Surat Ke-28 : 88 Ayat
001. (Tha Sin Mim) hanya Allah-lah yang mengetahui
maksudnya.
002. (Ini adalah) (ayat-ayat Kitab) sebagian dari Alquran
(yang nyata) untuk membedakan antara perkara yang hak dengan perkara yang
batil.
003. (Kami membacakan) Kami menceritakan (kepadamu
sebagian dari kisah) yakni cerita (Musa dan Firaun dengan benar) dengan
sebenarnya (untuk orang-orang yang beriman) untuk kepentingan mereka, karena
hanya merekalah orang-orang yang dapat mengambil manfaat daripadanya.
004. (Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang)
yaitu berbuat zalim (di muka bumi) di negeri Mesir
(dan menjadikan penduduknya
berpecah-belah) maksudnya terpecah-pecah, semuanya berkhidmat kepada dirinya
(dengan menindas segolongan dari mereka) yakni kaum Bani Israel (menyembelih
anak laki-laki mereka) yang baru dilahirkan (dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka) karena juru peramal telah mengatakan kepada Firaun, bahwa
akan ada seorang anak lelaki yang akan dilahirkan di Bani Israel, ia bakal
menjadi penyebab hilangnya takhta kerajaan. (Sesungguhnya Firaun termasuk
orang-orang yang berbuat kerusakan) yakni gemar membunuh dan melakukan
perbuatan-perbuatan kejam lainnya
005. (Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang
yang tertindas di bumi Mesir itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin) menjadi
panutan dalam hal kebaikan; lafal A-immatan dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil
(dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi) kerajaan Firaun.
006. (Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi) di negeri Mesir dan negeri Syam (Dan akan Kami perlihatkan kepada Firaun
dan Haman beserta tentaranya) menurut qiraat yang lain dibaca Wa Yara Firaunu
Wa Hamanu Wa Junuduhuma (apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu)
tentang bayi yang akan lahir, yang kelak akan melenyapkan kerajaannya.
007. (Dan kami ilhamkan) wahyu berupa ilham atau ilham
melalui mimpi (kepada ibu Musa) Musa adalah bayi yang dimaksud oleh peramal
Firaun, dan tidak ada seorang pun mengetahui kelahirannya selain saudara
perempuannya sendiri. ("Susukanlah dia! Apabila kamu khawatir terhadapnya
maka hanyutkanlah dia ke dalam sungai) yakni sungai Nil (dan janganlah kamu
khawatir) ia akan tenggelam (dan janganlah bersedih hati) karena berpisah
dengan bayimu itu (karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan
menjadikannya salah seorang dari para Rasul.") maka ibu Musa menyusukan
Musa selama tiga bulan, selama itu Musa tidak pernah menangis. Akhirnya ibu
Musa merasa khawatir akan keselamatan Musa, lalu ia menaruh Musa yang masih
bayi itu ke dalam sebuah peti dilapisi dengan ter/aspal sebelah dalamnya,
supaya air jangan masuk lalu dihanyutkan ke sungai Nil, di waktu malam hari.
008. (Maka ia dipungut) berikut petinya pada keesokan
harinya (oleh keluarga) yakni pembantu-pembantu (Firaun) lalu peti itu
diletakkan di hadapan Firaun dan Musa dikeluarkan dari dalam peti, di kala itu
Musa sedang mengisap jempolnya dari jempol itu keluar air susu (yang akibatnya
dia bagi mereka akan menjadi) pada akhirnya Musa akan menjadi (musuh) kelak
akan membunuh kaum laki-laki mereka (dan kesedihan) karena akan menindas kaum
wanita mereka. Lafal Hazanan di sini bermakna Isim Fa'il karena diambil dari
lafal Hazinahu yang semakna dengan lafal Ahzanahu. (Sesungguhnya Firaun dan
Haman) pembantu Firaun (beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah).
Lafal Khathi-ina berasal dari Al Khathi-ah, artinya orang-orang yang durhaka,
maka mereka dihukum oleh perbuatannya sendiri.
009. (Dan istri Firaun berkata) di kala Firaun beserta
para pembantunya sudah bersiap-siap akan membunuh bayi itu, "Ia adalah (biji
mata bagiku dan bagimu, janganlah kalian membunuhnya, mudah-mudahan ia
bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak") akhirnya mereka
menuruti kemauan istri Firaun itu (sedangkan mereka tiada menyadari) akibat
dari perkara mereka dengan bayi itu.
010. (Dan hati ibu Musa menjadi) setelah ia mengetahui
bahwa bayinya telah diambil (kosong) tidak memikirkan selain daripada bayinya.
(Sesungguhnya) lafal in di sini adalah bentuk Takhfif daripada Inna, sedangkan
Isimnya dibuang, pada asalnya adalah Innaha, yakni sesungguhnya ibu Musa
(hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa) bahwa bayi itu adalah anaknya
(seandainya tidak Kami teguhkan hatinya) dengan kesabaran, yakni Kami jadikan
hatinya tenang (supaya ia termasuk orang-orang yang percaya) kepada janji
Allah. Jawab dari lafal Laula dapat disimpulkan dari pengertian kalimat
sebelumnya.
011. (Dan ibu Musa berkata kepada saudara perempuan Musa)
bernama Maryam, ("Ikutilah dia") maksudnya ikutilah jejaknya sehingga
kamu mengetahui bagaimana kesudahan beritanya. (Maka kelihatanlah olehnya Musa)
dia mengawasinya (dari jauh) dari tempat yang jauh seraya menguntitnya
(sedangkan mereka tidak mengetahui) bahwa dia adalah saudara perempuan dari
bayi tersebut, dan bahwasanya keberadaannya itu adalah untuk mengikuti
jejaknya.
012. (Dan Kami cegah Musa menyusu kepada
perempuan-perempuan yang mau menyusukannya sebelum itu) maksudnya sebelum ia
kembali berada di tangan ibunya. Yakni, Kami cegah dia untuk menerima air susu
perempuan-perempuan yang mau menyusuinya selain dari air susu ibunya sendiri.
Maka Nabi Musa menolak semua air susu perempuan-perempuan yang dihadirkan untuk
menyusuinya (maka berkatalah ia) yakni saudara perempuan Musa, ("Maukah
kalian aku tunjukkan kepada ahlul bait) ketika dia melihat mereka menaruh rasa
belas kasihan kepada Musa (yang akan memeliharanya untuk kalian) yakni, yang
akan menyusuinya dan mengurusnya (dan mereka dapat berlaku baik
kepadanya?") menurut penafsiran lain Dhamir Lahu kembali kepada Raja
Firaun, sebagai reaksi dari para pembantunya. Maksudnya setelah mereka
mendengar usul saudara Musa, maka mereka menyetujui dan memperkuatnya dengan
mengatakannya pula kepada Raja Firaun. Akhirnya permintaan Maryam dikabulkan,
ia datang membawa ibu Musa, ternyata Musa mau menerima air susunya. Kemudian
Maryam. memberikan pendapat kepada mereka, bahwa ibu Musa adalah seorang wanita
yang harum baunya dan baik air susunya. Maka ibu Musa diizinkan untuk
menyusuinya di rumahnya sendiri, akhirnya ibu Musa kembali membawa bayinya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya,
013. (Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya supaya
senang hatinya) karena bertemu kembali dengannya (dan tidak berduka cita)
setelah itu (dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu) yang akan
mengembalikan Musa kepadanya (adalah benar, tetapi kebanyakan mereka) yakni
manusia (tidak mengetahui) janji ini, dan mereka tidak pula mengetahui, bahwa
Maryam adalah saudara Musa dan wanita yang dibawanya adalah ibunya sendiri.
Kemudian Musa tinggal bersama ibunya sampai masa penyapihan; setiap hari ibu
Musa menerima upah pekerjaan menyusuinya sebanyak satu Dinar. Ibu Musa mau
menerimanya karena menganggap bahwa uang itu adalah harta perang. Setelah itu
ia membawanya kembali kepada Firaun, sejak itu Musa dibesarkan di lingkungan
istana Firaun, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh firman-Nya sewaktu
menceritakan tentang Musa dalam surah Asy Syu'ara, yaitu, "Bukankah kami
telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu
tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu." (Q.S. Asy Syu'ara, 18) .
014. (Dan setelah Musa cukup umur) telah mencapai umur
tiga puluh tahun atau tiga puluh tiga tahun (dan sempurna akalnya) yaitu telah
mencapai umur empat puluh tahun (Kami berikan kepadanya hikmah) yakni kebijaksanaan
(dan ilmu) yaitu pengetahuan tentang agama sebelum ia diutus menjadi Nabi. (Dan
demikianlah) Kami memberikan balasan kepada Musa (Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik) untuk diri mereka sendiri.
015. (Dan masuklah) Musa (ke kota) yakni ke kota Firaun,
yaitu kota Memphis, sesudah sekian lama ia meninggalkannya (ketika penduduknya
sedang lengah) yaitu, pada saat orang-orang istirahat di siang hari (maka
didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang
dari bangsanya) dari kalangan Bani Israel (dan seorang lagi dari musuhnya)
yakni, seorang bangsa Mesir. Pada mulanya orang Mesir itu menghina warga Bani
Israel itu sewaktu orang Mesir itu menyuruhnya untuk membawa kayu bakar ke
dapur raja Firaun. (Maka orang yang dari bangsanya meminta pertolongan
kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya) Musa berkata kepada
orang Mesir itu, "Lepaskanlah dia dan biarkan dia pergi!". Menurut
suatu riwayat disebutkan, bahwa orang Mesir itu berkata kepada Musa,
"Sungguh aku berniat untuk menyeretnya ke hadapanmu" (lalu Musa
meninjunya) memukulnya dengan kepalan tangannya. Musa sangat kuat lagi keras
pukulannya (dan musuhnya itupun mati). Musa telah membunuhnya, padahal Musa
tidak bermaksud untuk membunuh, lalu ia menguburnya di dalam pasir (Musa
berkata, "Ini adalah) membunuh orang ini (perbuatan setan) yang telah
menggelorakan amarahku (sesungguhnya setan itu adalah musuh) bagi anak Adam
(yang menyesatkan) dia (lagi nyata.") permusuhannya.
016. (Musa berkata,) seraya menyesal ("Ya Rabbku!
Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri) karena telah membunuh orang
Mesir itu (karena itu ampunilah aku." Maka Allah mengampuninya,
Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Dia bersifat
demikian sejak zaman Azali dan untuk selama-lamanya.
017. (Musa berkata, "Ya Rabbku! Demi nikmat yang
telah Engkau limpahkan) (kepadaku) berupa ampunan, peliharalah diriku ini (aku
sekali-kali tiada akan menjadi penolong) yakni menjadi pembantu (bagi orang-orang
yang berdosa.") yaitu orang-orang kafir sesudah peristiwa ini, jika Engkau
memelihara diriku.
018. (Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut
menunggu-nunggu dengan khawatir) apa yang bakal dilakukan oleh keluarga orang
yang telah dibunuhnya itu terhadap dirinya (maka tiba-tiba orang yang meminta
pertolongan kemarin berteriak-teriak meminta pertolongan kepadanya) maksudnya
minta tolong lagi dari orang Mesir yang lain. (Musa berkata kepadanya,
"Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata.")
kesesatannya, karena apa yang telah kamu perbuat kemarin dan sekarang ini.
019. (Maka tatkala) huruf An di sini adalah Zaidah (Musa
hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya) yakni, musuh
Musa dan orang Mesir yang mengejarnya (musuhnya berkata) yaitu warga Bani
Israel musuh orang Mesir yang meminta tolong kepadanya itu, karena ia menduga
bahwa Musa akan memukulnya ("Hai Musa! Apakah kamu bermaksud hendak
membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Tiadalah)
yakni tidaklah (kamu bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat
sewenang-wenang di negeri ini dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang
dari orang-orang yang mengadakan perdamaian"). Ketika orang yang meminta
tolong kepadanya mengatakan demikian, orang Mesir yang mengerjarnya itu
mendengar apa yang dikatakannya, sehingga orang Mesir itu kini mengetahui,
bahwa yang membunuh orang kemarin adalah Musa sendiri. Lalu ia pergi kepada
Firaun dan menceritakan hal itu kepadanya. Firaun memerintahkan kepada
algojo-algojonya untuk menangkap dan membunuh Nabi Musa. Dengan segera para
algojo itu berangkat mencari Musa.
020. (Dan datanglah seorang laki-laki) dia adalah seorang
yang beriman dari kalangan keluarga Firaun (dari ujung kota) dari batas kota (bergegas-gegas)
berjalan cepat dengan memotong jalan (seraya berkata, "Hai Musa!
Sesungguhnya pembesar negeri) dari kalangan kaum Firaun (sedang berunding
tentang kamu) maksudnya, mereka sedang bermusyawarah tentang dirimu (untuk
membunuhmu, sebab itu keluarlah) dari kota ini (sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang memberi nasihat.") yakni, saranku ini -perintah agar kamu
keluar- adalah nasihat.
021. (Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut
menunggu-nunggu dengan khawatir) apakah dirinya akan dapat dikejar oleh
orang-orang yang mencarinya atau pertolongan Allah datang menyelamatkan
dirinya? (dia berdoa, "Ya Rabbku! Selamatkanlah aku dari orang-orang yang
zalim itu") yaitu, kaum Firaun.
022. (Dan tatkala ia menghadap) yakni menuju (ke jurusan
negeri Madyan) ke arahnya. Madyan adalah nama kota tempat nabi Syuaib, yang
jauhnya kira-kira delapan hari perjalanan dari kota Mesir. Kota tersebut
dinamai dengan nama pendirinya yaitu Madyan ibnu Ibrahim, sedangkan Nabi Musa
belum mengetahui jalan menuju ke arahnya (ia berdoa lagi, "Mudah-mudahan
Rabbku memimpinku ke jalan yang benar") maksudnya, jalan yang menuju ke
arah negeri Madyan yang tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat, yakni
pertengahan. Allah mengutus malaikat yang membawa tongkat, lalu malaikat itu
memimpin Nabi Musa menuju ke negeri Madyan.
023. (Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan)
yaitu, sebuah sumur yang ada di negeri Madyan, makna yang dimaksud ialah dia
telah sampai ke negeri Madyan (ia menjumpai di tempat itu sekumpulan)
sekelompok (orang-orang yang sedang memberi minum) ternaknya (dan ia menjumpai
di belakang orang banyak itu) selain mereka (dua orang wanita yang sedang
menahan ternaknya) maksudnya mencegah ternaknya supaya jangan merebut bagian
air minum ternak orang lain. (Musa berkata) kepada kedua wanita itu,
("Apakah gerangan yang terjadi pada kalian berdua?") maksudnya,
mengapa kalian berdua tidak meminumkan ternak kalian berdua? (Kedua wanita itu
menjawab, "Kami tidak dapat meminumkannya sebelum penggembala-penggembala
itu memulangkan ternaknya). Lafal Ar Ri'a bentuk jamak dari Ra'in artinya
penggembala. Maksudnya, sebelum mereka selesai dari meminumkan ternaknya,
karena keduanya takut berdesak-desakan; setelah mereka bubar, baru meminumkan
ternaknya. Menurut qiraat yang lain dibaca Yushdira yang berasal dari Fi'il
Ruba'i yakni Ashdara, maknanya ialah, sebelum mereka membubarkan ternaknya dari
sumur itu (sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut
umurnya") maksudnya, tidak mampu lagi untuk meminumkan ternaknya.
024. (Maka Musa memberi minum ternak itu untuk menolong
keduanya) dari air sumur lain yang berada di dekat sumur itu, kemudian Nabi
Musa mengangkat batu besar yang menutupinya, konon batu itu hanya dapat
diangkat oleh sepuluh orang yang kuat (kemudian ia kembali) setelah itu Musa
kembali lagi (ke tempat yang teduh) di bawah pohon Samurah, karena pada saat
itu hari sangat panas dan ia dalam keadaan lapar (lalu berdoa, "Ya Rabbku!
Sesungguhnya aku terhadap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku) yang dimaksud
adalah makanan (sangat memerlukan.") sangat membutuhkannya. Lalu kedua
wanita itu kembali ke rumah bapak mereka, kejadian ini membuat bapaknya
terkejut, karena mereka berdua kembali lebih cepat dari biasanya. Maka bapaknya
menanyakan tentang hal tersebut. Lalu diceritakan kepadanya tentang seorang
lelaki yang telah menolongnya memberi minum ternaknya. Bapak mereka bertanya
kepada salah seorang dari keduanya, "Coba panggillah dia untuk menghadap
kepadaku". Lalu Allah berfirman,
025. (Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari
kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan) seraya menutupkan kain kerudung ke
mukanya karena malu kepada Nabi Musa (ia berkata, "Sesungguhnya bapakku
memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum
ternak kami") Nabi Musa memenuhi panggilannya dan menolak dalam hatinya
upah yang akan diberikan kepadanya, karena seolah-olah wanita itu bermaksud
hendak memberi upah dan menganggap dirinya sebagai seorang upahan. Kemudian
wanita itu berjalan di muka Nabi Musa tiba-tiba angin meniup kainnya, sehingga
terlihat kedua betisnya. Lalu Nabi Musa berkata kepadanya, "Berjalanlah
engkau di belakangku dan tunjukkanlah jalan itu kepadaku". Wanita itu
menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Musa, sehingga Nabi Musa sampai ke tempat
bapak wanita itu, dia adalah Nabi Syuaib a.s. Ketika Nabi Musa sampai di
hadapannya ternyata telah disiapkan makan malam, maka Nabi Syuaib berkata,
"Duduklah, kemudian makan malamlah". Nabi Musa menjawab, "Aku khawatir
jika makan malam ini sebagai imbalan karena aku telah memberi minum ternak
keduanya, sedangkan aku berasal dari ahlul bait yang tidak pernah meminta
imbalan dari suatu pekerjaan yang baik". Nabi Syuaib berkata, "Tidak,
ini merupakan tradisiku dan tradisi nenek moyangku. Kami biasa menjamu tamu
kami, juga biasa memberi makan". Nabi Musa baru mau memakannya dan
menceritakan kepadanya semua apa yang telah ia alami. Untuk itu maka Allah swt.
berfirman, ("Maka tatkala Musa mendatangi bapak wanita itu dan menceritakan
kepadanya kisah mengenai dirinya) lafal Al Qashash adalah Mashdar yang bermakna
Isim Maf'ul; maksudnya Nabi Musa menceritakan kepadanya tentang pembunuhannya
terhadap seorang bangsa Mesir dan niat bangsa Mesir untuk membunuhnya, serta
kekhawatirannya terhadap Firaun (Syuaib berkata, 'Janganlah kamu takut! Kamu
telah selamat dari orang-orang yang zalim'.") karena tidak ada kekuasaan
bagi Firaun atas negeri Madyan.
026. (Salah seorang dari kedua wanita itu berkata) yakni
wanita yang disuruh menjemput Nabi Musa yaitu yang paling besar atau yang
paling kecil ("Ya bapakku! Ambillah dia sebagai orang yang bekerja pada
kita) sebagai pekerja kita, khusus untuk menggembalakan kambing milik kita,
sebagai ganti kami (karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya")
maksudnya, jadikanlah ia pekerja padanya, karena dia adalah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya. Lalu Nabi Syuaib bertanya kepada anaknya tentang Nabi
Musa. Wanita itu menceritakan kepada bapaknya semua apa yang telah dilakukan
oleh Nabi Musa, mulai dari mengangkat bata penutup sumur, juga tentang
perkataannya, "Berjalanlah di belakangku". Setelah Nabi Syuaib
mengetahui melalui cerita putrinya bahwa ketika putrinya datang menjemput Nabi
Musa, Nabi Musa menundukkan pandangan matanya, hal ini merupakan pertanda bahwa
Nabi Musa jatuh cinta kepada putrinya, maka Nabi Syuaib bermaksud mengawinkan
keduanya.
027. (Berkatalah dia, "Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini) yaitu yang paling
besar atau yang paling kecil (atas dasar kamu bekerja denganku) yakni,
menggembalakan kambingku (delapan tahun) selama delapan tahun (dan jika kamu
cukupkan sepuluh tahun) yakni, menggembalakan kambingku selama sepuluh tahun
(maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu) kegenapan itu (maka aku tidak hendak
memberati kamu) dengan mensyaratkan sepuluh tahun. (Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku) lafal Insya Allah di sini maksudnya untuk ber-tabarruk (termasuk
orang-orang yang baik") yaitu orang-orang yang menepati janjinya.
028. Musa (Berkata, "Itulah) yakni perjanjian yang
telah kamu katakan itu (antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang
ditentukan itu) delapan atau sepuluh tahun masa penggembalaan itu; huruf Ma
pada lafal Ayyama adalah huruf Zaidah (aku sempurnakan) aku selesaikan (maka
tidak ada tuntutan atas diriku) artinya tuntutan tambahan waktu lain. (Dan
Allah atas apa yang kita ucapkan) tentang apa yang diucapkan oleh aku dan kamu
(adalah sebagai saksi.") pemelihara atau saksi. Maka perjanjian itu
dinyatakan oleh keduanya, dan Nabi Syuaib memerintahkan anak perempuannya
supaya memberikan tongkatnya kepada Nabi Musa untuk mengusir binatang-binatang
buas dari ternak yang digembalakannya nanti. Tongkat itu adalah milik para nabi
secara turun-temurun sejak Nabi Adam dan kini berada di tangan Nabi Syuaib.
Tongkat itu berasal dari kayu surga, tongkat itu beralih ke tangan nabi Musa
dengan sepengetahuan Nabi Syuaib.
029. (Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang
ditentukan) yakni masa penggembalaan itu, yaitu delapan atau sepuluh tahun.
Masa sepuluh tahun inilah yang diduga kuat dilakukan oleh Nabi Musa (dan dia
berangkat dengan keluarganya) dengan istrinya menuju ke negeri Mesir dengan
seizin bapaknya (dilihatnyalah) yakni, Nabi Musa melihat dari jarak jauh (dari
arah lereng gunung Thur) Thur adalah nama sebuah gunung (api, Ia berkata kepada
keluarganya, "Tunggulah) di sini (sesungguhnya aku melihat api,
mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu)
tentang jalan yang sebenarnya, karena pada saat itu Nabi Musa tersesat (atau
membawa sesuluh) dapat dibaca Jadzwatin, Judzwatin, dan Jidzwatin, yakni sebuah
obor (api agar kamu dapat menghangatkan badan") maksudnya, berdiang dengan
api itu. Huruf Tha yang ada pada lafal Tashthaluna merupakan pergantian dari
huruf Ta wazan Ifti'al, karena berasal dari kata Shala bin nari atau Shaliya
bin nari artinya berdiang dekat api untuk menghangatkan badan.
030. (Maka tatkala Musa sampai ke tempat api itu, dia
diseru dari arah pinggir) yakni sebelah (lembah yang kanan) yang berada di
sebelah kanan Nabi Musa (pada tempat yang diberkahi) bagi Musa untuk
mendengarkan Kalam Allah di tempat itu (dari sebatang pohon) lafal ayat ini
menjadi Badal dari lafal Syathi' berikut pengulangan huruf Jar-nya, disebabkan
pohon itu tumbuh di pinggir lembah; pohon itu adalah pohon anggur, atau pohon
'Ulaiq, atau pohon 'Ausaj (yaitu) huruf An adalah An Mufassarah bukan An
Mukhaffafah ("Hai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Allah, Rabb semesta alam)
.
031. (Dan lemparkanlah tongkatmu!") lalu Musa
melemparkannya. (Tatkala Musa melihatnya bergerak-gerak) menjadi bergerak
(seolah-olah dia seekor ular yang gesit) gerakannya sekalipun besar tubuhnya,
dikatakan Jan artinya ular kecil padahal ular itu besar sekali, maksudnya
gerakannya diserupakan dengan ular yang kecil dalam hal kegesitannya (larilah
ia berbalik ke belakang) melarikan diri daripadanya (tanpa menoleh) tanpa
menengok ke belakang lagi, lalu diserulah ia ("Hai Musa! Datanglah
kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
aman!).
032. (Masukkanlah) sisipkanlah (tanganmu) yang sebelah
kanan, yang dimaksud adalah telapak tangannya (ke leher bajumu) maksudnya,
kerah baju gamismu, kemudian keluarkanlah kembali (niscaya ia keluar) berbeda
keadaannya dengan tangan yang biasanya (putih tidak bercela) maksudnya bukan
karena penyakit sopak. Nabi Musa memasukkan tangannya itu sesuai dengan
perintah, kemudian ia mengeluarkannya kembali, tiba-tiba tampak bagaikan cahaya
matahari yang menyilaukan pandangan mata (dan dekapkanlah tanganmu itu ke
dadamu bila ketakutan) dapat dibaca Ar Rahbi dan Ar Rahbu yang artinya takut
disebabkan sinar tangan tadi. Maksudnya jika kamu merasa takut maka masukkan
kembali tanganmu itu ke dalam bajumu, niscaya kembali kepada keadaan semula.
Pengertian tangan diungkapkan dengan istilah Janah yang artinya sayap, karena
kedua tangan bagi manusia fungsinya sama dengan dua sayap bagi burung (maka
yang demikian itu adalah dua) dapat dibaca Tasydid dan Takhfif, yakni Fadzanika
dan Fadzannika, yang dimaksud adalah tongkat dan tangan itu; keduanya merupakan
lafal Muannats dan Musyar ilaih dalam bentuk mudzakar karena khabarnya mudzakar
(mukjizat) yang diturunkan (dari Rabbmu yang akan kamu hadapkan kepada Firaun
dan pembesar-pembesar kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
fasik") .
033. (Musa berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku,
telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka) yaitu, orang Mesir yang
telah dibunuhnya tadi (maka aku takut mereka akan membunuhku) disebabkan
perbuatan itu.
034. (Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya
daripadaku) maksudnya jelas bicaranya (maka utuslah dia bersamaku sebagai
pembantuku) yang kelak akan membantuku. Lafal Rid-an menurut qiraat yang lain
dibaca Riddan (untuk membenarkan aku) lafal Yushaddiqni yang dibaca Jazm adalah
menjadi Jawab dari Ad Du'a. Tetapi menurut qiraat yang lain dibaca Rafa,
sehingga bacaannya menjadi Yushaddiquni sebagai sifat dari lafal Rid-an
(sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakan aku").
035. (Allah berfirman, "Kami akan membantumu)
memperkuatmu (dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang
besar) berupa kemenangan yang besar (maka mereka tidak dapat mencapai kamu
berdua) dengan maksud jahat mereka, maka pergilah kamu berdua (dengan membawa
mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan
menang") atas mereka.
036. (Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan
membawa mukjizat-mukjizat Kami yang nyata) yakni nyata keadaannya (mereka
berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat) yakni sulapan
ilmu sihir saja (dan kami belum pernah mendengar Seruan ini) yang telah ada
(di) masa-masa (nenek moyang kami dahulu") .
037. (Berkatalah) dapat dibaca waqala dan Qala tanpa
memakai Wawu (Musa, "Rabbku lebih mengetahui) (orang yang patut membawa
petunjuk dari sisi-Nya) Dhamir yang ada pada lafal 'Indahu kembali kepada Ar
Rabb (dan siapa) di'athafkan kepada lafal Man sebelumnya (yang akan ada) dapat
dibaca Takunu dan Yakunu (baginya kesudahan yang baik di negeri akhirat) yakni
akibat yang terpuji di akhirat; maksudnya dia adalah aku sendiri, keduanya
adalah aku sendiri yang berhak menyandangnya dan aku orang yang benar di dalam
menyampaikan apa yang diturunkan kepadaku. (Sesungguhnya tidaklah akan mendapat
kemenangan orang-orang yang zalim") yakni orang-orang yang kafir.
038. (Dan berkata Firaun, "Hai pembesar kaumku! Aku
tidak mengetahui tuhan bagi kalian selain aku sendiri. Maka bakarlah hai Haman,
untukku tanah liat) maksudnya buatlah batu bata untukku (kemudian buatkanlah
untukku bangunan yang tinggi) maksudnya gedung yang tinggi sekali (supaya aku
dapat naik melihat Tuhan Musa) aku akan melihat-Nya dan berdiri di hadapan-Nya
(dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang yang
pendusta") di dalam pengakuannya yang mengatakan ada Tuhan lain selain
aku, bahwa ia seorang Rasul.
039. (Dan berlaku angkuhlah Firaun dan bala tentaranya di
bumi Mesir) di negeri Mesir (tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa
mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami) dapat dibaca La Yurja'una dan La
Yarji'una.
040. (Maka Kami hukum Firaun dan bala tentaranya, lalu
Kami lemparkan mereka) Kami campakkan mereka (ke dalam laut) yang asin airnya,
sehingga tenggelamlah mereka. (Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang
zalim) sewaktu mereka menjadi binasa.
041. (Dan Kami jadikan mereka) di dunia
(pemimpin-pemimpin) A-immatan dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil, yakni
pemimpin-pemimpin dalam kemusyrikan (yang menyeru ke neraka) disebabkan seruan
mereka yang mengajak kepada kemusyrikan (dan pada hari kiamat mereka tidak akan
ditolong) yaitu azab mereka tidak dapat ditolak lagi.
042. (Dan Kami sertakan laknat kepada mereka di dunia ini)
berupa kehinaan (dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang
dijauhkan) dari rahmat-Nya.
043. (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa
Alkitab) yaitu Taurat (sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu)
yakni kaum Nabi Nuh, kaum 'Ad, kaum Tsamud dan lain-lainnya (untuk menjadi
pelita bagi manusia) kedudukan lafal ayat ini menjadi Hal dari lafal Alkitab;
itu adalah bentuk jamak dari lafal Bashirah yang artinya cahaya hati, maksudnya
pelita hati bagi manusia (dan petunjuk) dari kesesatan bagi orang yang
mengamalkannya (dan rahmat) bagi orang yang beriman kepadanya (agar mereka
ingat) dapat mengambil pelajaran dari nasihat-nasihat yang terkandung di
dalamnya.
044. (Dan tidaklah kamu) hai Muhammad (berada di sisi)
bukit, atau lembah atau suatu tempat (yang sebelah barat) dari Musa ketika ia
bermunajat (ketika Kami menyampaikan) mewahyukan (perintah ke pada Musa) supaya
menyampaikannya kepada Firaun dan kaumnya (dan tiada pula kamu termasuk
orang-orang yang menyaksikan) kejadian tersebut, lalu kamu mengetahuinya dan
menceritakan tentangnya.
045. (Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi)
yakni umat-umat sesudah Nabi Musa (dan berlalulah atas mereka masa yang
panjang) waktu yang berabad-abad sehingga mereka lupa akan perjanjian-perjanjian,
dan ilmu-ilmu agama pun telah terhapus pula, serta wahyu terputus. Maka Kami
datangkan kamu sebagai seorang Rasul dan Kami turunkan wahyu kepadamu mengenai
berita Musa dan berita nabi-nabi lainnya (dan tiadalah kamu tinggal) bermukim
(bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka)
lafal Tatlu dan seterusnya merupakan Khabar yang kedua dari lafal Kunta,
maksudnya, sehingga penduduk Madyan itu mengetahui kisah umat-umat terdahulu
lalu mereka mengisahkannya (tetapi Kami telah mengangkat menjadi Rasul) kamu,
dan Kami mengutus utusan-utusan Kami kepadamu dengan membawa berita orang-orang
dahulu.
046. (Dan tiadalah kamu berada di dekat bukit Thur) nama
sebuah bukit (ketika) sewaktu (Kami menyeru) Musa, "Ambillah Alkitab ini
dengan sepenuh kekuatanmu", yakni amalkanlah sekemampuanmu (tetapi) Kami
utus kamu (sebagai rahmat dari Rabbmu, supaya kamu memberi peringatan kepada
kaum yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum
kamu supaya mereka ingat) supaya mengambil pelajaran.
047. (Dan agar mereka sewaktu ditimpa musibah) azab
(disebabkan apa yang telah di kerjakan oleh tangan-tangan mereka) berupa
kekafiran dan selainnya (mereka tidak akan mengatakan, "Ya Rabb kami!
Mengapa tidak) yakni kenapa tidak (Engkau utus seorang Rasul kepada kami, lalu
kami mengikuti ayat-ayat Engkau) yang dibawa oleh Rasul Engkau (dan jadilah
kami termasuk orang-orang yang beriman") Jawab dari lafal Laula dibuang,
dan lafal yang sesudahnya merupakan Mubtada. Maksudnya, seandainya tidak karena
azab yang menimpa mereka sebagai penyebab dari perkataannya. Atau maksudnya,
seandainya tidak ada perkataan mereka yang menyebabkan turunnya azab, niscaya
akan Kami segerakan kepada mereka azab itu, dan niscaya pula Kami tidak akan mengutusmu
kepada mereka sebagai seorang Rasul.
048. (Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran) yang
dibawa oleh Nabi Muhammad (dari sisi Kami, mereka berkata, "Mengapa tidak)
kenapa tidak (diberikan kepadanya seperti yang telah diberikan kepada
Musa?") yaitu mukjizat-mukjizat seperti tangan yang bersinar menyilaukan,
tongkat dan lain sebagainya, atau kitab yang diturunkan sekali turun. Allah
swt. menjawab perkataan mereka melalui firman-Nya, ("Dan bukankah mereka
itu telah ingkar juga kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?) di mana
(mereka telah mengatakan) sehubungan dengan perihal Nabi Musa dan juga tentang
diri Nabi Muhammad ('Dua orang ahli sihir). Menurut qiraat yang lain dibaca
Sahirani, subjek yang mereka maksud adalah Alquran dan kitab Taurat (yang
saling bantu membantu'.") maksudnya mereka saling bahu membahu. (Dan
mereka juga berkata, "Sesungguhnya kami kepada masing-masing) dari kedua
nabi, berikut kitab-kitabnya (tidak mempercayai") .
049. (Katakanlah) kepada mereka, ("Datangkanlah oleh
kalian sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih dapat memberi petunjuk
daripada keduanya) yang dimaksud adalah Alquran dan Taurat (niscaya aku akan
mengikutinya, jika kalian sungguh orang-orang yang benar.") di dalam
perkataannya.
050. (Maka jika mereka tidak menjawab kamu) maksudnya
tantanganmu itu, yaitu supaya mereka mendatangkan Kitab dari sisi Allah
(ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka
belaka) dalam kekafirannya itu (Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang
yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit
pun?) maksudnya, tidak ada yang lebih sesat daripadanya. (Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim) yaitu orang-orang kafir.
051. (Dan sesungguhnya telah Kami jelaskan) telah Kami
terangkan (perkataan ini kepada mereka) yaitu Alquran (agar mereka mendapat
pelajaran) yakni mengambil pelajaran daripadanya, lalu mereka beriman.
052. (Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka
Alkitab sebelumnya) sebelum Alquran (mereka beriman pula kepada Alquran itu).
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang-orang Yahudi yang masuk
Islam; antara lain; Abdullah ibnu Salam. Ayat ini diturunkan pula berkenaan
dengan segolongan orang-orang Anshar yang baru datang dari negeri
Habsyah/Abesinia dan negeri Syam, kemudian mereka beriman kepada Nabi saw.
053. (Dan apabila dibacakan kepada mereka) Alquran
(mereka berkata, "Kami beriman kepadanya; sesungguhnya Alquran itu adalah
suatu kebenaran dari Rabb kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
beriman sebelumnya.") orang-orang yang mengesakan Allah.
054. (Mereka itu diberi pahala dua kali) karena iman
mereka kepada dua Kitab (disebabkan kesabaran mereka) di dalam mengamalkan
kandungan kedua Kitab itu (dan mereka menolak) menutup (kejahatan dengan
kebaikan) yaitu kejahatan yang mereka lakukan ditutup dengan kebaikan mereka
(dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka
nafkahkan) mereka menyedekahkannya.
055. (Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak
bermanfaat) berupa makian dan perlakuan yang menyakitkan dari pihak orang-orang
kafir (mereka berpaling daripadanya dan berkata, "Bagi kami amal-amal kami
dan bagi kalian amal-amal kalian, kesejahteraan atas diri kalian), yaitu salam
selamat tinggal, yang dimaksud adalah kalian selamat dari cacian kami dan
hal-hal lain (kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.")
maksudnya tidak mau berteman dengan mereka.
056. Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan keinginan
Nabi saw. akan keimanan pamannya yaitu Abu Thalib. (Sesungguhnya kamu tidak
akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi) supaya ia mendapat
hidayah (tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan
Allah lebih mengetahui) yakni mengetahui (orang-orang yang mau menerima
petunjuk) .
057. (Dan mereka berkata) yaitu kaumnya, ("Jika kami
mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri
kami") kami akan diusir dengan cepat daripadanya. Maka Allah swt.
berfirman, (Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah
haram yang aman) maksudnya, mereka hidup dengan aman di dalamnya dari segala
serangan dan pembunuhan, tidak sebagaimana yang terjadi di kalangan orang-orang
Arab lainnya yang saling serang menyerang dan saling bunuh membunuh (yang
didatangkan) dapat dibaca Tujba dan Yujba (ke tempat itu buah-buahan dari
segala penjuru) dari berbagai penjuru (sebagai rezeki) bagi mereka (dari sisi
Kami?) dari hadirat Kami (tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) bahwa apa
yang Kami katakan itu adalah benar.
058. (Dan berapa banyaknya negeri yang telah Kami
binasakan yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya) yang dimaksud adalah
penduduk negeri-negeri tersebut (maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak
didiami lagi sesudah mereka, kecuali sebagian kecil) untuk orang-orang yang
lewat yang tinggal hanya sehari atau setengah hari.(Dan Kami adalah pewarisnya)
dari mereka.
059. (Dan tiadalah Rabbmu membinasakan kota-kota)
disebabkan kelaliman yang dilakukan oleh para penduduknya (sebelum Dia mengutus
di ibu kota itu) yakni pada kota terbesar negeri itu (seorang Rasul yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka dan tidak pernah pula Kami membinasakan
kota-kota kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kelaliman) yaitu
mendustakan Rasul-rasul.
060. (Dan apa saja yang diberikan kepada kalian, maka itu
adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya) kalian bersenang-senang dan
menghias diri dengannya selama hidup kalian, kemudian semuanya akan lenyap
(sedangkan apa yang di sisi Allah) yakni pahala-Nya (adalah lebih baik dan
lebih kekal. Maka apakah kalian tidak memahaminya?) bahwa yang kekal itu lebih
baik daripada yang lenyap. Dapat dibaca Ta'maluna dan Ya'maluna.
061. (Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya
suatu janji yang baik lalu ia memperolehnya) janji yang dimaksud adalah surga
(sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi) yang
dalam waktu dekat pasti akan lenyap (kemudian dia pada hari kiamat termasuk
orang-orang yang diseret) ke dalam neraka. Orang yang dimaksud pada lafal
pertama adalah orang Mukmin dan pada lafal kedua adalah orang kafir maksudnya
tidak ada persamaan di antara keduanya.
062. (Dan) ingatlah (hari di waktu Dia menyeru mereka)
yang dimaksud adalah Allah menyeru mereka (seraya berkata, "Di manakah
sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian menduga") bahwa mereka adalah
sekutu-sekutu-Ku.
063. (Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman
atas mereka) yakni mereka harus masuk ke dalam neraka, mereka adalah para
pemimpin kesesatan, ("Ya Rabb kami! Mereka inilah orang-orang yang kami
sesatkan itu) lafal Haula-i adalah Mubtada dan Al Ladzina Aghwainahum adalah
sifatnya (kami telah menyesatkan mereka) lafal ayat ini menjadi Khabarnya. Yaitu
setelah kami sesatkan mereka, maka mereka pun tersesatlah (sebagaimana kami
sendiri sesat) yakni, kami tidak memaksakan mereka untuk sesat (kami menyatakan
berlepas diri kepada Engkau) dari mereka (mereka sekali-kali tidak menyembah
kami") Ma di sini adalah Nafiyah, dan sengaja Maf'ulnya didahulukan demi
untuk Fashilah, atau untuk memelihara keseragaman akhir ayat.
064. (Dikatakan kepada mereka "Serulah oleh kalian
sekutu-sekutu kalian!") yaitu berhala-berhala yang kalian yakini, bahwa
mereka adalah sekutu-sekutu Allah (lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu
itu tidak memperkenankan mereka) tidak menjawab seruan mereka (lalu mereka
melihat) mereka yang diseru itu (azab) melihatnya dengan mata kepala mereka
(kiranya mereka dahulu menerima petunjuk) sewaktu di dunia, mereka baru sadar
setelah melihat azab di akhirat.
065. (Dan) ingatlah (hari di waktu Allah menyeru mereka,
seraya berkata "Apakah jawaban kalian kepada para Rasul?") yang
diutus kepada kalian.
066. (Maka gelaplah bagi mereka segala alasan) maksudnya
alasan yang dapat menyelamatkan diri mereka tidak dapat mereka kemukakan (di
hari itu) mereka tidak dapat menemukan alasan agar dirinya dapat selamat dari
azab (karena itu mereka tidak saling tanya menanya) mengenai hal ini, mereka
hanya diam saja.
067. (Adapun orang yang bertobat) dari kemusyrikan (dan
beriman) percaya kepada keesaan Allah (serta mengerjakan amal yang saleh) yakni
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang difardukan (semoga dia termasuk
orang-orang yang beruntung) yang selamat berkat adanya janji Allah.
068. (Dan Rabbmu menciptakan apa saja yang
dikehendaki-Nya dan memilih) apa yang dikehendaki-Nya. (Sekali-kali tidak ada
bagi mereka) yakni bagi orang-orang musyrik (pilihan) maksudnya mereka tidak
mempunyai pilihan apa-apa. (Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka persekutukan) dari kemusyrikan mereka.
069. (Dan Rabbmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam
dada mereka) yakni yang dirahasiakan di dalam hati mereka berupa kekafiran dan
dosa-dosa lainnya (dan apa yang mereka nyatakan) dengan lisan mereka dari
hal-hal tersebut.
070. (Dan Dia-lah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia) (dan di akhirat)
yaitu di surga (dan bagi-Nya-lah segala penentuan) yakni, keputusan yang
terlaksana dalam segala sesuatu (dan hanya kepada-Nya-lah kalian dikembalikan)
melalui hari berbangkit.
071. (Katakanlah) kepada penduduk Mekah
("Terangkanlah kepadaku) ceritakanlah kepadaku (jika Allah menjadikan
untuk kalian malam itu terus menerus) selama-lamanya (sampai hari kiamat,
siapakah Tuhan selain Allah) menurut dugaan kalian (yang akan mendatangkan
sinar terang kepada kalian?) siang hari kalian mencari penghidupan di dalamnya.
(Maka apakah kalian tidak mendengar?") hal tersebut dengan pendengaran
yang dibarengi dengan pemahaman, karenanya kalian tidak akan melakukan
kemusyrikan lagi.
072. (Katakanlah) kepada mereka, ("Terangkanlah
kepadaku, jika Allah menjadikan untuk kalian siang itu terus menerus sampai
hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah) menurut dugaan kalian (yang akan
mendatangkan malam kepada kalian yang kalian berdiam diri) yakni beristirahat
(padanya?) dari kelelahan dan kecapekan. (Maka apakah kalian tidak
memperhatikan?") kesalahan yang kalian lakukan sekarang, yaitu berupa perbuatan
musyrik; oleh karena itu kemudian kalian meninggalkannya.
073. (Dan karena rahmat-Nya) rahmat Allah swt. (Dia
jadikan untuk kalian malam dan siang, supaya kalian beristirahat padanya) yakni
pada malam harinya (dan supaya kalian mencari sebagian dari karunia-Nya) pada
siang harinya, untuk mencari penghidupan (dan agar kalian bersyukur) dengan
adanya nikmat Allah pada kedua waktu itu, yaitu malam hari dan siang hari.
074. (Dan) ingatlah (hari di waktu Allah menyeru mereka,
seraya berkata, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian
katakan?") ayat ini disebutkan kembali sebagai pendahuluan dari kisah
selanjutnya, yang diungkapkan oleh ayat berikut ini, yaitu,
075. (Dan kami datangkan) Kami hadirkan (dari tiap-tiap
umat seorang saksi) seorang nabi yang menyaksikan apa yang telah mereka katakan
(lalu Kami berkata) kepada mereka, ("Tunjukkanlah bukti kebenaran
kalian") yang menunjukkan kebenaran dari kemusyrikan yang kalian lakukan
itu (maka tahulah mereka bahwasanya yang hak) menyandang sifat Tuhan (kepunyaan
Allah) tiada seorang pun yang berserikat dengan-Nya dalam hal ini (dan
lenyaplah) yakni hilanglah (dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan)
di dunia, yaitu dakwaan bahwa di samping Allah ada tuhan yang lain; Maha Tinggi
Allah dari hal itu.
076. (Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa) dia
adalah saudara sepupu Nabi Musa sendiri, yaitu anak saudara lelaki ayah Nabi
Musa yang kawin dengan saudara perempuan ibu Nabi Musa, dan Karun beriman
kepada Nabi Musa (maka ia berlaku aniaya terhadap mereka) yaitu bersifat
takabur; sombong dan merasa paling banyak hartanya (dan Kami telah
menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh
berat dipikul) terasa berat apabila dipikul (oleh sejumlah) segolongan
(orang-orang yang mempunyai) yang memiliki (kekuatan) maksudnya, kunci-kunci
itu sangat berat dirasakan oleh mereka. Huruf Ba yang ada pada lafal Bil
'ushbah berfungsi untuk Ta'diyah. Menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa
jumlah mereka ada tujuh puluh orang; dan menurut pendapat yang lain dikatakan
bahwa jumlah mereka ada empat puluh orang, sedangkan menurut yang lainnya lagi
berjumlah sepuluh orang, dan menurut yang lainnya lagi selain dari itu.
Ingatlah (ketika kaumnya berkata kepadanya) yaitu orang-orang yang beriman dari
kalangan kaum Bani Israel berkata kepada Karun ("Janganlah kamu bangga)
dan sombong karena memiliki banyak harta, (sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang terlalu membanggakan diri") dengan harta yang
dimilikinya.
077. (Dan carilah) upayakanlah (pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepada kalian) berupa harta benda (kebahagiaan negeri
akhirat) seumpamanya kamu menafkahkannya di jalan ketaatan kepada Allah (dan
janganlah kamu melupakan) jangan kamu lupa (bagianmu dari kenikmatan duniawi)
yakni hendaknya kamu beramal dengannya untuk mencapai pahala di akhirat (dan
berbuat baiklah) kepada orang-orang dengan bersedekah kepada mereka
(sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat)
mengadakan (kerusakan di muka bumi) dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan
maksiat. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan)
maksudnya Allah pasti akan menghukum mereka.
078. (Karun berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi
harta itu) harta yang ada padanya itu (karena ilmu yang ada padaku")
sebagai imbalan dari pengetahuan yang aku miliki; dia seorang yang paling ulung
di kalangan Bani Israel mengenai kitab Taurat, sesudah Musa dan Harun. Allah
berfirman, (Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya) yakni, bangsa-bangsa sebelumnya (yang lebih
kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta?) maksudnya, Karun
mengetahui kisah mereka, kemudian mereka dibinasakan oleh Allah. (Dan tidaklah
perlu ditanyakan kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka)
karena Allah mengetahui hal tersebut, maka mereka dimasukkan ke neraka tanpa
dihisab lagi.
079. (Maka keluarlah) Karun (kepada kaumnya dalam
kemegahannya) berikut para pengikutnya yang banyak jumlahnya; mereka semuanya
menaiki kendaraan seraya memakai pakaian emas dan sutra. Kuda-kuda serta
keledai-keledai yang mereka naiki pun dihiasnya. (Berkatalah orang-orang yang
menghendaki kehidupan dunia, "Aduhai!) huruf Ya di sini menunjukkan makna
Tanbih (Kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun)
dalam masalah keduniawian (sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan)
yakni bagian (yang besar.") yang sangat banyak keberuntungannya.
080. (Berkatalah) kepada mereka (orang-orang yang
dianugerahi ilmu) tentang apa yang telah dijanjikan oleh Allah kelak di
akhirat, ("Kecelakaan yang besarlah bagi kalian) lafal Wailakum ini adalah
kalimat hardikan (pahala Allah) di akhirat berupa surga (adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh) daripada apa yang diberikan oleh
Allah kepada Karun di dunia (dan tidak diperoleh pahala itu) yakni surga
(kecuali oleh orang-orang yang sabar") di dalam menjalankan ketaatan dan
menjauhi maksiat.
081. (Maka Kami benamkan dia) Karun (beserta rumahnya ke
dalam bumi. Maka tidak ada lagi baginya suatu golongan pun yang menolongnya
terhadap azab Allah) seumpamanya penolong itu dapat mencegah kebinasaan dari
diri Karun. (Dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya)
dari azab Allah.
082. (Dan jadilah orang-orang yang kemarin
mencita-citakan kedudukan Karun itu) dalam waktu yang singkat (mereka berkata,
"Aduhai! Benarlah Allah melapangkan) yakni meluaskan (rezeki bagi siapa
yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan membatasinya) menyempitkannya bagi
orang-orang yang dikehendaki-Nya. Lafal Way adalah Isim Fi'il yang artinya aku
sangat kagum, dan huruf Kaf mempunyai makna huruf Lam. Maksudnya, aku sangat
takjub karena sesungguhnya Allah melapangkan dan seterusnya (kalau Allah tidak
melimpahkan harunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita pula)
dapat dibaca Lakhasafa dan Lakhusifa (Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari.") nikmat Allah seperti Karun tadi.
083. (Negeri akhirat itu,) yakni surga (Kami jadikan
untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di muka bumi) dengan
melakukan kelaliman (dan tidak pula berbuat kerusakan) dengan melakukan
perbuatan-perbuatan maksiat. (Dan kesudahan yang baik itu) yakni yang terpuji (adalah
bagi orang orang yang bertakwa) maksudnya bagi orang-orang yang takut kepada
azab Allah, yaitu dengan melakukan perbuatan-perbuatan ketaatan kepada-Nya.
084. (Barang siapa yang datang dengan membawa kebaikan,
maka baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu) sebagai imbalan
daripada kebaikan yang dibawanya, yaitu sebanyak sepuluh kali lipat dari pahala
kebaikannya (dan barang siapa yang datang dengan membawa kejahatan, maka
tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan
itu melainkan) pembalasan yang seimbang (dengan apa yang dahulu mereka
kerjakan) yakni dengan kejahatannya.
085. (Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu Alquran) yakni
yang menurunkannya (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) ke
Mekah, dan bahwa Nabi saw. telah rindu sekali kepada kota Mekah (katakanlah,
"Rabbku mengetahui) tentang (orang yang membawa petunjuk dan orang yang
dalam kesesatan yang nyata"). Ayat ini diturunkan sebagai jawaban atas
perkataan orang-orang kafir Mekah terhadap Nabi saw.; mereka menuduhnya bahwa
ia sesat. Makna ayat ini, dia yakni Nabi saw. datang dengan membawa petunjuk
sedangkan mereka adalah orang-orang yang berada dalam kesesatan. Dan lafal
A'lam bermakna Alimun yakni mengetahui.
086. (Dan kamu tidak pernah mengharap agar diturunkan
kepadamu Alkitab) yakni Alquran (tetapi) ia diturunkan kepadamu (karena suatu
rahmat yang besar dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi
penolong) pembantu (bagi orang-orang kafir) dalam agama mereka di mana mereka
mengajak kamu untuk memasukinya.
087. (Dan janganlah sekali-kali mereka dapat
menghalangimu) asal kata Yashuddunnaka adalah Yashuddunaka, kemudian huruf Nun
alamat Rafa'nya dibuang karena lafal dijazamkan, demikian pula huruf Wawu Fa'il
tetapi bukan karena bertemu dengan huruf mati lainnya (dari menyampaikan
ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu) maksudnya,
janganlah kamu memandang mereka dalam hal tersebut (dan serulah) manusia
(kepada jalan Rabbmu) dengan menganjurkan mereka untuk mengesakan-Nya dan
menyembah-Nya (dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang musyrik)
yaitu, dengan membantu mereka. 'Amil Jazm tidak berpengaruh terhadap Fi'il
yaitu lafal Wa La Takunanna, karena Fi'il ini bersifat Mabni, sebagai akibat
kemasukan Nun Taukid.
088. (Janganlah kamu seru) janganlah kamu sembah (di
samping Allah, tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah
melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dia) kecuali Allah.
(Bagi-Nya-lah segala penentuan) yakni, keputusan yang terlaksana (dan hanya
kepada-Nya-lah kalian dikembalikan) setelah kalian dibangkitkan dari kubur
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar