Surat Ke-47 :
38 Ayat
001. (Orang-orang yang kafir) dari kalangan penduduk
Mekah (dan menghalang-halangi) orang-orang lainnya (dari jalan Allah) dari
jalan keimanan (Allah melebur) menghapus (amal-amal mereka) seperti memberi
makan dan menghubungkan silaturahim; mereka tidak akan melihat pahala amalnya
di akhirat nanti dan mereka hanya mendapat balasan di dunia saja dari
kemurahan-Nya.
002. (Dan orang-orang yang beriman) yaitu para sahabat
Anshar dan lainnya (dan mengerjakan amal-amal yang saleh serta beriman pula
kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad) yakni Alquran (dan itulah yang hak
dari Rabb mereka, Allah menghapuskan daripada mereka) artinya, Dia mengampuni
(kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka) karena itu mereka
tidak lagi mendurhakai-Nya.
003. (Yang demikian) maksudnya penghapusan amal dan
pengampunan kesalahan-kesalahan itu (adalah karena) disebabkan (orang-orang
kafir mengikuti yang batil) yakni ajakan setan (dan sesungguhnya orang-orang
yang beriman mengikuti yang hak) yakni Alquran (dari Rabb mereka. Demikianlah)
sebagaimana penjelasan tersebut (Allah membuat untuk manusia
perbandingan-perbandingan bagi mereka) untuk menjelaskan keadaan mereka, yaitu
orang kafir amalnya akan dihapus, sedangkan orang mukmin kesalahan-kesalahannya
akan diampuni.
004. (Apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir di
medan perang maka pancunglah batang leher mereka) lafal Dharbur Riqaab adalah
bentuk Mashdar yang menggantikan kedudukan Fi'ilnya, karena asalnya adalah,
Fadhribuu Riqaabahum artinya, maka pancunglah batang leher mereka. Maksudnya,
bunuhlah mereka. Di sini diungkapkan dengan kalimat Dharbur Riqaab yang artinya
memancung leher, karena pukulan yang mematikan itu kebanyakan dilakukan dengan
cara memukul atau memancung batang leher. (Sehingga apabila kalian telah
mengalahkan mereka) artinya kalian telah banyak membunuh mereka (maka
kencangkanlah) tangkaplah dan tawanlah mereka lalu ikatlah mereka (ikatan
mereka) dengan tali pengikat tawanan perang (dan sesudah itu kalian boleh
membebaskan mereka) lafal Mannan adalah bentuk Mashdar yang menggantikan
kedudukan Fi'ilnya; maksudnya, kalian memberikan anugerah kepada mereka, yaitu
dengan cara melepaskan mereka tanpa imbalan apa-apa (atau menerima tebusan)
artinya, kalian meminta tebusan berupa harta atau tukaran dengan kaum muslimin
yang ditawan oleh mereka (sampai perang meletakkan) maksudnya, orang-orang yang
terlibat di dalam peperangan itu meletakkan (senjatanya) artinya, menghentikan
adu senjata dan adu lain-lainnya, misalnya orang-orang kafir menyerah kalah
atau mereka menandatangani perjanjian gencatan senjata; hal inilah akhir dari
suatu peperangan dan saling tawan-menawan. (Demikianlah) menjadi Khabar dari
Mubtada yang diperkirakan keberadaannya, yaitu perkara tentang menghadapi
orang-orang kafir adalah sebagaimana yang telah disebutkan tadi (apabila Allah
menghendaki niscaya Allah dapat menang atas mereka) tanpa melalui peperangan
lagi (tetapi) Dia memerintahkan kalian supaya berperang (untuk menguji sebagian
kalian dengan sebagian yang lain) di antara mereka dalam peperangan itu,
sebagian orang yang gugur di antara kalian ada yang dimasukkan ke dalam surga,
dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam neraka. (Dan orang-orang yang gugur)
menurut suatu qiraat dibaca Qaataluu dan seterusnya, ayat ini diturunkan pada
waktu perang Uhud, karena banyak di antara pasukan kaum muslimin yang gugur dan
mengalami luka-luka (di jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan)
maksudnya, tidak akan menghapuskan (amal mereka.)
005. (Allah akan memberi petunjuk kepada mereka) di dunia
dan di akhirat kepada yang bermanfaat buat diri mereka (dan memperbaiki keadaan
mereka) di dunia dan di akhirat. Perbaikan di dunia adalah bagi mereka yang
tidak gugur, yang termasuk ke dalam pengertian ungkapan Qutiluu dengan cara
Taghlib, artinya lebih memprioritaskan mereka yang gugur di jalan Allah swt.
006. (Dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah
diperkenalkan) telah dijelaskan (kepada mereka) sehingga mereka mengetahui
tempat-tempat tinggal mereka dalam surga itu dan mereka telah mengenal
istri-istri mereka dan telah mengenal pelayan-pelayan yang akan melayani mereka
tanpa membutuhkan petunjuk lagi.
007. (Hai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong
Allah) yakni agama-Nya dan Rasul-Nya (niscaya Dia
menolong kalian) atas
musuh-musuh kalian (dan meneguhkan telapak kaki kalian) di dalam medan perang.
008. (Dan orang-orang yang kafir) dari kalangan penduduk
Mekah; lafal ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya,
niscaya mereka celaka. Pengertian ini disimpulkan dari firman selanjutnya yaitu
(maka kecelakaanlah bagi mereka) yakni kebinasaan dan kekecewaanlah yang akan
mereka terima dari Allah (dan Allah menyesatkan amal perbuatan mereka) lafal
ayat ini diathafkan pada Ta'isuu yang keberadaannya diperkirakan.
009. (Yang demikian itu) kecelakaan dan penyesatan itu
(adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah)
yakni Alquran yang diturunkan-Nya, di dalamnya terkandung masalah-masalah
taklif atau kewajiban-kewajiban (lalu Allah menghapuskan pahala amal-amal
mereka.)
010. (Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di
bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang
sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka) atas diri
mereka, dan anak-anak serta harta benda mereka (dan orang-orang kafir akan
menerima hal yang seperti itu) yaitu mereka akan menerima akibat-akibat yang
sama dengan apa yang telah diterima oleh orang-orang kafir sebelum mereka.
011. (Yang demikian itu) dimenangkannya orang-orang
mukmin dan dikalahkannya orang-orang kafir (karena sesungguhnya Allah adalah
pelindung) pelindung dan penolong (orang-orang yang beriman dan karena
sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai pelindung.)
012. (Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang) di dunia (dan
mereka makan seperti makannya binatang-binatang) tiada lagi yang menjadi
kepentingan mereka selain dari perut dan nafsu syahwatnya dan mereka sama
sekali tidak menoleh sedikit pun kepada masalah akhirat. (Dan neraka adalah
tempat tinggal mereka) atau, tempat menetap dan tempat kembali mereka untuk
selama-lamanya.
013. (Dan berapa banyaknya) sudah berapa banyak
(negeri-negeri) yakni penduduknya (yang lebih kuat dari penduduk negerimu)
lebih kuat daripada penduduk negeri Mekah (yang telah mengusirmu itu) Dhamir di
sini lebih memperhatikan lafal Qaryah (Kami telah membinasakan mereka) di sini
lebih diperhatikan makna yang terkandung pada lafal Qaryah yang pertama (maka
tidak ada seorang penolong pun bagi mereka) dari kebinasaan yang Kami lakukan.
014. (Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan)
yakni hujah dan argumentasi (yang datang dari Rabbnya) mereka adalah
orang-orang mukmin (sama dengan orang yang dihiasi oleh keburukan amal
perbuatannya) karena itu lalu ia memandangnya sebagai perbuatan yang baik,
mereka adalah orang-orang kafir Mekah (dan mengikuti hawa nafsunya?) dalam
menyembah berhala-berhala, maksudnya tentu saja tidak ada persamaan di antara
keduanya.
015. (Perumpamaan) gambaran tentang (surga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa) dan yang menjadi milik bersama
bagi orang-orang yang memasukinya. Lafal ayat ini menjadi Mubtada, sedangkan
Khabarnya ialah (yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah
rasa dan baunya) dapat dibaca Aasinin atau Asinin, jika dibaca Aasinin wazannya
sama dengan lafal Dhaaribin, jika dibaca Asinin Wazannya sama dengan lafal
Hadzirun. Artinya, airnya tidak berubah atau tidak berbeda dengan air dunia
yang dapat berubah karena ada sesuatu yang mencampurinya (sungai-sungai dari
air susu yang tiada berubah rasanya) berbeda dengan air susu di dunia, karena
air susu di dunia keluar dari susu (sungai-sungai dari khamar yang lezat
rasanya) sangat lezat rasanya (bagi peminumnya) berbeda halnya dengan khamar di
dunia, khamar dunia rasanya tidak enak bila diminum (dan sungai-sungai dari
madu yang disaring) berbeda dengan madu di dunia, karena madu di dunia keluar
dari perut tawon kemudian bercampur dengan lilin dan lain sebagainya (dan
mereka memperoleh di dalamnya) berbagai macam jenis (dari aneka ragam
buah-buahan, dan ampunan dari Rabb mereka) Rabb mereka rela terhadap mereka di
samping kebaikan-Nya yang terus melimpah bagi mereka tanpa henti-hentinya,
yaitu berupa kenikmatan-kenikmatan yang telah disebutkan tadi. Berbeda halnya
dengan perihal seorang tuan atau pemilik hamba sahaya di dunia, karena
sesungguhnya sekalipun majikan dari hamba sahaya itu berbuat baik kepadanya hal
itu dibarengi dengan amarahnya, yakni terkadang sang majikan memarahinya (sama
dengan orang yang kekal dalam neraka) lafal ayat ini menjadi Khabar dari
Mubtada yang diperkirakan keberadaannya yakni, apakah orang yang berada dalam
kenikmatan tersebut sama dengan orang yang kekal di dalam neraka (dan diberi
minuman dengan air yang mendidih) yakni air yang sangat panas (sehingga
memotong-motong ususnya?) artinya, minuman itu menghancurkan dan mencabik-cabik
isi perutnya. Lafal Am'aa adalah bentuk jamak dari lafal Mi'a, sedangkan huruf
Alifnya adalah ganti dari huruf Ya, karena sebagian dari mereka ada yang
mengatakan Mi'yaani.
016. (Dan di antara mereka) orang-orang kafir itu (ada
orang yang mendengarkan perkataanmu) sewaktu kamu berkhutbah Jumat, mereka
adalah orang-orang munafik (sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka
berkata kepada orang-orang yang telah diberi ilmu pengetahuan) dari kalangan
sahabat Nabi saw. antara lain adalah Ibnu Masud dan Ibnu Abbas r.a.; mereka
mengatakan kepadanya dengan nada sinis dan mengejek, ("Apakah yang
dikatakannya tadi?") dapat dibaca Aanifan atau Anifan, maksudnya kami
kurang jelas. (Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh
Allah) dengan kekafiran (dan mengikuti hawa nafsu mereka) dalam kemunafikan.
017. (Dan orang-orang yang mendapat petunjuk) mereka
adalah orang-orang mukmin (Dia menambah kepada mereka) yakni Allah swt.
(petunjuk dan memberikan kepada mereka -balasan- ketakwaannya) maksudnya, Allah
memberikan ilham kepada mereka untuk mengamalkan hal-hal yang dapat memelihara
diri mereka dari neraka.
018. (Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu) maksudnya
tiadalah yang ditunggu-tunggu, oleh orang-orang kafir Mekah (melainkan hari
kiamat yaitu kedatangannya kepada mereka) lafal An Ta'tiyahum menjadi Badal
Isytimal dari lafal As-Saa'ah; yakni, perkaranya tiada lain hanyalah menunggu
kedatangan kiamat kepada mereka (dengan tiba-tiba) atau secara
sekonyong-konyong (karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya)
alamat-alamatnya, antara lain diutusnya Nabi saw., terbelahnya bulan dan
munculnya Ad-Dukhaan. (Maka apabila ia datang kepada mereka apakah faedahnya)
yang dimaksud adalah kedatangan hari kiamat (kesadaran mereka) keinsafan
mereka, tidak ada manfaatnya lagi buat mereka.
019. (Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
melainkan Allah) maksudnya, tetaplah engkau hai Muhammad pada prinsipmu yang
demikian itu, karena itu bermanfaat kelak di hari kiamat (dan mohonlah ampunan
bagi dosamu) yakni demi dosamu. Menurut suatu pendapat disebutkan, bahwa
dikatakan demikian kepada Nabi Muhammad saw. dimaksud sebagai pelajaran buat
umatnya, supaya mereka meniru jejaknya. Sedangkan bagi nabi dima'shum atau
terpelihara dari perbuatan dosa. Memang Nabi saw. telah mengerjakan hal ini
sebagaimana yang diungkapkan di dalam salah satu sabdanya yang mengatakan,
"Sesungguhnya aku selalu memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali
untuk setiap harinya." (dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan) di dalam ungkapan ayat ini terkandung penghormatan buat mereka,
karena Allah swt. memerintahkan kepada nabi supaya memintakan ampun buat
mereka. (Dan Allah mengetahui tempat kalian berusaha) tempat kalian bergerak di
siang hari dalam rangka mencari upaya penghidupan (dan tempat tinggal kalian)
maksudnya, tempat kalian beristirahat di tempat tidur kalian pada malam hari.
Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah swt. mengetahui semua hal ikhwal kalian,
tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya, maka berhati-hatilah kalian kepada-Nya.
Khitab dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang mukmin dan lain-lainnya.
020. (Dan orang-orang yang beriman berkata) dalam rangka
meminta berjihad, ("Mengapa tidak) atau kenapa tidak (diturunkan suatu
surah?") yang di dalamnya disebutkan masalah jihad. (Maka apabila
diturunkan suatu surah yang muhkam) tiada suatu ayat pun darinya yang dimansukh
(dan disebutkan di dalamnya perintah perang) anjuran untuk berperang bagi
kalian (kalian lihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit) berupa
keragu-raguan dalam memeluk agamamu, mereka adalah orang-orang munafik (melihat
kepadamu dengan pandangan seperti orang yang pingsan) tidak sadarkan diri
(karena takut mati) khawatir akan mati dan benci kepadanya; maksudnya mereka
takut menghadapi peperangan dan sangat benci kepadanya. (Maka hal yang lebih
utama bagi mereka) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada, sedangkan
Khabarnya ialah:
021. (Adalah taat dan mengucapkan perkataan yang baik)
artinya bersikap baik terhadapmu. (Apabila telah tetap perintah) maksudnya,
perang telah difardukan. (Maka jika mereka menepati kepada Allah) dalam beriman
dan taat kepada-Nya (niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka) Jumlah
yang jatuh sesudah Lau merupakan Jawab dari lafal Idzaa.
022. (Maka apakah sekiranya) dapat dibaca `Asaitum atau `Asiitum,
di dalam ungkapan ini terkandung ungkapan Iltifat dari Ghaibah kepada
Mukhathab; maksudnya barangkali kalian (jika kalian berpaling) memalingkan diri
dari iman (kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan) maksudnya, kalian akan kembali kepada akhlak jahiliyah, yaitu
gemar mengadakan kerusakan dan peperangan.
023. (Mereka itulah) yakni orang-orang yang merusak itu
(orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka) dari
mendengarkan perkara yang hak (dan dibutakan-Nya mata mereka) dari jalan
petunjuk.
024. (Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran)
yang dapat membimbing mereka untuk mengetahui perkara yang hak (ataukah)
sebenarnya (pada hati) mereka (terdapat kuncinya) karena itu mereka tidak dapat
memahami kebenaran.
025. (Sesungguhnya orang-orang yang kembali) karena nifaq
(ke belakang sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan
mereka memandang baik) artinya, setan telah menghiasi mereka (dan memanjangkan
angan-angan mereka) dapat dibaca Umlii atau Amlaa; yang memanjangkan
angan-angan mereka adalah setan berdasarkan kehendak dari Allah swt. karena
pada kenyataannya Dialah yang menyesatkan mereka.
026. (Yang demikian itu) yakni kesesatan mereka itu
(karena sesungguhnya mereka itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada
apa yang diturunkan Allah) yakni berkata kepada orang-orang musyrik,
("Kami akan mematuhi kalian dalam beberapa urusan") yaitu bersedia
untuk membantu dalam memusuhi Nabi saw. dan menghasut kaum muslimin supaya
mereka tidak mau berjihad bersamanya. Orang-orang munafik itu mengatakan
demikian secara rahasia, akan tetapi kemudian Allah swt. menampakkannya
(sedangkan Allah mengetahui rahasia mereka) kalau dibaca Asraarahum berarti
bentuk jamak dari lafal Sirrun yang artinya rahasia, kalau dibaca Israarahum
berarti Mashdar.
027. (Bagaimanakah) keadaan mereka (apabila malaikat
mencabut nyawa mereka seraya memukul) lafal Yadhribuuna merupakan Hal atau kata
keterangan keadaan dari malaikat (muka dan punggung mereka) dengan
pemukul-pemukul dari besi.
028. (Yang demikian itu) yakni, kematian mereka seperti
yang telah disebutkan tadi (karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang
menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridaan-Nya) artinya,
mereka tidak mau mengamalkan hal-hal yang membuat keridaan-Nya (sebab itu Allah
menghapus pahala amal-amal mereka.)
029. (Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam
kalbunya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka) kepada
Nabi saw. dan orang-orang mukmin?
030. (Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan
mereka kepadamu) atau Kami kenalkan mereka kepadamu, kemudian huruf Lam Taukid
diulangi pada firman berikutnya (sehingga kamu benar-benar dapat mengenal
mereka dengan tanda-tanda) berikut ciri-ciri khas mereka. (Dan sungguh kamu
benar-benar akan mengenal mereka) huruf Wawu menunjukkan makna bagi Qasam atau
sumpah yang tidak disebutkan, sedangkan lafal sesudahnya merupakan Jawabnya
(dari kiasan-kiasan perkataan mereka) atau makna perkataan mereka, bilamana
mereka berkata di hadapanmu mereka pasti menyindir dengan kata-kata yang
mengandung hinaan terhadap perkara kaum muslimin (dan Allah mengetahui
perbuatan-perbuatan kalian.)
031. (Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian)
mencoba kalian dengan berjihad dan lainnya (agar Kami mengetahui) dengan
pengetahuan yang tampak (orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara
kalian) dalam berjihad dan lainnya (dan agar Kami menyatakan) menampakkan (hal
ikhwal kalian) tentang ketaatan kalian dan kedurhakaan kalian di dalam masalah
jihad dan masalah-masalah lainnya. Ketiga Fi'il yang ada dalam ayat ini,
ketiga-tiganya dapat dibaca dengan memakai huruf Mudhara'ah Ya atau Nun.
032. (Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalang-halangi
jalan Allah) jalan yang hak (dan memusuhi rasul) atau menentangnya (setelah
petunjuk itu jelas bagi mereka) yang dimaksud petunjuk adalah jalan Allah tadi
(mereka tidak dapat memberi mudarat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan
menghapuskan amal mereka) seperti sedekah dan lain-lainnya, yaitu pahalanya. Di
akhirat kelak mereka tidak akan dapat melihat pahalanya. Ayat ini diturunkan
berkenaan dengan orang-orang kafir yang terlibat dalam perang Badar, atau
orang-orang kafir Bani Quraizhah dan Bani Nadhir.
033. (Hai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah
dan taatlah kepada rasul dan janganlah kalian merusakkan amal-amal kalian)
dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, umpamanya.
034. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi
jalan Allah) tuntunan-Nya, yaitu jalan petunjuk (kemudian mereka mati dalam
keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka)
ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang kafir yang dikubur di
Al-Qulaib, seusai perang Badar.
035. (Janganlah kalian lemah) merasa lemah (dan minta
damai) dapat dibaca As-Salmi atau As-Silmi, artinya damai bersama dengan
orang-orang kafir bila kalian bertemu dengan mereka dalam perang (padahal
kalianlah yang di atas) lafal Al-A'launa asalnya adalah Al-A'lawuuna, kemudian
Wawu Lam Fi'ilnya dibuang sehingga jadilah Al-A'launa, artinya, yang menang dan
yang mengalahkan (dan Allah pun beserta kalian) yakni bantuan dan
pertolongan-Nya (dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi) Allah tidak akan
mengurangi kalian (amal-amal kalian) pahala amal-amal kalian.
036. (Sesungguhnya kehidupan dunia) maksudnya,
menyibukkan diri dalam kehidupan dunia (hanyalah permainan dan senda gurau. Dan
jika kalian beriman serta bertakwa) kepada Allah, yang demikian itu adalah
termasuk perkara akhirat (Allah akan memberikan pahala kepada kalian dan Dia
tidak akan meminta harta-harta kalian) semuanya, melainkan hanya zakat yang
diwajibkan.
037. (Jika Dia memintanya dari kalian lalu mendesak
kalian) mendesak meminta zakat tersebut (niscaya kalian akan kikir dan
keluarlah) karena kekikiran kalian (kedengkian kalian) terhadap agama Islam.
038. (Ingatlah kalian) wahai, kalian ingatlah (kalian ini
orang-orang yang diajak untuk menafkahkan harta kalian pada jalan Allah)
maksudnya untuk menafkahkan apa yang telah diwajibkan atas kalian, yaitu zakat.
(Maka di antara kalian ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya
dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri) lafal Bakhila dapat
bermuta'addikan 'Ala atau 'An, untuk itu dapat dikatakan Rakhila 'Alaihi dan
Bakhila 'Anhu. (Dan Allahlah Yang Maha Kaya) artinya, tidak membutuhkan infak
kalian (sedangkan kalianlah orang-orang yang berhajat) kepada-Nya (dan jika
kalian berpaling) dari taat kepada-Nya (niscaya Dia akan mengganti kalian
dengan kaum yang lain) Dia akan menjadikan yang lain sebagai pengganti kalian
(dan mereka tidak akan seperti kalian) tidak akan berpaling dari taat
kepada-Nya, bahkan mereka benar-benar akan taat kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar