Surat Ke-37 : 182 Ayat
001. (Demi yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya) yaitu
para malaikat yang berbaris membentuk saf-saf dalam menyembah Allah, atau para
malaikat yang sayap-sayapnya bersaf-saf membentuk barisan di udara sambil
menunggu apa yang diperintahkan kepada mereka.
002. (Dan demi rombongan yang menggiring dengan
sebenar-benarnya) demi para malaikat yang menggiring atau mengarak awan.
003. (Dan demi rombongan yang membacakan) maksudnya para
pembaca Alquran yang sedang membacakannya sebagai (peringatan) lafal Dzikran
menjadi Mashdar dari makna Fi'il At-Taaliyaat. Maksudnya, demi para qari yang
membacakan peringatan atau Alquran.
004. (Sesungguhnya Tuhan kalian) hai penduduk Mekah (benar-benar
Esa.)
005. (Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara
keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari) dan tempat-tempat terbenamnya
pada setiap harinya, yaitu arah Timur dan arah Barat.
006. (Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang
terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang) dengan cahayanya, atau hiasan
itu berupa bintang-bintang itu sendiri. Pengertian Idhafah di sini mengandung
makna bayan atau menjelaskan, perihalnya sama dengan makna qiraat yang
menanwinkannya.
007. (Dan sebagai pemelihara) lafal Hifzhan dinashabkan
oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya pada sebelumnya, yakni Kami
memelihara langit dengan bintang-bintang atau meteor-meteor (dari setiap) lafal
ayat ini berta'alluq kepada Fi'il yang diperkirakan keberadaannya (setan yang
durhaka) setan yang membangkang atau tidak mau taat.
008. (Mereka tidak dapat mendengar-dengarkan) maksudnya
setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan apa yang telah dipelihara
oleh-Nya. Lafal ayat ini merupakan jumlah Isti'naf (pembicaraan para malaikat)
yang berada di langit. Lafal Yasma'uuna dimuta'addikan dengan huruf Ilaa karena
pengertiannya mengandung makna seperti apa yang terdapat di dalam lafal
Al-Ishghaa. Menurut suatu qiraat dibaca La Yassamma'uuna dengan memakai Tasydid
pada huruf Mim dan Sin-nya, berasal dari lafal Yatasamma'uuna, kemudian huruf
Ta diidgamkan kepada huruf Sin, sehingga jadilah Yassamma'uuna (Dan mereka
dilempari) yakni setan-setan itu dengan meteor-meteor (dari segala penjuru)
langit.
009. (Untuk mengusir mereka) lafal Duhuuran bentuk
Mashdar dari lafal Daharahu, artinya dia mengusir mereka dan menjauhkan mereka,
juga menjadi Maf'ul Lah (dan bagi mereka) di akhirat kelak (azab yang kekal)
yang abadi.
010. (Terkecuali setan yang mencuri-curi -pembicaraan
malaikat- dengan sekali curi) lafal Al-Khathfah adalah Mashdar Marrah dan yang
diistitsnakan atau yang dikecualikan adalah dhamir yang terkandung di dalam
lafal Laa Yasma'uuna. Maksudnya, tiada yang dapat mendengarkan pembicaraan para
malaikat kecuali hanya setan yang dapat mencuri-curinya dengan cepat (maka ia
dikejar oleh meteor) yakni bintang yang bercahaya (yang melubanginya) yang
menembus tubuh setan-setan itu, atau membakarnya, atau membuatnya cacat.
011. (Maka tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang
kafir Mekah, kalimat ayat ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni
mengandung nada menetapkan atau celaan, ("Apakah mereka yang lebih kukuh
kejadiannya ataukah yang telah Kami ciptakan itu?") yakni para malaikat,
langit, bumi dan semua apa yang ada di antara keduanya. Didatangkannya lafal
Man mengandung pengertian memprioritaskan makhluk yang berakal. (Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka) asal mereka, yaitu Nabi Adam (dan tanah liat)
tanah yang melekat di tangan bilamana dipegang. Maksudnya, kejadian mereka
adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu janganlah mereka bersikap takabur
dan sombong, yakni mengingkari Nabi saw. dan Alquran, yang hal ini dengan mudah
dapat mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.
012. (Bahkan) lafal Bal di sini menunjukkan arti Intiqal,
yakni perpindahan dari suatu topik pembicaraan kepada pembicaraan yang lain,
yaitu pembahasan mengenai keadaan Nabi Muhammad dan orang-orang kafir Mekah
(kamu heran) pembicaraan ayat ini ditujukan kepada Nabi saw. yakni kamu heran
akan keingkaran mereka terhadapmu (dan) mereka (menghinakan kamu) karena
keherananmu itu.
013. (Dan apabila mereka diberi pelajaran) maksudnya,
dinasihati dengan ayat-ayat Alquran (mereka tiada mengingatinya) mereka tidak
menjadikannya sebagai pelajaran.
014. (Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran
Allah) seperti terbelahnya bulan (mereka sangat menghinakan) mereka menghina
dan mengejeknya.
015. (Dan mereka berkata) sehubungan dengan adanya tanda
kebesaran Allah itu, ("Tiada lain) tidak lain (ini hanyalah sihir yang
nyata") jelas sihirnya. Kemudian mereka berkata seraya mengingkari adanya
hari berbangkit:
016. (Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi
tanah serta menjadi tulang-belulang, apakah benar-benar kami akan
dibangkitkan?) lafal A-idzaa dan A-innaa dapat pula dibaca Tas-hil, sehingga
bacaannya menjadi Ayidzaa dan Ayinnaa.
017. (Dan apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu)
kalau dibaca Au berarti huruf 'Athaf, jika dibaca Awa, berarti huruf Istifham,
Wawu-nya adalah huruf 'Athaf, sedangkan Ma'thuf 'Alaihnya adalah Inna dan
Isimnya secara Mahall, atau di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam
lafal Lamab'uutsuuna, Hamzah Istifham sebagai pemisahnya. Maksudnya, apakah
bapak-bapak kami yang telah dahulu akan dibangkitkan pula?
018. (Katakanlah kepada mereka, "Ya) mereka pasti
dibangkitkan hidup kembali (dan kalian akan terhina") kalian akan menjadi
orang-orang yang terhina karenanya.
019. (Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanyalah dengan)
dhamir pada ayat ini bersifat Mubham, kurang jelas, lalu ditafsirkan oleh ayat
selanjutnya (suatu teriakan) atau satu hardikan saja (maka tiba-tiba mereka)
yakni makhluk semuanya, menjadi hidup kembali seraya (melihat) apa yang
dilakukan terhadap diri mereka.
020. (Dan mereka berkata) yakni orang-orang kafir,
("Aduhai!) lafal Ya di sini menunjukkan makna Tanbih (celakalah
kita") binasalah kita. Lafal Al-Wail merupakan bentuk Mashdar yang tidak
mempunyai kata kerja dari lafalnya sendiri. Kemudian para malaikat berkata
kepada orang-orang kafir itu. (Inilah hari pembalasan) hari penghisaban amal
perbuatan dan pembalasannya.
021. (Inilah hari keputusan) di antara para makhluk
semuanya (yang kalian selalu mendustakannya.)
022. Kemudian diperintahkan kepada para malaikat itu,
("Kumpulkanlah orang-rang yang zalim) yaitu orang-orang yang berbuat
aniaya terhadap diri mereka sendiri karena mereka telah berbuat kemusyrikan
(beserta teman sejawat mereka) teman-teman karib mereka, yaitu setan-setan (dan
sesembahan-sesembahan yang selalu mereka sembah.)
023. (Selain Allah) yaitu berhala-berhala (maka
tunjukkanlah kepada mereka) dan giringlah mereka (ke jalan jahim) atau jalan ke
neraka.
024. (Dan tahanlah mereka) di tempat perhentian atau
Ash-Shirat (karena sesungguhnya mereka akan ditanya") mengenai semua
perkataan dan perbuatan mereka.
025. Dikatakan kepada mereka dengan nada yang mengandung
penghinaan dan cemoohan, ("Kenapa kalian tidak tolong-menolong")
maksudnya mengapa sebagian di antara kalian tidak menolong kepada sebagian yang
lain sebagaimana keadaan kalian waktu di dunia? Dan dikatakan pula kepada
mereka:
026. ("Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri)
atau mereka itu tunduk dalam keadaan penuh kehinaan.
027. (Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang
lain berbantah-bantahan") saling cela-mencela dan saling bantah-membantah.
028. (Mereka berkata) yaitu sebagian dari
pengikut-pengikut mereka berkata kepada para pemimpin mereka,
("Sesungguhnya kalianlah yang datang kepada kami dari kanan")
maksudnya, dari segi yang kami merasa percaya kepada kalian karena kalian telah
bersumpah kepada kami, bahwa kalian adalah orang-orang yang benar, karenanya
kami percaya kepada kalian, dan kami mengikuti kalian. Maksudnya sesungguhnya kalian
telah menyesatkan kami.
029. (Mereka berkata) yakni pemimpin-pemimpin yang
diikuti oleh mereka ("Sebenarnya kalianlah yang tidak beriman") dan
sesungguhnya tidak akan percaya penyesatan yang kami lakukan seandainya kalian
adalah orang-orang yang beriman, niscaya kalian akan ingkar terhadap kami.
030. (Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadap
kalian) kami tidak mempunyai kemampuan untuk memaksa kalian mengikuti kami
(bahkan kalianlah kaum yang melampaui batas) maksudnya, orang-orang yang sesat seperti
kami.
031. (Maka pastilah) atau tetaplah (atas kita) semua
(putusan Rabb kita) yakni azab-Nya, yaitu sebagaimana yang telah
diungkapkan-Nya pada ayat yang lain, "Sesungguhnya Aku akan penuhi neraka
Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama." (Q.S. As-Sajdah, 13).
(sesungguhnya kita) semua (akan merasakan) azab dengan adanya keputusan itu,
yang akhirnya membuat mereka berkata:
032. (Maka kami telah menyesatkan kalian) sebagai
penjelasan dari perkataan mereka yang disitir oleh firman-Nya (sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang sesat.)
033. Allah swt. berfirman, (Maka sesungguhnya mereka pada
hari itu) pada hari kiamat (bersama-sama dalam azab) karena mereka bersekutu
dalam kesesatan.
034. (Sesungguhnya demikianlah) artinya, sebagaimana Kami
memperlakukan mereka (Kami berbuat terhadap orang-orang yang jahat) selain
mereka. Yakni Kami pasti akan mengazab orang yang sesat beserta
pengikut-pengikutnya.
035. (Sesungguhnya mereka) yaitu orang-orang tersebut;
dialamatkan kepada mereka karena berdasarkan penjelasan selanjutnya yaitu
(dahulu apabila dikatakan kepada mereka, "Laa Ilaaha Illallaah")
Tiada Tuhan melainkan Allah, (mereka menyombongkan diri.)
036. (Dan mereka berkata, "Apakah sesungguhnya kami)
lafal A-innaa dapat pula dibaca Ayinnaa (harus meninggalkan
sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?") yakni demi
karena Muhammad.
037. Allah swt. berfirman: (Sebenarnya dia Muhammad telah
datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul) yang juga datang membawa
kebenaran, yaitu kalimat Laa Ilaaha Illallaah/tidak ada Tuhan selain Allah.
038. (Sesungguhnya kalian) di dalam ungkapan ini
terkandung Iltifat karena seharusnya Innahum (pasti akan merasakan azab yang
pedih.)
039. (Dan kalian tidak diberi pembalasan melainkan) pembalasan
(apa yang telah kalian kerjakan.)
040. (Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan) yakni
hamba-hamba Allah yang beriman, Istitsna di sini bersifat Munqathi', dan
pembalasannya disebutkan pada firman selanjutnya, yaitu:
041. (Mereka itu memperoleh) di dalam surga (rezeki yang
tertentu) setiap pagi dan sorenya.
042. (Yaitu buah-buahan) menjadi Badal atau 'Athaf Bayan
dari lafal Rizqun; yaitu bermacam-macam rezeki yang dimakan hanya untuk
dinikmati, bukan untuk memelihara kesehatan, karena penduduk surga tidak perlu
lagi memelihara kesehatan sebab mereka telah diciptakan untuk hidup abadi dan
sehat selama-lamanya. (Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan) dengan
pahala yang berlimpah dari Allah swt.
043. (Di dalam surga-surga yang penuh nikmat.)
044. (Di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan)
artinya, sebagian dari mereka duduk menghadap kepada sebagian yang lain,
sehingga sebagian dari mereka tidak melihat tengkuk sebagian yang lainnya.
045. (Diedarkan kepada mereka) maksudnya, kepada
masing-masing di antara mereka diedarkan (gelas) yaitu tempat untuk minum
berikut minumannya (yang berisikan khamar dari sungai khamar) yang mengalir
bagaikan sungai di bumi.
046. (Warnanya putih) lebih putih daripada air susu
(sedap rasanya) sangat lezat rasanya (bagi orang-orang yang minum) berbeda
dengan khamar di dunia yang apabila diminum rasanya tidak enak.
047. (Tidak ada di dalam khamar itu alkohol) yakni zat
yang membuat akal mereka mabuk (dan mereka tiada mabuk karenanya) dapat dibaca
Yunzafuuna atau yanzifuuna, yang berasal dari kalimat, Nazafasy Syaaribu, dan
Anzafa, artinya memabukkan; maksudnya khamar surga itu tidak memabukkan berbeda
halnya dengan khamar di dunia.
048. (Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak
liar pandangannya) yaitu bidadari-bidadari yang selalu menundukkan pandangan
matanya, atau dengan kata lain mereka hanya memandang suami-suami mereka saja
dan tidak memandang orang lain, karena menurut mereka suami-suami mereka adalah
orang-orang yang paling cakap (dan jelita matanya) artinya mata
bidadari-bidadari itu sangat jelita.
049. (Seakan-akan mereka) yakni warna kulit mereka
(adalah telur) burung unta (yang tersimpan dengan baik) bagaikan telur burung
unta yang terlindungi oleh bulu induknya, sehingga tidak ada suatu debu pun
yang menempel padanya, demikian pula warnanya, putih kekuning-kuningan, warna
kulit seperti itu adalah warna kulit wanita yang paling cantik.
050. (Lalu sebagian mereka menghadap) yakni sebagian
penduduk surga (kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap) mengenai apa
yang telah mereka lakukan di dunia.
051. (Berkatalah salah seorang di antara mereka,
"Sesungguhnya aku dahulu di dunia mempunyai seorang teman) yakni teman
yang ingkar kepada adanya hari berbangkit.
052. (Yang berkata,) kepadaku dengan nada yang mengejek,
('Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan) adanya
hari berbangkit?
053. (Apakah apabila kita telah mati dan kita telah
menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya kita) kedua huruf Hamzah
pada ketiga tempat yang disebutkan di atas, yaitu A-innaka, A-idzaa dan A-innaa
boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (benar-benar akan
dibangkitkan untuk diberi pembalasan?') maksudnya akan dibalas dan dihisab? Ia
ternyata ingkar kepada hal tersebut.
054. (Berkata pulalah ia) yaitu penghuni surga yang
mengatakan demikian kepada temannya ('Maukah kamu melihat keadaan temanku
itu?'") maksudnya bersama-sama untuk melihat apa yang dialami temannya di
dalam neraka? Temannya menjawab, "Tidak mau."
055. (Maka ia meninjaunya) yakni orang yang mengatakan
demikian itu dari sebagian jendela surga (lalu ia melihat temannya itu) yaitu
temannya yang ingkar kepada adanya hari berbangkit itu (di tengah-tengah neraka
menyala-nyala) berada di tengah-tengah neraka Jahim.
056. (Ia berkata pula) dengan nada mengejek, ("Demi
Allah, sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk Takhfif dari Inna (kamu
benar-benar hampir) kamu hampir saja (mencelakakanku) membinasakan aku melalui
penyesatanmu itu.
057. (Jika tidak karena nikmat Rabbku) atas diriku yaitu
berupa iman (pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret) bersamamu ke dalam
neraka. Dan penduduk surga berkata,
058. (Maka apakah kita tidak akan mati.)
059. (Melainkan hanya kematian kita yang pertama) yakni
kematian kita di dunia (dan kita tidak akan disiksa di akhirat ini?")
Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna menetapkan kenikmatan yang
mereka rasakan dan sebagai ungkapan rasa syukur mereka atas nikmat yang telah
dilimpahkan Allah kepada diri mereka, yaitu mereka dijadikan hidup abadi dengan
penuh kenikmatan dan tidak disiksa untuk selama-lamanya.
060. (Sesungguhnya ini) yakni apa yang Aku jelaskan
mengenai keadaan penduduk surga (benar-benar kemenangan yang besar.)
061. (Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha
orang-orang yang beramal) menurut suatu pendapat, bahwa perkataan ini ditujukan
kepada mereka. Dan menurut pendapat yang lain disebutkan, bahwa merekalah yang
mengatakan demikian.
062. (Apakah yang demikian itu) hal-hal yang telah
disebutkan bagi ahli surga itu (merupakan hidangan yang lebih baik) suguhan
atau hidangan yang diperuntukkan menjamu tamu atau orang yang menginap (ataukah
pohon zaqqum) yang disediakan buat ahli neraka; pohon zaqqum adalah pohon yang
paling buruk dan sangat pahit rasanya, tempat asalnya adalah Tihamah. Allah
menumbuhkan pohon itu di dalam neraka Jahim, sebagaimana yang akan diterangkan
nanti.
063. (Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu)
artinya ditumbuhkannya pohon tersebut di dalam neraka (sebagai fitnah bagi
orang-orang yang lalim) yakni orang-orang kafir Mekah, karena mereka telah
mengatakan, bahwa api itu membakar pohon, mana mungkin di dalam neraka dapat
ditumbuhkan pohon.
064. (Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar
dari dasar neraka yang menyala) yakni dari dasar neraka Jahanam, dan
ranting-rantingnya mencuat sampai ke relung-relungnya.
065. (Mayangnya) diserupakan dengan mayang pohon kurma
(seperti kepala setan-setan) maksudnya, seperti ular-ular yang sangat buruk dan
menjijikkan tampangnya.
066. (Maka sesungguhnya mereka) yakni orang-orang kafir
(benar-benar memakan sebagian dari pohon itu) sekalipun rasanya sangat
memuakkan, karena mereka dalam keadaan sangat lapar (maka mereka memenuhi
perutnya dengan buah zaqqum itu.)
067. (Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti
mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas) yang
mereka minum, hingga bercampur di dalam perut mereka apa yang mereka makan dan
apa yang mereka minum itu.
068. (Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka
benar-benar ke neraka Jahim) ayat ini memberikan pengertian, bahwa mereka
keluar dahulu dari dalam neraka untuk meminum air hamim atau air yang sangat
panas itu, dan bahwasanya air yang sangat panas itu adanya di luar neraka.
069. (Karena sesungguhnya mereka mendapati) menemukan
(bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat.)
070. (Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak
orang-orang tua mereka itu) atau terburu-buru mengikutinya, oleh karenanya
mereka tergesa-gesa mengikuti kesesatan bapak-bapak mereka, tanpa berpikir
lebih jauh lagi.
071. (Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka
sebagian besar dari orang-orang yang dahulu) umat-umat yang terdahulu.
072. (Dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi
peringatan di kalangan mereka) yakni rasul-rasul yang memberi peringatan kepada
mereka.
073. (Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang diberi peringatan itu) yakni orang-orang kafir itu, kesudahan mereka
mendapat azab.
074. (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan -dari
dosa-dosa-) yakni kaum mukminin, sesungguhnya mereka selamat dari azab, karena
keikhlasan mereka dalam beribadah kepada Allah. Atau karena Allah telah
membersihkan mereka dari dosa-dosanya, makna ini berdasar qiraat yang
membacanya Mukhlashiina.
075. (Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami) melalui
doanya, sebagaimana yang disitir oleh ayat lain, yaitu firman-Nya,
"Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu
menangkanlah (aku)." (Q.S. Al-Qamar, 10). (maka sesungguhnya sebaik-baik
yang memperkenankan) doanya adalah Kami. Maksudnya, Nuh berdoa kepada Allah
untuk dimenangkan atas kaumnya, lalu Allah binasakan mereka melalui banjir
besar hingga mereka tenggelam semuanya.
076. (Dan Kami telah menyelamatkannya beserta keluarganya
dari bencana yang besar) yakni dari banjir yang besar itu.
077. (Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang
melanjutkan keturunan) dengan demikian maka manusia semuanya adalah anak cucu
dari Nabi Nuh a.s. Nabi Nuh mempunyai tiga orang anak, yaitu Sam adalah bapak
moyang bangsa Arab, bangsa Persia dan bangsa Romawi; Ham adalah bapak moyang
bangsa yang berkulit hitam; Yafits adalah bapak moyang bangsa Turki, bangsa
Khazr, Ya'juj dan Ma'juj dan lain-lainnya.
078. (Dan Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk Nuh itu)
pujian yang baik (di kalangan orang-orang yang datang kemudian) yakni para nabi
dan semua umat manusia hingga hari kiamat.
079. (Kesejahteraan) dari Kami dilimpahkan atas Nuh di
seluruh alam.)
080. (Sesungguhnya demikianlah Kami,) artinya sebagaimana
Kami memberikan balasan kepada mereka (Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik.)
081. (Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba
Kami yang beriman.)
082. (Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain)
yakni orang-orang kafir dari kaum Nabi Nuh.
083. (Dan sesungguhnya di antara golongan Nuh) yang
mengikutinya dalam masalah pokok agama, yaitu masalah tauhid (adalah Ibrahim)
sekalipun jarak zaman di antara keduanya sangat jauh, yaitu dua ribu enam ratus
empat puluh tahun; dan adalah di antara keduanya terdapat Nabi Hud dan Nabi
Saleh.
084. (Ingatlah ketika ia datang kepada Rabbnya)
maksudnya, ia mengikuti-Nya sewaktu datang kepada kaumnya (dengan hati yang
suci) dari keraguan dan hal-hal lainnya.
085. (Ingatlah ketika ia berkata) sedangkan ia dalam
keadaan demikian, yakni bersih dari keraguan terhadap Rabbnya (kepada bapaknya
dan kaumnya) dengan nada yang mencela. ("Apakah) yang (kalian sembah itu?)
086. (Apakah dengan jalan berbohong) kedua huruf Hamzah
pada ayat ini dapat dibaca Tahqiq atau Tas-hil (kalian menghendaki
sesembahan-sesembahan selain Allah?) lafal Ifkan adalah Maf'ul Lah, dan lafal
Aalihah adalah Maf'ul Bih bagi lafal Turiduuna. Al-Ifku artinya dusta yang
paling buruk; makna yang dimaksud adalah, apakah kalian menyembah selain Allah?
087. (Maka apakah anggapanmu terhadap Rabb semesta
alam?") jika kalian menyembah selain-Nya; apakah kalian menganggap bahwa
Dia akan membiarkan kalian tanpa mengazab kalian? Tentu saja tidak, Dia pasti
mengazab kalian. Mereka adalah orang-orang ahli perbintangan. Lalu mereka
keluar pada hari raya mereka dan meletakkan makanan mereka di depan latar
berhala-berhala mereka, mereka menduga bahwa hal itu dapat membawa berkah pada
makanan mereka. Apabila mereka kembali, maka mereka memakan makanan tersebut.
Mereka mengatakan kepada Nabi Ibrahim, "Marilah kita keluar."
088. (Lalu ia memandang sekali pandang ke
bintang-bintang) untuk mengelabui mereka, bahwasanya dia percaya kepada
bintang-bintang itu, supaya mereka tidak menaruh rasa curiga terhadap dirinya.
089. (Kemudian ia berkata, "Sesungguhnya aku
sakit") maksudnya, aku akan mengalami sakit.
090. (Lalu mereka berpaling daripadanya) menuju ke tempat
perayaan mereka (dengan membelakangi)
091. (Kemudian ia pergi dengan diam-diam) atau Nabi
Ibrahim berangkat dengan diam-diam menuju (kepada berhala-berhala mereka) yang
pada saat itu di hadapannya terdapat banyak hidangan makanan (lalu ia berkata)
dengan nada yang sinis ditujukan kepada berhala-berhala mereka itu,
("Apakah kalian tidak makan?") tetapi berhala-berhala itu diam saja.
092. Maka Ibrahim berkata, ("Kenapa kalian tidak
menjawab?") ternyata berhala-berhala itu tidak juga menjawab.
093. (Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil
memukulnya dengan tangan kanannya) artinya, dengan sekuat-kuatnya hingga
berhala-berhala itu pecah berantakan. Berita penghancuran berhala-berhala itu
sampai kepada kaumnya melalui orang-orang yang melihat Nabi Ibrahim sedang
menghancurkannya.
094. (Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas)
mereka berjalan dengan terburu-buru, lalu mereka berkata kepada Nabi Ibrahim,
"Kami menyembahnya sedangkan kamu memecahkannya."
095. (Ibrahim berkata) kepada mereka dengan nada sinis,
("Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu?) dari batu
dan dari bahan-bahan lainnya sebagai berhala-berhala yang kalian sembah.
096. (Padahal Allahlah yang telah menciptakan kalian dan
apa yang kalian perbuat itu") yakni tentang apa yang kalian pahat dan
hasil pahatan kalian itu, karenanya sembahlah Dia dan esakanlah Dia. Huruf Maa
di sini menurut suatu pendapat adalah Maa Mashdariyah, menurut pendapat lainnya
adalah Maa Maushulah, dan menurut pendapat lainnya lagi adalah Maa Maushufah.
097. (Mereka berkata) di antara sesama mereka
("Dirikanlah suatu bangunan untuknya) lalu kumpulkanlah kayu-kayu bakar di
bawahnya, dan nyalakanlah api padanya, maka apabila ia telah menyala
(lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu") yakni ke dalam api
yang telah membesar nyalanya itu.
098. (Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya)
dengan melemparkannya ke dalam api yang menyala-nyala untuk membinasakannya
(maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina) orang-orang yang dikalahkan;
karena ternyata Nabi Ibrahim keluar dari dalam api itu dalam keadaan selamat
tidak apa-apa.
099. (Dan Ibrahim berkata, "Sesungguhnya aku pergi
menghadap kepada Rabbku) artinya berhijrah demi karena-Nya meninggalkan negeri
orang-orang kafir (dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku) ke tempat yang aku
diperintahkan-Nya berangkat ke sana, yaitu negeri Syam. Tatkala ia sampai di
tanah suci yaitu Baitulmakdis, berkatalah ia dalam doanya,
100. ('Ya Rabbku! Anugerahkanlah kepadaku) seorang anak
(yang termasuk orang-orang yang saleh.')
101. (Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang
anak yang amat sabar) yakni yang banyak memiliki kesabaran.
102. (Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup
berusaha bersama-sama Ibrahim) yaitu telah mencapai usia sehingga dapat
membantunya bekerja; menurut suatu pendapat bahwa umur anak itu telah mencapai
tujuh tahun. Menurut pendapat yang lain bahwa pada saat itu anak Nabi Ibrahim
berusia tiga belas tahun (Ibrahim berkata, "Hai anakku! Sesungguhnya aku
melihat) maksudnya, telah melihat (dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu!) mimpi
para nabi adalah mimpi yang benar, dan semua pekerjaan mereka berdasarkan
perintah dari Allah swt. (maka pikirkanlah apa pendapatmu!") tentang
impianku itu; Nabi Ibrahim bermusyawarah dengannya supaya ia menurut, mau
disembelih, dan taat kepada perintah-Nya. (Ia menjawab, "Hai bapakku)
huruf Ta pada lafal Abati ini merupakan pergantian dari Ya Idhafah (kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu) untuk melakukannya (Insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar") menghadapi hal tersebut.
103. (Tatkala keduanya telah berserah diri) artinya,
tunduk dan patuh kepada perintah Allah swt. (dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipisnya) Nabi Ismail dibaringkan pada salah satu pelipisnya; setiap
manusia memiliki dua pelipis dan di antara keduanya terdapat jidat. Kejadian
ini di Mina; kemudian Nabi Ibrahim menggorokkan pisau besarnya ke leher Nabi
Ismail, akan tetapi berkat kekuasaan Allah pisau itu tidak mempan sedikit pun.
104. (Dan Kami panggil dia, "Hai Ibrahim!)
105. (Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu
itu") melalui apa yang telah kamu kerjakan, yaitu melaksanakan
penyembelihan yang diperintahkan itu atau dengan kata lain, cukuplah bagimu hal
itu. Jumlah kalimat Naadainaahu merupakan jawab dari lafal Lammaa, hanya
ditambahi Wau (sesungguhnya demikianlah) maksudnya, sebagaimana Kami memberikan
pahala kepadamu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik)
terhadap diri mereka sendiri dengan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada
mereka, yaitu Kami akan melepaskan mereka dari kesulitan.
106. (Sesungguhnya ini) penyembelihan yang diperintahkan
ini (benar-benar suatu ujian yang nyata) atau cobaan yang jelas.
107. (Dan Kami tebus anak itu) maksudnya, anak yang
diperintahkan untuk disembelih (Nabi Ismail). Menurut suatu pendapat bahwa anak
yang disembelih itu adalah Nabi Ishak (dengan seekor sembelihan) yakni dengan
domba (yang besar) dari surga, yaitu domba yang sama dengan domba yang
dijadikan kurban oleh Habil. Domba itu dibawa oleh malaikat Jibril, lalu Nabi
Ibrahim menyembelihnya seraya membaca takbir.
108. (Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk Ibrahim itu
di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.
109. ("Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas
Ibrahim.")
110. (Demikianlah) sebagaimana Kami memberikan imbalan
pahala kepada Ibrahim (kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik) terhadap diri mereka sendiri.
111. (Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang
beriman.)
112. (Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran
Ishak) dengan adanya ayat ini dapat disimpulkan, bahwa anak yang disembelih itu
bukanlah Nabi Ishak tetapi anak Nabi Ibrahim yang lainnya, yaitu Nabi Ismail
(seorang nabi) menjadi Hal dari lafal yang diperkirakan keberadaannya, artinya
kelak ia akan menjadi seorang nabi (yang termasuk orang-orang yang saleh.)
113. (Kami limpahkan keberkatan atasnya) dengan
diperbanyak anak cucunya (dan atas Ishak) anak Nabi Ibrahim, yaitu Kami menjadikan
kebanyakan para nabi dari keturunannya. (Dan di antara anak cucunya ada yang
berbuat baik) maksudnya, yang beriman (dan ada pula yang lalim terhadap dirinya
sendiri) yang kafir (dengan nyata) nyata kekafirannya.
114. (Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas
Musa dan Harun) yakni nikmat kenabian.
115. (Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya) yaitu
kaum Bani Israel (dari bencana yang besar) dari perbudakan Firaun atas mereka.
116. (Dan Kami tolong mereka) dari cengkeraman bangsa
Koptik (maka jadilah mereka orang-orang yang menang.)
117. (Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat
jelas) yang di dalamnya terkandung hukum-hukum dan batasan-batasan serta
hal-hal lainnya, yang kesemuanya itu diterangkan dengan jelas dan gamblang di
dalamnya; Kitab yang dimaksud adalah Kitab Taurat.
118. (Dan kami tunjuki keduanya ke jalan) yakni kepada
tuntunan (yang lurus.)
119. (Dan Kami abadikan) Kami lestarikan (untuk keduanya
di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.
120. (Yaitu "Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan
atas Musa dan Harun".')
121. (Sesungguhnya demikianlah) maksudnya, sebagaimana
Kami memberikan balasan pahala kepada keduanya (Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik.)
122. (Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami
yang beriman.)
123. (Dan sesungguhnya Ilyas) dapat dibaca Ilyaas atau
Alyaas (benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul) menurut suatu pendapat
bahwa Nabi Ilyas itu adalah anak saudara lelaki Nabi Harun dan Nabi Musa.
Menurut pendapat yang lain bukan; ia diutus oleh Allah kepada kaum yang tinggal
di kota Ba'albak dan sekitarnya.
124. (Ingatlah ketika) lafal Idz di sini dinashabkan oleh
lafal Udzkur yang diperkirakan keberadaannya (ia berkata kepada kaumnya,
"Mengapa kalian tidak bertakwa) kepada Allah?
125. (Patutkah kalian menyembah Ba'l) Ba'l adalah nama
berhala yang terbuat dari emas, dan dengan nama berhala itu pula negeri mereka
diberi nama, lalu dimudhafkan kepada lafal Bik, sehingga jadilah Ba'alabak.
Maksud ayat ini ialah mengapa kalian menyembahnya (dan kalian tinggalkan)
artinya kalian tidak menyembah (sebaik-baik pencipta) yakni Allah; maksudnya
mengapa kalian tidak menyembah Allah?
126. (Yaitu Allah Rabb kalian dan Rabb bapak-bapak kalian
yang terdahulu?") kalau dibaca Allaahu Rabbukum Warabbu Aabaa-ikum,
berarti sebelumnya diperkirakan adanya lafal Huwa. Kalau dibaca Allaaha
Rabbakum warabba Aabaa-ikum berarti menjadi Badal dari lafal Ahsanal
Khaaliqiina.
127. (Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan
diseret) ke dalam neraka.
128. (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari
dosa) yaitu hamba-hamba Allah yang beriman, mereka diselamatkan dari neraka.
129. (Dan Kami abadikan untuk Ilyas di kalangan
orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.
130. (Yaitu "Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan
atas Ilyasin) yang dimaksud adalah Nabi Ilyas yang tadi, ia dinamakan demikian
secara Taghlib, perihalnya sama dengan ucapan orang-orang Arab jika menamakan
Muhallab dan kaumnya, mereka menamakannya Al-Muhallabuun. Dan menurut qiraat
yang membacakannya menjadi Aali Yasiina dengan dipanjangkan harakat Hamzahnya,
berarti keluarga Nabi Ilyas, dan makna yang dimaksud adalah Nabi Ilyas pula.
131. (Sesungguhnya demikianlah) sebagaimana Kami
memberikan balasan pahala kepadanya (Kami memberikan balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik.)
132. (Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang
beriman.)
133. (Dan sesungguhnya Luth benar-benar adalah seorang
rasul.)
134. (Ingatlah ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya
pengikut-pengikutnya semua.)
135. (Kecuali seorang perempuan tua istrinya yang berada
bersama-sama orang yang ditinggal) orang-orang yang ditinggal tertimpa azab.
136. (Kemudian Kami binasakan) Kami hancurkan
(orang-orang yang lain) yaitu orang-orang yang kafir dari kaumnya.
137. (Dan sesungguhnya kalian hai penduduk Mekah
benar-benar akan melalui mereka) melalui bekas-bekas dan tempat-tempat tinggal
mereka bila kalian mengadakan perjalanan (di waktu pagi) maksudnya di waktu
siang hari.
138. (Dan di waktu malam hari. Maka apakah kalian tidak
memikirkan?) hai penduduk Mekah, mengenai apa yang telah menimpa mereka berupa
azab, oleh karena kalian lalu mengambil pelajaran darinya.
139. (Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang
rasul.)
140. (Ingatlah ketika ia lari) maksudnya, minggat (ke
kapal yang penuh muatan) hal ini terjadi sewaktu ia bersitegang dengan kaumnya,
karena ternyata azab yang diancamkan olehnya kepada kaumnya tidak turun-turun
juga, akhirnya ia melarikan diri naik kapal. Dan kapal yang dinaikinya itu
berhenti di tengah laut yang besar ombaknya. Juru mudi kapal mengatakan, bahwa
di dalam kapal ini terdapat seorang hamba yang melarikan diri dari tuannya, hal
ini akan tampak jelas melalui undian.
141. (Kemudian ia ikut berundi) para penumpang kapal itu
semuanya diundi (lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian itu)
akibatnya ia dilemparkan ke laut.
142. (Maka ia ditelan oleh ikan besar) ditelan
bulat-bulat (dalam keadaan tercela) karena ia melakukan perbuatan yang tercela,
yaitu pergi dengan memakai jalan laut kemudian naik kapal meninggalkan kaumnya,
tanpa izin terlebih dahulu dari Rabbnya.
143. (Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang
yang bertasbih) yakni selalu ingat kepada Allah, melalui zikirnya di dalam
perut ikan seraya mengatakan, "Laa Ilaaha Illaa Anta Subhaanaka Innii
Kuntu Minazh Zhaalimiina", artinya, "Tidak ada Tuhan selain Engkau,
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang aniaya."
144. (Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu
sampai hari berbangkit) artinya, niscaya perut ikan besar itu akan menjadi
kuburnya hingga hari kiamat nanti.
145. (Kemudian Kami lemparkan dia) Kami campakkan dia
dari dalam perut ikan besar itu (ke daerah yang tandus) di permukaan bumi yang
tandus, yakni ke tepi pantai pada hari itu juga, setelah tiga hari, tujuh hari,
dua puluh hari atau setelah empat puluh hari sejak ia ditelan ikan besar itu
(sedangkan ia dalam keadaan sakit) yakni kurus kering dan sakit bagaikan anak
ayam yang terserang penyakit kok.
146. (Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari
jenis labu) pohon itu dapat menaunginya dengan batangnya, berbeda keadaannya
dengan pohon labu yang biasanya. Hal ini merupakan suatu mukjizat baginya,
setiap pagi dan petang datang kepadanya kambing hutan, ia meminum air susu dari
teteknya hingga ia kuat kembali.
147. (Dan Kami utus dia) sesudah itu, sebagaimana status
sebelumnya, kepada kaum Bunainawiy yang tinggal di daerah Maushul (kepada seratus
ribu orang atau) bahkan (lebih dari itu) yakni lebih dua puluh atau tiga puluh
atau tujuh puluh ribu orang.
148. (Lalu mereka beriman) sewaktu mereka menyaksikan
azab yang telah dijanjikan kepada mereka (karena itu Kami anugerahkan
kenikmatan hidup kepada mereka) artinya, kami biarkan mereka menikmati harta
yang ada pada mereka (hingga waktu yang tertentu) hingga ajal mereka datang.
149. (Tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir
Mekah; ungkapan ini dimaksud sebagai ejekan terhadap mereka, ("Apakah
untuk Rabb kamu anak-anak perempuan) sesuai dengan dugaan mereka bahwa para
malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah (dan untuk mereka anak laki-laki)
mereka memilih yang lebih kuat dan yang lebih baik.
150. (Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat
berupa perempuan dan mereka menyaksikannya") yakni mereka menyaksikan
penciptaan Kami itu, yang karenanya mereka mengatakan demikian?
151. (Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan
kebohongannya) dengan kedustaan mereka itu (benar-benar mengatakan,)
152. ("Allah beranak") melalui perkataan mereka
yang menyatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah.
(Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta) dalam hal ini.
153. (Apakah Tuhan memilih) lafal Ashthafaa Hamzahnya
adalah Hamzah Istifham yang berharakat Fatah, oleh karenanya Hamzah Washal
tidak dibutuhkan lagi, sebab itu dibuang. Yakni apakah Allah mengutamakan
(anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?)
154. (Apakah yang terjadi pada kalian? Bagaimanakah
caranya kalian menetapkan?) kesimpulan yang rusak ini.
155. (Maka apakah kalian tidak memikirkan?) bahwasanya
Allah swt. itu Maha Tinggi lagi Maha Suci dari mempunyai anak?
156. (Atau apakah kalian mempunyai bukti yang nyata?)
artinya hujah yang jelas menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
157. (Maka bawalah kitab kalian) kitab Taurat kalian,
kemudian perlihatkanlah kepadaku mengenai hal itu di dalamnya (jika kalian
memang orang-orang yang benar) di dalam perkataan dan dugaan kalian itu.
158. (Dan mereka adakan) orang-orang musyrik itu (antara
Dia) yakni Allah swt. (dan antara jin) yakni malaikat dinamakan Al-Jinnah
karena mereka tidak dapat dilihat oleh mata (hubungan nasab) melalui perkataan
mereka yang menyatakan bahwasanya malaikat-malaikat itu adalah anak-anak
perempuan Allah. (Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka) yakni
orang-orang yang mengatakan demikian (benar-benar akan diseret) ke dalam neraka
dan mereka akan diazab di dalamnya.
159. (Maha Suci Allah) kalimat ini memahasucikan Dia
(dari apa yang mereka sifatkan) yaitu bahwasanya Allah mempunyai anak.
160. (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari
dosa) yakni kecuali orang-orang yang beriman. Istitsna di sini adalah bersifat
Munqathi'. Maksudnya bahwa mereka yang beriman itu memahasucikan Allah swt.
dari apa yang telah disifatkan oleh mereka kepada-Nya.
161. (Maka sesungguhnya kalian dan apa-apa yang kalian
sembah itu) yakni berhala-berhala sesembahan-sesembahan kalian itu.
162. (Sekali-kali kalian dengannya tidak akan dapat)
dengan melalui sesembahan kalian itu; lafal 'Alaihi berta'alluq kepada firman
selanjutnya, yaitu (menyesatkan) seorang pun.
163. (Kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang
menyala-nyala) menurut ilmu Allah swt.
164. Malaikat Jibril berkata kepada Nabi saw.,
("Tiada seorang pun di antara kami) para malaikat (melainkan mempunyai
kedudukan yang tertentu) di langit, di tempat itu ia beribadah kepada Allah dan
tidak melampaui tempat atau kedudukan yang lain.
165. (Dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf)
artinya meluruskan telapak kaki kami dalam salat.
166. (Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih.")
menyucikan Allah dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya.
167. (Sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk
Takhfif dari lafal Inna (mereka) yakni orang-orang kafir Mekah (akan berkata,)
168. ("Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah
peringatan) maksudnya, sebuah kitab (dari orang-orang yang dahulu) yakni dari
kitab-kitab yang diturunkan kepada orang-orang yang dahulu.
169. (Benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang
mukhlis") maksudnya beribadah kepada-Nya semata.
170. Allah berfirman, ("Tetapi mereka
mengingkarinya) mengingkari Kitab yang diturunkan kepada mereka, yaitu Alquran
kitab yang lebih mulia daripada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (kelak
mereka akan mengetahui) akibat dari kekafiran dan keingkaran mereka itu.
171. (Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami)
pertolongan Kami (kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul) yaitu sebagaimana
yang telah diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, "Aku dan rasul-rasul-Ku
pasti menang." (Q.S. Al-Mujadilah, 21).
172. Atau janji tersebut sebagaimana yang diungkapkan-Nya
pada ayat berikut ini, yaitu, (yaitu, 'Sesungguhnya mereka itulah yang pasti
mendapat pertolongan.')
173. (Dan sesungguhnya tentara Kami) yakni orang-orang
mukmin (itulah yang pasti menang) atas orang-orang kafir melalui hujah, dan
mendapat kemenangan atas mereka di dunia ini. Dan jika sebagian dari
orang-orang yang beriman itu tidak mendapat kemenangan atas orang-orang kafir
di dunia ini, maka mereka pasti mendapat kemenangan di akhirat nanti.
174. (Maka berpalinglah kamu dari mereka) yaitu dari
orang-orang kafir Mekah (sampai suatu ketika") sampai Dia memerintahkannya
untuk memerangi mereka.
175. (Dan terangkanlah kepada mereka) apabila azab turun
kepada mereka (maka kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kekafiran mereka.
176. Maka mereka mengatakan dengan nada yang mengejek,
"Kapankah turunnya azab itu?" Lalu Allah berfirman mengancam mereka
yang mengatakan demikian: (Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami
disegerakan.)
177. (Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka)
maksudnya, di tengah-tengah mereka. Sehubungan dengan makna lafal As-Saahah ini
Imam Al-Farra mengatakan, bahwa orang-orang Arab bila menyebutkan suatu kaum
cukup hanya dengan menyebutkan halaman tempat mereka tinggal (maka amat
buruklah) yakni seburuk-buruk pagi hari adalah (pagi hari yang dialami oleh
orang-orang yang diperingatkan itu) di dalam ungkapan ayat ini terdapat Isim
Zahir yang menduduki tempatnya Isim Mudhmar.
178. (Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu
ketika.)
179. (Dan lihatlah, karena mereka juga akan melihat) ayat
ini diulangi penyebutannya dengan maksud untuk mengukuhkan ancaman yang
ditujukan kepada mereka, dan sekaligus sebagai penenang hati bagi Nabi saw.
180. (Maha Suci Rabbmu Yang mempunyai keperkasaan) yakni
kemenangan (dari apa yang mereka katakan) yaitu, bahwa Dia memiliki anak.
181. (Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul) yang
menyampaikan ajaran tauhid dan syariat-syariat dari Allah swt.
182. (Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian
alam) Yang menolong mereka dan yang membinasakan orang-orang yang kafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar