Surat Ke-80 : 42 Ayat
001. (Dia telah bermuka masam) yakni Nabi Muhammad telah bermuka masam (dan
berpaling) yaitu memalingkan mukanya karena,
002. (telah datang seorang buta kepadanya) yaitu Abdullah bin Umi Maktum.
Nabi saw. tidak melayaninya karena pada saat itu ia sedang sibuk menghadapi
orang-orang yang diharapkan untuk dapat masuk Islam, mereka terdiri dari
orang-orang terhormat kabilah Quraisy, dan ia sangat menginginkan mereka masuk
Islam. Sedangkan orang yang buta itu atau Abdullah bin Umi Maktum tidak
mengetahui kesibukan Nabi saw. pada waktu itu, karena ia buta. Maka Abdullah
bin Umi Maktum langsung menghadap dan berseru, "Ajarkanlah kepadaku
apa-apa yang telah Allah ajarkan kepadamu." Akan tetapi Nabi saw. pergi
berpaling darinya menuju ke rumah, maka turunlah wahyu yang menegur sikapnya
itu, yaitu sebagaimana yang disebutkan dalam surat ini. Nabi saw. setelah itu,
apabila datang Abdullah bin Umi Maktum berkunjung kepadanya, beliau selalu
mengatakan, "Selamat datang orang yang menyebabkan Rabbku menegurku
karenanya," lalu beliau menghamparkan kain serbannya sebagai tempat duduk
Abdullah bin Umi Maktum.
003. (Tahukah kamu) artinya, mengertikah kamu (barangkali ia ingin
membersihkan dirinya) dari dosa-dosa setelah mendengar dari kamu; lafal
Yazzakkaa bentuk asalnya adalah Yatazakkaa, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada
huruf Za sehingga jadilah Yazzakkaa.
004. (Atau dia ingin mendapatkan pelajaran) lafal Yadzdzakkaru bentuk
asalnya adalah Yatadzakkaru, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Dzal
sehingga jadilah Yadzdzakkaru, artinya mengambil pelajaran dan nasihat (lalu
pengajaran itu memberi manfaat kepadanya) atau nasihat yang telah didengarnya
dari kamu bermanfaat bagi dirinya. Menurut suatu qiraat lafal Fatanfa'ahu
dibaca Fatanfa'uhu, yaitu dibaca Nashab karena menjadi Jawab dari Tarajji atau
lafal La'allahuu tadi.
005. (Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup) karena memiliki harta.
006. (Maka kamu melayaninya) atau menerima dan mengajukan tawaranmu;
menurut suatu qiraat lafal Tashaddaa dibaca Tashshaddaa yang bentuk asalnya
adalah Tatashaddaa, kemudian huruf Ta kedua diidgamkan kepada huruf Shad,
sehingga jadilah Tashshaddaa.
007. (Padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia tidak membersihkan diri)
yakni orang yang serba berkecukupan itu tidak beriman.
008. (Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera) lafal Yas'aa
berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan bagi Fa'il atau subjek
yang terkandung di dalam lafal Jaa-a.
009. (Sedangkan ia takut) kepada Allah swt.; lafal Yakhsyaa menjadi Haal dari
fa'il yang terdapat di dalam lafal Yas'aa, yang dimaksud adalah si orang buta
itu atau Abdullah bin Umi Maktum.
010. (Maka kamu mengabaikannya) artinya, tiada memperhatikannya sama
sekali; lafal Talahhaa asalnya Tatalahhaa, kemudian salah satu dari kedua huruf
Ta dibuang, sehingga jadilah Talahhaa.
011. (Sekali-kali jangan) berbuat demikian, yakni janganlah kamu berbuat
hal yang serupa lagi. (Sesungguhnya hal ini) maksudnya, surat ini atau
ayat-ayat ini (adalah suatu peringatan) suatu pelajaran bagi makhluk semuanya.
012. (Maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya)
atau tentu ia menghafalnya kemudian menjadikannya sebagai nasihat bagi dirinya.
013. (Di dalam kitab-kitab) menjadi Khabar yang kedua, karena sesungguhnya
ia dan yang sebelumnya berkedudukan sebagai jumlah Mu'taridhah atau kalimat
sisipan (yang dimuliakan) di sisi Allah.
014. (Yang ditinggikan) di langit (lagi disucikan) dari sentuhan setan.
015. (Di tangan para penulis) yakni malaikat-malaikat yang menukilnya dari
Lohmahfuz.
016. (Yang mulia lagi berbakti) artinya, semuanya taat kepada Allah swt.;
mereka itu adalah malaikat-malaikat.
017. (Binasalah manusia) maksudnya, terlaknatlah orang kafir itu (alangkah
sangat kekafirannya) Istifham atau kata tanya pada ayat ini mengandung makna
celaan; makna yang dimaksud, apakah gerangan yang mendorongnya berlaku kafir?
018. (Dari apakah Allah menciptakannya?) Istifham atau kata tanya di sini
mengandung makna Taqrir. Kemudian Allah menjelaskannya melalui firman
berikutnya:
019. (Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya) menjadi
'alaqah, kemudian menjadi segumpal daging hingga akhir penciptaannya.
020. (Kemudian untuk menempuh jalannya) yakni jalan ia keluar dari perut
ibunya (Dia memudahkannya.)
021. (Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur) artinya,
Dia menjadikannya berada di dalam kubur yang menutupinya.
022. (Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali) menjadi
hidup kembali pada hari berbangkit nanti.
023. (Tidaklah demikian) artinya, benarlah (manusia itu belum melaksanakan)
belum mengerjakan (apa yang diperintahkan Allah kepadanya) yakni apa yang telah
diperintahkan oleh Rabbnya supaya ia mengerjakannya.
024. (Maka hendaklah manusia itu memperhatikan) dengan memasang akalnya
(kepada makanannya) bagaimanakah makanan itu diciptakan dan diatur untuknya?
025. (Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air) dari awan (dengan
sebenar-benarnya.)
026. (Kemudian Kami belah bumi) dengan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dari
dalamnya (dengan sebaik-baiknya.)
027. (Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu) seperti biji gandum dan
biji jawawut.
028. (Anggur dan sayur-sayuran) atau sayur-mayur.
029. (Zaitun dan pohon kurma),
030. (dan kebun-kebun yang lebat) yakni kebun-kebun yang banyak
pepohonannya.
031. (Dan buah-buahan serta rumput-rumputan) yaitu tumbuh-tumbuhan yang
menjadi makanan binatang ternak; tetapi menurut suatu pendapat
"Abban" artinya makanan ternak yang berasal dari tangkai atau bulir
gandum atau padi dan lain sebagainya yang sejenis.
032. (Untuk kesenangan) sebagai kesenangan atau untuk menyenangkan,
penafsirannya sebagaimana yang telah disebutkan tadi pada surat sebelumnya
(bagi kalian dan bagi binatang-binatang ternak kalian) penafsirannya sama
dengan yang terdahulu pada surat sebelumnya.
033. (Dan apabila datang suara yang memekakkan) yakni tiupan sangkakala
yang kedua.
034. (Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya.)
035. (Dari ibu dan bapaknya.)
036. (Dari teman hidupnya) yakni istrinya (dan anak-anaknya) lafal Yauma
merupakan Badal dari lafal Idzaa, sebagai Jawabnya disimpulkan dari berikut
ini.
037. (Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya) yakni keadaan yang membuatnya tidak mengindahkan hal-hal
lainnya, atau dengan kata lain setiap orang pada hari itu sibuk dengan
urusannya masing-masing.
038. (Banyak muka pada hari itu berseri-seri) yakni tampak cerah ceria.
039. (Tertawa dan gembira) atau bergembira, mereka itu adalah orang-orang
yang beriman.
040. (Dan banyak pula muka pada hari itu tertutup debu) artinya, penuh
dengan debu.
041. (Dan ditutup pula) diselimuti pula (oleh kegelapan) dan kepekatan yang
menghitam.
042. (Mereka itulah) maksudnya, orang-orang yang keadaannya demikian adalah
(orang-orang kafir lagi durhaka) yakni orang-orang yang di dalam dirinya
berkumpul kekafiran dan kedurhakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar