Surat Ke-100 : 11 Ayat
001. (Demi yang berlari kencang) di dalam perang, yaitu kuda yang lari
dengan kencangnya di dalam peperangan (dengan terengah-engah) lafal Adh-Dhabhu
artinya suara napas kuda sewaktu berlari kencang.
002. (Dan demi yang mencetuskan api) maksudnya kuda yang memercikkan api
(dengan pukulan) teracak kakinya apabila ia berlari di tanah yang banyak
batunya pada malam hari.
003. (Dan demi yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi) yaitu kuda
yang menyerang musuh di waktu pagi, karena pengendaranya melakukan penyerbuan
di waktu tersebut.
004. (Maka ia menerbangkan) atau mengepulkan (di waktu itu) di waktu
tersebut, atau di tempat ia berlari (debu) karena gerakannya yang sangat keras.
005. (Dan menyerbu dalam kepulan debu ke tengah-tengah) artinya dengan
membawa kepulan debu (kumpulan musuh) yang diserangnya; maksudnya kuda-kuda
tersebut berada di tengah-tengah musuh dalam keadaan menyerang. Lafal
Fawasathna yang kedudukannya sebagai Fi'il di'athafkan kepada Isim, karena
mengingat bahwa semua Isim yang di'athafkan kepadanya mengandung makna Fi'il
pula. Yakni demi yang berlari kencang, lalu mencetuskan api, lalu menerbangkan
debu.
006. (Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah manusia yang kafir
(sangat ingkar kepada Rabbnya) artinya ia mengingkari semua nikmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepadanya.
007. (Dan sesungguhnya manusia itu terhadap hal tersebut) terhadap
keingkarannya (menyaksikan sendiri) atau dia menyaksikan bahwa dirinya telah
berbuat ingkar.
008. (Dan sesungguhnya karena cintanya kepada kebaikan) maksudnya cinta
atas harta benda (dia sangat bakhil) artinya lantaran sangat mencintai harta,
jadilah ia seorang yang amat bakhil atau kikir.
009. (Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan) dibangunkan
dan dikeluarkan (apa yang ada dalam kubur) yakni orang-orang mati yang dikubur
di dalamnya.
010. (Dan dilahirkan) atau ditampakkan dan dikeluarkan (apa yang ada dalam
dada) maksudnya, apa yang tersimpan di dalam kalbu berupa kekafiran dan
keimanan.
011. (Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan
mereka) karena itu Dia akan memberikan balasan kepada mereka atas kekafiran
mereka. Di sini Dhamir diulangi penyebutannya dalam bentuk jamak, hal ini tiada
lain karena memandang segi makna yang dikandung lafal Al-Insaan. Jumlah ayat
ini menunjukkan pengertian Maf'ul bagi lafal Ya'lamu; artinya sesungguhnya Kami
akan memberikan balasan kepadanya pada saat itu. Berta'alluqnya lafal Khabiirun
kepada lafal Yaumaidzin memberikan pengertian, bahwa hari itu adalah hari
pembalasan, karena sesungguhnya Allah selama-lamanya Maha Mengetahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar