Surat Ke-101 : 11 Ayat
001. (Hari kiamat) dinamakan Al-Qaari'ah karena kengerian-kengerian yang
terjadi di dalamnya sangat menggentarkan kalbu.
002. (Apakah hari kiamat itu?) ungkapan ini menggambarkan tentang
kengeriannya; ayat yang pertama dan ayat yang kedua merupakan Mubtada dan Khabarnya.
003. (Tahukah kamu) atau apakah kamu tahu (apakah hari kiamat itu?)
ungkapan ayat ini menambah kengerian yang terdapat di hari kiamat. Lafal Maa
yang pertama adalah Mubtada sedangkan lafal sesudahnya yaitu lafal Adraaka
merupakan Khabarnya; dan Maa yang kedua berikut Khabarnya berkedudukan sebagai
Maf'ul kedua dari lafal Adraa.
004. (Pada hari itu) dinashabkan oleh lafal yang disimpulkan dari
pengertian yang terkandung di dalam lafal Al-Qaari'ah yakni lafal Taqra'u,
artinya pada hari yang menggentarkan itu (manusia adalah seperti anai-anai yang
dihambur-hamburkan) atau seakan-akan belalang-belalang yang dihambur-hamburkan;
sebagian di antaranya terbang beriring-iringan dengan yang lainnya secara
semrawut. Demikian itu karena mereka dalam keadaan kebingungan, hal ini terus
berlangsung hingga mereka dipanggil untuk menjalani perhitungan amal perbuatan.
005. (Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan) atau
bagaikan wool yang terhambur-hamburkan, karena ringannya, sehingga jatuh kembali
rata dengan tanah.
006. (Dan adapun orang yang berat timbangannya) artinya amal kebaikannya
lebih berat daripada amal keburukannya.
007. (Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan) yaitu berada di dalam
surga; atau dengan kata lain kehidupan yang diterimanya itu sangat
memuaskannya.
008. (Dan adapun orang yang ringan timbangannya) artinya amal keburukannya
lebih berat daripada amal kebaikannya.
009. (Maka tempat kembalinya) yaitu tempat tinggalnya (adalah neraka
Haawiyah.)
010. (Dan tahukah kamu, apakah Haawiyah itu?) atau apakah neraka Haawiyah
itu?
011. Neraka Haawiyah itu adalah (api yang sangat panas) yang panasnya luar
biasa; huruf Ha yang terdapat pada lafal Hiyah adalah Ha Sakat, baik dalam
keadaan Washal ataupun Waqaf tetap dibaca. Tetapi menurut suatu qiraat tidak
dibaca bila dalam keadaan Washal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar