Surat Ke-27 : 93 Ayat
001. (Tha Sin) hanya Allah saja yang mengetahui maksudnya
(ini) yakni ayat-ayat ini (adalah ayat-ayat Alquran) sebagian daripada Alquran
(dan ayat-ayat Kitab yang menjelaskan) yang memenangkan perkara yang hak di
atas perkara yang batil. Lafal Kitabin di'athafkan kepada lafal yang sebelumnya
dengan ditambahi sifat.
002. Ia adalah (petunjuk) yang memberi petunjuk agar
tidak sesat (dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman) yang percaya
kepadanya, yaitu akan diberi surga.
003. (Yaitu orang-orang yang mendirikan salat) yakni
menunaikannya sesuai dengan ketentuan-ketentuannya (dan menunaikan) memberikan
(zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat) artinya mereka mengetahui
melalui dalil-dalil Alquran. Hum diulang karena antara Hum yang pertama dengan
Khabarnya ada pemisah.
004. (Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada
negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka)
yang buruk, yaitu dengan membarakan nafsu syahwat mereka, lalu hal itu mereka
pandang baik (maka mereka bergelimang) merasa kebingungan di dalamnya, sebab
hal itu dianggap buruk oleh kita.
005. (Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang
buruk) yang keras di dunia, yaitu dengan dibunuh dan ditawan (dan mereka di
akhirat adalah orang-orang yang paling merugi) karena tempat mereka adalah
neraka, mereka kekal di dalamnya.
006. (Dan sesungguhnya kamu) khithab atau perintah ini
ditujukan kepada Nabi saw. (benar-benar diberi Alquran) yakni diturunkan dengan
sungguh-sungguh kepadamu (dari sisi) hadirat (Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui) mengenai hal tersebut.
007. Ingatlah (ketika Musa berkata kepada keluarganya)
yaitu istrinya sewaktu ia berjalan dari Madyan menuju ke Mesir,
("Sesungguhnya aku melihat) dari jauh (api. Aku kelak akan membawa
kepadamu kabar daripadanya) mengenai jalan yang harus kita tempuh, karena pada
saat itu Nabi Musa tersesat (atau aku membawa kepadamu) dari api itu (suluh
api). Jika dibaca Bisyihabi Qabasin, maka Idhafah di sini mengandung makna
Bayan. Dapat pula dibaca Bisyihabin Qabasin, artinya obor api yang dinyalakan
pada sumbu atau kayu (supaya kamu dapat berdiang") huruf Tha pada lafal
Tashthaluna adalah pengganti dari huruf Ta asal, karena wazannya adalah
Tafta'iluna, yaitu berasal dari Shaliya atau Shala yang artinya berdiang pada
api untuk menghilangkan rasa dingin.
008. (Maka tatkala ia tiba di tempat api itu, diserulah
dia, "Bahwa telah diberkati) yakni semoga Allah memberkati (orang yang
berada di dekat api itu) yaitu Nabi Musa (dan orang-orang yang berada di
sekitarnya) yang terdiri dari para Malaikat. Atau maknanya terbalik, yakni
malaikat dahulu kemudian Nabi Musa. Lafal Baraka ini bermuta'addi dengan
sendirinya sebagaimana dapat bermuta'addi dengan huruf. Kemudian setelah lafal
Fi diperkirakan adanya lafal Makani, maksudnya Fi Makanin Nari, yaitu
orang-orang yang ada di sekitar api. (Dan Maha Suci Allah, Rabb semesta alam)
dari semua apa yang diserukan-Nya, maksudnya Maha Suci Allah dari keburukan.
009. (Hai Musa! Sesungguhnya) keadaan yang sebenarnya
(Akulah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
010. (Dan lemparkanlah tongkatmu") Musa
melemparkannya. (Tatkala Musa melihat tongkatnya bergerak-gerak) bergerak ke
sana dan ke mari (seperti seekor ular yang gesit) ular yang sangat besar tapi
gesit gerakannya (larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh) karena takut.
Allah swt. berfirman, ("Hai Musa! Janganlah kamu takut) oleh ular itu.
(Sesungguhnya tidak takut di hadapan-Ku) yakni di sisi-Ku (orang-orang yang
dijadikan Rasul) mereka tidak takut oleh ular dan selainnya.
011. (Tetapi) (orang-orang yang berlaku zalim) berbuat
aniaya terhadap dirinya sendiri (kemudian menggantinya dengan kebaikan) yang ia
lakukan (sesudah keburukannya itu) bertobat daripadanya (maka sesungguhnya Aku
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) menerima tobatnya dan mengampuninya
012. (Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu) yakni
kerah bajumu (niscaya ia akan keluar) berbeda keadaannya dengan warna kulit
tangan biasa (putih bukan karena penyakit) supak, dan memancarkan cahaya yang
menyilaukan mata, hal itu sebagai mukjizat (termasuk sembilan buah mukjizat)
yang kamu diutus untuk membawanya (yang akan dikemukakan kepada Firaun dan
kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik") .
013. (Maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami yang jelas itu
sampai kepada mereka) tampak dengan cemerlang lagi jelas (berkatalah mereka,
"Ini adalah sihir yang nyata") yakni jelas ilmu sihirnya.
014. (Dan mereka mengingkarinya) maksudnya mereka tidak
mengakuinya sebagai mukjizat (padahal) sesungguhnya (hati mereka meyakininya) bahwa
hal itu semuanya datang dari sisi Allah dan bukan ilmu sihir (tetapi kelaliman
dan kesombonganlah) yang mencegah mereka dari beriman kepada apa yang dibawa
oleh Nabi Musa itu, karenanya mereka ingkar. (Maka perhatikanlah) hai Muhammad
(betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan itu) sebagaimana yang kamu
ketahui, yaitu mereka dibinasakan.
015. (Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Daud
dan Sulaiman) yakni anak Daud (ilmu) tentang peradilan di antara manusia dan
bahasa burung serta lain-lainnya (dan keduanya mengucapkan) sebagai tanda
syukur mereka kepada Allah, ("Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan
kami) dengan kenabian dan ditundukkannya jin, manusia dan setan-setan (dari
kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman").
016. (Dan Sulaiman telah mewarisi Daud) yakni kenabian
dan ilmunya tidak kepada putra-putra Nabi Daud yang lainnya (dan dia berkata,
"Hai manusia! Kami telah diberi pengertian tentang ucapan burung) yakni ia
memahami suara-suaranya dan apa yang dimaksudnya (dan kami diberi segala
sesuatu) sebagaimana yang telah diberikan kepada para nabi dan para raja.
(Sesungguhnya ini) semua yang diberikan ini (benar-benar satu karunia yang
nyata") .
017. (Dan dihimpunkan) dapat dikumpulkan (untuk Sulaiman
bala tentaranya dari golongan jin, manusia dan burung-burung) di dalam
perjalanan yang dilakukannya (lalu mereka diatur dengan tertib) yakni
dikumpulkan, kemudian digerakkan dengan teratur dan tertib.
018. (Sehingga apabila mereka sampai di lembah semut)
yaitu di kota Thaif atau di negeri Syam; yang dimaksud adalah semut-semut kecil
dan semut-semut besar (berkatalah seekor semut) yaitu raja semut, sewaktu
melihat bala tentara Nabi Sulaiman, ("Hai semut-semut! Masuklah ke dalam
sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak) yakni tidak terinjak-injak
(oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari")
semut dianggap sebagai makhluk yang dapat berbicara, mereka melakukan
pembicaraan sesama mereka.
019. (Maka tersenyum) Nabi Sulaiman pada permulaannya
(tertawa) pada akhirnya (karena mendengar perkataan semut itu) dia telah
mendengarnya walaupun jaraknya masih jauh yakni tiga mil, kemudian suara itu
dibawa oleh angin. Nabi Sulaiman menahan bala tentaranya sewaktu mereka hampir
sampai ke lembah semut, sambil menunggu supaya semut-semut itu memasuki
sarang-sarangnya terlebih dahulu. Bala tentara Nabi Sulaiman dalam perjalanan
ini ada yang menaiki kendaraan dan ada pula yang berjalan kaki (dan dia berdoa,
"Ya Rabbku! Berilah aku) berilah aku ilham (untuk tetap mensyukuri
nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan) nikmat-nikmat itu (kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
Saleh") yakni para Nabi dan para Wali.
020. (Dan dia memeriksa burung-burung) untuk mencari
burung Hud-hud yang ditugaskan untuk meneliti adanya sumber air di bawah tanah,
melalui paruhnya yang ia patuk-patukkan ke tanah yang dimaksud pada saat itu
Nabi Sulaiman membutuhkan air untuk salat, ternyata dia tidak melihat burung
Hud-hud itu (lalu ia berkata, "Mengapa aku tidak melihat Hud-hud?) apakah
gerangan yang menyebabkan hingga aku tidak melihatnya?, coba jelaskan kepadaku
ke mana dia? (apakah dia termasuk yang tidak hadir?") Nabi Sulaiman tidak
melihatnya karena tidak ada di tempat, setelah terbukti Hud-hud tidak ada.
021. Nabi Sulaiman berkata, ("Sungguh aku
benar-benar akan mengazabnya dengan azab) yakni hukuman (yang keras) yaitu akan
dicabuti bulu-bulu sayap dan ekornya, kemudian akan dicampakkan di tempat yang
amat panas, sehingga ia tidak dapat menghindarkan diri dari bahaya binatang
melata dan serangga yang akan memakannya (atau aku benar-benar menyembelihnya)
yaitu memotong lehernya (atau benar-benar dia datang kepadaku) dapat dibaca
Laya'tiyanniy dan Laya'tiynaniy (dengan alasan yang terang") yang
menjelaskan alasan ketidakhadirannya.
022. (Maka diamlah Nabi Sulaiman) dapat dibaca Famakutsa
dan Famakatsa (dalam waktu yang tidak lama) tidak lama setelah itu datanglah burung
Hud-hud ke hadapan Nabi Sulaiman seraya merendahkan diri, yakni dengan
mengangkat kepalanya dan merendahkan kedua sayap dan ekornya. Akhirnya Nabi
Sulaiman memaafkannya, lalu Nabi Sulaiman menanyakan kepadanya tentang apa yang
ia jumpai selama ketidakhadirannya itu (Hud-hud berkata, "Aku telah
mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya) yakni aku telah menyaksikan
apa yang belum pernah kamu saksikan (dan kubawakan kepadamu dari negeri Saba)
dapat dibaca Saba-in dan Saba-a nama suatu kabilah yang diam di negeri Yaman.
Mereka dinamakan dengan nama kakek moyangnya. Berdasarkan ketentuan ini lafal
Saba menerima Tanwin (suatu berita) yakni kabar (yang diyakini) .
023. (Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang
memerintah mereka) dia adalah ratu mereka bernama Balqis (dan dia dianugerahi
segala sesuatu) yang diperlukan oleh seorang raja, seperti perlengkapan senjata
dan peralatan lainnya (serta mempunyai singgasana) tempat duduk raja (yang
besar) panjangnya kira-kira delapan puluh hasta dan lebarnya empat puluh hasta,
sedangkan tingginya tiga puluh hasta, semuanya terbuat dari emas dan perak,
kemudian bertahtakan mutiara, batu permata yaqut merah, batu zabarjad yang
hijau dan tiang-tiangnya terbuat dari yaqut merah, zabarjad yang hijau dan
zamrud. Kemudian singgasana itu memiliki tujuh pintu masuk yang selalu dijaga
dengan ketat sekali.
024. (Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari,
selain Allah dan setan telah menjadikan mereka memandang baik
perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan) yang benar
(sehingga mereka tidak dapat petunjuk) .
025. (Agar mereka tidak menyembah Allah), ditambahkan An
pada la yasjudu kemudian An di-idgamkan kepada la sehingga menjadi Alla Yasjudu
perihalnya sama dengan lafal yang terdapat di dalam firman-Nya, 'Lialla Ya'lama
Ahlul Kitabi.' Bentuk asalnya La Ya'lama lalu ditambah An dan sebelum itu lam
Ta'lil. Kedudukan Alla Yasjudu menjadi Maf'ul secara Mahal dari lafal
Yahtaduna, yaitu dengan menggugurkan huruf Ila (Yang mengeluarkan apa yang terpendam)
lafal Al Khab-a adalah Mashdar, yang maknanya apa-apa yang terpendam di dalam
hujan dan tumbuh-tumbuhan (di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang
kalian sembunyikan) di dalam kalbu kalian (dan apa yang kalian nyatakan)
melalui perkataan kalian.
026. (Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan
hanya Dia, Tuhan Yang mempunyai Arasy yang besar") ayat ini merupakan
jumIah Isti'naf, dimaksud sebagai pujian yang menyangkut pula di dalamnya
sebutan Arasy Tuhan Yang Maha Penyayang sebagai imbangan dari arasy ratu
Balqis, sekalipun perbedaan antara keduanya jauh sekali.
027. (Berkatalah) Nabi Sulaiman kepada burung Hud-hud
("Akan kami lihat, apakah kamu benar) di dalam berita yang kamu sampaikan
kepada kami ini (ataukah kamu termasuk yang berdusta") yakni kamu termasuk
satu di antara mereka. Ungkapan ini jauh lebih sopan daripada seandainya
dikatakan, "Ataukah kamu berdusta dalam hal ini". Kemudian burung
Hud-hud menunjukkan sumber air itu kepada mereka lalu dikeluarkan airnya;
mereka meminumnya sehingga menjadi segar kembali, mereka berwudu, lalu
melakukan salat. Sesudah itu Nabi Sulaiman menulis surah kepada ratu Balqis
yang bunyinya seperti berikut, "Dari hamba Allah, Sulaiman ibnu Daud
kepada ratu Balqis, ratu negeri Saba. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk. Amma Ba'du,
Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri". Setelah itu Nabi Sulaiman menuliskannya
dengan minyak kesturi lalu dicapnya dengan cincinnya. Maka berkatalah ia kepada
burung Hud-hud,
028. ("Pergilah membawa surahku ini, lalu jatuhkan
kepada mereka) kepada ratu Balqis dan kaumnya (kemudian berpalinglah) pergilah
(dari mereka) dengan tidak terlalu jauh dari mereka (lalu perhatikanlah apa
yang mereka bicarakan.") yakni, jawaban atau reaksi apakah yang bakal
mereka lakukan. Kemudian burung Hud-hud membawa surah itu lalu mendatangi ratu
Balqis yang pada waktu itu berada di tengah-tengah bala tentaranya. Kemudian
burung Hud-hud menjatuhkan surah Nabi Sulaiman itu ke pangkuannya. Ketika ratu
Balqis membaca surah tersebut, tubuhnya gemetar dan lemas karena takut,
kemudian ia memikirkan isi surah tersebut.
029. Selanjutnya (Ia berkata) yakni ratu Balqis kepada
pemuka pemuka kaumnya, ("Hai pembesar-pembesar! Sesungguhnya aku) dapat
dibaca Al Mala-u Inni dan Al Mala-u winni, yakni bacaan secara Tahqiq dan
Tas-hil (telah dijatuhkan kepadaku sebuah surah yang mulia) yakni surah yang
berstempel.
030. (Sesungguhnya surah itu dari Sulaiman dan
sesungguhnya isinya) kandungan isi surah itu, ('Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) .
031. (Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku
dan datanglah kepadaku, sebagai orang-orang yang berserah diri')" .
032. (Berkata dia, "Hai para pembesar! Berilah aku
pertimbangan) dapat dibaca Al Mala-u Aftuni dan Al Mala-uwaftuni, maksudnya,
kemukakanlah saran kamu sekalian kepadaku (dalam urusanku ini, aku tidak pernah
memutuskan suatu persoalan) karena aku belum pernah memutuskannya (sebelum
kalian berada dalam majelisku") sebelum kalian semua hadir di majelisku
ini.
033. (Mereka menjawab, "Kita adalah orang-orang yang
memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam peperangan
(dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu
perintahkan") kami akan menaati perintahmu.
034. (Dia berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila
memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya) melakukan pengrusakan di
dalamnya (dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pula
yang akan mereka perbuat) yang akan dilakukan oleh para pengirim surah ini.
035. (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada
mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa
kembali oleh utusan-utusan itu") apakah mereka akan menerima hadiahku ini
atau menolaknya. Jika ia seorang raja niscaya ia akan menerimanya, jika ia
seorang Nabi niscaya ia akan menolaknya. Kemudian ratu Balqis mengirimkan para
pelayan lelaki dan perempuan yang jumlahnya dua ribu orang; separuh laki-laki
dan separuh lagi perempuan. Para utusan itu membawa lima ratus balok emas,
sebuah mahkota yang bertatahkan permata, minyak kesturi, minyak anbar dan
hadiah-hadiah lainnya beserta sebuah surah jawaban. Burung Hud-hud segera
terbang menuju ke Nabi Sulaiman untuk memberitakan kepadanya semua apa yang ia
dengar dan saksikan itu. Setelah Nabi Sulaiman mendapat berita dari burung
Hud-hud, maka segera ia memerintahkan pasukannya untuk membuat batu bata dari
emas dan perak, hendaknya dari tempat ia berkemah sampai dengan sembilan
farsakh dihampari permadani, kemudian di sekelilingnya dibangun tembok yang
terbuat dari batu bata emas dan perak, kemudian ia memerintahkan kepada
anak-anak jin supaya mendatangkan hewan darat dan hewan laut yang paling indah
untuk ditaruh di sebelah kanan dan kiri lapangan dekat istana yang dibangunnya
itu.
036. (Maka tatkala utusan itu sampai) utusan ratu Balqis
yang membawa hadiah berikut dengan pengiring-pengiringnya (kepada Sulaiman.
Sulaiman berkata, "Apakah patut kalian menolong aku dengan harta?, apa
yang diberikan Allah kepadaku) berupa kenabian dan kerajaan (lebih baik
daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian) yakni keduniaan yang diberikan
kepada kalian (tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian itu) karena
kalian merasa bangga dengan harta keduniaan yang kalian miliki.
037. (Kembalilah kepada mereka) dengan hadiah yang kamu
bawa itu (sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka
tidak mempunyai kekuatan) tidak berdaya lagi (untuk melawannya, dan pasti kami
akan mengusir mereka dari negeri itu) dari negeri tempat tinggal mereka, yaitu
negeri Saba'. Negeri ini dinamai dengan nama kakek moyang mereka (dengan
terhina dan mereka menjadi tawanan") jika mereka tidak mau datang kepadaku
dengan berserah diri. Ketika utusan itu kembali kepada ratu Balqis berikut
dengan hadiah yang mereka bawa sebelumnya, ratu Balqis menempatkan
singgasananya di dalam keratonnya yang berpintu tujuh, sedangkan keraton ratu
Balqis berada di dalam tujuh keraton yang besar-besar. Kemudian semua
pintu-pintunya dikunci dengan rapat dan menugaskan sebagian bala tentaranya
untuk menjaga keraton dan singgasananya. Setelah itu ia bersiap-siap untuk
melakukan perjalanan menghadap Nabi Sulaiman, untuk melihat apa yang bakal
diperintahkan oleh Nabi Sulaiman kepada dirinya. Berangkatlah ratu Balqis
dengan membawa dua belas ribu pasukannya; menurut pendapat yang lain disebutkan
bahwa jumlah tentara yang dibawanya pada saat itu sangat banyak, sehingga dari
jarak satu farsakh dapat terdengar suara gemuruhnya.
038. (Berkata Sulaiman, "Hai pembesar-pembesar!
Siapakah di antara kamu sekalian) lafal ayat ini dapat dibaca secara Tahqiq dan
dapat pula ia dibaca secara Tas-hil sebagaimana keterangan sebelumnya (yang
sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri?") yakni taat dan tunduk kepadaku. Maka aku
harus mengambil singgasananya itu sebelum mereka datang, bukan sesudahnya.
039. (Ifrit dari golongan jin berkata,) yakni jin yang
paling kuat lagi keras ("Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu) dari majelis tempat ia
melakukan peradilan di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai tengah
hari (dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat
dipercaya.") atas semua permata dan batu-batu berharga lainnya yang ada
pada singgasananya itu. Maka Nabi Sulaiman berkata, "Aku menginginkan yang
lebih cepat dari itu".
040. (Seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab) yang
diturunkan (berkata,) ia bernama Ashif ibnu Barkhiya; dia terkenal sangat jujur
dan mengetahui tentang asma Allah Yang Teragung, yaitu suatu asma apabila
dipanjatkan doa niscaya doa itu dikabulkan ("Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip") jika kamu tujukan pandanganmu itu
kepada sesuatu. Maka Ashif berkata kepadanya, "Coba lihat langit
itu", maka Nabi Sulaiman pun menujukan pandangannya ke langit, setelah itu
ia mengembalikan pandangannya ke arah semula sebagaimana biasanya, tiba-tiba ia
menjumpai singgasana ratu Balqis itu telah ada di hadapannya. Ketika Nabi
Sulaiman mengarahkan pandangannya ke langit, pada saat itulah Ashif berdoa
dengan mengucapkan Ismul A'zham, seraya meminta kepada Allah supaya Dia
mendatangkan singgasana tersebut, maka dikabulkan permintaan Ashif itu oleh
Allah. Sehingga dengan seketika singgasana itu telah berada di hadapannya.
Ibaratnya Allah meletakkan singgasana itu di bawah bumi, lalu dimunculkan-Nya
di bawah singgasana Nabi Sulaiman. (Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana
itu terletak) telah berada (di hadapannya, ia pun berkata, "Ini) yakni
didatangkannya singgasana itu untukku (termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku)
untuk menguji diriku (apakah aku bersyukur) mensyukuri nikmat, lafal ayat ini
dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (atau mengingkari) nikmat-Nya. (Dan barang
siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya)
artinya pahalanya itu untuk dirinya sendiri (dan barang siapa yang ingkar) akan
nikmat-Nya (maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya) tidak membutuhkan kesyukurannya
(lagi Maha Mulia") yakni tetap memberikan kemurahan kepada orang-orang
yang mengingkari nikmat-Nya.
041. (Dia berkata, "Ubahlah baginya singgasananya)
yaitu bentuknya sehingga bila kelak ia melihatnya tidak yakin bahwa singgasana
itu miliknya sendiri, (maka kita akan melihat apakah dia mengenal) yakni dapat
mengetahuinya (ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya")
tidak mengetahuinya karena telah mengalami perubahan. Nabi Sulaiman sengaja
melakukan hal ini untuk menguji kecerdasan akalnya, karena menurut kata
orang-orang dia berakal cerdas. Maka mereka segera mengubah singgasana itu
dengan cara menambahi dan mengurangi serta memoles bagian-bagiannya.
042. (Dan ketika Balqis datang, ditanyakan) kepadanya,
("Serupa inikah singgasanamu?") apakah singgasanamu mirip seperti
ini. (Dia menjawab, "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku")
ternyata dia masih mengetahuinya dan di dalam jawabannya ini Balqis
mengungkapkannya dengan memakai kata seakan-akan, sebagaimana apa yang telah
mereka perbuat terhadap dirinya. Karena jika ditanyakan, "Inikah
singgasanamu?", maka niscaya dia akan menjawab. "Ya". Maka Nabi
Sulaiman berkata setelah mengetahui bahwa Balqis mempunyai makrifat dan ilmu
("Dan kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang
yang berserah diri") kepada Allah swt.
043. (Dan telah mencegahnya) dari menyembah Allah (apa
yang selama ini ia sembah selain Allah) (karena sesungguhnya dia dahulunya
termasuk orang-orang yang kafir) .
044. (Dan dikatakan pula kepadanya, "Masuklah ke
dalam istana!") yang lantainya terbuat dari kaca yang bening sekali,
kemudian di bawahnya ada air tawar yang mengalir yang ada ikannya. Nabi
Sulaiman sengaja melakukan demikian sewaktu ia mendengar berita bahwa kedua
betis ratu Balqis dan kedua telapak kakinya seperti keledai. (Maka tatkala dia
melihat lantai istana itu dikiranya kolam air) yakni kolam yang penuh dengan
air (dan disingkapkannya kedua betisnya) untuk menyeberangi yang ia duga
sebagai kolam, sedangkan Nabi Sulaiman pada saat itu duduk di atas
singgasananya di ujung lantai kaca itu, maka ternyata ia melihat kedua betis
dan kedua telapak kakinya indah. (Sulaiman berkata) kepada Balqis,
("Sesungguhnya ia adalah istana licin) dan halus (yang terbuat dari
kaca") kemudian Nabi Sulaiman mengajaknya untuk masuk Islam. (Balqis
berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku
sendiri) dengan menyembah selain Engkau (dan aku berserah diri) mulai saat ini
(bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam.") kemudian Nabi
Sulaiman berkehendak untuk mengawininya tetapi ia tidak menyukai rambut yang
ada pada kedua betisnya. Maka setan-setan membuat cahaya untuk Nabi Sulaiman,
dengan cahaya itu lenyaplah bulu-bulu betisnya. Nabi Sulaiman menikahinya serta
mencintainya, kemudian Nabi Sulaiman mengakui kerajaannya. Tersebutlah, bahwa
Nabi Sulaiman menggilirnya sekali setiap bulan, kemudian ia tinggal bersamanya
selama tiga hari untuk setiap giliran. Disebutkan di dalam suatu riwayat, bahwa
Nabi Sulaiman telah diangkat menjadi raja sejak ia berumur tiga belas tahun.
Pada saat ia meninggal dunia umurnya mencapai lima puluh tiga tahun; Maha Suci
Allah yang tiada habis bagi kerajaan-Nya.
045. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kaum
Tsamud saudara mereka) yang satu kabilah (Saleh, yang berseru, "Sembahlah
Allah!") tauhidkanlah Dia. (Tetapi tiba-tiba mereka jadi dua golongan yang
bermusuhan) dalam masalah agama; segolongan terdiri dari orang-orang yang
beriman kepadanya sejak ia diutus kepada mereka dan golongan yang lain adalah
orang-orang kafir.
046. (Dia berkata) kepada orang-orang yang
mendustakannya. ("Hai kaumku! Mengapa kalian minta disegerakan keburukan
sebelum kamu minta kebaikan?) yakni meminta disegerakan turunnya azab sebelum
rahmat, karena kalian telah mengatakan, 'Jika apa yang kamu datangkan kepada
kami itu adalah benar, maka turunkanlah azab kepada kami', (Mengapa tidak)
(kalian meminta ampun kepada Allah) dari kemusyrikan (agar kalian mendapat
rahmat") karenanya kalian tidak akan diazab.
047. (Mereka menjawab, "Kami mendapat kesialan)
asalnya adalah Tathayyarna, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Tha
setelah diganti menjadi Tha, kemudian ditarik Hamzah Washal, sehingga menjadi
Iththayyarna. Artinya, kami merasa sial (disebabkan kamu dan orang-orang yang
besertamu") yakni orang-orang Mukmin yang besertamu. Mereka mengatakan
demikian karena mereka tertimpa kemarau panjang dan paceklik. (Saleh berkata,
"Nasib kalian) yakni kesialan kalian (adapada sisi Allah) Dia-lah yang
telah mendatangkannya kepada kalian, bukan kami (tetapi kalian kaum yang
diuji") maksudnya sedang dicoba dengan kebaikan dan keburukan.
048. (Dan adalah di kota itu) yakni kota kaum Tsamud itu
(sembilan orang laki-laki) dari kalangan kaum laki-laki (yang gemar membuat
kerusakan di muka bumi) dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat antara
lain mereka merentenkan uang-uang Dirham (dan mereka tidak berbuat kebaikan)
tidak pernah melakukan ketaatan.
049. (Mereka berkata) sebagian dari mereka berkata kepada
sebagian yang lainnya, ("Bersumpahlah kalian) lakukanlah sumpah oleh
kalian (dengan nama Allah bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan
tiba-tiba di malam hari) lafal Lanubayyitannahu ini dapat pula dibaca
Latubayyitunnahu (beserta keluarganya) yakni orang-orang yang beriman
kepadanya. Maksudnya, kami bunuh mereka di malam hari secara sekonyong-konyong
(kemudian kita katakan) dapat dibaca Lanaqulanna dan Lataqulunna (kepada ahli
warisnya) yakni kepada orang-orang yang memiliki darahnya (bahwa kita tidak
menyaksikan) tidak terlibat (kematian keluarganya) dapat dibaca Mahlika dan
Muhlika, maksudnya, kami tidak mengetahui siapakah yang telah membunuh mereka
(dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar") .
050. (Dan mereka pun merencanakan makar) untuk membunuh
Nabi Saleh dan para pengikutnya (dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan
makar pula) membalasnya dengan menyegerakan hukuman kepada mereka (sedangkan
mereka tidak menyadari).
051. (Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar
mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka) sebagai balasannya (dan kaum
mereka semuanya) dengan jeritan malaikat Jibril atau para Malaikat melempari
mereka dengan batu-batu sedangkan mereka tidak melihat malaikat-malaikat itu
tetapi para malaikat melihat mereka.
052. (Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan
runtuh) yaitu kosong. Lafal Khawiyatan dinashabkan karena berkedudukan sebagai
Hal, sedangkan 'Amil-nya atau yang mempengaruhinya adalah makna yang terkandung
di dalam Isim Isyarat atau lafal Tilka (disebabkan kelaliman mereka) disebabkan
kekafiran mereka. (Sesungguhnya yang demikian itu terdapat pelajaran) yaitu
contoh yang dapat dijadikan sebagai pelajaran (bagi kaum yang mengetahui)
kekuasaan Kami, karenanya mereka mengambil pelajaran darinya.
053. (Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman)
kepada Nabi Saleh, yang jumlah mereka mencapai empat ribu orang (dan mereka itu
selalu bertakwa) selalu memelihara diri dari perbuatan musyrik.
054. (Dan ingatlah kisah Luth) lafal Luthan di-nashab-kan
oleh lafal Udzkur yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya, kemudian
dijelaskan oleh Badalnya (yaitu ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa
kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu) yakni perbuatan sodomi atau homosex
(sedangkan kalian mengetahuinya) sebagian di antara kalian melihat sebagian
yang lain bergelimang di dalam melakukan perbuatan yang jelas kejinya itu.
055. (Mengapa kalian) dapat dibaca secara Tahqiq dan
Tashil (mendatangi laki-laki untuk melampiaskan nafsu syahwat kalian, bukan
mendatangi wanita? Sebenarnya kalian adalah kaum yang tidak mengetahui.")
akibat dari perbuatan kalian itu.
056. (Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan
mengatakan "Usirlah Luth beserta keluarganya) (dari negeri kalian, karena
sesungguhnya mereka itu orang-orang yang mengklaim dirinya bersih") dari
dubur kaum laki-laki, yakni tidak mau melakukan homosex.
057. (Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya
kecuali istrinya, Kami telah menakdirkan dia) telah memastikannya (termasuk
orang-orang yang tertinggal) tetap terkena azab.
058. (Dan Kami turunkan hujan atas mereka) berupa batu
dari sijjil, maka binasalah mereka (maka amat buruklah) seburuk-buruk (hujan
yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu) yaitu hujan azab
yang ditimpakan atas mereka.
059. (Katakanlah) hai Muhammad!, ("Segala puji bagi
Allah) atas binasanya orang-orang kafir dari umat-umat terdahulu (dan
kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya) yakni mereka yang
dipilih-Nya (Apakah Allah) Allah dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (yang lebih
baik) bagi orang yang menyembah-Nya (ataukah apa yang mereka persekutukan
dengan Dia) dapat dibaca, Yusyrikuna dan Tusyrikuna. Maksudnya apa yang
dipersekutukan oleh para kuffar Mekah yaitu berhala-berhala. Apakah
berhala-berhala itu lebih baik bagi para penyembahnya?
060. (Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan yang menurunkan air dari langit buat kalian, lalu Kami tumbuhkan) di
dalam ungkapan ini terdapat Iltifat yakni sindiran dari Ghaibah kepada
Mutakallim (dengan air itu kebun-kebun) lafal Hada-iq bentuk jamak dari lafal
Hadiqatun artinya kebun yang dipagari (yang berpemandangan indah) tampak indah
(yang kalian sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?) karena kalian
tidak akan mempunyai kemampuan dan kekuasaan untuk itu. (Apakah ada tuhan)
a-ilahun dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (di samping Allah) yang membantu-Nya
untuk melakukan hal-hal tersebut? Maksudnya tidak ada tuhan lain di samping
Dia. (Bahkan sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang) yakni
menyekutukan Allah dengan selain-Nya.
061. (Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai
tempat berdiam) sehingga ia tidak menggoncangkan penduduknya (dan yang
menjadikan di cekah-celahnya) yakni di antara celah-celahnya (sungai-sungai dan
yang menjadikan gunung-gunung untuk mengokohkannya) sebagai pengokoh Bumi (dan
menjadikan suatu pemisah antara dua laut) antara air tawar dan air asin, satu
sama lainnya tidak bercampur baur. (Apakah di samping Allah ada tuhan yang
lain? Bahkan sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui) keesaaan-Nya
062. (Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang
dalam kesulitan) orang yang sengsara kemudian tertimpa kemudaratan (apabila ia
berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan) dari dirinya dan dari diri
orang selainnya (dan yang menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi) Idhafah
dalam lafal Khulafa-al Ardhi mengandung makna Fi. Maksudnya. setiap generasi
menjadi pengganti generasi sebelumnya. (Apakah di samping Allah ada tuhan yang
lain? Amat sedikitlah kalian mengingati-Nya) mengambil pelajaran dari hal ini.
Lafal Tadzakkaruna dapat pula dibaca Yadzdzakkaruna; kemudian huruf Ta di-idgham-kan
kepada huruf Dzal. Dan huruf Ma di sini untuk menunjukkan makna sedikit sekali.
bintang sebagai pemandunya di waktu tengah malam, dan, dengan tanda-tanda yang
ada di daratan di waktu siang hari
063. (Atau siapakah yang memimpin kalian) yakni yang
membimbing kalian kepada tujuan-tujuan kalian (dalam kegelapan di daratan dan
lautan) dengan bintang-bintang sebagai pemandunya di waktu tengah malam dan
dengan tanda-tanda yang ada di daratan di waktu siang hari (dan siapa pulakah
yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya)
sebelum hujan tiba (Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain? Maha Tinggi
Allah terhadap apa yang mereka persekutukan) dengan-Nya.
064. (Atau siapakah yang menciptakan manusia dari
permulaannya) di dalam rahim, yakni dari air mani (kemudian mengulanginya lagi)
menghidupkannya kembali sesudah mati, sekalipun kalian tidak mengakui adanya
hari berbangkit itu, karena bukti-bukti yang menunjukkannya telah jelas (dan
siapa pula yang memberikan rezeki dari langit) melalui hujan (dan bumi?)
melalui tumbuh-tumbuhan. (Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain?")
maksudnya, tidak ada yang dapat melakukan sedikit pun dari hal-hal yang telah
disebutkan tadi melainkan hanya Allah semata, dan tiada Tuhan selain-Nya.
(Katakanlah) hai Muhammad!, ("Unjukkanlah bukti kebenaran kalian)
argumentasi kalian (jika kalian memang orang-orang yang benar") bahwasanya
di samping-Ku ada tuhan lain yang mampu berbuat sesuatu dari hal-hal yang telah
disebutkan tadi. Kemudian orang-orang kafir itu bertanya kepada Nabi saw.
tentang waktu kiamat, maka turunlah firman-Nya,
065. (Katakanlah!, "Tidak ada seorang pun di langit
dan di bumi yang mengetahui) baik dari kalangan para Malaikat maupun manusia
(perkara yang gaib) dari mereka (kecuali) hanya (Allah saja) yang mengetahuinya
(dan mereka tidak mengetahui) maksudnya orang-orang kafir Mekah sama pula
dengan orang-orang selain mereka (bila) kapan waktunya (mereka dibangkitkan
hidup kembali.")
066. (Apakah) lafal Bal di sini bermakna Hal, yakni
apakah (sampai ke sana) lafal Iddaraka pada asalnya adalah Tadaraka, kemudian
huruf Ta diganti menjadi Dal kemudian di-idgam-kan kepada Dal, lalu ditariklah
Hamzali Washal, artinya sama dengan lafal Balagha, Lahiqa, atau Tataba'a dan
Talahaqa, yaitu, sampai ke sana. Menurut qiraat yang lain dibaca Adraka menurut
wazan Akrama, sehingga artinya menjadi, Apakah telah sampai ke sana
(pengetahuan mereka tentang akhirat?) yakni mengenai hari akhirat, sehingga
mereka menanyakan tentang kedatangannya. Pada kenyataannya tidaklah demikian
(sebenarnya mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, bahkan mereka buta
daripadanya) 'Amuna berasal dari kata Umyul Qalbi yang artinya buta hatinya;
pengertian ungkapan ini lebih mengena daripada kalimat sebelumnya. Pada asalnya
lafal 'Amuna adalah 'Amiyuna, oleh karena harakat Dhammah atas Ya dianggap
berat untuk diucapkan, maka harakat Dhammah-nya dipindahkan kepada Mim, hal ini
dilakukan sesudah terlebih dahulu harakat Kasrah-nya dibuang, sehingga jadilah
'Amuna.
067. (Berkata pula orang-orang kafir) yang mengingkari
adanya hari berbangkit ("Apakah setelah kita menjadi tanah dan begitu pula
bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan kembali?) dari
kuburan kita, maksudnya akan dihidupkan kembali.
068. (Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini
dan juga bapak-bapak kami dahulu, tiada lain) yakni tidak lain (ini hanyalah
dongeng-dongengan orang dahulu kala") lafal Asathir bentuk jamak dari
lafal Usthurah, artinya dongeng yang tidak ada kenyataannya, atau cerita dusta.
069. (Katakanlah!, "Berjalanlah kalian di muka bumi,
lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa) karena ingkar
kepada adanya hari berbangkit, yaitu dibinasakan-Nya mereka oleh azab-Nya.
070. (Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka dan
janganlah dadamu merasa sempit terhadap apa yang mereka tipu dayakan")
ayat ini merupakan hiburan dan penenang hati Nabi saw. Maksudnya, janganlah
kamu hiraukan makar mereka terhadap dirimu, karena sesungguhnya Kami akan
menolong kamu dari mereka.
071. (Dan mereka berkata, "Bilakah datangnya ancaman
itu) azab yang diancamkan itu (jika memang kamu orang-orang yang benar.")
di dalam pengakuanmu itu.
072. (Katakanlah!, "Mungkin telah hampir datang)
artinya telah dekat (kepada kalian sebagian dari azab yang kalian minta supaya
disegerakan itu.") maka terjadilah hal itu, yaitu dengan dibunuhnya mereka
dalam perang Badar, sedangkan azab yang lainnya akan menimpa mereka sesudah
mereka mati.
073. (Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar mempunyai
karunia yang besar yang diberikan-Nya kepada manusia) antara lain; penangguhan
azab atas orang-orang kafir (tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya)
orang-orang kafir tidak mensyukuri ditangguhkannya azab atas mereka, karena
mereka tidak mempercayai akan adanya azab itu.
074. (Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar mengetahui apa
yang disembunyikan hati mereka) maksudnya apa yang tersimpan di dalam hati
mereka (dan apa yang mereka nyatakan) melalui lisan-lisan mereka.
075. (Tiada sesuatu pun yang gaib di langit dan di bumi)
huruf Ha pada lafal Ghaibah untuk menunjukkan makna Mubalaghah atau sangat,
maksudnya sangat gaib di mata manusia (melainkan terdapat dalam kitab yang
nyata) yakni Lohmahfuz dan rahasia ilmu Allah swt. antara lain diazabnya orang-orang
kafir.
076. (Sesungguhnya Alquran ini menjelaskan kepada Bani
Israel) yang ada di zaman Nabi saw. (sebagian besar dari perkara-perkara yang
mereka berselisih tentangnya) dengan menjelaskan hal tersebut sesuai dengan
kedudukannya, sehingga hilanglah semua perselisihan yang ada pada mereka, jika
mereka mau mengambilnya dan masuk Islam.
077. (Dan sesungguhnya Alquran itu benar-benar menjadi
petunjuk) dari kesesatan (dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) yakni
terhindar dari azab.
078. (Sesungguhnya Rabbmu akan menyelesaikan perkara di
antara mereka) sama dengan orang-orang selain mereka, kelak di hari kiamat
(dengan keputusan-Nya) dengan keadilan-Nya. (Dan Dia-lah yang Maha Perkasa)
Maha Menang (lagi Maha Mengetahui) tentang ketentuan yang akan diputuskan-Nya,
tidak mungkin bagi seorang pun menentangnya, tidak sebagaimana di dunia di mana
orang-orang kafir masih dapat menentang Nabi-nabi-Nya.
079. (Sebab itu bertakwalah kepada Allah) percayakanlah
kepada-Nya (sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata) yakni agama
yang nyata, maka akibatnya kamulah yang akan mendapat kemenangan atas
orang-orang kafir. Kemudian pada ayat selanjutnya Allah membuat perumpamaan
tentang orang-orang kafir, sebagai orang-orang mati, tuli dan buta, untuk itu
Allah swt. berfirman,
080. ("Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan
orang-orang yang mati mendengar dan tidak pula menjadikan orang-orang yang tuli
mendengar panggilan, apabila) dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (mereka telah
berpaling membelakang) .
081. (Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin
orang-orang buta dari kesesatan mereka, tidak lain kamu hanya dapat membuat
mendengar) dengan pendengaran yang disertai pemahaman dan mau menerima apa yang
didengarnya yaitu (orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami) kepada
Alquran (lalu mereka berserah diri) mengikhlaskan diri mereka untuk
mentauhidkan Allah.
082. (Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka)
yakni azab telah pasti menimpa mereka termasuk orang-orang kafir lainnya. (Kami
keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka)
yaitu akan berbicara kepada orang-orang yang ada dari kalangan mereka; sewaktu
binatang melata itu keluar ia langsung berbicara kepada mereka dengan memakai
bahasa Arab. Dan garis besar dari apa yang dikatakannya itu ialah (bahwa
sesungguhnya manusia) orang-orang kafir Mekah. Lafal Anna menurut qiraat yang
lain dibaca Inna; qiraat ini dapat dipakai pula bilamana diperkirakan adanya
huruf Ba sesudah lafal Tukallimuhum (dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat
Kami.") mereka tidak beriman kepada Alquran yang di dalamnya disebutkan
tentang adanya hari berbangkit, hari hisab amal perbuatan dan hari pembalasan.
Dengan keluarnya binatang melata ini, maka terhentilah fungsi Amar Makruf dan
Nahi Mungkar dan orang kafir yang beriman pada saat itu tidak dianggap lagi
keimanannya, sebagaimana yang telah diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Nuh
melalui firman-Nya, "Bahwasanya sekali-kali, tidak akan beriman di antara
kaummu, kecuali orang-orang yang telah beriman saja." (Q.S. 11 Hud, 36).
083. (Dan) ingatlah (hari ketika Kami kumpulkan dari
tiap-tiap umat segolongan) yakni sekumpulan (orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami) mereka adalah pemimpin-pemimpin yang menjadi panutannya (lalu
mereka dibagi-bagi) dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kemudian mereka
digiring.
084. (Sehingga apabila mereka datang) di tempat
perhitungan amal perbuatan (Allah berfirman) kepada mereka, ("Apakah
kalian telah mendustakan) nabi-nabi-Ku yang membawa (ayat-ayat-Ku, padahal
tidak sampai ke sana) disebabkan kalian tidak mempercayainya (ilmu kalian, atau
apakah) pada lafal Amma ini terdapat Ma Istifham yang diidgamkan kepada Am
(yang) Dza di sini merupakan Isim Maushul, artinya apakah yang (telah kalian
kerjakan?") dari apa yang telah diperintahkan kepada kalian untuk
melakukannya.
085. (Dan jatuhlah perkataan) yakni telah pasti azab
(atas mereka disebabkan kelaliman mereka) disebabkan kemusyrikan mereka (maka
mereka tidak dapat berkata apa-apa) karena mereka tidak mempunyai argumentasi.
086. (Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa
sesungguhnya Kami telah menjadikan) maksudnya telah menciptakan (malam supaya
mereka beristirahat padanya) sama dengan orang-orang lain (dan siang yang
menerangi?) supaya mereka dapat berusaha padanya. (Sesuugguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kekuasaan Allah swt. (bagi
orang-orang yang beriman) di sini hanya disebutkan mereka yang beriman, karena
hanya mereka sajalah yang dapat mengambil manfaat dari hal ini untuk mempertebal
keimanan mereka, berbeda halnya dengan orang-orang kafir.
087. (Dan hari ketika ditiup sangkakala) tiupan
sangkakala malaikat Israfil yang pertama (maka terkejutlah segala yang di
langit dan segala yang di bumi) mereka ketakutan, sehingga ketakutan itu
mematikan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu dengan
ungkapan Sha'iqa, yakni terkejut yang mematikan. Dan ungkapan dalam ayat ini
dipakai Fi'il Madhi untuk menggambarkan kepastian terjadinya hal ini (kecuali
siapa yang dikehendaki Allah) yaitu malaikat Jibril, malaikat Mikail, malaikat
Israfil dan malaikat Maut. Tetapi menurut suatu riwayat yang bersumber dari
sahabat Ibnu Abbas disebutkan, bahwa mereka yang tidak terkejut adalah para
Syuhada, karena mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan diberi rezeki. (Dan
semua mereka) lafal Kullun ini harakat Tanwinnya merupakan pergantian daripada
Mudhaf Ilaih, artinya mereka semua sesudah dihidupkan kembali di hari kiamat
(datang menghadap kepada-Nya) dapat dibaca Atauhu dan Atuhu (dengan merendahkan
diri) artinya merasa rendah diri. Dan ungkapan lafal Atauhu dengan memakai
Fi'il Madhi untuk menunjukkan, bahwa hal itu pasti terjadi.
088. (Dan kamu lihat gunung-gunung itu) yakni kamu
saksikan gunung-gunung itu sewaktu terjadinya tiupan malaikat Israfil (kamu
sangka dia) (tetap) diam di tempatnya karena besarnya (padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan) bagaikan hujan yang tertiup angin, maksudnya
gunung-gunung itu tampak seolah-olah tetap, padahal berjalan lambat saking
besarnya, kemudian jatuh ke bumi lalu hancur lebur kemudian menjadi abu
bagaikan bulu-bulu yang beterbangan. (Begitulah perbuatan Allah) lafal Shun'a
merupakan Mashdar yang mengukuhkan jumlah sebelumnya yang kemudian
di-mudhaf-kan kepada Fa'il-nya Sesudah 'Amil-nya dibuang, bentuk asalnya ialah
Shana'allahu Dzalika Shun'an. Selanjutnya hanya disebutkan lafal Shun'a yang
kemudian dimudhaf-kan kepada Fa'il-nya yaitu lafal Allah, sehingga jadilah
Shun'allahi; artinya begitulah perbuatan Allah (yang membuat dengan kokoh) rapih
dan kokoh (tiap-tiap sesuatu) yang dibuat-Nya (sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kalian kerjakan) lafal Taf'aluna dapat dibaca Yaf'aluna,
yakni perbuatan maksiat yang dilakukan oleh musuh-musuh-Nya dan perbuatan taat
yang dilakukan oleh kekasih-kekasih-Nya.
089. (Barang siapa yang membawa kebaikan) yakni membawa
pengamalan kalimah "La ilaha illallah" kelak di hari kiamat (maka ia
memperoleh kebaikan) pahala (daripadanya) disebabkan,lafal Khairun di sini
bukan mengandung arti Tafdhil, karena tiada suatu pekerjaan pun yang lebih baik
daripadanya. Di dalam ayat lain disebutkan bahwa pahala itu ialah sepuluh kali
lipat daripadanya (sedangkan mereka) orang-orang yang datang membawanya
(daripada kejutan yang dahsyat pada hari itu) dapat dibaca Faza'i Yaumaidzin
dan Faza'in Yaumaidzin (merasa aman tenteram) .
090. (Dan barang siapa yang membawa kejahatan) yakni
kemusyrikan (maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka) disebabkan
berpaling daripadanya. Di sini hanya disebutkan muka, karena merupakan anggota
tubuh yang paling mulia, pengertiannya; semua anggota tubuhnya lebih
disungkurkan lagi. Kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada mencemoohkan.
(Tiadalah kalian dibalasi melainkan) pembalasan yang setimpal (dengan apa yang
dahulu kamu sekalian kerjakan) berupa kemusyrikan dan kemaksiatan. Katakanlah
kepada mereka,
091. ("Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb
negeri ini) yakni Mekah (yang telah menjadihannya kota suci) suci dan aman,
tidak boleh dialirkan darah manusia di dalamnya, dan tidak boleh seseorang pun
dianiaya, serta binatang buruannya tidak boleh diburu dan pepohonannya tidak
boleh ditebang. Yang demikian itu merupakan nikmat-nikmat Allah yang
dilimpahkan kepada kabilah Quraisy sebagai penduduknya, sehingga Allah tidak
menurunkan azab atas negeri mereka dan selamat Pula dari fitnah-fitnah yang
melanda kawasan negeri Arab lainnya (dan kepunyaan-Nya-lah) yakni kepunyaan
Allah swt. (segala sesuatu) Dia adalah Rabb, pencipta dan pemilik semuanya (dan
aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri) kepada
Allah yaitu dengan mentauhidkan-Nya.
092. (Dan supaya aku membacakan Alquran) kepada kalian
dengan bacaan yang mengajak kalian untuk beriman (Maka barang siapa yang
mendapat petunjuk) dari Alquran (maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat
petunjuk untuk kebaikan dirinya) karena dia sendirilah yang mendapat kan
pahalanya (dan barang siapa yang sesat) dari jalan iman, dan sesat dari jalan
petunjuk (maka katakanlah) kepadanya, ('Sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah
salah seorang pemberi peringatan.'") yang menakut-nakuti kalian, maka
tidak ada hak bagiku melainkan hanya menyampaikan saja. Ayat ini diturunkan
sebelum ada perintah dari Allah untuk berperang.
093. (Dan katakanlah!, "Segala puji bagi Allah, Dia
akan memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kalian akan
mengetahuinya) Allah memperlihatkannya kepada mereka dalam perang Badar, yaitu
dengan dibunuhnya mereka dan sebagian lagi ada yang tertawan, serta para
Malaikat memukuli muka dan belakang mereka, dan Allah menyegerakan mereka untuk
masuk ke dalam neraka. (Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang kalian
kerjakan.") lafal Taa'maluna dapat dibaca Ya'maluna. Dan sesungguhnya
Allah menangguhkan mereka hanya sampai pada saatnya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar