001. (Aku bersumpah dengan hari kiamat) huruf Laa di sini adalah huruf
Zaidah.
002. (Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali) dirinya sendiri
sekalipun ia berupaya sekuat tenaga di dalam kebaikan. Jawab Qasam tidak
disebutkan; lengkapnya, Aku bersumpah dengan nama hari kiamat dan dengan nama
jiwa yang banyak mencela, bahwa niscaya jiwa itu pasti akan dibangkitkan.
Pengertian Jawab ini ditunjukkan oleh firman selanjutnya, yaitu:
003. (Apakah manusia mengira) yakni, orang kafir (bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan kembali tulang belulangnya) untuk dibangkitkan menjadi hidup
kembali.
004. (Bukan demikian) Kami akan mengumpulkannya kembali (Kami kuasa) di
samping mengumpulkan kembali tulang-tulangnya itu (menyusun kembali
jari-jemarinya dengan sempurna) artinya, Kami dapat mengembalikan tulang
jari-jemari itu sekalipun bentuknya kecil, maka terlebih lagi tulang-tulang
lainnya yang lebih besar daripadanya.
005. (Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus-menerus) huruf Lam
yang ada pada lafal Liyafjura adalah Zaidah, sedangkan lafal Yafjuru dinashabkan
oleh An yang diperkirakan keberadaannya. Yakni dia selalu berbuat dusta (di
dalam menghadapinya) di dalam menghadapi hari kiamat. Pengertian ini ditunjukkan
oleh firman selanjutnya, yaitu:
006. (Ia bertanya, "Bilakah) Kapan (hari kiamat itu?") pertanyaannya itu
mengandung nada mengejek dan mendustakannya.
007. (Maka apabila mata terbelalak) dapat dibaca Bariqa dan Baraqa,
artinya kaget dan bimbang setelah ia melihat apa yang dahulu selalu ia
dustakan.
008. (Dan apabila bulan telah hilang cahayanya) yakni menjadi gelap dan
lenyap sinarnya.
009. (Dan matahari dan bulan dikumpulkan) maka kedua-duanya terbit dari
arah barat; atau kedua-duanya telah hilang sinarnya, yang demikian itu terjadi
pada hari kiamat.
010. (Pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?")
011. (Sekali-kali tidak) lafal ini menunjukkan kata tolakan terhadap
pencarian jalan lari. (Tidak ada tempat berlindung) tidak ada tempat mengungsi
yang dapat dijadikan perlindungan baginya.
012. (Hanya kepada Rabbmu sajalah pada hari itu tempat kembali) bagi
semua makhluk, lalu mereka dihisab dan menerima pembalasan.
013. (Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah
dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya) yaitu semua amal perbuatannya dari
mulai awal hingga akhir, diberitakan kepadanya.
014. (Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri) yakni semua
anggota tubuhnya memberikan kesaksian terhadap semua amal perbuatannya, sehingga
ia tidak dapat mengingkarinya lagi. Huruf Ha yang ada pada lafal Bashiirah
menunjukkan makna Mubalaghah.
015. (Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya) lafal Ma'aadziir
bentuk jamak dari lafal Ma'dzirah, akan tetapi tidak menurut cara yang
beraturan. Makna ayat, seandainya dia mengemukakan semua alasannya, niscaya
alasan-alasannya itu tidak akan diterima. Allah berfirman kepada
Nabi-Nya:
016. (Janganlah kamu gerakkan untuk membacanya) membaca Alquran, sebelum
malaikat Jibril selesai daripadanya (lisanmu karena hendak cepat-cepat
menguasainya) karena kamu merasa khawatir bacaannya tidak dapat kamu
kuasai.
017. (Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya) di dadamu,
maksudnya membuat kamu dapat menghafalnya (dan bacaannya) yakni membuatmu pandai
membacanya; atau membuat mudah dibaca olehmu.
018. (Apabila Kami telah selesai membacakannya) kepada kamu melalui
bacaan malaikat Jibril (maka ikutilah bacaannya itu) artinya, dengarlah dengan
seksama bacaan Jibril kepadamu terlebih dahulu. Sesungguhnya Nabi saw. setelah
itu mendengarkannya terlebih dahulu dengan seksama, kemudian membacanya.
019. (Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya)
dengan memberikan pemahaman mengenainya kepadamu. Kaitan atau hubungan korelasi
antara ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya ialah bahwasanya ayat-ayat
sebelumnya itu mengandung makna berpaling dari ayat-ayat Allah. Sedangkan pada
ayat ini terkandung pengertian bersegera menguasai ayat-ayat Allah dengan cara
menghafalnya.
020. (Sekali-kali jangan) lafal Kallaa menunjukkan makna Istiftah, yakni
ingatlah (sebenarnya kalian mencintai kehidupan dunia) dapat dibaca Tuhibbuuna
dan Yuhibbuuna, kalau dibaca Yuhibbuuna artinya, mereka mencintai kehidupan
dunia.
021. (Dan meninggalkan kehidupan akhirat) karena itu mereka tidak
beramal untuk menyambut hari akhirat.
022. (Wajah-wajah pada hari itu) pada hari kiamat (ada yang
berseri-seri) tampak cerah dan bercahaya.
023. (Kepada Rabbnyalah mereka melihat) mereka akan melihat Allah swt.
di akhirat.
024. (Dan wajah-wajah pada hari itu ada yang muram) tampak gelap dan
sangat muram.
025. (Mereka yakin) merasa yakin (bahwa akan ditimpakan kepadanya
malapetaka yang amat dahsyat) bencana yang sangat besar, yang dapat meremukkan
tulang-tulang punggung.
026. (Sekali-kali jangan) bermakna Alaa, yakni ingatlah. (Apabila telah
sampai) napas (pada tenggorokan) atau kerongkongan.
027. (Dan dikatakan) kepadanya oleh yang ada di sekitarnya: ("Siapakah
yang dapat mengobati?") hingga sembuh.
028. (Dan dia yakin) yakni orang yang napasnya telah sampai di
tenggorokan itu merasa yakin akan hal tersebut (bahwa sesungguhnya itulah waktu
perpisahan) yaitu meninggalkan dunia.
029. (Dan bertaut betis dengan betis) betis kanan dan betis kirinya
bertaut ketika ia mati. Atau makna yang dimaksud ialah saling bertaut antara
sakit berpisah dengan dunia dan sakit menghadapi akhirat di dalam
dirinya.
030. (Kepada Rabbmulah pada hari itu mereka dihalau) atau kepada-Nyalah
mereka digiring; hal ini menunjukkan tentang adanya Amil dalam lafal Idzaa.
Lengkapnya, apabila nyawa telah sampai di tenggorokan, maka ia akan dihalau
menuju kepada keputusan Rabbnya.
031. (Dan ia tidak mau membenarkan) yaitu manusia (dan tidak mau
mengerjakan salat) ia tidak mau mempercayai rasul dan tidak pula mau mendirikan
salat.
032. (Tetapi ia mendustakan) Alquran (dan berpaling) dari iman.
033. (Kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak) dengan
langkah-langkah yang sombong.
034. (Kecelakaanlah bagimu) di dalam ungkapan kalimat ini terkandung
Iltifat dari Ghaibah, kalimat ini adalah Isim Fi'il, sedangkan huruf Lamnya
menunjukkan makna Tabyin, artinya: dia menyerahkan kepadamu apa-apa yang tidak
kamu sukai (maka kecelakaanlah bagimu) yakni dia lebih utama untuk
diprioritaskan olehmu.
035. (Kemudian kecelakaanlah bagimu dan kecelakaanlah bagimu)
mengukuhkan makna ayat di atas.
036. (Apakah manusia mengira) menduga (bahwa ia akan dibiarkan begitu
saja) tanpa dibebani dengan syariat-syariat; janganlah ia menduga seperti
itu.
037. (Bukankah dia dahulu) sebelum itu (setetes mani yang ditumpahkan)
ke dalam rahim; lafal Yumnaa dapat pula dibaca Tumnaa.
038. (Kemudian adalah) mani itu (menjadi segumpal darah lalu Allah
menciptakannya) dari air mani itu menjadi manusia (dan menyempurnakannya)
melengkapinya dengan anggota-anggota tubuh yang diperlukannya.
039. (Lalu Allah menjadikan daripadanya) dari air mani yang telah
menjadi segumpal darah, segumpal daging (sepasang) dua jenis (laki-laki dan
perempuan) terkadang menjadi satu dan terkadang tersendiri.
040. (Bukankah yang berbuat demikian) yang mengerjakan kesemuanya itu
(berkuasa pula menghidupkan orang mati?) Nabi saw. menjawab, tentu saja
dapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar