Surat Ke-41 :
54 Ayat
001. (Haa Miim) hanya Allah saja yang mengetahui arti dan
maksudnya.
002. (Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang) kalimat ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada.
003. (Kitab) lafal ayat ini menjadi Khabar Mubtada (yang
dijelaskan ayat-ayatnya) maksudnya, dijelaskan di dalamnya hukum-hukum,
kisah-kisah dan nasihat-nasihat (yakni bacaan dalam bahasa Arab) lafal
Qur-aanan berikut sifatnya menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari lafal
Kitaabun (untuk kaum) berta'alluq kepada lafal Fushshilat (yang mengetahui)
artinya, bagi mereka yang mengerti, yaitu orang-orang Arab.
004. (Yang membawa berita gembira) menjadi sifat dari
lafal Qur-aanan (dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka
berpaling darinya maka mereka tidak mau mendengarkan) dengan pendengaran yang
terdorong oleh perasaan mau menerima apa yang didengarnya.
005. (Mereka berkata) kepada Nabi saw., ("Hati kami
berada dalam tutupan) tertutup dari (apa yang kamu seru
kami kepadanya dan di
telinga kami ada sumbatan) yakni penutup (dan di antara kami dan kamu ada
dinding) pemisah dalam masalah agama (maka bekerjalah kamu) sesuai dengan
tuntunan agamamu (sesungguhnya kami bekerja pula") sesuai dengan tuntunan
agama kami.
006. (Katakanlah, "Bahwasanya aku hanyalah seorang
manusia seperti kalian, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kalian adalah
Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya)
yakni dengan beriman dan taat kepada-Nya (dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan
kecelakaan yang besarlah) lafal Al-Wail ini merupakan kalimat azab (bagi
orang-orang yang musyrik.)
007. (Yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan
mereka kepada kehidupan akhirat benar-benar mereka) Hum yang kedua ini
mengandung makna mengukuhkan lafal Hum yang pertama (kafir.)
008. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh mereka mendapat pahala yang tiada
putus-putusnya") tanpa henti-hentinya.
009. (Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kalian)
kedua huruf Hamzah pada lafal A-innakum dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula
dibaca Tas-hil (kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari) yaitu hari
Ahad dan hari Senin (dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya")
tandingan-tandingan bagi-Nya. (Yang bersifat demikian itulah Rabb) yakni
pemilik (semesta alam) lafal Al-Aalamiina adalah bentuk jamak dari lafal
Aalamun, maksudnya adalah segala sesuatu yang selain Allah. Kemudian dijamakkan
mengingat jenisnya yang bermacam-macam, dan jamak di sini memakai Ya dan Nun
karena memprioritaskan makhluk yang berakal.
010. (Dan Dia menjadikan) merupakan jumlah Istinaf, dan tidak boleh
di'athafkan kepada Shilah Al-Ladzii karena ada pemisah yang bersifat Ajnabii
yaitu ayat, Wataj'aluuna Lahuu Andaadan dan seterusnya (di bumi itu
gunung-gunung) yang kokoh dan kuat (di atasnya dan Dia memberkahinya) dengan
air yang banyak, dan tanam-tanaman serta pohon-pohon yang banyak pula (dan Dia menentukan) artinya, membagi-bagikan
(padanya kadar makanan-makanannya) untuk manusia dan fauna (dalam) masa
penjadian yang sempurna yaitu (empat hari) hal ini dijadikan-Nya pada hari
Selasa dan Rabu (yang genap) dinashabkan karena menjadi Mashdar, maksudnya
penciptaan itu selama empat hari genap; tidak bertambah dan tidak pula
berkurang dari itu (bagi orang-orang yang bertanya) maksudnya, sebagai jawaban
bagi orang-orang yang menanyakan tentang penciptaan bumi dan segala isinya.
011. (Kemudian Dia menuju) bermaksud kepada (penciptaan langit dan langit
itu masih merupakan asap) masih berbentuk asap yang membumbung tinggi (lalu Dia
berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya) menurut
perintah-Ku (dengan suka hati atau terpaksa") kedua lafal ini berkedudukan
sama dengan Hal, yakni baik dalam keadaan senang hati atau terpaksa (keduanya
menjawab, "Kami datang) beserta makhluk yang ada pada kami (dengan suka
hati") di dalam ungkapan ini diprioritaskan Dhamir Mudzakkar lagi Aqil;
atau khithab kepada keduanya disamakan dengan jamak.
012. (Maka Dia menjadikannya) dhamir yang ada pada lafal ayat ini kembali
kepada lafal As-Samaa atau langit, karena memandang dari segi maknanya (tujuh
langit dalam dua hari) yakni hari Kamis dan hari Jumat, Dia telah selesai dari
menciptakan langit pada saat-saat terakhir dari hari tersebut. Dan pada hari
itu juga diciptakan Nabi Adam, oleh karena itu maka di sini tidak dikatakan
Fasawwaahunna tetapi Faqadhaahunna. Dan sesuai dengan makna ayat ini yaitu
ayat-ayat tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam hari (dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya) yang telah Dia perintahkan kepada
penduduk yang ada di dalamnya, yaitu taat dan beribadah kepada-Nya. (Dan Kami
hiasi langit yang dekat dengan pelita-pelita) yakni bintang-bintang yang
cemerlang (dan Kami memeliharanya) dinashabkan oleh Fi'ilnya yang keberadaannya
diperkirakan, Kami menjaganya dengan meteor-meteor dari setan yang mau
mencuri-curi pembicaraan para malaikat. (Demikianlah ketentuan Yang Maha
Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) makhluk-Nya.
013. (Jika mereka berpaling) yaitu orang-orang kafir Mekah dari iman
sesudah adanya penjelasan ini (maka katakanlah, "Aku memperingatkan
kalian) aku mempertakuti kalian (dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum
Ad dan kaum Tsamud) yakni dengan azab yang akan membinasakan kalian sama dengan
azab yang membinasakan mereka.
014. (Ketika rasul-rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang
mereka) rasul-rasul itu datang kepada mereka dari arah depan dan dari arah
belakang, akan tetapi mereka tetap ingkar dan kafir, sebagaimana yang akan
dijelaskan nanti. Dan pengertian pembinasaan ini hanya berlaku pada zamannya
saja ("Janganlah kalian menyembah selain Allah. Mereka menjawab, 'Kalau
Rabb kami menghendaki tentu Dia menurunkan) kepada kami (malaikat-malaikat-Nya,
maka sesungguhnya kami kepada wahyu yang kalian diutus membawanya) sesuai dengan
sangkaan kalian itu (adalah orang-orang yang kafir.'")
015. (Adapun kaum Ad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa
alasan yang benar dan berkata) ketika mereka diperingatkan dengan azab,
("Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?") maksudnya, tiada
seorang pun yang lebih kuat dari kami. Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa
seseorang dari mereka mampu mengangkat batu yang sangat besar dari sebuah
gunung, kemudian ia mengolahnya sesuai dengan apa yang dia kehendaki. (Dan
apakah mereka tidak memperhatikan) apakah mereka tidak mengetahui (bahwa Allah
Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka? Dan
bahwasanya mereka terhadap tanda-tanda Kami) yakni mukjizat-mukjizat Kami
(adalah orang-orang yang ingkar.)
016. (Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka) yakni
angin dingin yang sangat keras suaranya, tetapi tanpa hujan (dalam beberapa
hari yang sial) dapat dibaca Nahisaatin atau Nahsaatin, artinya hari-hari yang
penuh dengan kesialan bagi mereka (karena Kami hendak merasakan kepada mereka
itu siksaan yang menghinakan) azab yang menghinakan (dalam kehidupan dunia. Dan
sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan) lebih keras penghinaannya
(sedangkan mereka tidak diberi pertolongan) yang dapat mencegah azab dari diri
mereka.
017. (Adapun Kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri
petunjuk) yaitu Kami telah menjelaskan kepada mereka jalan petunjuk (tetapi
mereka lebih menyukai buta) artinya, lebih memilih kafir (daripada petunjuk
itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan) mereka dihinakan oleh
azab berupa petir (disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.)
018. (Dan Kami selamatkan) dari azab itu (orang-orang
yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa.)
019. (Dan) ingatlah (hari ketika digiring) dapat dibaca
Yuhsyaru atau Nahsyuru (musuh-musuh Allah ke dalam neraka lalu mereka
dikumpulkan semuanya) yakni digiring semuanya ke dalam neraka.
020. (Sehingga apabila) huruf Maa di sini adalah Zaidah
atau tambahan (mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit
mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.)
021. (Dan mereka berkata kepada kulit mereka,
"Mengapa kalian menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab,
"Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami
pandai berkata) yakni segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dapat berbicara (dan
Dialah Yang menciptakan kalian pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah
kalian dikembalikan") menurut suatu pendapat, dikatakan bahwa perkataan
ini adalah perkataan kulit. Menurut pendapat yang lain, perkataan ini adalah
firman Allah swt. sebagaimana hal yang telah diterangkan sebelumnya, dan hal
ini mirip sekali dengannya, yaitu: Bahwasanya Tuhan Yang mampu menciptakan
kalian pada kali yang pertama, lalu menghidupkan kalian kembali sesudah mati,
Dia mampu pula untuk menjadikan kulit kalian dan anggota tubuh kalian lainnya
untuk dapat berbicara.
022. (Dan kalian sekali-kali tidak dapat bersembunyi)
bila kalian berbuat hal-hal yang keji (dari persaksian pendengaran, penglihatan
dan kulit kalian terhadap kalian) karena sesungguhnya kalian tidak percaya
dengan adanya hari berbangkit (bahkan kalian mengira) sewaktu kalian
menyembunyikan diri (bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang
kalian kerjakan.)
023. (Dan yang demikian itu) menjadi Mubtada (adalah
prasangka kalian) menjadi Badal dari lafal Dzaalika (yang kalian sangka
terhadap Rabb kalian) menjadi Na`at, sedangkan Khabar Mubtada ialah (akan
menghancurkan kalian) akan membinasakan diri kalian sendiri (maka jadilah
kalian termasuk orang-orang yang merugi.")
024. (Jika mereka bersabar) menderita azab (maka
nerakalah tempat tinggal) tempat kediaman (bagi mereka, dan jika mereka
mengemukakan alasan-alasan) maksudnya, jika mereka meminta kerelaan (maka
tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya) yakni orang-orang
yang tidak mendapat kerelaan.
025. (Dan Kami tetapkan) Kami tentukan (bagi mereka
teman-teman) dari kalangan setan-setan (yang menjadikan mereka memandang bagus
apa yang ada di hadapan mereka) yaitu perkara duniawi dan memperturutkan nafsu
syahwat (dan di belakang mereka) yaitu perkara akhirat, melalui perkataan
mereka, bahwa tidak ada yang namanya hari berbangkit dan hari hisab itu (dan
tetaplah atas mereka keputusan azab) sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
ayat yang lain, yaitu firman-Nya, "Sesungguhnya Aku akan penuhi neraka
Jahanam..." (Q.S. As-Sajdah, 13) (pada) kalangan (umat-umat terdahulu)
yang telah dibinasakan (sebelum mereka dari jin dan manusia, sesungguhnya
mereka adalah orang- orang yang merugi.)
026. (Dan orang-orang yang kafir berkata) sewaktu Nabi
saw. membaca Alquran, ("Janganlah kalian mendengar bacaan Alquran ini dan
buatlah hiruk-pikuk terhadapnya) yakni buatlah suara gaduh dan hiruk-pikuk
untuk mengganggu bacaannya, dan mereka memang membuat hiruk-pikuk bilamana Nabi
membaca Alquran (supaya kalian dapat mengalahkan") bacaannya lalu ia
menjadi diam tidak membaca Alquran.
027. Allah swt. berfirman mengisahkan tentang mereka,
(Maka sesungguhnya Kami akan merasakan azab yang keras kepada orang-orang kafir
dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk pembalasan
bagi apa yang telah mereka kerjakan) yakni pembalasan yang paling buruk sebagai
imbalan dari perbuatan mereka itu.
028. (Demikianlah) azab yang keras itu dan pembalasan
yang paling buruk itu (balasan terhadap musuh-musuh Allah) dapat dibaca Jazaa-u
A'daaillaahi atau Jazaa-uwa`daaillaahi, yaitu dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil
(yaitu neraka) menjadi 'Athaf bayan dari lafal Jazaa-u dan berfungsi
menjelaskan maknanya (mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya)
tempat menetap yang tidak akan dipindahkan lagi daripadanya (sebagai
pembalasan) dinashabkan karena menjadi Mashdar dari Fi'ilnya yang diperkirakan
keberadaannya (dari sikap mereka terhadap ayat-ayat Kami) yakni Alquran (yang
mereka ingkari.)
029. (Dan orang-orang kafir berkata) sedang mereka di
dalam neraka, ("Ya Rabb kami! Perlihatkanlah kepada kami dua jenis makhluk
yang telah menyesatkan kami yaitu sebagian dari jin dan manusia) yakni iblis
dan Qabil yang keduanya adalah orang pertama yang mengerjakan kekafiran dan
pembunuhan (agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami) dalam
neraka (supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang paling bawah") di
neraka, artinya, azabnya lebih hebat daripada kami.
030. (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,
"Rabb kami adalah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka) dalam ajaran tauhid dan lain-lainnya yang diwajibkan atas mereka (maka
malaikat akan turun kepada mereka) sewaktu mereka mati ("Hendaknya kalian
jangan merasa takut) akan mati dan hal-hal yang sesudahnya (dan jangan pula
kalian merasa sedih) atas semua yang telah kalian tinggalkan, yaitu istri dan
anak-anak, maka Kamilah yang akan menggantikan kedudukan mereka di sisi kalian
(dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.)
031. (Kamilah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan
dunia) artinya, Kami memelihara kalian di dalamnya (dan di akhirat) maksudnya,
Kami akan selalu bersama kalian di akhirat hingga kalian masuk surga (di
dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh pula di
dalamnya apa yang kalian minta) berupa semua kenikmatan yang kalian minta.
032. (Sebagai hidangan) sebagai rezeki yang telah
dipersiapkan bagi kalian; lafal ayat ini dinashabkan oleh lafal Ja'ala yang
keberadaannya diperkirakan sebelumnya (dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang") yaitu dari Allah swt.
033. (Siapakah yang lebih baik perkataannya) maksudnya,
tiada seorang pun yang lebih baik perkataannya (daripada seorang yang menyeru
kepada Allah) yakni mentauhidkan-Nya (mengerjakan amal yang saleh dan berkata,
"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?")
034. (Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan) dalam
tingkatan rinciannya, karena sebagian daripada keduanya berada di atas sebagian
yang lain. (Tolaklah) kejahatan itu (dengan cara) yakni dengan perbuatan (yang
lebih baik) seperti marah, imbangilah dengan sabar, bodoh imbangilah dengan
santunan, dan perbuatan jahat imbangilah dengan lapang dada atau pemaaf (maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi
teman yang setia) maka jadilah yang dulunya musuhmu kini menjadi teman sejawat
dalam hal saling kasih mengasihi, jika kamu mempunyai sikap seperti tersebut.
Lafal Al Ladzii Mubtada, dan Ka-annahu adalah Khabarnya, lafal Idzaa menjadi
Zharaf bagi makna Tasybih.
035. (Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan)
tidak akan diberikan (melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan) yakni
pahala (yang besar.)
036. (Dan jika) lafal Immaa ini pada asalnya terdiri dari
In Syarthiyyah dan Maa Zaidah yang kemudian keduanya diidgamkan menjadi satu
sehingga jadilah Immaa (setan mengganggumu dengan suatu gangguan) yakni jika
setan mengalihkan perhatianmu dari pekerti yang baik kepada pekerti yang buruk
(maka mohonlah perlindungan kepada Allah) lafal ayat ini menjadi Jawab Syarat,
sedangkan Jawab Amar tidak disebutkan, yakni niscaya Dia akan menolak gangguan
setan itu dalam dirimu. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar) semua
percakapan (lagi Maha Mengetahui) semua perbuatan.
037. (Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah kalian bersujud kepada matahari
dan jangan pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang
menciptakannya) yang telah menciptakan keempat tanda-tanda tersebut (jika
kalian hanya kepada-Nya saja menyembah.)
038. (Jika mereka menyombongkan diri) tidak mau bersujud
atau menyembah kepada Allah semata (maka mereka yang di sisi Rabbmu) yakni
malaikat-malaikat (bertasbih) artinya, salat (kepada-Nya di malam dan siang
hari, sedangkan mereka tidak jemu-jemu) tidak pernah merasa jemu bertasbih.
039. (Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya bahwa
kamu melihat bumi itu kering tandus) yaitu tidak ada tumbuh-tumbuhan padanya
(maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak) berubah (dan
subur) yakni menjadi subur dan rimbun penuh dengan tetumbuhan. (Sesungguhnya
Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu.)
040. (Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari) diambil
dari kata Alhada dan Lahada artinya ingkar (kepada ayat-ayat Kami) yakni
Alquran dengan cara mendustakannya (mereka tidak tersembunyi dari Kami) maka
pasti Kami akan membalas mereka. (Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke
dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa
pada hari kiamat? Perbuatlah apa yang kalian kehendaki; sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui apa yang kalian kerjakan) ayat ini merupakan ancaman bagi mereka.
041. (Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari peringatan)
Alquran (ketika ia datang kepada mereka) niscaya Kami akan membalas mereka (dan
sesungguhnya Alquran itu adalah kitab yang mulia) artinya, perkasa.
042. (Yang tidak datang kepadanya Alquran kebatilan baik
dari depan maupun dari belakangnya) yakni tidak ada suatu kitab pun sebelumnya
yang mendustakannya, dan tidak pula sesudahnya (yang diturunkan dari Tuhan Yang
Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji) Allah Yang Maha Terpuji di dalam semua
urusan-Nya.
043. (Tidaklah ada yang dikatakan kepadamu itu) yakni
kedustaan (kecuali) sebagaimana (apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada
rasul-rasul sebelum kamu. Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mempunyai ampunan)
buat orang-orang yang beriman (dan hukuman yang pedih) bagi orang-orang kafir.
044. (Dan jika Kami jadikan ia) yakni Alquran itu (suatu
bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab tentu mereka mengatakan, "Mengapa
tidak) kenapa tidak (dijelaskan) diterangkan (ayat-ayatnya?) sehingga kami
dapat memahaminya. (Apakah) patut Alquran (dalam bahasa asing sedangkan) nabi
(adalah orang Arab) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna ingkar,
yakni menunjukkan keingkaran mereka. Dan lafal A'jamiyyun ini dapat dibaca
Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil. (Katakanlah, "Alquran ini bagi
orang-orang yang beriman adalah petunjuk) dari kesesatan (dan penawar) dari
kebodohan. (Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada
sumbatan) penutup, sehingga mereka tidak dapat mendengar (sedangkan Alquran itu
suatu kegelapan bagi mereka) karena itu mereka tidak dapat memahaminya. (Mereka
itu adalah seperti orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh")
karenanya mereka tidak dapat mendengar dan tidak dapat memahami panggilan yang
ditujukan kepadanya.
045. (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa
Kitab) yakni Taurat (lalu diperselisihkan tentang Taurat itu) ada yang
mempercayainya dan ada pula yang mendustakannya, sama dengan apa yang dialami
oleh Alquran. (Kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabbmu) yang
telah memutuskan untuk menangguhkan hisab dan pembalasan bagi semua makhluk
sampai hari kiamat nanti (tentulah telah diputuskan di antara mereka) di dunia
ini tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (Dan sesungguhnya mereka) yaitu
orang-orang yang mendustakan terhadap Alquran (benar-benar dalam keragu-raguan
yang membingungkan terhadap Alquran) mereka benar-benar ragu terhadapnya.
046. (Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka
pahalanya untuk dirinya sendiri) ia beramal untuk dirinya sendiri (dan barang
siapa yang berbuat jahat maka dosanya atas dirinya sendiri) bahaya dari
perbuatan jahatnya itu kembali kepada dirinya sendiri (dan sekali-kali tidaklah
Rabbmu menganiaya hamba-hamba-Nya) Dia bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya
sebagaimana yang telah diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya,
"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seorang pun walaupun sebesar
dzarrah." (Q.S. An-Nisa, 40)
047. (Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari
kiamat) bila akan terjadi, tiada seorang pun yang mengetahuinya selain Dia.
(Dan tidak ada buah-buahan keluar) menurut suatu qiraat dibaca Tsamaraatin
dalam bentuk jamak (dari kelopaknya) dari kelopak-kelopaknya melainkan dengan
sepengetahuan-Nya; lafal Akmaam adalah bentuk jamak dari lafal Kimmun (dan
tidak seorang perempuan pun mengandung dan tidak pula melahirkan, melainkan
dengan sepengetahuan-Nya. Pada hari Tuhan memanggil mereka, "Di manakah
sekutu-sekutu-Ku itu?" Mereka menjawab, "Kami nyatakan kepada Engkau)
artinya, sekarang Kami beritahukan kepada Engkau (bahwa tidak ada seorang pun
di antara kami yang memberikan kesaksian bahwa Engkau punya sekutu."
048. (Dan lenyaplah) hilanglah (dari mereka apa yang
selalu mereka seru) yang selalu mereka sembah (dahulu) di dunia yaitu
berhala-berhala (dan mereka yakin) merasa yakin (bahwa tidak ada bagi mereka
sesuatu jalan keluar pun) jalan selamat dari azab. Huruf Nafi pada dua tempat
tidak beramal, dan jumlah yang dinafikan menduduki tempatnya Maf'ul.
049. (Manusia tidak jemu memohon kebaikan) artinya, masih
tetap terus meminta kepada Rabbnya akan harta, kesehatan dan lain-lainnya (dan
jika ia ditimpa malapetaka) berupa kemiskinan dan kesengsaraan (dia menjadi
putus asa lagi putus harapan) dari rahmat Allah. Ayat ini merupakan gambaran
bagi keadaan orang-orang kafir, demikian pula gambaran dalam ayat selanjutnya.
050. (Dan sungguh jika) huruf Lamnya menunjukkan makna
Qasam (Kami rasakan kepadanya) Kami berikan kepadanya (rahmat) kecukupan dan
kesehatan (dari Kami sesudah kesusahan) yakni kesengsaraan dan malapetaka (yang
telah menimpanya, pastilah dia berkata, "Ini adalah hakku) artinya, berkat
karyaku sendiri (dan aku tidak yakin bahwa hari Kiamat itu akan datang. Dan
sungguh jika) huruf Lamnya menunjukkan makna Qasam (aku dikembalikan kepada
Rabbku maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan di sisi-Nya") yakni
surga. (Maka Kami benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa
yang telah mereka kerjakan dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras)
siksaan yang keras. Huruf Lam yang terdapat pada dua Fi'il bermakna Qasam.
051. (Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia)
yang dimaksud adalah jenis manusia (ia berpaling) tidak mau bersyukur (dan
menjauhkan diri) yakni memutarkan badannya seraya menyombongkan diri; menurut
suatu qiraat lafal Na-aa dibaca dengan didahulukan huruf Hamzahnya (tetapi
apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa) banyak permintaannya.
052. (Katakanlah, "Bagaimana pendapat kalian jika
ia) yakni Alquran itu (datang dari sisi Allah) sebagaimana yang telah dikatakan
oleh Nabi saw. (kemudian kalian mengingkarinya. Siapakah) yakni tiada seorang
pun (yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan)
yakni perselisihan (yang jauh?") dari kebenaran. Lafal Ba'iidun ini
menduduki tempatnya lafal Minkum sebagai penjelasan tentang keadaan mereka.
053. (Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
kekuasaan Kami di segenap penjuru) di segenap penjuru langit dan bumi, yaitu
berupa api, tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan (dan pada diri mereka sendiri)
yaitu berupa rapihnya ciptaan Allah dan indahnya hikmah yang terkandung di
dalam penciptaan itu (sehingga jelaslah bagi mereka bahwa ia) yakni Alquran itu
(adalah benar) diturunkan dari sisi Allah yang di dalamnya dijelaskan masalah
hari berbangkit, hisab dan siksaan; maka mereka akan disiksa karena kekafiran
mereka terhadap Alquran dan terhadap orang yang Alquran diturunkan kepadanya,
yaitu Nabi saw. (Dan apakah Rabbmu tidak cukup bagi kamu) lafal Birabbika
adalah Fa'il dari lafal Yakfi (bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu?) lafal ayat ini menjadi Mubdal Minhu yakni, apakah tidak cukup sebagai
bukti tentang kebenaranmu bagi mereka, yaitu bahwasanya Rabbmu tiada sesuatu
pun yang samar bagi-Nya.
054. (Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam
keraguan) yakni keragu-raguan (tentang pertemuan dengan Rabb mereka) karena
mereka ingkar kepada adanya hari berbangkit. (Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia)
yakni Allah swt. (Maha Meliputi segala sesuatu) yaitu ilmu dan kekuasaan-Nya
meliputi segala sesuatu, maka dari itu Dia akan membalas mereka disebabkan
kekafiran mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar