Surat Ke-76 :
31 Ayat
001. (Bukankah) artinya, sesungguhnya (telah datang atas manusia) Nabi Adam
(satu waktu dari masa) empat puluh tahun (sedangkan dia belum merupakan) ketika
itu (sesuatu yang dapat disebut) maksudnya, Nabi Adam selama empat puluh tahun
masih tetap berbentuk tanah dan bukan berarti apa-apa. Atau bila yang dimaksud
dengan manusia adalah jenis manusia selain dia, maka yang dimaksud dengan lafal
Al-Hiin atau masa ialah masa mengandung, jadi bukan empat puluh tahun.
002. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya, jenis manusia
(dari setetes mani yang bercampur) yang bercampur dengan indung telur, yaitu
air mani laki-laki bercampur menjadi satu dengan air mani perempuan (yang Kami
hendak mengujinya) dengan membebankan kewajiban-kewajiban kepadanya; jumlah
ayat ini merupakan jumlah Isti`naf yakni kalimat permulaan; atau dianggap
sebagai Hal dari lafal yang diperkirakan. Yaitu, Kami bermaksud hendak
mengujinya ketika Kami mempersiapkan kejadiannya (karena itu Kami jadikan dia)
Kami menjadikan dia dapat (mendengar dan melihat.)
003. (Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan petunjuk) maksudnya, Kami
telah menjelaskan kepadanya jalan hidayah dengan mengutus rasul-rasul kepada
manusia (ada yang bersyukur) yaitu menjadi orang mukmin (dan ada pula yang
kafir) kedua lafal ini, yakni Syaakiran dan Kafuuran merupakan Haal dari
Maf'ul; yakni Kami telah menjelaskan jalan hidayah kepadanya, baik sewaktu ia
dalam keadaan bersyukur atau pun sewaktu ia kafir sesuai dengan kepastian Kami.
Lafal Immaa di sini menunjukkan rincian tentang keadaan.
004. (Sesungguhnya Kami menyediakan) telah mempersiapkan (bagi orang-orang
kafir rantai) untuk menyeret mereka ke dalam neraka (dan belenggu-belenggu)
pada leher mereka dan rantai itu diikatkan kepadanya (serta neraka Sair) yaitu
neraka yang apinya menyala-nyala dengan besarnya, tempat mereka diazab.
005. (Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebaikan) lafal Al-Abraar
bentuk jamak dari lafal Barrun atau Baarrun, artinya orang-orang yang taat
(mereka minum dari gelas) atau tempat minum, yang berisikan khamar. Maksudnya,
mereka meminum khamar. Hal ini diungkapkan dengan memakai nama alat peminumnya.
Huruf Min bermakna Tab'idh (yang campurannya) yakni khamar itu dicampur dengan
(kafur.)
006. (Yaitu mata air) menjadi Badal dari lafal Kaafuur artinya, mata air
itu berbau kafur (yang meminum daripadanya) dari mata air itu (hamba-hamba
Allah) yakni kekasih-kekasih-Nya (yang mereka dapat mengalirkannya dengan
sebaik-baiknya) mereka dapat mengalirkan air dari telaga itu menurut
kehendaknya dari tempat-tempat tinggal mereka.
007. (Mereka menunaikan nazar) untuk taat kepada Allah (dan takut akan
suatu hari yang azabnya merata di mana-mana) menyebar di semua tempat.
008. (Dan mereka memberikan makanan yang disukainya) atau yang digemarinya
(kepada orang miskin) atau orang fakir (anak yatim) anak yang ayahnya sudah
tiada (dan orang yang ditawan) orang yang ditahan karena membela perkara yang
hak.
009. (Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah demi karena
Allah) demi untuk mengharapkan pahala-Nya (kami tidak menghendaki balasan dari
kalian dan tidak pula ucapan terima kasih) berterima kasih atas pemberian
makanan itu. Apakah mereka benar-benar mengucapkan demikian ataukah hal itu
telah diketahui oleh Allah swt. kemudian Allah memuji mereka. Sesungguhnya
dengan masalah ini ada dua pendapat.
010. (Sesungguhnya kami takut kepada Rabb kami akan suatu hari yang penuh
dengan kemasaman) yaitu muka-muka pada saat itu bermuram durja dan tidak enak
dipandang karena kepahitannya (lagi penuh dengan kesulitan) yakni hari itu
penuh dengan penderitaan yang sangat parah.
011. (Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka) atau menghadiahkan kepada mereka (kejernihan) yaitu keindahan
dan kecemerlangan pada wajah-wajah mereka (dan kegembiraan hati.)
012. (Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka)
disebabkan kesabaran mereka dari perbuatan maksiat (surga) yang mereka
dimasukkan ke dalamnya (dan sutera) yang menjadi pakaian mereka.
013. (Seraya bersandarkan) menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari
Isim yang dirafa'kan oleh lafal Udkhiluuha. Lafal Udkhiluuhaa ini keberadaannya
diperkirakan (di dalamnya di atas dipan-dipan) atau ranjang-ranjang yang empuk
(mereka tidak melihat) tidak menemukan; menjadi Haal yang kedua (di dalamnya
matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan) maksudnya, di dalam surga
mereka tidak merasakan panasnya matahari yang menyengat, dan tidak pula dingin
yang mencekam. Tetapi menurut suatu pendapat bahwa lafal Zamhariiran ini
artinya bulan. Maknanya, surga tetap terang-benderang sekalipun tanpa matahari
dan bulan.
014. (Dan dekatlah) di'athafkan secara Mahall kepada lafal Yarauna (di atas
mereka) maksudnya, di antara mereka (naungannya) yaitu naungan pohon-pohon
surga (dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya) artinya,
buah-buahannya didekatkan sehingga dapat dipetik baik oleh orang yang berdiri,
atau orang yang duduk, bahkan orang yang sedang berbaring sekalipun.
015. (Dan diedarkan kepada mereka) di dalam surga itu (bejana-bejana dari
perak dan piala-piala) atau gelas-gelas yang tanpa pengikat (yang bening
laksana kaca.)
016. (Yaitu kaca-kaca dari perak) gelas-gelas dan piala-piala itu terbuat
dari perak yang bagian dalamnya dapat dilihat dari luar, sehingga tampak bening
sebening kaca (yang telah diukur mereka) yakni oleh pelayan-pelayan yang
mengedarkannya (dengan sebaik-baiknya) sesuai dengan kecukupan minum
orang-orang yang meminumnya, tidak lebih dan tidak pula kurang; cara minum yang
demikian itu merupakan cara minum yang paling nikmat.
017. (Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas) khamar (yang
campurannya) atau sesuatu yang dicampurkan ke dalam minuman itu (adalah jahe.)
018. (Yaitu dari mata air) menjadi Badal dari lafal Zanjabiilaa (yang dinamakan
salsabil) yaitu air telaga itu rasanya seperti jahe yang sangat disukai oleh
orang-orang Arab, dan minuman ini sangat mudah diteguknya.
019. (Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda)
mereka sama sekali tidak akan menjadi tua. (Apabila kamu melihat mereka, kamu
akan mengira mereka) karena penampilan mereka yang indah dan jumlah mereka yang
menyebar dengan sangat banyaknya (mutiara yang bertaburan) dari untaiannya atau
dari tempat asalnya, yang demikian itu lebih indah dibandingkan berada di
tempat lain.
020. (Dan apabila kamu melihat di sana) maksudnya, kamu diizinkan untuk
melihat surga (niscaya kamu akan melihat) menjadi Jawab Syarath dari Idzaa
(berbagai macam kenikmatan) yang tak dapat digambarkan (dan kerajaan yang besar)
yang luas dan tak terbatas.
021. (Pakaian luar mereka) dinashabkan karena menjadi Zharaf, dan menjadi
Khabar dari Mubtada sesudahnya. Menurut qiraat lain dibaca 'Aaliyhim karena
dianggap menjadi Mubtada sedangkan lafal sesudahnya menjadi Khabarnya, dan Dhamir
Muttashilnya kembali kepada Ma'thuf 'Alaih (dari sutera halus) terbuat
daripadanya (yang hijau) dibaca Rafa' yakni Khudhrun (dan sutera tebal) dibaca
Jaar yakni Istabraqin artinya, sutera yang tebal. Yakni pakaian bagian luar
mereka terbuat dari sutera halus, sedangkan bagian dalamnya terbuat dari sutera
tebal. Menurut suatu qiraat dibaca Khudhrin Waistabraqun; menurut qiraat
lainnya dibaca Khudhrun Waistabraqun; dan menurut suatu qiraat lain lagi dibaca
Khudrin Waistabraqin (dan mereka diberi perhiasan dari gelang-gelang perak)
tetapi pada ayat lainnya disebutkan terbuat dari emas; hal ini menunjukkan
bahwa mereka diberi perhiasan yang terbuat dari emas dan perak secara
berbarengan, tetapi terpisah-pisah (dan Rabb mereka memberikan kepada mereka minuman
yang bersih) atau sangat bersih, berbeda dengan keadaan khamar di dunia.
022. (Sesungguhnya ini) yakni kenikmatan ini (adalah balasan untuk kalian,
dan usaha kalian adalah disyukuri.)
023. (Sesungguhnya Kami) lafal Nahnu berfungsi mengukuhkan makna isimnya
Inna, atau dianggap sebagai Dhamir Fashal (telah menurunkan Alquran kepadamu
dengan berangsur-angsur) ayat ini menjadi Khabar dari Inna, yakni Kami
menurunkannya secara berangsur-angsur, tidak sekaligus.
024. (Maka bersabarlah kamu untuk melaksanakan ketetapan Rabbmu) yang
dibebankan kepadamu yaitu, menyampaikan risalah-Nya (dan janganlah kamu ikuti,
di antara mereka) yakni orang-orang kafir (orang yang berdosa dan orang yang
kafir) yang dimaksud adalah Atabah bin Rabi'ah dan Walid bin Mughirah, kedua-duanya
telah berkata kepada Nabi saw., "Kembalilah kamu dari perkara ini dari
agama Islam." Dan dapat pula diartikan setiap orang yang berdosa dan
setiap orang yang kafir; makna yang dimaksud ialah janganlah kamu mengikuti
ajakan dan seruan kedua jenis orang tersebut dalam keadaan bagaimana pun, yang
seruannya itu mengajakmu kepada perbuatan dosa atau kekafiran.
025. (Dan sebutlah nama Rabbmu) di dalam salatmu (pada waktu pagi dan
petang) yakni dalam salat Subuh, Zuhur dan Asar.
026. (Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kamu kepada-Nya) artinya,
dirikanlah salat Magrib dan Isyak (dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang
panjang di malam hari) lakukanlah salat sunat di malam hari, sebagaimana
keterangan yang telah kami sebutkan yaitu, sepertiganya atau separohnya atau
dua pertiganya.
027. (Sesungguhnya mereka menyukai kehidupan dunia) (dan mereka tidak
mempedulikan hari yang berat) yaitu hari yang penuh dengan penderitaan, yakni
hari kiamat. Maksudnya, mereka tidak beramal untuk menyambut kedatangannya.
028. (Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan) menjadikan kuat
(persendian tubuh mereka) yakni semua anggota tubuh mereka dan sendi-sendinya
(apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti) Kami menjadikan
(orang-orang yang serupa dengan mereka) dalam bentuknya sebagai pengganti
mereka, seumpamanya Kami membinasakan mereka terlebih dahulu (dengan
sebenar-benarnya) lafal ayat ini berfungsi mengukuhkan makna yang terdapat
dalam lafal Baddalnaa. lafal Idzaa berkedudukan sama dengan lafal In seperti
contoh lain, yaitu: In Yasya' Yudzhibkum, artinya; Seandainya Allah menghendaki
niscaya Dia membinasakan kalian. Demikian itu karena pengertian yang terkandung
di dalam lafal Idzaa hanya khusus dipakai untuk sesuatu yang pasti akan terjadi,
sedangkan di sini Allah swt. tidak menghendaki hal tersebut.
029. (Sesungguhnya ini) surah ini (adalah suatu peringatan) suatu nasihat
dan pelajaran bagi makhluk (maka barang siapa menghendaki niscaya dia mengambil
jalan kepada Rabbnya) yakni jalan yang dapat menyampaikan dia kepada-Nya, yaitu
melalui ketaatan.
030. (Dan kalian tidak menghendaki) dapat dibaca Tasyaa-uuna dan
Yasyaa-uuna, kalau dibaca Yasyaa-uuna artinya, dan mereka tidak menghendaki
untuk mengambil jalan kepada Rabbnya dengan mengerjakan ketaatan (kecuali bila
dikehendaki Allah) hal tersebut. (Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui)
tentang makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.
031. (Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya) yakni
surga-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman. (Dan bagi orang-orang lalim)
dinashabkan oleh Fi'il atau kata kerja yang keberadaannya diperkirakan,
lengkapnya, Dia telah menyediakan bagi mereka. Pengertian ini disimpulkan dari
firman berikutnya (disediakan-Nya azab yang pedih) azab yang menyakitkan;
mereka adalah orang-orang kafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar