Surat Ke-78 : 40 Ayat
001. (Tentang apakah) mengenai apakah (mereka saling bertanya-tanya?) yakni
orang-orang Quraisy sebagian di antara mereka bertanya-tanya kepada sebagian
yang lainnya.
002. (Tentang berita yang besar) ayat ini merupakan penjelasan bagi sesuatu
yang dipertanyakan mereka itu. Sedangkan Istifham atau kata tanya pada ayat
yang pertama tadi mengandung makna yang mengagungkannya. Hal yang dimaksud
adalah Alquran yang disampaikan oleh Nabi saw. yang di dalamnya terkandung
berita mengenai adanya hari berbangkit dan hal-hal lainnya.
003. (Yang mereka perselisihkan tentang ini) orang-orang yang beriman
mempercayainya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya.
004. (Sekali-kali tidak) kata ini merupakan sanggahan yang ditujukan kepada
orang-orang kafir tadi (kelak mereka mengetahui) apa yang bakal menimpa mereka
sebagai akibat daripada keingkaran mereka kepada Alquran.
005. (Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini
merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata Tsumma
untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras dan lebih
berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya. Selanjutnya Allah
swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang kekuasaan-Nya untuk
membangkitkan makhluk semuanya;
untuk itu Dia berfirman:
006. (Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan) yakni
terhampar bagaikan permadani.
007. (Dan gunung-gunung sebagai pasak) yang menstabilkan bumi, sebagaimana
halnya kemah yang berdiri dengan mantapnya berkat patok-patok yang
menyangganya. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau
menetapkan.
008. (Dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan) yaitu terdiri dari jenis
laki-laki dan perempuan.
009. (Dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat) untuk istirahat bagi
tubuh kalian.
010. (Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian) sebagai penutup karena
kegelapannya.
011. (Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan) yaitu waktu untuk
mencari penghidupan.
012. (Dan Kami bina di atas kalian tujuh lapis) maksudnya langit yang
berlapis tujuh (yang kokoh) lafal Syidaadan adalah bentuk jamak dari lafal
Syadidatun, artinya sangat kuat lagi sangat rapi yang tidak terpengaruh oleh
berlalunya zaman.
013. (Dan Kami jadikan pelita) yang menerangi (yang amat terang) yang
dimaksud adalah matahari.
014. (Dan Kami turunkan dari awan yang tebal) yaitu awan yang banyak
mengandung air dan sudah saatnya menurunkan air yang dikandungnya, sebagaimana
halnya seorang gadis yang sudah masanya untuk berhaid (air yang tercurah) artinya
bagaikan air yang dicurahkan.
015. (Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian) seperti biji gandum
(dan tumbuh-tumbuhan) seperti buah Tin.
016. (Dan kebun-kebun) atau taman-taman (yang lebat) tumbuh-tumbuhannya;
lafal Alfaafan bentuk jamak dari lafal Lafiifun, wazannya sama dengan lafal
Syariifun yang bentuk jamaknya adalah Asyraafun.
017. (Sesungguhnya hari keputusan) di antara semua makhluk (adalah suatu
waktu yang ditetapkan) waktu yang ditentukan untuk memberi pahala dan
menimpakan siksaan.
018. (Yaitu hari ditiup sangkakala) menjadi Badal dari lafal Yaumal Fashl;
atau merupakan Bayan daripadanya; yang meniupnya adalah malaikat Israfil (lalu
kalian datang) dari kuburan kalian menuju ke Mauqif atau tempat penantian
(berkelompok-kelompok) secara bergelombang yang masing-masing gelombang berbeda
dari gelombang yang lainnya.
019. (Dan dibukalah langit) dapat dibaca Futtihat dan Futihat, artinya
langit terbelah karena para malaikat turun (maka terdapatlah beberapa pintu)
yakni langit itu membentuk beberapa pintu.
020. (Dan dijalankanlah gunung-gunung) maksudnya, lenyap dari
tempat-tempatnya (maka menjadi fatamorganalah ia) menjadi debu yang
beterbangan, atau dengan kata lain gunung-gunung itu menjadi sangat ringan
jalannya bagaikan debu yang diterbangkan.
021. (Sesungguhnya neraka Jahanam itu padanya ada tempat pengintaian)
artinya, selalu mengintai atau ada tempat pengintaian.
022. (Bagi orang-orang yang melampaui batas) karena itu mereka tidak akan
dapat menyelamatkan diri daripadanya (sebagai tempat kembali) bagi mereka,
karena mereka akan dimasukkan ke dalamnya.
023. (Mereka tinggal) lafal Laabitsiina adalah Haal bagi lafal yang tidak
disebutkan, yakni telah dipastikan penempatan mereka (di dalamnya berabad-abad)
yakni untuk selama-lamanya tanpa ada batasnya; lafal Ahqaaban bentuk jamak dari
lafal Huqban.
024. (Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya) mereka tidak pernah
merasakan tidur di dalamnya (dan tidak pula mendapat minuman) minuman yang
lezat.
025. (Kecuali) atau selain (air yang mendidih) yaitu air yang panasnya tak
terperikan (dan nanah) dapat dibaca
Ghasaaqan dan Ghassaaqan artinya nanah yang
keluar dari tubuh penghuni-penghuni neraka; mereka diperbolehkan untuk
meminumnya.
026. (Sebagai pembalasan yang setimpal) atau sesuai dengan amal perbuatan
mereka, karena tiada suatu dosa pun yang lebih besar daripada kekafiran, dan
tiada azab yang lebih besar daripada azab neraka.
027. (Sesungguhnya mereka tidak mengharapkan) artinya, mereka tidak takut
(kepada hisab) karena mereka ingkar kepada adanya hari berbangkit.
028. (Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami) mendustakan Alquran (dengan
sesungguh-sungguhnya) maksudnya, dengan kedustaan yang sesungguhnya.
029. (Dan segala sesuatu) dari amal-amal perbuatan (telah Kami hitung) telah
Kami catat (dalam suatu kitab) yaitu dalam catatan-catatan di Lohmahfuz supaya
Kami memberikan balasan kepadanya, antara lain karena kedustaan mereka terhadap
Alquran.
030. (Karena itu rasakanlah) artinya, lalu dikatakan kepada mereka sewaktu
azab menimpa mereka, "Rasakanlah pembalasan kalian ini." (Dan Kami
sekali-kali tidak akan menambah kepada kalian selain daripada azab) di samping
azab yang kalian rasakan sekarang.
031. (Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan)
maksudnya, mendapat tempat kemenangan di surga.
032. (Yaitu kebun-kebun) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Mafaazan,
atau sebagai penjelasan daripadanya (dan buah anggur) di'athafkan kepada lafal
Mafaazan.
033. (Dan gadis-gadis remaja) yaitu gadis-gadis yang buah dadanya sedang
ranum-ranumnya. Lafal Kawaa'ib bentuk jamak dari lafal Kaa'ib (yang sebaya)
umurnya, lafal Atraaban bentuk jamak dari lafal Tirbun.
034. (Dan gelas-gelas yang penuh) berisi khamar; dan di dalam surah
Muhammad disebutkan pada salah satu ayat-Nya, "...sungai-sungai dari
khamar (arak)." (Q.S. Muhammad, 15)
035. (Di dalamnya mereka tidak mendengar) yakni di dalam surga itu sewaktu
mereka sedang meminum khamar dan merasakan kelezatan-kelezatan lainnya
(perkataan yang sia-sia) perkataan yang batil (dan tidak pula dusta) jika
dibaca Kidzaaban artinya dusta, jika dibaca Kidzdzaaban artinya kedustaan yang
dilakukan oleh seseorang kepada yang lainnya, keadaannya berbeda dengan apa
yang terjadi di dunia sewaktu khamar diminum.
036. (Sebagai balasan dari Rabbmu) dari Allah swt. memberikan hal tersebut
kepada penghuni-penghuni surga sebagai pembalasan dari-Nya (dan pemberian)
menjadi Badal daripada lafal Jazaa-an (yang cukup banyak) sebagai pembalasan
yang banyak; pengertian ini diambil dari perkataan orang-orang Arab: A'thaanii
Fa'ahsabanii, arti-Nya, "Dia memberiku dengan pemberian yang cukup
banyak." Atau dengan kata lain bahwa memberikan pemberian yang banyak
kepadaku sehingga aku mengatakan, "Cukuplah!"
037. (Rabb langit dan bumi) dapat dibaca Rabbis Samaawaati Wal Ardhi dan
Rabus Samaawaati Wal Ardhi (dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha
Pemurah) demikian pula lafal Ar-Rahmaan dapat dibaca Ar-Rahmaanu dan
Ar-Rahmaani disesuaikan dengan lafal Rabbun tadi. (Mereka tiada memiliki) yakni
makhluk semuanya (di hadapan-Nya) di hadapan Allah swt. (sepatah kata pun)
yaitu tiada seseorang pun yang dapat berbicara kepada-Nya karena takut
kepada-Nya.
038. (Pada hari itu) lafal Yauma merupakan Zharaf bagi lafal Laa Yamlikuuna
(ketika ruh berdiri) yakni malaikat Jibril atau bala tentara Allah swt. (dan
para malaikat dengan bershaf-shaf) lafal Shaffan menjadi Haal artinya dalam
keadaan berbaris bershaf-shaf (mereka tidak berkata-kata) yakni makhluk
semuanya (kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha
Pemurah) untuk berbicara (dan ia mengucapkan) perkataan (yang benar) mereka
terdiri dari orang-orang yang beriman dan para Malaikat, seumpamanya mereka
memberikan syafaat kepada orang-orang yang diridai oleh-Nya untuk mendapatkan
syafaat.
039. (Itulah hari yang pasti terjadi) hari yang pasti kejadiannya, yaitu
hari kiamat. (Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan
kembali kepada Rabbnya) yakni, kembali kepada Allah dengan mengerjakan ketaatan
kepada-Nya, supaya ia selamat dari azab-Nya pada hari kiamat itu.
040. (Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian) hai orang-orang
kafir Mekah (siksa yang dekat) yakni siksa pada hari kiamat yang akan datang
nanti; dan setiap sesuatu yang akan datang itu berarti masa terjadinya sudah
dekat (pada hari) menjadi Zharaf dari lafal 'Adzaaban berikut sifatnya yakni
berikut lafal Qariiban (manusia melihat) setiap manusia melihat (apa yang telah
diperbuat oleh kedua tangannya) yakni perbuatan baik dan perbuatan buruk yang telah
dikerjakannya semasa di dunia (dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya)
huruf Ya di sini bermakna Tanbih (sekiranya aku dahulu adalah tanah") maka
aku tidak akan disiksa. Ia mengatakan demikian sewaktu Allah berfirman kepada
binatang-binatang semuanya sesudah Dia melakukan hukum kisas sebagian dari
mereka terhadap sebagian yang lain: "Jadilah kamu sekalian tanah!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar