Surat Ke-96 : 19 Ayat
001. (Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut
nama Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk.
002. (Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia (dari 'alaq) lafal
'Alaq bentuk jamak dari lafal 'Alaqah, artinya segumpal darah yang kental.
003. (Bacalah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama
(dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat
menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang
terkandung di dalam lafal Iqra'.
004. (Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang
menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s.
005. (Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak
diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan
berkreasi serta hal-hal lainnya.
006. (Ketahuilah) artinya memang benar (sesungguhnya manusia benar-benar
melampaui batas)
007. (karena dia melihat dirinya) sendiri (serba cukup) dengan harta benda
yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan
lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf'ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan
sebagai Maf'ul Lah.
008. (Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah) hai Manusia (tempat kembali)
yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada
orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di
dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku
melampaui batas.
009. (Bagaimana pendapatmu) lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama
nanti mengandung makna Ta'ajjub (tentang orang yang melarang) yang dimaksud
adalah Abu Jahal.
010. (Seorang hamba) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (ketika dia
mengerjakan salat.)
011. (Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) (berada di atas
kebenaran)
012. (Atau) huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim (dia menyuruh
bertakwa.)
013. (Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya)
yakni mendustakan Nabi saw. (dan berpaling) dari iman?
014. (Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) apa yang
dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi
balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai
orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang
itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya
itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat
mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling
dari iman.
015. (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung makna hardikan
dan cegahan baginya (sungguh jika) huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam
atau sumpah (dia tidak berhenti) dari kekafiran yang dilakukannya itu (niscaya
Kami akan tarik ubun-ubunnya) atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara
ditarik ubun-ubunnya.
016. (Yaitu ubun-ubun) lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang
berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma'rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada
ayat sebelumnya (orang yang mendustakan lagi durhaka) makna yang dimaksud
adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz.
017. (Maka biarlah dia memanggil golongannya) yakni teman-teman senadinya;
Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara.
Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia
mencegahnya dari melakukan salat, "Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa
tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku.
Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan
kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah
ini."
018. (Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) mereka adalah
malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk
membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis,
yaitu, "Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya
dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan."
019. (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung hardikan dan
cegahan baginya (janganlah kamu patuhi dia) hai Muhammad untuk meninggalkan
salat (dan sujudlah) maksudnya salatlah demi karena Allah (dan mendekatlah)
kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar