Barang siapa yang berbalik ke belakang, murtad,
maka tidaklah ia memberi mudarat kepada Allah sedikit pun) sebaliknya hanya
memberi mudarat kepada dirinya sendiri (dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur) terhadap nikmat-karunia-Nya.
145. (Setiap diri tidaklah akan mati kecuali dengan izin Allah) artinya
dengan kada daripada-Nya (sebagai ketentuan) mashdar artinya ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Allah (yang telah ditetapkan waktunya) hingga tidak dapat
dimajukan atau diundurkan. Lalu kenapa kamu menderita kekalahan, padahal
kekalahan itu tidak dapat menolak kematian dan ketabahan takkan dapat
mengakhiri kehidupan. (Barang siapa yang menghendaki) dengan amalannya (pahala
dunia) artinya balasannya (Kami berikan itu kepadanya) artinya bagiannya di
dunia tetapi di akhirat ia tidak mendapat apa-apa. (Dan barang siapa
menghendaki pahala akhirat Kami berikan pula kepadanya) artinya pahalanya (dan
Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur).
146. (Dan berapa banyaknya) 'ka-ayyin' sama artinya dengan 'kam' (nabi-nabi
yang berperang) menurut satu qiraat 'qutila' yang berarti 'yang dibunuh'.
Pelakunya ialah dhamir yang kembali kepada nabi (bersama mereka) menjadi khabar
sedangkan mubtadanya ialah: (pengikut-pengikutnya yang amat banyak) yakni yang
bertakwa (maka mereka tidak menjadi lemah) atau merasa takut (karena hal-hal
yang menimpa mereka di jalan Allah) seperti mendapat luka dan terbunuhnya
nabi-nabi dan para sahabat mereka (dan tidak menjadi lelah) menghadapi
perjuangan (dan tidak pula menyerah) atau tunduk kepada musuh-musuh sebagaimana
kamu lakukan ketika disiarkan orang berita bahwa Nabimu telah gugur. (Allah
menyukai orang-orang yang sabar) dalam menerima bala hingga Allah berkenan
memberikan imbalan kepadanya.
147. (Tak ada ucapan mereka) yakni ketika Nabi mereka dibunuh yang mereka
terima dengan penuh kesabaran dan ketabahan itu (melainkan dengan berdoa,
"Wahai Tuhan kami! Ampunilah dosa kami dan keterlaluan kami) artinya
tindakan kami yang melanggar batas (dalam urusan kami) sebagai pengakuan bahwa
musibah yang menimpa mereka itu ialah karena jeleknya perbuatan mereka yang
berarti menghancurkan diri mereka sendiri (dan tetapkanlah hati kami) dengan
kekuatan menghadapi perjuangan (serta tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir.")
148. (Maka Allah pun memberi mereka pahala di dunia) berupa kemenangan dan
harta rampasan (dan pahala yang baik di akhirat) maksudnya surga. Pahala yang
baik ialah anugerah yang melebihi dari selayaknya (dan Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebaikan).
149. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang
kafir) mengenai apa yang mereka perintahkan kepada kamu (tentulah mereka akan
mengembalikan kamu ke belakang) maksudnya kepada kekafiran (hingga jadilah kamu
orang-orang yang merugi).
150. (Tetapi Allahlah yang menjadi pelindungmu) pembelamu (dan Dialah
sebaik-baik pembela) maka patuhlah kamu kepada-Nya dan bukan kepada selain-Nya.
151. (Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir itu rasa takut)
dibaca ru`b atau ru`ub. Setelah berangkat dari Uhud itu sebenarnya mereka
bermaksud hendak kembali untuk membasmi kaum Muslimin tetapi tiba-tiba merasa
ciut dan tidak jadi kembali (disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang tidak diberi-Nya wewenang) sebagai alasan dalam penyembahan
terhadap berhala (tempat tinggal mereka ialah neraka dan itulah seburuk-buruk
tempat tinggal orang-orang yang aniaya) lagi kafir itu.
152. (Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya) kepadamu dengan
memberikan kemenangan (ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya) atau dengan
kehendak-Nya (hingga saat kamu gagal) atau takut menghadapi peperangan (dan
berselisih dalam urusan itu) yakni mengenai perintah Nabi saw. agar tetap
bertahan di lereng bukit untuk memanah musuh di mana sebagian kamu mengatakan,
"Mari kita turun bukankah teman-teman kita sudah beroleh kemenangan?"
Sedangkan sebagian lagi berkata, "Tidak, kita tidak boleh melanggar
perintah Nabi saw." (dan kamu mendurhakai) perintahnya, lalu kamu
tinggalkan markas demi mengharapkan harta rampasan (setelah diperlihatkan-Nya
kepadamu) maksudnya oleh Allah (apa yang kamu sukai) yakni kemenangan. Mengenai
jawab idzaa ditunjukkan oleh kalimat yang sebelumnya, artinya kamu terhalang
beroleh kemenangan dari-Nya. (Di antaramu ada yang menghendaki dunia) lalu
ditinggalkannya markas guna merebut harta rampasan (dan di antaramu ada yang
menghendaki akhirat) maka ia tetap bertahan di tempat sampai ia gugur seperti
Abdullah bin Jubair dan sahabat-sahabatnya. (Kemudian Allah memalingkan kamu)
dihubungkan kepada jawaban idzaa yang diperkirakan berbunyi, "Terpukul
mundur karena menderita kekalahan" (dari mereka) maksudnya orang-orang
kafir (untuk mencoba kamu) artinya menguji mana-mana yang ikhlas di antaramu
dari yang bukan. (Sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu) atas kesalahan yang
telah kamu lakukan (dan Allah mempunyai karunia terhadap orang-orang yang beriman)
dengan memaafkan dan mengampuni mereka.
153. (Ingatlah ketika kamu melarikan diri) dalam peperangan itu (dan tidak
menoleh kepada seorang pun, sedang Rasul memanggil kamu dari belakangmu) seraya
bersabda, "Mari ke sini hai hamba-hamba Allah, marilah datang
kepadaku!" (Karena itu Allah menimpakan padamu kesedihan di atas
kesedihan) yang kamu timpakan kepada Rasulullah dengan melanggar perintahnya.
Ada pula yang mengatakan 'ba' itu berarti '`alaa' hingga maknanya ialah
'berlipat ganda', yaitu kesedihan di balik kesedihan karena luputnya harta
rampasan (supaya kamu tidak) berkaitan dengan Allah 'memaafkan' atau menimpakan
pada kalian (berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu) yakni harta
rampasan (begitu pula terhadap apa yang telah menimpamu) berupa pembunuhannya
dan kekalahan (Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.)
154. (Kemudian Allah menurunkan kepada kamu setelah kesedihan itu keamanan
berupa kantuk) menjadi badal (yang meliputi) ada yang membaca dengan ya dan ada
pula dengan ta (segolongan dari kamu) yakni orang-orang beriman; mereka
tertidur lelap di balik tameng sehingga pedang-pedang pun tergelincir dan jatuh
ke sisi mereka (sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka
sendiri) maksudnya mereka merasa cemas memikirkan nasib mereka hingga mereka
tak ada kemauan selain menyelamatkan diri tanpa mempedulikan Nabi saw. dan para
sahabatnya. Mereka tidak dapat tidur dan mereka adalah orang-orang munafik.
(Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah) maksudnya seperti sangkaan
(jahiliah) yang berkeyakinan bahwa Nabi itu benar-benar telah terbunuh atau
kalau tidak, maka ia takkan dapat dikalahkan. (Kata mereka, "Apakah)
maksudnya tak ada (bagi kita terhadap urusan ini) maksudnya mengenai kemenangan
yang telah Kami janjikan itu (dari) merupakan tambahan (sesuatu.").
(Katakanlah) kepada mereka ("Sesungguhnya urusan ini seluruhnya) manshub
sebagai taukid dapat pula marfu` sebagai mubtada sedangkan khabarnya ialah:
(bagi Allah.") maksudnya ketentuan berada di tangan-Nya. Ia berbuat apa
yang dikehendaki-Nya (Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak
mereka terangkan kepadamu, maka mereka mengatakan) ini menjadi keterangan bagi
'apa' yang sebelumnya ("Sekiranya bagi kami terhadap urusan ini ada
sesuatu tidaklah kami terbunuh di sini) maksudnya jika kita mempunyai campur
tangan dalam urusan ini kita dapat saja tidak keluar sehingga tidak terbunuh
tetapi apa daya kita karena kita ini dipaksa keluar." (Katakanlah) kepada
mereka ("Sekiranya kamu berada di rumahmu) sedangkan di antaramu ada orang
yang telah ditetapkan Allah akan menemui ajalnya (niscaya orang-orang yang
telah ditakdirkan akan terbunuh itu akan keluar juga ke tempat pembunuhan
mereka.") sehingga mereka akan mati terbunuh, dan tidak akan tertolong
oleh ikhtiar atau usaha mereka itu karena kada Allah tetap berlaku tanpa
sesuatu pun dapat menolaknya. (Dan) hal itu dilakukan-Nya (agar Allah menguji
apa yang terdapat dalam dadamu) dalam hatimu berupa keikhlasan atau kemunafikan
(dan untuk membersihkan isi hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui akan sisi hati)
semua itu tak ada yang tersembunyi bagi-Nya tetapi maksud-Nya agar dengan ujian
itu tampaklah pula bagi manusia keikhlasan dan kemunafikan di antara kalian.
155. (Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu) dari
peperangan (di saat bertemunya dua pasukan) yaitu pasukan kaum Muslimin dan
pasukan orang-orang kafir di Uhud. Yang dituju ialah pasukan Muslimin itu
kecuali dua belas orang (sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan) dengan
waswas atau tipu dayanya (disebabkan sebagian apa yang mereka perbuat) berupa
dosa yaitu melanggar perintah Nabi saw. (dan sesungguhnya Allah telah memberi
maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap orang-orang
mukmin (lagi Maha Penyantun) sehingga menangguhkan siksa dari orang-orang
durhaka.
156. (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang
kafir) maksudnya orang-orang munafik (yang mengatakan kepada kawan-kawan
mereka) mengenai keadaan mereka (apabila mereka bepergian di muka bumi) lalu
mati (atau mereka berperang) lalu terbunuh ("Sekiranya mereka berada
bersama kita tidaklah mereka akan mati dan tidak pula terbunuh.")
maksudnya janganlah kamu berkata seperti demikian. (Allah menjadikan demikian
itu) sebagai akibat dari ucapan mereka tadi (suatu penyesalan dalam hati
mereka. Allah menghidupkan dan mematikan) hingga tinggalnya seseorang di
rumahnya sama sekali tidak menghalangi kematiannya (dan terhadap apa yang kamu
kerjakan) dengan memakai ta atau ya (Maha Melihat) maka kelak Dia akan membalaskannya
kepada kalian.
157. (Sungguh sekiranya) lam menunjukkan sumpah (kamu dibunuh di jalan
Allah) maksudnya dalam berjihad (atau meninggal) dibaca muttum atau mittum
berasal dari maata-yamuutu; artinya didatangi oleh kematian di dalam berjihad
(maka ampunan) yang kamu peroleh (dari Allah) terhadap dosa-dosamu (dan rahmat)
daripada-Nya bagi kamu atas demikian itu. Lam serta kalimat yang dimasukinya
menjadi jawab qasam di samping menjadi mubtada yang khabarnya ialah:
(benar-benar lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan) dari harta dunia;
memakai ya atau ta.
158. (Sungguh sekiranya) lam berarti sumpah (kamu meninggal) dibaca muttum
atau mittum (atau terbunuh) dalam peperangan atau lainnya (maka hanya kepada
Allahlah) dan bukan kepada selain-Nya (kamu akan dihimpun) di akhirat di mana
amal perbuatanmu akan dibalas-Nya.
159. (Maka berkat) ma merupakan tambahan (rahmat dari Allah kamu menjadi
lemah lembut) hai Muhammad (kepada mereka) sehingga kamu hadapi pelanggaran
mereka terhadap perintahmu itu dengan sikap lunak (dan sekiranya kamu bersikap
keras) artinya akhlakmu jelek tidak terpuji (dan berhati kasar) hingga kamu
mengambil tindakan keras terhadap mereka (tentulah mereka akan menjauhkan diri
dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka) atas kesalahan yang mereka perbuat
(dan mintakanlah ampunan bagi mereka) atas kesalahan-kesalahan itu hingga
Kuampuni (serta berundinglah dengan mereka) artinya mintalah pendapat atau buah
pikiran mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan dan lain-lain demi
mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunah dan jejak langkahmu, maka
Rasulullah saw. banyak bermusyawarah dengan mereka. (Kemudian apabila kamu
telah berketetapan hati) untuk melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah
bermusyawarah itu (maka bertawakallah kepada Allah) artinya percayalah
kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal)
kepada-Nya.
160. (Jika Allah menolong kamu) terhadap musuhmu seperti di perang Badar
(maka tak ada orang yang akan mengalahkan kamu, sebaliknya jika Dia membiarkan
kamu) tanpa memberikan pertolongan seperti waktu perang Uhud (maka siapakah
lagi yang dapat menolongmu setelah itu) artinya setelah kekalahan itu,
maksudnya tak ada lagi. (Hanya kepada Allahlah) bukan kepada lain-Nya
(orang-orang beriman itu harus bertawakal). Ayat berikut ini diturunkan ketika
hilangnya sehelai permadani merah di waktu perang Uhud lalu sebagian orang
mengatakan barangkali Nabilah yang mengambilnya:
161. (Tidaklah mungkin) atau patut (bagi seorang Nabi itu akan berkhianat
dalam urusan harta rampasan perang) maka janganlah kamu menyangka hal yang
demikian itu! Menurut satu qiraat dibaca 'yughalla' yang berarti dinisbatkan
kepada pengkhianatan. (Barang siapa yang berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang itu, maka ia akan datang pada hari kiamat membawa barang yang
dikhianatkannya itu) dengan memikulnya di atas pundaknya (kemudian setiap diri
akan diberi balasan) baik yang berkhianat maupun yang tidak berkhianat (atas
apa yang dikerjakannya sedangkan mereka tidaklah dianiaya) sedikit pun juga.
162. (Apakah orang yang mengikuti keridaan Allah) lalu ia taat dan tak
berkhianat dalam soal rampasan perang (akan sama dengan orang yang kembali
dengan kemurkaan dari Allah) karena perbuatan maksiat dan kecurangannya?
(Tempatnya ialah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali)
jawabannya tentu saja tidak sama.
163. (Mereka itu bertingkat-tingkat) maksudnya mempunyai tingkat
masing-masing (di sisi Allah) artinya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda.
Maka orang yang mengikuti keridaan-Nya akan beroleh pahala atau surga sedangkan
yang membawa amarah murka-Nya akan mendapat siksa atau neraka (dan Allah Maha
Melihat apa yang mereka kerjakan) hingga akan mendapat balasan daripada-Nya.
164. (Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman
ketika Dia mengirim kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri)
maksudnya seorang Arab seperti mereka untuk mengawasi dan memberi pengertian,
jadi bukan dari kalangan malaikat dan tidak pula dari bangsa asing (yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya) yakni Alquran (dan menyucikan mereka)
membersihkan mereka dari dosa (serta mengajarkan kepada mereka Alkitab) yakni
Alquran (dan hikmah) yakni sunah (dan sesungguhnya mereka) ditakhfifkan dari
wainnahum (adalah sebelumnya) yakni sebelum kebangkitannya (benar-benar dalam
kesesatan yang nyata) atau jelas.
165. (Mengapa ketika kamu ditimpa musibah) yaitu di Uhud dengan gugurnya 70
orang di antara kamu (padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada
musuh-musuhmu) yakni di Badar dengan membunuh 70 orang dan menawan 70 di antara
mereka (kamu berkata) dengan keheran-heranan ("Dari mana datangnya
ini?") maksudnya kekalahan ini padahal kita adalah orang-orang muslim dan
Rasulullah berada bersama kita. Kalimat terakhir merupakan pertanyaan yang
berarti sanggahan. (Katakanlah) kepada mereka ("Itu dari dirimu sendiri)
karena kamu meninggalkan markas sehingga mengalami kegagalan. (Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.") dan daripada-Nyalah datang
kemenangan atau terhalangnya kemenangan itu; dan kamu mendapat balasan
daripada-Nya disebabkan pelanggaran terhadap perintah Rasul-Nya.
166. (Apa yang menimpa kamu di hari bertemunya dua pasukan) yakni di Uhud
(maka adalah dengan izin Allah) atau kehendak-Nya (dan supaya diketahui-Nya)
secara nyata (orang-orang yang beriman) yang benar-benar beriman.
167. (Dan supaya diketahui-Nya orang-orang yang munafik dan) orang-orang
yang (dikatakan kepada mereka) ketika mereka berpaling dari peperangan, yaitu Abdullah
bin Ubai dan anak buahnya ("Marilah kita berperang di jalan Allah) dengan
musuh-musuh-Nya (atau usirlah mereka") dari kami dengan memperbanyak
anggotamu jika kamu tidak hendak berperang! (Jawab mereka, "Sekiranya kami
tahu) maksudnya pandai (berperang, tentulah kami akan mengikuti kamu")
firman Allah mendustakan mereka, ("Pada hari itu mereka lebih dekat kepada
kekafiran daripada keimanan) dengan sikap mereka yang terang-terangan
mengkhianati kaum Muslimin sedangkan sebelumnya mereka pada lahirnya lebih
dekat kepada keimanan. (Mereka mengatakan dengan mulut mereka apa yang tidak
terdapat di dalam hati mereka) karena seandainya mereka pandai berperang,
mereka juga tidak akan mengikutimu! (Dan Allah lebih mengetahui apa-apa yang
mereka sembunyikan") berupa kemunafikan.
168. (Yakni orang-orang) menjadi badal atau sifat bagi 'orang-orang' yang
sebelumnya (yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka) seagama (dan)
sesungguhnya (mereka tidak ikut) berperang ("Sekiranya mereka mengikuti
kita) maksudnya orang-orang yang gugur di perang Uhud itu (tentulah mereka
tidak akan terbunuh!" Katakanlah) kepada mereka ("Hindarkanlah)
tolaklah (kematian dari dirimu jika kamu orang-orang yang benar.") bahwa
tidak ikut berperang itu dapat menghindarkan kematian. Ayat berikut turun
mengenai syuhada atau orang-orang yang mati syahid
169. (Janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang gugur) dengan takhfif atau
pakai tasydid (di jalan Allah) maksudnya demi agama-Nya (mati, tetapi) mereka
itu (hidup di sisi Tuhan mereka). Roh-roh mereka berada dalam kantong
burung-burung hijau yang beterbangan dalam surga ke mana saja mereka kehendaki
sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis (dengan mendapat rezeki) yaitu dengan
memakan buah-buahan surga.
170. (Mereka riang gembira) menjadi hal dari kata ganti yang terdapat pada
yurzaquuna (dengan karunia yang diberikan Allah kepada mereka, dan) mereka
(bersenang hati terhadap orang-orang yang masih belum menyusul di belakang
mereka) yakni dari saudara-saudara mereka orang-orang beriman dan yang menjadi
badal bagi 'alladziina' (bahwa) artinya disebabkan karena (tak ada kekhawatiran
terhadap mereka, dan tidak pula mereka akan berdukacita) di akhirat kelak.
Maksudnya mereka bersenang hati pula karena teman-teman mereka yang akan
menyusul di belakang tak perlu dikhawatirkan nasib dan keamanan mereka.
171. (Mereka bersenang hati dengan nikmat) atau pahala (dari Allah dan
karunia) atau tambahan atasnya (dan bahwa) dibaca anna sebagai ma'thuf kepada
'ni'mah' atau 'inna' sebagai isti'naf atau permulaan kalimat (Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman) tetapi sebaliknya akan memberi
mereka ganjaran.
172. (Orang-orang) menjadi subjek atau mubtada (yang memenuhi panggilan
Allah dan rasul-Nya) agar keluar untuk berperang, yakni sewaktu Abu Sufyan dan
kawan-kawannya hendak mengulangi peperangan dan berjanji dengan Nabi saw. serta
para sahabat akan bertemu kembali di pasar Badar setahun setelah perang Uhud
(setelah mereka mendapat luka) yakni di Uhud, sedangkan yang menjadi predikat
atau khabar mubtadanya ialah: (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara
mereka) dengan menaati-Nya (dan menjaga diri) dari menyalahi-Nya (tersedia
pahala besar) yaitu surga.
173. (Yakni orang-orang) badal atau sifat dari 'alladziina' yang sebelumnya
(kepada mereka ada yang mengatakan) yakni Na'im bin Masud Al-Asyjai
("Sesungguhnya manusia) yaitu Abu Sofyan dan kawan-kawannya (telah
menghimpun pasukan untuk menyerang kamu) atau untuk membasmimu (maka takutlah
kepada mereka") dan jangan hadapi mereka. (Maka ucapan itu menambah
keimanan mereka) bertambah kepercayaan dan keyakinan mereka terhadap Allah swt.
(dan jawaban mereka, "Cukuplah bagi kami Allah) sebagai pembela terhadap
mereka (dan Dialah sebaik-baik pelindung") tempat menyerahkan segala urusan.
Nabi saw. bersama kaum Muslimin pergi ke pasar Badar tetapi tidak menemui Abu
Sofyan dan kawan-kawannya, Allah telah meniupkan rasa cemas dan ketakutan ke
dalam hati mereka sehingga mereka tidak muncul. Sebaliknya di kalangan kaum
Muslimin dan penduduk berlangsung jual beli sehingga mereka beroleh laba dan
keuntungan. Firman Allah swt. selanjutnya.
174. (Maka kembalilah mereka) dari Badar (dengan nikmat dan karunia dari
Allah) yakni keselamatan dan keuntungan (tanpa mendapat bencana) baik luka atau
kematian (dan mereka mengikuti keridaan Allah) yakni dengan menaati-Nya dan
rasul-Nya supaya keluar berperang. (Dan Allah mempunyai karunia yang besar)
terhadap ahli taat dan ibadah.
175. (Sesungguhnya mereka itu) yakni yang mengatakan bahwa manusia telah
menghimpun pasukan dan seterusnya tadi (hanyalah setan yang menakut-nakuti)
kamu dengan (kawan-kawannya) yakni orang-orang kafir (maka janganlah kamu takut
kepada mereka hanya takutlah kepada-Ku) jika meninggalkan perintah-Ku
(sekiranya kamu benar-benar beriman.)
176. (Janganlah kamu menjadi sedih oleh) ada yang membaca 'yuhzinka' dan
ada pula 'yahzunka', berasal dari kata 'ahzanahu' (orang-orang yang cepat jatuh
dalam kekafiran) yakni orang-orang yang membela kekafiran itu seperti warga
Mekah dan orang-orang munafik, maksudnya jangan kamu pedulikan hal itu.
(Sesungguhnya mereka tak sekali-kali dapat memberi mudarat kepada Allah sedikit
pun) dengan perbuatan mereka itu, dan mereka hanya membawa kerusakan bagi diri
mereka sendiri (Allah menghendaki agar tidak memberi mereka sesuatu di akhirat)
maksudnya surga, oleh sebab itu mereka dibiarkan-Nya (dan bagi mereka siksa
yang besar) dalam neraka.
177. (Sesungguhnya orang-orang yang menukar keimanan dengan kekafiran)
artinya mengambil kekafiran sebagai ganti dari keimanan (tidaklah memberi
mudarat kepada Allah) dengan kekafiran mereka itu (sedikit pun dan bagi mereka
siksa yang pedih) atau menyakitkan.
178. (Janganlah sekali-kali menyangka) ada yang memakai 'ya' dan ada pula
'ta' (orang-orang kafir itu bahwa Kami menangguhkan) artinya penangguhan Kami
(bagi mereka) yakni dengan memanjangkan umur dan menangguhkan hukuman (lebih
baik bagi diri mereka). 'Anna' bersama kedua ma'mulnya menurut qiraat
'yahsabanna' menempati kedudukan dua maf'ulnya, 'tahsabanna' berkedudukan sebagai
maf'ul kedua dari 'tahsabanna' ("Sesungguhnya Kami menangguhkan mereka itu
hanyalah supaya dosa mereka bertambah-tambah) disebabkan banyaknya maksiat (dan
bagi mereka siksa yang menghinakan") di akhirat.
179. (Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan) membiarkan (orang-orang
yang beriman dalam keadaan yang kamu) hai manusia (berada di atasnya) artinya
yang kamu alami berupa campur aduknya yang ikhlas dengan yang lainnya (sampai
Dia memisahkan) dibaca yamiiza atau yumayyiza artinya menyisihkan (orang-orang
yang jelek) yaitu orang munafik (dari yang baik) yaitu orang beriman. Caranya
ialah dengan tugas-tugas berat sehingga menyingkapkan yang demikian itu,
misalnya seperti yang dilakukan-Nya di waktu perang Uhud. (Dan Allah
sekali-kali tidak akan memperlihatkan padamu hal-hal gaib) sehingga kamu dapat
mengenal mana yang munafik dan mana yang baik sebelum dipisahkan Allah itu
(tetapi Allah memilih di antara rasul-rasul-Nya siapa yang dikehendaki-Nya)
untuk diberitahukan-Nya hal-hal gaib itu seperti kepada Nabi saw. yang
disingkapkan-Nya perihal orang-orang munafik. (Oleh sebab itu berimanlah kamu
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan jika kamu beriman dan bertakwa) artinya
menjaga dirimu dari kemunafikan (maka akan beroleh pahala yang besar.)
180. (Sekali-kali janganlah menyangka) dengan memakai 'ya' atau 'ta'
(orang-orang yang bakhil dengan harta yang diberikan Allah dan karunia-Nya)
artinya mengeluarkan zakatnya (bahwa itu) maksudnya kebakhilan itu (baik bagi
mereka) menjadi maf'ul yang kedua sedangkan dhamir sebagai pemisah. Maf'ul yang
pertama ialah 'kebakhilan mereka' yang diperkirakan sebelum isim maushul jika
dibaca dengan 'ta' dan sebelum dhamir jika dengan 'ya' (tetapi itu buruk bagi
mereka. Mereka akan dikalungi harta yang mereka bakhilkan) tidak dikeluarkan
zakatnya (pada hari kiamat) yakni dengan melilitkan ular pada lehernya dan ular
itu mematuknya sebagaimana tercantum dalam sebuah hadis. (Milik Allahlah segala
warisan langit dan bumi) yang akan diwarisi-Nya setelah lenyap atau musnahnya
penghuni langit dan bumi. (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan)
sehingga akan mendapat balasan daripada-Nya. Ada yang membaca 'ta'maluuna'
dengan 'ta' ada pula 'ya'maluuna' dengan 'ya.'
181. (Sungguh Allah telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan,
"Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.") Mereka itu ialah
orang-orang Yahudi yang mengatakannya tatkala turun ayat "Siapakah yang
bersedia memberi pinjaman kepada Allah suatu pinjaman yang baik?" Kata
mereka, "Sekiranya Dia kaya tentulah Dia tidak akan meminjam kepada
kita!" (Kami akan mencatat) maksudnya akan menyuruh mencatat (apa yang
mereka katakan itu) yakni dalam buku catatan amal perbuatan mereka agar mereka
menerima balasannya. Menurut suatu qiraat dibaca 'sayuktabu' bukan 'sanaktubu.'
(Dan) Kami catat pula (pembunuhan mereka) memakai baris di atas atau baris di
depan (atas nabi-nabi tanpa alasan yang benar dan Kami katakan) ada yang
membaca 'naquulu' dan ada pula 'yaquulu' yang berarti bahwa yang mengatakan itu
ialah Allah yakni di akhirat kelak, perantaraan lisan para malaikat ('Rasailah
olehmu azab neraka) lalu dikatakan pula kepada mereka bila mereka dilemparkan
ke dalam neraka.
182. (Demikian itu) maksudnya azab neraka tadi (disebabkan perbuatan
tanganmu sendiri) diibaratkan dengan tangan karena kebanyakan perbuatan manusia
dilaksanakan dengannya (dan bahwa Allah sekali-kali tidak menganiaya) artinya
tidak berbuat aniaya atau melakukan keaniayaan (terhadap hamba-hamba-Nya) Allah
tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak bersalah atau berdosa.
183. (Yakni orang-orang yang) 'na'at' atau sifat bagi alladziina yang
sebelumnya (mengatakan) kepada Muhammad ("Sesungguhnya Allah telah
menitahkan kepada kami) dalam Taurat (supaya kami tidak beriman kepada seorang
rasul) artinya tidak membenarkannya (sebelum ia mendatangkan kepada kami suatu
kurban yang dimakan api"). Maka kami tidak akan beriman kepadamu sebelum
membawakan kurban, pemberian, yang mendekatkan diri kepada Allah berupa ternak
atau lainnya. Jika kurban itu diterima, maka dari langit akan muncul api putih
yang akan membakarnya. Dan jika tidak, maka ia akan tetap tinggal di tempatnya
tanpa ada yang menyentuhnya. Hal ini diperintahkan kepada Bani Israel tetapi
kepada Almasih dan Muhammad tidak demikian halnya, Allah swt. berfirman (Katakanlah)
kepada mereka sebagai celaan ("Bukankah telah datang kepadamu beberapa
orang rasul sebelumku dengan membawa keterangan-keterangan nyata) atau mukjizat
(dan dengan apa yang kamu sebutkan itu) seperti Zakaria dan Yahya, tetapi
mereka kamu bunuh juga. Perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang
hidup di masa Nabi kita saw. walaupun perbuatan itu dari nenek moyang mereka
karena mereka menyetujuinya. (Maka kenapa kamu bunuh mereka jika kamu
orang-orang yang benar?") maksudnya jika kamu benar-benar beriman ketika
melakukan pelanggaran itu.
184. (Jika mereka mendustakanmu, maka sesungguhnya rasul-rasul yang sebelum
kamu pun telah didustakan pula, padahal mereka membawa keterangan-keterangan
yang nyata) yakni mukjizat (dan zubur) maksudnya shuhuf-shuhuf seperti shuhuf
Nabi Ibrahim (dan Alkitab) menurut satu qiraat dengan memakai 'ba' pada
al-kitab dan az-zubur (yang terang) yakni Taurat dan Injil, maka bersabarlah
kamu sebagaimana mereka telah bersabar.
185. (Setiap diri akan merasai kematian dan hanya pada hari kiamatlah
pahalamu disempurnakan) artinya pada hari kiamatlah ganjaran amal perbuatanmu
dipenuhi dengan cukup. (Barang siapa yang dijauhkan) setelah itu (dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia beruntung) karena mencapai apa
yang dicita-citakannya. (Kehidupan dunia ini tidak lain) maksudnya hidup di
dunia ini (hanyalah kesenangan yang memperdayakan semata) artinya yang tidak
sebenarnya karena dinikmati hanya sementara lalu ia segera sirna.
186. (Kamu sungguh-sungguh akan diuji) karena berturut-turutnya beberapa
'nun' maka nun tanda rafa'nya dihilangkan, begitu juga 'wau' dhamir jamak
karena bertemunya dua wawu sakin, sedangkan artinya ialah kamu sungguh-sungguh
akan diuji atau dicoba (mengenai hartamu) dengan beban-beban dan kewajiban yang
harus kamu penuhi (dan dirimu) dengan ibadat dan ujian berupa malapetaka (dan
sungguh akan kamu dengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu) yakni
dari orang-orang Yahudi dan Nasrani (dan dari orang-orang musyrik) dari kalangan
Arab (gangguan menyakitkan yang banyak sekali) berupa makian dan tuduhan serta
godaan dan gangguan terhadap wanita-wanitamu. (Jika kamu bersabar) atas
tantangan itu (dan bertakwa) kepada Allah (maka demikian itu termasuk di antara
pekerjaan-pekerjaan utama) termasuk hal-hal yang harus dipentingkan dan wajib
dihadapi dengan keteguhan hati dan kesabaran yang penuh.
187. (Dan) ingatlah (ketika Allah mengambil ikrar dari orang-orang yang
diberi Alkitab) yakni tugas yang diberikan kepada mereka dalam Taurat
("Hendaklah kamu menerangkannya) maksudnya isi Alkitab itu (kepada manusia
dan janganlah kamu menyembunyikannya") yakni Alkitab itu. Kedua kata kerja
pada kalimat ini dengan memakai 'ta' dan 'ya.' (Lalu mereka melemparkannya)
maksudnya ikrar tersebut (ke belakang punggung mereka) artinya tidak mereka
penuhi dan amalkan (dan mereka menukarnya dengan) mereka ambil sebagai gantinya
(harga yang sedikit) berupa harta benda dunia yang mereka pungut dari rakyat
bawahan dengan keunggulan mereka dalam ilmu Alkitab. Maka ilmu itu mereka
sembunyikan karena takut akan lepas dari tangan. (Maka amat jeleklah tukaran
yang mereka terima) atau penukaran yang mereka lakukan itu.
188. (Janganlah sekali-kali kamu kira) dengan memakai 'ta' dan 'ya' (bahwa
orang-orang yang merasa gembira dengan apa yang telah mereka lakukan) yakni
dengan apa yang telah mereka perbuat yaitu menyesatkan manusia (dan mereka
ingin supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan) yakni
berpegang kepada kebenaran padahal mereka dalam kesesatan (janganlah kamu
menyangka mereka) merupakan taukid atau pengukuhan dengan kedua versinya,
memakai 'ta' dan 'ya' (terlepas) artinya berada di suatu tempat yang bebas
(dari siksa) di akhirat tetapi mereka berada di suatu tempat di mana mereka
akan menerima siksa yaitu di neraka Jahanam (dan bagi mereka siksa yang pedih)
menyakitkan. Kedua maf'ul yahsabu yang pertama terkandung di dalam kedua maf'ul
yahsabu yang kedua berdasarkan qiraat yahsabu sedangkan menurut qiraat tahsabu
hanya maf'ul kedualah yang dibuang.
189. (Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi) maksudnya perbendaharaan
hujan, rezeki, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain (dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu) di antaranya menyiksa orang-orang kafir dan membebaskan orang-orang
beriman.
190. (Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) dan keajaiban-keajaiban
yang terdapat pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan datang
dan pergi serta bertambah dan berkurang (menjadi tanda-tanda) atau bukti-bukti
atas kekuasaan Allah swt. (bagi orang-orang yang berakal) artinya yang
mempergunakan pikiran mereka.
191. (Yakni orang-orang yang) menjadi 'na`at' atau badal bagi yang
sebelumnya (mengingat Allah di waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring)
artinya dalam keadaan bagaimana pun juga sedang menurut Ibnu Abbas mengerjakan
salat dalam keadaan tersebut sesuai dengan kemampuan (dan mereka memikirkan
tentang kejadian langit dan bumi) untuk menyimpulkan dalil melalui keduanya
akan kekuasaan Allah, kata mereka: ("Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau
ciptakan ini) maksudnya makhluk yang kami saksikan ini (dengan sia-sia) menjadi
hal sebaliknya semua ini menjadi bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu (Maha
Suci Engkau) artinya tidak mungkin Engkau akan berbuat sia-sia (maka
lindungilah kami dari siksa neraka.)
192. (Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke
dalam neraka) untuk hidup kekal di sana (maka berarti Engkau telah
menghinakannya dan tiadalah bagi orang-orang yang aniaya) maksudnya orang-orang
yang kafir; di sini ditempatkan zhahir pada tempat mudhmar untuk mengingatkan
dikhususkannya kehinaan itu bagi mereka (dari) merupakan tambahan (seorang
penolong pun) yang akan melindungi mereka dari siksa Allah swt.
193. (Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru
yang menyeru) manusia (untuk beriman) kepadanya, yaitu Muhammad atau Alquran
(supaya) maksudnya yakni: ('Berimanlah kepada Tuhanmu!' Maka kami pun
berimanlah) kepada-Nya (Wahai Tuhan kami! Ampunilah bagi kami dosa-dosa kami
dan hapuskanlah) tutup (dari kami kesalahan-kesalahan kami) artinya janganlah
dibukakan kepada umum dengan memberikan hukuman terhadapnya (dan wafatkanlah
kami) cabutlah nyawa kami (bersama) golongan (orang-orang yang berbakti) yakni
para nabi dan orang-orang saleh.
194. (Wahai Tuhan kami! Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada
kami) (atas) artinya dengan perantaraan (para rasul-Mu) berupa nikmat dan
karunia serta apa-apa yang mereka mohonkan walaupun janji Allah itu tidak
bertentangan dengan permohonan orang yang meminta agar ia termasuk dalam
golongan orang-orang yang diberi karunia disebabkan ia belum beroleh kepastian
bahwa permohonannya itu akan dikabulkan. Mengenai disebutnya 'Wahai Tuhan kami'
secara berulang-ulang maka itu menyatakan ketundukan dan kerendahan hati yang
sedalam-dalamnya. (Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat,
sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.") yaitu janji dengan
kebangkitan dan pembalasan.
195. (Maka Tuhan mereka memperkenankan bagi mereka) permohonan mereka
(bahwa Aku tidak akan menyia-nyiakan amalan orang-orang yang beramal di antara
kamu baik laki-laki maupun perempuan, sebagian kamu) adalah (dari sebagian yang
lain) artinya laki-laki adalah turunan wanita sebaliknya wanita adalah
keturunan laki-laki. Kalimat ini memperkuat kalimat yang sebelumnya yakni bahwa
mereka akan sama-sama menerima balasan dari amal perbuatan masing-masing dan
bahwa mereka sama-sama tidak akan disepelekan. Lanjutan ayat berikut turun
ketika Ummu Salamah mengatakan kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah! Tidak
pernah saya dengar wanita disebut-sebut dalam soal hijrah." (Maka
orang-orang yang berhijrah) dari Mekah ke Madinah (yang diusir dari kampung
halamannya serta disakiti pada jalan-Ku) maksudnya karena agama-Ku (dan yang
berperang) melawan orang-orang kafir (dan orang-orang yang gugur) di jalan-Ku
baik memakai tasydid atau tidak dan menurut satu qiraat dengan mendahulukannya
(niscaya Aku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka) Aku tutupi dosa-dosa mereka
dengan ampunan-Ku (dan Kumasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai sebagai pahala) mashdar dari pengertian 'Kuhapus' dan
memperkokoh maknanya (dari sisi Allah) terdapat perpalingan kedudukan-Nya
sebagai pembicara (dan Allah di sisi-Nya terdapat pahala yang baik.) sebagai
balasan. Ayat berikut turun pula tatkala kaum Muslimin mengatakan bahwa musuh
Allah kelihatan berbahagia sedangkan mereka dalam keadaan susah dan menderita:
196. (Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh keleluasaan orang-orang
kafir bepergian) artinya bergerak ke mana mereka sukai (di dalam negeri) untuk
berniaga dan berusaha.
197. (Itu hanyalah kesenangan sementara) yang mereka nikmati di dunia dalam
waktu singkat kemudian akan lenyap (kemudian tempat tinggal mereka ialah neraka
Jahanam dan itulah tempat yang seburuk-buruknya.)
198. (Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya bagi mereka
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai, mereka kekal) maksudnya
ditakdirkan kekal (padanya sebagai tempat tinggal) yang biasanya disediakan
buat tamu-tamu; dijadikan manshub karena kedudukannya sebagai hal dari jannaat
sedangkan sebagai amilnya ialah pengertian zharf (dari sisi Allah dan apa yang
dari sisi Allah) berupa pahala (lebih baik bagi orang-orang yang berbakti)
daripada kesenangan dunia.
199. (Sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada
Allah) seperti Abdullah bin Salam dan sahabat-sahabatnya serta Najasyi (dan
kepada apa yang diturunkan kepadamu) yakni Alquran (dan kepada apa yang telah
diturunkan kepada mereka) yakni Taurat dan Injil (dalam keadaan merendahkan
diri) hal dari dhamir pada 'yu`minu' dengan menekankan makna 'man' dengan arti
'tawadhu`' (kepada Allah tanpa menukarkan ayat-ayat Allah) yang terdapat pada
mereka dalam Taurat dan Injil berupa kebangkitan Nabi saw. (dengan harga yang
sedikit) dari harta dunia, misalnya dengan menyembunyikannya karena takut
kehilangan pengaruh seperti dilakukan oleh orang-orang Yahudi lainnya. (Mereka
beroleh pahala) sebagai balasan atas amal perbuatan mereka (di sisi Tuhan
mereka) yang diberikan kepada mereka dua kali sebagaimana terdapat dalam surah
Al-Qashash (sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya) dapat melakukan
perhitungan terhadap seluruh makhluk dalam hanya setengah hari saja dari
hari-hari dunia.
200. (Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah) melakukan taat dan
menghadapi musibah serta menghindari maksiat (dan teguhkanlah kesabaranmu)
menghadapi orang-orang kafir hingga mereka tidak lebih sabar daripada kamu (dan
tetaplah waspada serta siap siaga) dalam perjuangan (serta bertakwalah kepada
Allah) dalam setiap keadaan (supaya kamu beruntung) merebut surga dan bebas
dari neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar