Surat Ke-95 : 8 Ayat
001. (Demi Tin dan Zaitun) keduanya adalah nama buah, atau dapat juga
keduanya diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah tersebut.
002. (Dan demi bukit Sinai) nama sebuah bukit tempat sewaktu Allah swt.
berfirman kepada Nabi Musa. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi atau yang
baik karena memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah.
003. (Dan demi kota ini yang aman) yaitu kota Mekah, dinamakan kota aman
karena orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, baik pada zaman
jahiliah maupun di zaman Islam.
004. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia
(dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya
amatlah baik.
005. (Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka (ke
tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi masa
tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah dan pikun.
Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda dengan sewaktu masih
muda; sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat imbalan
yang sama sebagaimana sewaktu ia beramal di kala masih muda, hal ini
diungkapkan dalam firman selanjutnya, yaitu:
006. (Kecuali) melainkan (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya) atau pahala yang tak
pernah terputus. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan, bahwa apabila orang
mukmin mencapai usia tua hingga ia tidak mampu lagi untuk mengerjakan amal
kebaikan, maka dituliskan baginya pahala amal kebaikan yang biasa ia kerjakan
di masa mudanya dahulu.
007. (Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan) hai orang kafir
(sesudah itu) yakni sesudah hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu mengenai
penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian dijadikan-Nya tua
dan pikun, yang hal ini menunjukkan kepada kekuasaan-Nya untuk membangkitkan
makhluk hidup kembali (hari pembalasan) yang terlebih dahulu diawali dengan
hari kebangkitan lalu perhitungan amal perbuatan. Maksudnya apakah gerangan
yang mendorongmu mendustakan hal tersebut? Tentu saja tidak ada yang
mendorongnya untuk mendustakan hal tersebut selain dirinya sendiri.
008. (Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) artinya Dia adalah hakim
yang paling adil di antara hakim-hakim yang adil lainnya, dan keputusan-Nya
berdasarkan sifat tersebut. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang
siapa membaca surah At-Tiin hingga akhir surah, maka hendaknya sesudah itu ia
menjawab, 'Balaa Wa Anaa 'Alaa Dzaalika Minasy Syaahidiina/tentu saja kami
termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal tersebut.'"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar