Surat Ke-58 :
22 Ayat
001. (Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang
mengajukan gugatan kepada kamu) yakni seorang wanita yang melapor kepadamu, hai
nabi (tentang suaminya) yang telah mengucapkan kata-kata zihar kepadanya. Suami
wanita itu berkata kepadanya, "Kamu menurutku bagaikan punggung ibuku." Lalu
wanita itu menanyakan hal tersebut kepada Nabi saw., maka beliau menjawab bahwa
dia haram atas suaminya. Hal ini sesuai dengan tradisi yang berlaku di kalangan
mereka, bahwa zihar itu akibatnya adalah perpisahan untuk selama-lamanya. Wanita
yang dimaksud bernama Khaulah binti Tsa'labah, sedangkan suaminya bernama Aus
bin Shamit (dan mengadukan halnya kepada Allah) yakni tentang keadaannya yang
tidak mempunyai orang tua dan famili yang terdekat, serta keadaan ekonominya
yang serba kekurangan, di samping itu ia menanggung beban anak-anaknya yang
masih kecil-kecil; apabila anak-anaknya dibawa oleh suaminya, niscaya mereka
akan tersia-sia dan tak terurus lagi keadaannya tetapi apabila anak-anak itu di
bawah pemeliharaannya, niscaya mereka akan kelaparan. (Dan Allah mendengar soal
jawab antara kamu berdua) dialog kamu berdua. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat) artinya Maha Mengetahui.
002. (Orang-orang yang menzihar) asal kata yazhzhahharuuna adalah
yatazhahharuuna, kemudian huruf ta diidgamkan ke dalam huruf zha sehingga
jadilah yazhzhahharuuna. Akan tetapi menurut suatu qiraat dibaca dengan memakai
huruf alif di antara huruf zha dan ha, sehingga bacaannya menjadi yazhaaharuuna.
Menurut qiraat lainnya dibaca seperti wazan yuqaatiluuna, yakni menjadi
yuzhaahiruuna. Lafal yang sama pada ayat berikutnya berlaku pula ketentuan ini
(istrinya di antara kalian, padahal tiadalah istri mereka itu ibu mereka.
Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita-wanita) lafal allaaiy dapat dibaca
dengan memakai huruf ya dan dapat pula dibaca tanpa ya (yang melahirkan mereka.
Sesungguhnya mereka) dengan melakukan zihar itu (sungguh-sungguh mengucapkan
suatu perkataan yang mungkar dan dusta). (Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf
lagi Maha Pengampun) kepada orang yang melakukan zihar dengan pembayaran
kifarat.
003. (Dan orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak
menarik kembali apa yang mereka ucapkan) tentang zihar ini, seumpama dia
bersikap berbeda dengan apa yang telah dikatakannya itu, yaitu dengan cara tetap
memegang istri yang diziharnya. Sedangkan perbuatan ini jelas bertentangan
dengan maksud tujuan daripada perkataan zihar, yaitu menggambarkan istri dengan
sifat yang menjadikannya haram bagi dia (maka memerdekakan seorang budak)
maksudnya wajib atasnya memerdekakan seorang budak (sebelum kedua suami istri
itu bercampur) bersetubuh. (Demikianlah yang diajarkan kepada kalian, dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).
004. (Maka barang siapa yang tidak mendapatkan) budak (maka wajib
atasnya berpuasa dua bulan berturut-turut, sebelum keduanya bercampur. Maka
siapa yang tidak mampu) melakukan puasa (memberi makan enam puluh orang miskin)
diwajibkan atasnya, yakni sebelum keduanya bercampur kembali sebagai suami
istri; untuk tiap-tiap orang miskin satu mudd makanan pokok negeri orang yang
bersangkutan. Kesimpulan hukum ini berdasarkan pemahaman menyamakan pengertian
yang mutlak dengan yang muqayyad. (Demikianlah) keringanan ini dengan memakai
kifarat (supaya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah) yakni
hukum-hukum tersebut (batasan-batasan Allah, dan bagi orang-orang yang ingkar)
kepada batasan-batasan atau hukum-hukum Allah itu (azab yang sangat pedih) atau
siksaan yang amat menyakitkan.
005. (Sesungguhnya orang-orang yang menentang) orang-orang yang melawan
(Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan) mereka pasti akan memperoleh
kehinaan (sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan)
karena mereka menentang rasul-rasul mereka. (Sesungguhnya Kami telah menurunkan
ayat-ayat yang jelas) yang menunjukkan kebenaran Rasul. (Dan bagi orang-orang
yang kafir) yang ingkar kepada ayat-ayat itu (ada azab yang menghinakan) yaitu
siksaan yang membuat mereka hina.
006. (Pada hari ketika mereka semuanya dibangkitkan Allah lalu
diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitung
amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha
Menyaksikan segala sesuatu).
007. (Tidakkah kamu perhatikan) tidakkah kamu ketahui (bahwa
sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi?
Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya)
yakni melalui ilmu-Nya. (Dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan
Dialah yang keenamnya. Dan tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari
itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka
berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang
telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu).
008. (Apakah tidak kamu perhatikan) apakah tidak kamu lihat (orang-orang
yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali
mengerjakan larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat
dosa, permusuhan dan durhaka kepada rasul) mereka adalah orang-orang Yahudi;
Nabi saw. telah melarang mereka dari pembicaraan rahasia yang dahulu sering
mereka lakukan. Pembicaraan rahasia mereka itu dalam rangka merencanakan
tindakan sabotase terhadap kaum mukminin, dimaksud supaya mereka dapat
menanamkan keraguan dalam hati kaum mukminin. (Dan apabila mereka datang
kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu) hai nabi (dengan memberi salam yang
bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu) yaitu perkataan mereka, "As-Sammu
'alaika," yakni kematian atasmu. (Dan mereka mengatakan pada diri mereka
sendiri, "Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan azab atas kami oleh Allah
disebabkan apa yang kita katakan itu?") Yakni salam penghinaan yang kami katakan
itu, kalau begitu dia bukanlah seorang nabi, sekalipun dia adalah nabi.
(Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki Dan seburuk-buruk
tempat kembali itu) adalah neraka Jahanam.
009. (Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian mengadakan
pembicaraan rahasia, janganlah kalian membicarakan tentang berbuat dosa,
permusuhan dan durhaka kepada rasul. Dan bicarakanlah tentang berbuat kebaikan
dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kalian akan
dikembalikan).
010. (Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu) yakni yang membicarakan
berbuat dosa dan yang sejenisnya (adalah dari setan) melalui bujuk rayuannya
(supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan tiadalah)
pembicaraan itu (dapat memberikan mudarat kepada mereka barang sedikit pun
kecuali dengan izin Allah) atas kehendak-Nya (dan kepada Allah-lah hendaknya
orang-orang yang beriman bertawakal).
011. (Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian,
"Berlapang-lapanglah) berluas-luaslah (dalam majelis") yaitu majelis tempat Nabi
saw. berada, dan majelis zikir sehingga orang-orang yang datang kepada kalian
dapat tempat duduk. Menurut suatu qiraat lafal al-majaalis dibaca al-majlis
dalam bentuk mufrad (maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untuk kalian) di surga nanti. (Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kalian") untuk
melakukan salat dan hal-hal lainnya yang termasuk amal-amal kebaikan (maka
berdirilah) menurut qiraat lainnya kedua-duanya dibaca fansyuzuu dengan memakai
harakat damah pada huruf Syinnya (niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kalian) karena ketaatannya dalam hal tersebut (dan) Dia
meninggikan pula (orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat) di
surga nanti. (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).
012. (Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian mengadakan
pembicaraan khusus dengan rasul) yakni kalian bermaksud untuk melakukannya
dengan dia (hendaklah kalian mengeluarkan sebelum pembicaraan kalian itu)
sebelum pembicaraan khusus itu diadakan (sedekah. Yang demikian itu adalah lebih
baik bagi kalian dan lebih bersih) artinya lebih membersihkan dosa-dosa kalian
(jika kalian tidak menemukan) apa yang kalian sedekahkan (maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun) terhadap pembicaraan khusus yang akan kalian lakukan itu
(lagi Maha Penyayang) terhadap kalian. Makna yang dimaksud, tiada dosa bagi
kalian untuk melakukan pembicaraan khusus itu sekalipun tanpa sedekah.
013. (Apakah kalian takut) dapat dibaca tahqiq dan tashil, artinya
merasa takut dari (karena kamu memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan
rasul) karena takut menjadi miskin. (Maka jika kalian tiada memperbuatnya)
artinya tidak memberikan sedekah (dan Allah telah memberi tobat kepada kalian)
maksudnya Dia telah membebaskan kalian dari sedekah itu (maka dirikanlah salat,
tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya) yakni terus-meneruslah
kalian melakukan hal-hal tersebut (dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian
kerjakan).
014. (Tidakkah kamu perhatikan) tidakkah kamu melihat (orang-orang yang
menjadikan teman) mereka adalah kaum munafik (suatu kaum) yang dimaksud adalah
orang-orang Yahudi (yang dimurkai Allah? Orang-orang itu bukan) yakni
orang-orang munafik itu bukan (dari golongan kalian) orang-orang mukmin (dan
bukan pula dari golongan mereka) bukan dari kalangan orang-orang Yahudi akan
tetapi mereka adalah orang-orang yang bermuka dua. (Dan mereka bersumpah untuk
menguatkan kebohongan) yakni perkataan mereka bahwa sesungguhnya mereka adalah
orang-orang beriman (sedang mereka mengetahui) bahwa dalam hal ini mereka
berdusta belaka.
015. (Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras,
sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan) dari
perbuatan-perbuatan maksiat.
016. (Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai) untuk
melindungi jiwa dan harta mereka (lalu mereka halangi) dengan sumpah mereka itu
orang-orang mukmin (dari jalan Allah) untuk berjihad melawan mereka yang musuh
dalam selimut itu, dengan cara membunuh mereka dan merampas harta benda mereka
(karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan) siksaan yang membuat mereka
hina.
017. (Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna untuk menolong
mereka dari Allah) dari azab-Nya (barang sedikit pun) yakni tiada berguna sama
sekali. (Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya).
018. Ingatlah (hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
mereka bersumpah kepada-Nya) bahwasanya mereka adalah orang-orang yang beriman
(sebagaimana mereka bersumpah kepada kalian; dan mereka menyangka bahwa
sesungguhnya mereka akan memperoleh sesuatu) manfaat dari sumpah mereka di
akhirat itu sebagaimana sumpah mereka di dunia. (Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
merekalah orang-orang pendusta).
019. (Telah berkuasa) maksudnya telah berhasil mempengaruhi (atas mereka
setan) karena ternyata mereka menaatinya (lalu menjadikan mereka lupa mengingat
Allah; mereka itulah golongan setan) yakni pengikut-pengikutnya. (Ketahuilah
bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi).
020. (Sesungguhnya orang-orang yang menentang) melawan (Allah dan
Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina) yang
dikalahkan.
021. (Allah telah menetapkan) di Lohmahfuz, atau Allah telah memastikan:
("Aku dan Rasul-Ku pasti menang.") Dalam berhujah atau berdebat atau menggunakan
senjata. (Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa).
022. (Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat, saling berkasih sayang) artinya berteman (dengan orang-orang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun orang-orang itu) yakni orang-orang
yang menentang itu (bapak-bapak mereka) yakni bapak-bapak orang-orang yang
beriman (atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, atau pun keluarga
mereka) bahkan orang-orang yang beriman itu pasti memusuhi mereka dan memerangi
mereka demi keimanannya, sebagaimana yang dialami oleh sebagian para sahabat.
(Mereka itulah) orang-orang yang tidak mau berkasih sayang dengan orang-orang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya (yang Allah telah menanamkan) yakni
meneguhkan (keimanan dalam kalbu mereka dan menguatkan mereka dengan cahaya)
yakni nur (dari-Nya) dari Allah swt. (Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida
terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya (dan mereka pun merasa puas
terhadap-Nya) atas pahala. (Mereka itulah golongan Allah) artinya yang mengikuti
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. (Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan
Allah itulah yang beruntung) yang memperoleh
keberuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar