Surat Ke-33 : 73 Ayat
001. (Hai Nabi! Bertakwalah kepada Allah) teguhkanlah
dirimu dalam bertakwa kepada Allah (dan janganlah kamu menuruti keinginan
orang-orang kafir dan orang-orang munafik) dalam hal-hal yang bertentangan
dengan syariatmu. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) apa yang akan terjadi
sebelumnya (lagi Maha Bijaksana) di dalam mengatur urusan makhluk-Nya.
002. (Dan ikutilah apa yang diwahyukan Rabbmu kepadamu)
yaitu Alquran. (Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kalian
kerjakan) menurut suatu qiraat lafal ta'maluuna dibaca ya'maluuna.
003. (Dan bertawakallah kepada Allah) di dalam urusanmu.
(Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara) dirimu; sehubungan dengan hal ini, umat
Nabi saw. mengikut kepadanya.
004. (Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang
dua buah hati dalam rongganya) firman ini sebagai sanggahan terhadap sebagian
orang-orang kafir yang mengatakan, bahwa dia memiliki dua hati; yang
masing-masingnya mempunyai kesadaran yang lebih utama daripada kesadaran yang
dimiliki oleh Muhammad (dan Dia tidak menjadikan istri-istri kalian yang) lafal
allaa-iy dapat pula dibaca allaa-i (kalian zihari) dapat dibaca tuzhhiruuna dan
tuzhaahiruuna (mereka itu) misalnya seseorang berkata kepada istrinya,
"Menurutku kamu bagaikan punggung ibuku," (sebagai ibu kalian) yakni
mereka diharamkan oleh kalian seperti terhadap ibu kalian sendiri, hal ini di
zaman jahiliah dianggap sebagai talak. Zihar hanya mewajibkan membayar kifarat
dengan persyaratannya yang akan disebutkan di dalam surah Al-Mujadilah (dan Dia
tidak menjadikan anak-anak angkat kalian) lafal ad'iyaa adalah bentuk jamak
dari lafal da'iyyun, artinya adalah anak angkat (sebagai anak kandung kalian
sendiri) yakni anak yang sesungguhnya bagi kalian. (Yang demikian itu hanyalah
perkataan kalian di mulut kalian saja.) Sewaktu Nabi saw. menikahi Zainab binti
Jahsy yang dahulunya adalah bekas istri Zaid bin Haritsah, anak angkat Nabi
saw., orang-orang Yahudi dan munafik mengatakan, "Muhammad telah mengawini
bekas istri anaknya sendiri." Maka Allah swt. mendustakan mereka. (Dan
Allah mengatakan yang sebenarnya) (dan Dia menunjukkan jalan) yang benar.
005. Tetapi (panggillah mereka dengan memakai nama
bapak-bapak mereka, itulah yang lebih pertengahan) lebih adil (pada sisi Allah,
dan jika kalian tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka saudara-saudara
kalian seagama dan maula-maula kalian) yaitu anak-anak paman kalian. (Dan tidak
ada dosa atas kalian terhadap apa yang kalian khilaf padanya) dalam hal
tersebut (tetapi) yang berdosa itu ialah (apa yang disengaja oleh hati kalian)
sesudah adanya larangan. (Dan adalah Allah Maha Pengampun) atas apa yang
terlanjur kalian katakan sebelum adanya larangan (lagi Maha Penyayang) kepada
kalian.
006. (Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukminin dari
diri mereka sendiri) maksudnya apa yang diserukan oleh Nabi saw. agar mereka
melakukannya, dan apa yang diserukan oleh hawa nafsu mereka agar mereka
melanggarnya, maka seruan Nabilah yang harus lebih diutamakan daripada kehendak
diri mereka sendiri (dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka) haram untuk
dinikahi oleh mereka. (Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah) yakni
kaum kerabat (satu sama lain lebih berhak) waris-mewarisi (di dalam Kitab Allah
daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin) daripada waris-mewarisi
berdasarkan saudara seiman dan berhijrah yang berlangsung pada permulaan Islam,
kemudian dimansukh oleh ayat ini (kecuali) tetapi (kalau kalian mau berbuat baik
kepada saudara-saudara kalian seagama) melalui wasiat, masih tetap
diperbolehkan. (Adalah yang demikian itu) yaitu dihapusnya hukum waris-mewarisi
karena seiman dan hijrah dengan hubungan kekerabatan (telah tertulis di dalam
Alkitab) Alkitab yang dimaksud di dalam dua tempat pada ayat ini adalah
Lohmahfuz.
007. (Dan) ingatlah (ketika Kami mengambil dari nabi-nabi
perjanjian mereka) ketika mereka dikeluarkan dari tulang sulbi Adam sebagaimana
benda yang paling kecil layaknya. Lafal adz-dzurri bentuk jamak dari lafal
dzurrah artinya semut yang paling kecil (dan dari kamu sendiri, dari Nuh,
Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam) hendaknya mereka menyembah Allah dan
menyeru supaya beribadah kepada-Nya. Disebutkannya kelima nabi ini termasuk
mengathafkan sesuatu kepada bagiannya (dan Kami telah mengambil dari mereka
perjanjian yang teguh) janji yang sangat berat untuk melaksanakan apa-apa yang
harus mereka pikul, yakni bersumpah atas nama Allah, kemudian perjanjian itu
diambil oleh-Nya.
008. (Agar Dia menanyakan) yakni Allah (kepada
orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka) di dalam menyampaikan
risalahnya; hal ini dimaksudkan sebagai celaan terhadap orang-orang yang kafir
kepada para nabi (dan Dia menyediakan) yakni Allah swt. (bagi orang-orang
kafir) terhadap para nabi (siksa yang pedih) yang menyakitkan. Lafal wa a'adda
diathafkan pada lafal akhadznaa.
009. (Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat
Allah yang telah dikaruniakan kepada kalian ketika datang kepada kalian
tentara-tentara) orang-orang kafir yang bersekutu sewaktu perang Khandaq (lalu
Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang kalian tidak dapat
melihatnya) yakni bala tentara malaikat. (Dan adalah Allah terhadap apa yang
kalian kerjakan) kalau dibaca ta'maluuna yang dimaksud adalah bekerja menggali
parit, dan kalau dibaca ya'maluuna yang dimaksud adalah mereka yang bersekutu
yaitu kaum musyrikin (Maha Melihat.)
010. (Yaitu ketika mereka datang kepada kalian dari atas
dan dari bawah kalian) dari lembah bagian atas dan bawah, datang dari arah
timur dan barat (dan ketika tidak tetap lagi penglihatan) perhatiannya hanya
tertuju kepada musuh saja yang datang dari berbagai penjuru (dan hati kalian
naik menyesak sampai tenggorokan) lafal hanaajir bentuk jamak dari lafal hanjarah,
artinya adalah tenggorokan, diungkapkan demikian karena takut yang amat sangat
(dan kalian menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam sangkaan) dengan
berbagai macam prasangka, apakah mendapat pertolongan ataukah tidak, sehingga
putus harapan dari pertolongan-Nya.
011. (Di situlah diuji orang-orang Mukmin) mereka
mendapat cobaan supaya menjadi jelas, siapakah orang Mukmin yang benar-benar
dan siapakah yang gadungan (dan hati mereka diguncang) berdegup-degup (dengan
guncangan yang sangat) disebabkan ketakutan yang sangat mencekam mereka.
012. (Dan) ingatlah (ketika orang-orang munafik dan
orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata) yakni penyakit lemah
keyakinannya: ("Allah dan rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami) akan
mendapat pertolongan Allah (melainkan tipu daya.") kedustaan belaka.
013. (Dan ketika berkata segolongan di antara mereka)
yakni orang-orang munafik ("Hai penduduk Yatsrib!) Yatsrib adalah nama
kedua kota Madinah; tidak menerima tanwin karena 'illat 'alamiyah dan wazan
fi'il (Tidak ada tempat bagi kalian) dapat dibaca muqaama dan maqaama, artinya
tidak ada tempat tinggal bagi kalian (maka kembalilah kalian") ke
tempat-tempat tinggal kalian di Madinah, yang pada waktu itu kaum Muslimin
telah berangkat keluar bersama dengan Nabi saw. ke salah satu lereng bukit di
luar kota Madinah untuk menyambut kedatangan musuh. (Dan sebagian dari mereka
minta izin kepada nabi) untuk kembali pulang (seraya berkata,
"Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka.") Tidak ada penjaganya
sehingga keadaannya sangat mengkhawatirkan. Maka Allah swt. berfirman: (Dan
rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, tidak lain) (mereka hanya hendak
lari) dari medan perang.
014. (Kalau diserang) kota Madinah (dari segala penjuru)
dari segala arahnya (kemudian diminta kepada mereka) yakni mereka diminta oleh
orang-orang yang menyerang mereka (supaya murtad) supaya musyrik (niscaya
mereka mengerjakannya) niscaya mereka menuruti kemauannya; lafal ayat ini huruf
hamzahnya dapat dibaca panjang sehingga bacaannya menjadi la-aatauhaa dan dapat
dibaca pendek sehingga bacaannya menjadi la-atauhaa (dan mereka tidak akan
bertangguh untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat).
015. (Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji
kepada Allah dahulu, mereka tidak akan berbalik ke belakang/mundur. Dan adalah
perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungjawabannya) tentang
pelaksanaannya.
016. (Katakanlah, "Lari itu sekali-kali tidaklah
berguna bagi kalian, jika kalian melarikan diri dari kematian atau pembunuhan,
dan jika kalian) melarikan diri (kalian tidak dapat bersenang-senang) di dunia
ini sesudah kalian melarikan diri (melainkan hanya sebentar.") Yakni
hanyalah sebatas sisa umur kalian.
017. (Katakanlah! "Siapakah yang dapat melindungi
kalian) yang dapat menyelamatkan kalian (dari takdir Allah jika Dia menghendaki
bencana atas kalian) kebinasaan dan kekalahan (atau) siapakah yang dapat
menimpakan keburukan kepada kalian jika (telah menghendaki) Allah (atas diri
kalian rahmat) yakni kebaikan. (Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh
bagi mereka selain Allah) (pelindung) yang bermanfaat bagi diri mereka (dan
tidak pula penolong.") yang dapat menolak marabahaya dari diri mereka.
018. (Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
menghalang-halangi) yang menghambat (di antara kalian dan orang-orang yang
berkata kepada saudara-saudaranya, "Marilah) kemarilah (kepada kami."
Dan mereka tidak mendatangi peperangan) pertempuran (melainkan hanya sebentar)
hanya ingin pamer dan cari muka.
019. (Mereka bakhil terhadap kalian) maksudnya sangat
perhitungan dalam menolong dan membantu kalian. Lafal asyihhatan bentuk jamak
dari lafal syahiihun; berkedudukan menjadi hal atau kata keterangan keadaan
dari dhamir yang terkandung di dalam lafal ya'tuuna (apabila datang ketakutan,
kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik
seperti) penglihatan atau seperti terbeliaknya (orang yang pingsan karena akan
mati) yaitu orang yang sedang sekarat maut (dan apabila ketakutan telah hilang)
harta-harta rampasan telah diperoleh kaum Muslimin (mereka mencaci kalian)
menyakiti kalian atau memukul kalian (dengan lidah yang tajam, sedangkan mereka
bakhil untuk berbuat kebaikan) atas harta rampasan yang telah diperolehnya.
(Mereka itu tidak beriman) sesungguhnya (maka Allah menghapus pahala amal
mereka. Dan yang demikian itu) penghapusan pahala amal perbuatan itu (adalah
mudah bagi Allah) dengan kehendak-Nya.
020. (Mereka mengira golongan-golongan yang bersekutu
itu) yaitu orang-orang kafir (belum pergi) maksudnya belum kembali ke Mekah
disebabkan perasaan takut mereka terhadapnya (dan jika golongan-golongan yang
bersekutu itu datang kembali) mengadakan serangan ulang (niscaya mereka ingin)
mengharapkan (berada di dusun-dusun bersama orang-orang Arab badui) berada di
tengah-tengah mereka di perkampungan (sambil menanya-nanya tentang
berita-berita kalian) yakni kabar kalian beserta orang-orang kafir yang
menyerang kalian. (Dan sekiranya mereka berada bersama kalian) di dalam
serangan kali ini (mereka tidak akan berperang melainkan sebentar saja) hanya
karena pamer dan takut dicela sebab tidak ikut berperang.
021. (Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu
suri teladan bagi kalian) dapat dibaca iswatun dan uswatun (yang baik) untuk
diikuti dalam hal berperang dan keteguhan serta kesabarannya, yang
masing-masing diterapkan pada tempat-tempatnya (bagi orang) lafal ayat ini
berkedudukan menjadi badal dari lafal lakum (yang mengharap rahmat Allah) yakni
takut kepada-Nya (dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah) berbeda halnya
dengan orang-orang yang selain mereka.
022. (Dan tatkala orang-orang Mukmin melihat
golongan-golongan yang bersekutu itu) yang terdiri dari orang-orang kafir
(mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada
kita.") Yakni cobaan dan pertolongan dari Allah. (Dan benarlah Allah dan
Rasul-Nya) tentang yang dijanjikannya. (Dan yang demikian itu tidaklah menambah
kepada mereka) (kecuali iman) percaya mereka akan janji Allah (dan ketundukan)
kepada perintah-Nya.
023. (Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang
yang menepati apa-apa yang telah mereka janjikan kepada Allah) yaitu gigih
bertahan bersama dengan Nabi saw. (maka di antara mereka ada yang gugur) mati
atau terbunuh di jalan Allah (dan di antara mereka ada pula yang
menunggu-nunggu) hal tersebut (dan mereka sedikit pun tidak mengubah) janjinya,
berbeda halnya dengan orang-orang munafik.
024. (Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang
yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang-orang munafik jika
dikehendaki-Nya) seumpamanya Dia mematikan mereka dalam kemunafikannya (atau
menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun) (lagi Maha
Penyayang) kepada orang yang bertobat kepada-Nya.
025. (Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu)
yakni golongan-golongan yang bersekutu itu (yang keadaan mereka penuh
kejengkelan, lagi mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun) maksudnya tidak
memperoleh kemenangan atas orang-orang Mukmin. (Dan Allah menghindarkan
orang-orang Mukmin dari peperangan) dengan mengirimkan angin besar dan para
malaikat kepada golongan-golongan yang bersekutu. (Dan adalah Allah Maha Kuat)
untuk mewujudkan apa yang dikehendaki-Nya (lagi Maha Perkasa) Maha Menang atas
semua perkara-Nya.
026. (Dan Dia menurunkan orang-orang ahli kitab yang
membantu golongan-golongan yang bersekutu) yang dimaksud adalah Bani Quraizhah
(dari benteng-benteng mereka) lafal shayaashi bentuk jamak dari lafal
shaishatun, artinya adalah benteng tempat berlindung (dan Dia memasukkan rasa
takut ke dalam hati mereka) yaitu rasa ngeri (sebagian mereka kalian bunuh)
sebagian dari mereka terbunuh oleh kalian, yaitu mereka yang berperang (dan
sebagian yang lain kalian tawan) yaitu kaum wanita dan anak-anaknya.
027. (Dan Dia mewariskan kepada kalian tanah-tanah,
rumah-rumah dan harta benda mereka dan demikian pula tanah yang belum kalian
injak) sebelumnya, yaitu tanah Khaibar, yang direbut sesudah Quraizhah. (Dan
adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.)
028. (Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu) yang
pada saat itu jumlah mereka ada sembilan orang; mereka meminta kepada Nabi saw.
perhiasan duniawi yang tidak dipunyai oleh beliau: ("Jika kamu sekalian
mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya diberikan
kepada kalian mut`ah) yakni mut`ah talak (dan aku ceraikan kalian dengan cara
yang baik) aku ceraikan kalian tanpa menimbulkan kemudaratan.
029. (Dan jika kamu sekalian menghendaki keridaan Allah
dan Rasul-Nya serta kesenangan di negeri akhirat) yakni surga (maka
sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antara kalian)
yang menghendaki pahala di akhirat (pahala yang besar.") yaitu surga. Maka
mereka memilih pahala di akhirat daripada pahala di dunia.
030. (Hai istri-istri nabi, siapa-siapa di antara kalian
yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata) Mubayyanatin dapat dibaca
Mubayyinatin, artinya yang terang atau jelas (niscaya akan dilipat gandakan)
menurut suatu qiraat dibaca Yudha'-'af dan menurut qiraat lainnya dibaca
Nudhaa'af kemudian lafal Al 'Adzaabu dibaca Nashab sehingga menjadi Al 'Adzaaba
(siksaan kepadanya dua kali lipat) dua kali lipat siksaan yang diterima oleh
orang-orang selain kalian. (Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.)
031. (Dan barang siapa yang tetap taat) tetap setia (di
antara kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh,
niscaya Kami berikan kepadanya pahala dua kali lipat) dua kali lipat pahala
yang diterima oleh wanita-wanita yang taat selain kalian. Dan menurut suatu qiraat
lafal Ta'malu dan Nu'tihaa dibaca Ya'malu dan Yu'tihaa (dan Kami sediakan
baginya rezeki yang mulia) di surga sebagai tambahan pahalanya.
032. (Hai istri-istri Nabi! Kamu sekalian tidaklah
seperti seseorang) yakni segolongan (di antara wanita yang lain, jika kalian
bertakwa) kepada Allah, karena sesungguhnya kalian adalah wanita-wanita yang
agung. (Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara) dengan kaum laki-laki
(sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya) yakni perasaan
nifaq (dan ucapkanlah perkataan yang baik) dengan tanpa tunduk.
033. (Dan hendaklah kalian tetap) dapat dibaca Qirna dan
Qarna (di rumah kalian) lafal Qarna pada asalnya adalah Aqrarna atau Aqrirna,
yang diambil dari kata Qararta atau Qarirta. Kemudian harakat Ra dipindahkan
kepada Qaf, selanjutnya huruf Ra dan hamzah Washalnya dibuang sehingga jadilah,
Qarna atau Qirna (dan janganlah kalian berhias) asalnya berbunyi Tatabarrajna
kemudian salah satu huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tabarrajna (sebagaimana
orang-orang jahiliah yang dahulu) sebagaimana berhiasnya orang-orang sebelum
Islam, yaitu kaum wanita selalu menampakkan kecantikan mereka kepada kaum
lelaki. Adapun yang diperbolehkan oleh Islam adalah sebagaimana yang disebutkan
di dalam firman-Nya, "..dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang biasa tampak daripadanya." (Q.S. An-Nur, 31). (dan dirikanlah
salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian) yakni dosa-dosa, hai (ahlul
bait) yakni istri-istri Nabi saw. (dan membersihkan kalian) daripada dosa-dosa
itu (sebersih-bersihnya.)
034. (Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumah kalian
dari ayat-ayat Allah) Alquran (dan hikmah) sunah Nabi. (Sesungguhnya Allah
adalah Maha Lembut) terhadap kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha Mengetahui)
terhadap semua makhluk-Nya.
035. (Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya) (laki-laki dan perempuan yang benar) dalam keimanannya (laki-laki
dan perempuan yang sabar) di dalam menjalankan ketaatan (laki-laki yang
khusyuk) yang merendahkan diri (dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya) dari hal-hal yang diharamkan
(laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan) dari perbuatan-perbuatan maksiat yang pernah
mereka lakukan (dan pahala yang besar) bagi amal ketaatan mereka.
036. (Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan
tidak pula bagi perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan akan ada) Yakuuna dapat dibaca Takuuna (bagi mereka
pilihan yang lain) (tentang urusan mereka) yang berbeda dengan apa yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan
Abdullah bin Jahsy beserta saudara perempuannya yang bernama Zainab; Nabi saw.
melamarnya untuk dikawinkan kepada Zaid bin Haritsah, lalu keduanya tidak
menyukai hal tersebut ketika keduanya mengetahui bahwa Nabi melamar saudara
perempuannya bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untuk anak angkatnya
yaitu Zaid bin Haritsah. Akan tetapi setelah turun ayat ini keduanya menjadi
rela. (Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah
sesat, sesat yang nyata) nyata sesatnya. Kemudian Nabi mengawinkan Zainab binti
Jahsy dengan Zaid. Akan tetapi sesudah beberapa waktu dalam diri Zaid timbul
rasa tidak senang terhadap istrinya itu, lalu ia berkata kepada Nabi saw. bahwa
ia bermaksud untuk menalaknya. Maka Nabi saw. menjawab, "Peganglah istrimu
itu di dalam pemeliharaanmu" sebagaimana yang disitir oleh firman
selanjutnya.
037. (Dan ketika) ingatlah ketika (kamu berkata kepada
orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya) yakni nikmat Islam (dan
kamu juga telah memberi nikmat kepadanya,) dengan memerdekakannya, yang
dimaksud adalah Zaid bin Haritsah, dahulu pada zaman jahiliah dia adalah
tawanan kemudian ia dibeli oleh Rasulullah, lalu dimerdekakan dan diangkat
menjadi anak angkatnya sendiri ("Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah
kepada Allah") dalam hal menalaknya (sedangkan kamu menyembunyikan di
dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya) akan membeberkannya, yaitu
perasaan cinta kepada Zainab binti Jahsy, dan kamu berharap seandainya Zaid
menalaknya, maka kamu akan menikahinya (dan kamu takut kepada manusia) bila
mereka mengatakan bahwa dia telah menikahi bekas istri anaknya (sedangkan
Allahlah yang lebih berhak untuk kamu takuti) dalam segala hal dan dalam
masalah menikahinya, dan janganlah kamu takuti perkataan manusia. Kemudian Zaid
menalak istrinya dan setelah idahnya habis, Allah swt. berfirman, ("Maka
tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya) yakni kebutuhannya
(Kami kawinkan kamu dengan dia) maka Nabi saw. langsung mengawininya tanpa
meminta persetujuannya dulu, kemudian beliau membuat walimah buat kaum Muslimin
dengan hidangan roti dan daging yang mengenyangkan mereka (supaya tidak ada
keberatan bagi orang Mukmin untuk mengawini istri-istri anak-anak angkat
mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu) apa yang telah dipastikan oleh-Nya
(pasti terjadi.")
038. (Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa
yang telah ditetapkan) yang telah dihalalkan (Allah baginya, sebagai sunah
Allah) lafal Sunatallah dinashabkan setelah huruf Jarnya dicabut (pada
orang-orang yang telah berlalu dahulu) dari kalangan para nabi, yaitu
bahwasanya tidak ada dosa bagi mereka dalam hal tersebut sebagai kemurahan bagi
mereka dalam masalah nikah. (Dan adalah ketetapan Allah itu) yakni
keputusan-Nya (suatu ketetapan yang pasti berlaku) pasti terlaksana.
039. (Yaitu orang-orang) lafal Al Ladziina menjadi Na'at
atau sifat dari lafal Al Ladziina yang sebelumnya (yang menyampaikan
risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya, dan mereka tiada merasa takut
kepada seorang pun selain kepada Allah) mereka tidak takut kepada perkataan
manusia dalam hal melaksanakan apa yang telah dihalalkan oleh Allah buat
mereka. (Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan) yakni yang memelihara
amal-amal makhluk-Nya dan yang menghisab mereka.
040. (Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kalian) dia bukan bapak Zaid, Zaid bukanlah
anaknya, maka tidak diharamkan baginya untuk mengawini bekas istri anak
angkatnya yaitu Zainab (tetapi dia) adalah (Rasulullah dan penutup nabi-nabi)
artinya tidak akan lahir lagi nabi sesudahnya. Dan menurut suatu qiraat dibaca
Khataman Nabiyyiina, sama dengan alat untuk mencap atau cincin, yang maksudnya
sesudah dia para nabi dilak atau ditutup. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu) antara lain Dia mengetahui bahwa tidak akan ada nabi lagi
sesudah Nabi Muhammad saw. seumpama Nabi Isa turun nanti, maka ia akan
memerintah dengan memakai syariat Nabi Muhammad.
041. (Hai orang-orang yang beriman! Berzikirlah dengan
menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.)
042. (Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan
petang) yakni pada permulaan siang dan akhir siang.
043. (Dialah Yang memberi rahmat kepada kalian) yang
membelaskasihani kalian (dan malaikat-Nya) memohonkan ampunan buat kalian
(supaya Dia mengeluarkan kalian) supaya Dia terus menerus mengeluarkan kalian
(dari kegelapan) yakni kekafiran (kepada cahaya) yaitu keimanan. (Dan adalah
Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman).
044. (Salam penghormatan kepada mereka) dari Allah swt.
(pada hari mereka menemui-Nya ialah "Salaam") melalui lisan Malaikat
(dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka) yaitu surga.
045. (Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi
saksi) atas orang-orang yang kamu diutus kepada mereka (dan pembawa kabar
gembira) bagi orang yang percaya kepadamu, yaitu diberi surga (dan pemberi
peringatan) kepada orang yang mendustakanmu, yaitu akan dimasukkan ke dalam
neraka.
046. (Dan untuk jadi penyeru kepada Allah) untuk taat
kepada-Nya (dengan izin-Nya) dengan perintah-Nya (dan untuk jadi pelita yang
menerangi) sebagaimana pelita yang memberi petunjuk ke jalan agama Allah.
047. (Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang
Mukmin, bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah) yaitu
surga.
048. (Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir
dan orang-orang munafik itu) dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariatmu
(dan janganlah kamu hiraukan) artinya biarkanlah (gangguan mereka) janganlah
kamu mengadakan pembalasan terhadap mereka, sampai dengan adanya perintah
tentang apa yang harus kamu lakukan terhadap mereka (dan bertawakallah kepada
Allah) Dialah Yang mencukupimu. (Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung)
maksudnya, serahkanlah semua urusanmu kepada-Nya.
049. (Hai orang-orang yang beriman! Apabila kalian
menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kalian ceraikan mereka
sebelum kalian mencampurinya) menurut suatu qiraat lafal Tamassuuhunna dibaca
Tumaassuuhunna, artinya sebelum kalian menyetubuhi mereka (maka sekali-kali
tidak wajib atas mereka idah bagi kalian yang kalian minta menyempurnakannya)
yaitu yang kalian hitung dengan quru' atau bilangan yang lainnya. (Maka berilah
mereka mutah) artinya berilah mereka uang mutah sebagai pesangon dengan jumlah
yang secukupnya. Demikian itu apabila pihak lelaki belum mengucapkan jumlah
maharnya kepada mereka, apabila ternyata ia telah mengucapkan jumlahnya, maka
uang mutah itu adalah separuh dari mahar yang telah diucapkannya. Demikianlah
menurut pendapat Ibnu Abbas kemudian pendapatnya itu dijadikan pegangan oleh
Imam Syafii (dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya) yaitu
dengan tanpa menimbulkan kemudaratan pada dirinya.
050. (Hai Nabi! Sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagi
kamu istri-istrimu yang telah kamu berikan maskawinnya) yakni maharnya (dan
hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang dikaruniakan oleh Allah
kepadamu) dari orang-orang kafir melalui peperangan, yaitu sebagai tawananmu,
seperti Shofiah dan Juwairiah (dan demikian pula anak-anak perempuan dari
saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu,
anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, dan anak-anak perempuan dari
saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu) berbeda halnya dengan
perempuan-perempuan dari kalangan mereka yang tidak ikut berhijrah (dan
perempuan Mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau
mengawininya) bermaksud untuk menikahinya tanpa memakai maskawin (sebagai
pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang Mukmin) dalam pengertian nikah
yang memakai lafal Hibah tanpa maskawin, (Sesungguhnya Kami telah mengetahui
apa yang Kami wajibkan kepada mereka) kepada orang-orang Mukmin (tentang
istri-istri mereka) berupa hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan, yaitu hendaknya
mereka mempunyai istri tidak lebih dari empat orang wanita dan hendaknya mereka
tidak melakukan perkawinan melainkan harus dengan adanya seorang wali dan
saksi-saksi serta maskawin (dan) di dalam (hamba sahaya yang mereka miliki) hamba
sahaya perempuan yang dimilikinya melalui jalan pembelian dan jalan yang
lainnya, seumpamanya, hamba sahaya perempuan itu termasuk orang yang dihalalkan
bagi pemiliknya, karena ia adalah wanita ahli kitab, berbeda halnya dengan
sahaya wanita yang beragama majusi atau watsani, dan hendaknya sahaya wanita
itu melakukan istibra' atau menyucikan rahimnya terlebih dahulu sebelum digauli
oleh tuannya (supaya tidak) lafal ayat ini berta'alluq pada kalimat sebelumnya
(menjadi kesempitan bagimu) dalam masalah pernikahan. (Dan adalah Allah Maha
Pengampun) dalam hal-hal yang memang sulit untuk dapat dihindari (lagi Maha
Penyayang) dengan memberikan keleluasaan dan kemurahan dalam hal ini.
051. (Kamu boleh menangguhkan) dapat dibaca Turji-u
dengan memakai huruf Hamzah pada akhirnya, juga dapat dibaca Turjiy dengan
memakai huruf Ya pada akhirnya sebagai ganti dari Hamzah, artinya menangguhkan
(siapa yang kamu kehendaki di antara mereka) yakni istri-istrimu itu dari
gilirannya (dan boleh pula kamu menggilir) yaitu mengumpulkan gilirannya (siapa
yang kamu kehendaki) di antara mereka kemudian kamu mendatanginya. (Dan
siapa-siapa yang kamu ingini) kamu sukai untuk menggaulinya kembali (dari
perempuan yang telah kamu pisahkan) dari gilirannya (maka tidak ada dosa bagimu)
di dalam memintanya dan menggaulinya untukmu. Hal ini disuruh dipilih oleh Nabi
sesudah ditentukan bahwa gilir itu wajib baginya. (Yang demikian itu) yakni
boleh memilih itu (lebih dekat) kepada ketenangan hati mereka dan mereka tidak
merasa sedih, dan semuanya rela dengan apa yang telah kamu berikan kepada
mereka) yaitu tentang hal-hal yang telah disebutkan tadi menyangkut masalah
boleh memilih di dalam menggilir (tanpa kecuali) lafal ayat ini mengukuhkan
makna Fa'il yang terkandung di dalam lafal Yardhaina. (Dan Allah mengetahui apa
yang tersimpan dalam hati kalian) mengenai masalah wanita atau istri dan
kecenderungan hatimu kepada sebagian dari mereka. Dan sesungguhnya Kami
menyuruh kamu memilih hanyalah untuk mempermudah kamu di dalam melakukan apa
yang kamu kehendaki. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya
(lagi Maha Penyantun) mengenai menghukum mereka.
052. (Tidak halal) dapat dibaca Tahillu atau Yahillu
(bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu) sesudah sembilan orang istri
yang telah Aku pilih buatmu (dan tidak boleh pula mengganti) lafal Tabaddala
asalnya adalah Tatabaddala, kemudian salah satu huruf Ta dibuang sehingga
jadilah Tabaddala, (mereka dengan istri-istri yang lain) misalnya kamu menalak
mereka atau sebagian dari mereka, kemudian kamu menggantikannya dengan istri
yang lain (meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan
hamba sahaya yang kamu miliki) yakni wanita sahaya yang kamu miliki, ia halal
bagimu. Dan Nabi saw. sesudah sembilan orang istri itu memiliki Siti Mariah,
yang daripadanya lahir Ibrahim, akan tetapi Ibrahim meninggal dunia semasa Nabi
saw. masih hidup. (Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu) Maha
Memelihara segala sesuatu.
053. (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian
memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kalian diizinkan) memasukinya karena
mendapat undangan (untuk makan) kemudian kalian boleh memasukinya (dengan tidak
menunggu-nunggu) tanpa menunggu lagi (waktu masak makanannya) yakni sampai
makanan masak terlebih dahulu; Inaa berakar dari kata Anaa Ya-niy (tetapi jika
kalian diundang maka masuklah dan bila kalian selesai makan, keluarlah kalian
tanpa) berdiam lagi (asyik memperpanjang percakapan) sebagian dari kalian
kepada sebagian yang lain. (Sesungguhnya yang demikian itu) yakni berdiamnya
kalian sesudah makan (akan mengganggu nabi lalu nabi malu kepada kalian) untuk
menyuruh kalian keluar (dan Allah tidak malu menerangkan yang hak) yakni
menerangkan supaya kalian keluar; atau dengan kata lain Dia tidak akan mengabaikan
penjelasannya. Menurut qiraat yang lain lafal Yastahyi dibaca dengan hanya
memakai satu huruf Ya sehingga bacaannya menjadi Yastahiy. (Apabila kalian
meminta sesuatu kepada mereka) kepada istri-istri Nabi saw. (yakni suatu
keperluan, maka mintalah dari belakang tabir) dari belakang hijab. (Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka) dari
perasaan-perasaan yang mencurigakan. (Dan tidak boleh kalian menyakiti hati
Rasulullah) dengan sesuatu perbuatan apa pun (dan tidak pula mengawini
istri-istrinya sesudah ia wafat selama-lamanya. Sesungguhnya perbuatan itu di
sisi Allah) dosanya (besar).
054. (Jika kalian melahirkan sesuatu atau
menyembunyikannya) keinginan untuk menikahi mereka sesudah Nabi saw. wafat
(maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu) Dia kelak akan
membalasnya kepada kalian.
055. (Tidak ada dosa atas istri-istri Nabi terhadap
bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak
laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka
yang perempuan, perempuan-perempuan) yang beriman (dan hamba sahaya yang mereka
miliki) yakni hamba sahaya laki-laki dan perempuan, untuk melihat dan bercakap
dengan mereka tanpa memakai hijab (dan bertakwalah kalian kepada Allah) dalam
hal-hal yang diperintahkan-Nya kepada kalian. (Sesungguhnya Allah Maha
Menyaksikan segala sesuatu) tidak ada sesuatu pun yang samar dari
pengetahuan-Nya.
056. (Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bersalawat untuk Nabi) untuk Nabi Muhammad saw. (Hai orang-orang yang beriman!
Bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya)
yaitu katakanlah oleh kalian, "Allaahumma Shalli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad
Wa Sallim", artinya, "Ya Allah! Limpahkanlah salawat dan Salam-Mu
kepada junjungan kami Nabi Muhammad."
057. (Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya) mereka adalah orang-orang kafir, mereka mensifati Allah dengan
sifat-sifat yang Dia Maha Suci daripadanya, yaitu mempunyai anak dan mempunyai
sekutu, kemudian mereka mendustakan rasul-Nya. (Allah akan melaknatinya di
dunia dan di akhirat) yakni menjauhkannya dari rahmat-Nya (dan menyediakan
baginya siksa yang menghinakan) siksaan yang menghinakan yaitu neraka.
058. (Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang Mukmin
dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat) yaitu menuduh mereka
mengerjakan hal-hal yang tidak mereka lakukan (maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan) melancarkan tuduhan bohong (dan dosa yang nyata) yakni perbuatan
yang nyata dosanya.
059. (Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah
bentuk jamak dari lafal Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita
untuk menutupi seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan
sebagian daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup untuk
satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih gampang (untuk
dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang merdeka (karena itu mereka
tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang yang berani mengganggunya, berbeda
halnya dengan hamba sahaya wanita, mereka tidak diperintahkan untuk menutupi
mukanya, sehingga orang-orang munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah
Allah Maha Pengampun) terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin
yang merdeka, yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada
mereka jika mereka mau menutupinya.
060. (Sesungguhnya jika) huruf Lam bermaksud Qasam (tidak
berhenti orang-orang munafik) dari kemunafikan mereka (orang-orang yang
berpenyakit dalam hati mereka) disebabkan telah melakukan perbuatan zina (dan
orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah) terhadap orang-orang
Mukmin melalui perkataan mereka, bahwa musuh telah siap menyerang kalian
berikut pasukan kalian; apakah mereka akan menang atau kalah kami tidak mengetahui
(niscaya Kami gerakkan kamu untuk memerangi mereka) maksudnya Kami membuatmu
berkuasa atas mereka (kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu) tidak hidup
berdampingan lagi denganmu (di Madinah melainkan dalam waktu sebentar) setelah
itu mereka diusir daripadanya.
061. (dalam keadaan terlaknat) dalam keadaan dijauhkan
dari rahmat Allah. (Di mana saja mereka dijumpai) ditemui (mereka ditangkap dan
dibunuh dengan sehebat-hebatnya) yakni keputusan tentang nasib mereka ini
berdasarkan perintah dari-Nya.
062. (Sebagai sunah Allah) yakni Allah telah menetapkan
hal tersebut sebagai sunah-Nya (yang berlaku atas orang-orang yang telah
terdahulu) atas umat-umat yang dahulu, yaitu atas orang-orang munafik yang
selalu menyebarkan rasa takut ke dalam hati orang-orang yang beriman (dan kamu
sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunah Allah) sebagai pengganti
dari-Nya.
063. (Manusia bertanya kepadamu) yakni penduduk Mekah
(tentang hari kiamat) kapankah akan terjadi. (Katakanlah! "Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah
kamu) maksudnya kamu tiada mengetahui kapan ia akan terjadi (boleh jadi hari
kiamat itu waktunya) yakni terjadinya (sudah dekat).
064. (Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir)
yakni menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (dan menyediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala) yaitu neraka yang keras apinya tempat mereka dimasukkan.
065. (Mereka kekal) dipastikan kekekalan mereka (di
dalamnya selama-lamanya, mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun) yang
memelihara mereka dari neraka (dan tidak pula seorang penolong) yang dapat
mencegah neraka daripada mereka.
066. (Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam
neraka, mereka berkata, "Aduhai!) lafal Yaa menunjukkan makna Tanbih atau
memohon perhatian (andai kata kami taat kepada Allah dan taat pula kepada
Rasul.")
067. (Dan mereka berkata) yakni para pengikut dari
kalangan mereka, ("Ya Rabb kami! Sesungguhnya kami telah menaati
pemimpin-pemimpin kami) menurut suatu qiraat dibaca Saadatanaa, dalam bentuk
Jam'ul Jam'i (dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan petunjuk) dari jalan hidayah.
068. (Ya Rabb kami! Timpakanlah kepada mereka azab dua
kali lipat) daripada azab yang kami terima (dan kutuklah mereka) azablah mereka
terus (dengan kutukan yang banyak.") bilangannya; dan menurut Qiraat lain
lafal Kabiiran dibaca Katsiiran yang artinya kutukan yang besar.
069. (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian
menjadi) bersama Nabi kalian (seperti orang-orang yang menyakiti Musa) seperti
perkataan mereka kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya tidak ada yang
mencegahnya untuk mandi bersama kita melainkan karena pelirnya burut (maka
Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan) yaitu pada suatu
hari Nabi Musa ketika hendak mandi meletakkan pakaiannya pada sebuah batu,
kemudian batu itu membawa lari pakaiannya, dan berhenti di tengah-tengah
segolongan kaum Bani Israel. Lalu Nabi Musa mengejarnya dan dapat menyusulnya,
segera ia mengambil pakaiannya untuk menutupi dirinya. Pada saat itu
orang-orang melihatnya dalam keadaan telanjang, ternyata pelir Nabi Musa tidak
burut. (Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi
Allah."). Di antara perlakuan yang menyakitkan Nabi saw. ialah pada suatu
hari ia membagi-bagi ganimah, kemudian ada seorang lelaki berkata, "Ini
adalah pembagian yang tidak berdasarkan keridaan Allah swt." Maka pada
saat itu wajah Nabi saw. merah padam mendengar perkataan itu, lalu beliau
segera bersabda, "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Musa,
sesungguhnya dia telah disakiti lebih dari ini tetapi dia tetap bersabar."
Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
070. (Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu
sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar) yakni perkataan yang
tidak menyalahi.
071. (Niscaya Allah memperbaiki bagi kalian amal-amal
kalian) yakni Dia menerimanya (dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian.
Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan
kemenangan yang besar) yaitu dia telah memperoleh apa yang paling
didambakannya.
072. (Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat) yaitu
ibadah salat dan ibadah-ibadah lainnya, apabila dikerjakan, pelakunya akan
mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan, pelakunya akan disiksa (pada langit,
bumi dan gunung-gunung) seumpamanya Allah menciptakan pada masing-masing
pemahaman dan dapat berbicara (maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir) yakni merasa takut (akan mengkhianatinya lalu dipikullah
amanat itu oleh manusia) oleh Nabi Adam, sesudah terlebih dahulu ditawarkan
kepadanya. (Sesungguhnya manusia itu amat zalim) terhadap dirinya sendiri,
disebabkan apa yang telah dipikulnya itu (lagi amat bodoh) tidak mengerti
tentang apa yang dipikulnya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar