Surat Ke-38 :
88 Ayat
001. (Shaad) hanya Allahlah yang mengetahui artinya (demi
Alquran yang mempunyai keagungan) yakni penjelasan atau kemuliaan. Jawab dari
qasamnya tidak disebutkan, yaitu, bahwa perkaranya tidak seperti apa yang
dikatakan oleh orang-orang kafir Mekah, tuhan itu bermacam-macam.
002. (Sebenarnya orang-orang kafir itu) yakni penduduk
Mekah yang kafir (berada dalam kesombongan) hamiyyah dan takabbur tidak mau
beriman (dan permusuhan yang sengit) selalu menentang dan memusuhi Nabi saw.
003. (Berapa banyak) sudah berapa banyak (umat sebelum
mereka yang telah Kami binasakan) yaitu dari kalangan umat-umat yang terdahulu,
(lalu mereka meminta tolong) sewaktu azab menimpa mereka (padahal waktu itu
bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) artinya, untuk melarikan diri dari
azab, karena segalanya sudah terlambat. Huruf Ta pada lafal Laata merupakan
huruf Zaidah, dan jumlah kalimat ayat ini berkedudukan menjadi Hal atau kata
keterangan keadaan dari Fa'ilnya lafal Naadau. Maksudnya, mereka meminta tolong
padahal sudah tidak ada lagi jalan untuk melarikan diri, dan pula tidak ada
lagi jalan untuk selamat dari azab. Akan tetapi penduduk Mekah yang kafir
tidaklah mengambil pelajaran dari mereka yang telah dibinasakan itu.
004. (Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang
pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri) yakni seorang Rasul dari
kalangan mereka yang memberi peringatan dan mempertakuti mereka dengan azab
neraka sesudah dibangkitkan nanti. Orang yang dimaksud adalah Nabi saw. (dan
orang-orang kafir berkata,) di dalam ungkapan ini Isim Zhahir menduduki tempat
Isim Mudhmar ("Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.)
005. (Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang
satu saja?") demikian itu karena Nabi saw. pernah bersabda kepada mereka,
"Katakanlah, 'Laa Ilaaha Illallaah', artinya tiada Tuhan selain Allah.
Mereka menjawab, 'Mana mungkin makhluk yang sedemikian banyak itu, semuanya
dapat ditangani oleh Tuhan Yang Satu itu.' (Sesungguhnya itu benar-benar suatu
hal yang sangat mengherankan") sangat aneh.
006. (Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) dari majelis
tempat mereka berkumpul, yaitu tempat Abu Thalib; di tempat itulah mereka
mendengar dari Nabi saw. yang mengatakan, "Katakanlah oleh kalian, 'Laa
Ilaaha Illallaah', artinya tiada Tuhan selain Allah (seraya mengatakan,
'Pergilah kalian') maksudnya, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang
lain 'pergilah kalian' (dan tetaplah menyembah tuhan-tuhan kalian) artinya
bertahanlah kalian di dalam menyembah tuhan-tuhan kalian itu (sesungguhnya ini)
ajaran tauhid yang disampaikan Nabi itu (benar-benar suatu hal yang
dikehendaki") olehnya supaya kita melakukannya.
007. (Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama
yang terakhir) maksudnya, agama Nabi Isa. (Tiada lain) tidak lain (ini hanyalah
dusta yang diada-adakan) hal yang dibuat-buat saja.
008. (Mengapa telah diturunkan) dapat dibaca Tahqiq dapat
pula dibaca Tas-hil (kepadanya) kepada Muhammad (peringatan) yakni kitab
Alquran (di antara kita?) bukan diturunkan kepada orang yang tertua di antara
kita atau orang yang paling terhormat di antara kita. Maksudnya, mengapa
Alquran itu tidak diturunkan kepada orang yang paling tua atau orang yang
paling terhormat di antara mereka. Lalu Allah berfirman, ("Sebenarnya
mereka ragu terhadap Alquran-Ku) atau ragu terhadap wahyu-Ku, yaitu Alquran,
karena mereka mendustakan rasul yang mendatangkannya (dan sebenarnya belumlah)
artinya, belum lagi (mereka merasakan azab-Ku") seandainya mereka telah
merasakannya niscaya mereka mau beriman kepada Nabi saw. tentang apa yang
disampaikan olehnya dari sisi-Ku. Akan tetapi pada saat itu, yakni saat mereka
merasakan azab-Ku, tidak ada gunanya lagi iman.
009. (Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan
rahmat Rabbmu Yang Maha Perkasa) yakni Maha Menang (lagi Maha Pemberi?)
termasuk derajat kenabian dan hal-hal lainnya, karenanya mereka dapat
memberikannya kepada siapa yang mereka kehendaki.
010. (Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan
yang ada di antara keduanya?) jika mereka menduga hal tersebut (maka hendaklah
mereka menaiki tangga-tangga) yang dapat mengantarkan mereka ke langit, lalu
mereka mengambil wahyu dan mendatangkannya, kemudian mereka memberikannya
secara khusus kepada orang-orang yang mereka kehendaki. Istifham atau kata
tanya pada kedua tempat itu mengandung makna ingkar.
011. (Suatu tentara) maksudnya, suatu pasukan yang hina
(di sana) yang telah mendustakanmu (pasti dikalahkan) menjadi sifat bagi lafal
Jundun, sekalipun mereka terdiri (dari golongan-golongan yang bersekutu) lafal
ayat ini menjadi sifat pula bagi lafal Jundun. Yakni suatu pasukan yang sama
dengan pasukan-pasukan yang berserikat sebelum kamu yang memerangi para nabi.
Pasukan-pasukan dahulu itu dapat dikalahkan dan dibinasakan, maka demikian pula
mereka yang bersekutu untuk menghancurkanmu akan Kami binasakan pula.
012. (Telah mendustakan pula sebelum mereka itu kaum Nuh)
lafal Qaum dianggap sebagai muannats karena ditinjau dari segi maknanya (Ad dan
Firaun yang mempunyai patok yang banyak) disebutkan bahwa Firaun selalu mematok
atau memasung setiap orang yang menentangnya, lalu kedua kaki dan tangan orang
yang menentangnya itu diikatkan pada empat patok, kemudian disiksa. Oleh
karenanya ia dijuluki sebagai Dzul Autaad.
013. (Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah) yakni
penduduk kota Al-Ghidhah, mereka adalah kaum Nabi Syuaib a.s. (Mereka itulah
golongan-golongan yang bersekutu menentang rasul-rasul).
014. (Tidak lain) tiada lain (semuanya) artinya
masing-masing dari golongan-golongan yang bersekutu itu (hanyalah mendustakan
rasul-rasul) karena mereka telah mendustakan salah seorang dari rasul-rasul
itu, ini berarti sama saja dengan mendustakan semua rasul-rasul, karena
sesungguhnya seruan dan ajaran mereka satu, yaitu menyeru kepada ajaran tauhid
(maka pastilah) wajiblah bagi mereka (azab-Ku).
015. (Tiadalah yang ditunggu-tunggu) yang dinantikan
(oleh mereka) oleh orang-orang kafir Mekah. (melainkan hanya satu teriakan)
yaitu tiupan sangkakala untuk kiamat yang saat itu mereka ditimpa oleh azab
(yang tidak ada bagi mereka saat berselang) maksudnya, sesudah itu tidak akan
ada saat hidup kembali seperti di dunia. Lafal Fawaaqin dapat pula dibaca
Fuwaaqin.
016. (Dan mereka berkata) sewaktu Allah menurunkan
firman-Nya, "Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari
sebelah kanannya..." (Q.S. Al-Haqqah, 19) ("Ya Rabb kami!
Segerakanlah untuk kami catatan amal kami) yakni kitab catatan amal kami
(sebelum hari berhisab") mereka mengatakan hal ini dengan nada yang sinis
dan mengejek.
017. Allah swt. berfirman, ("Bersabarlah atas segala
apa yang mereka katakan; ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan)
dalam beribadah; tersebutlah bahwa dia sepanjang tahun selalu berpuasa sehari
dan berbuka sehari; bangun pada tengah malam untuk melakukan salat, kemudian
tidur selama sepertiga malam dan seperenam malam harinya lagi ia gunakan untuk
salat (sesungguhnya dia amat taat) yakni selalu mengerjakan hal-hal yang
menjadi keridaan Allah swt.
018. (Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk
bertasbih bersama dia di waktu petang) di waktu salat Isyak (dan pagi) di waktu
salat Duha, yaitu di waktu matahari mencapai sepenggalah.
019. (Dan) Kami tundukkan pula (burung-burung dalam
keadaan berkumpul) berkumpul untuk bertasbih bersama dengan dia.
(Masing-masing) dari gunung-gunung dan burung-burung itu (amat taat kepada-Nya)
taat bertasbih kepada-Nya.
020. (Dan Kami kuatkan kerajaannya) Kami kuatkan
kerajaannya itu dengan para penjaga dan bala tentara; dan setiap malam mihrab
Nabi Daud selalu dijaga oleh tiga puluh ribu pasukan (dan Kami berikan,
kepadanya hikmah) yakni, kenabian dan ketepatan dalam berbagai perkara (dan
kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan") yaitu penjelasan yang memuaskan
dalam semua urusan.
021. (Dan adakah) Istifham atau kata tanya di sini
mengandung makna Ta'ajjub dan Tasywiq, atau dengan kata lain mengandung makna
yang mendorong dan merangsang pendengar untuk mendengarkan kalimat-kalimat
selanjutnya (sampai kepadamu) hai Muhammad (berita orang-orang yang berperkara
ketika mereka memanjat pagar mihrab?) yaitu mihrab Nabi Daud, yang dimaksud
adalah mesjidnya; demikian itu terjadi karena mereka dilarang masuk, sebab Nabi
Daud sedang beribadah. Akhirnya mereka masuk dengan memanjat pagar mihrabnya.
Makna ayat ialah apakah kamu telah mendengar berita dan kisah mereka?
022. (Ketika mereka masuk menemui Daud lalu ia terkejut
karena kedatangan mereka. Mereka berkata, "Janganlah kamu merasa takut)
kami (adalah dua orang yang bersengketa) menurut suatu pendapat dikatakan,
bahwa yang bersengketa itu adalah dua golongan, demikian itu supaya sesuai
dengan dhamir jamak yang sebelumnya. Menurut pendapat yang lain disebutkan
bahwa orang yang bersengketa itu dua orang, sedangkan dhamir jamak diartikan
dengannya. Lafal Al-Khashmu dapat diartikan untuk satu orang atau lebih. Kedua
orang itu adalah dua malaikat yang menjelma menjadi dua orang yang sedang
bersengketa. Persengketaan yang terjadi di antara keduanya hanyalah sebagai perumpamaan,
dimaksud untuk mengingatkan Nabi Daud a.s. atas apa yang telah dilakukannya.
Karena ia mempunyai istri sebanyak sembilan puluh sembilan orang wanita. Tetapi
sekalipun demikian ia melamar istri orang lain yang hanya mempunyai seorang
istri kemudian ia mengawininya dan menggaulinya (salah seorang dari kami
berbuat zalim kepada yang lain, maka berilah keputusan antara kami dengan adil
dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran) janganlah kamu berlaku berat
sebelah (dan tunjukilah kami) bimbinglah kami (ke jalan yang lurus) yakni
keputusan yang pertengahan dan adil.
023. (Sesungguhnya saudaraku ini) maksudnya, saudara
seagamaku ini (mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing) ini sebagai kata
kiasan dari istri (dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata,
'Serahkanlah kambing itu kepadaku) yakni jadikanlah aku sebagai suaminya (dan
dia mengalahkan aku) atau dia menang atas diriku (dalam perdebatan'")
yakni dalam sengketa ini, dan lawannya pun mengalah.
024. (Daud berkata, "Sesungguhnya dia telah berbuat
lalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu) dengan maksud untuk
menggabungkannya (untuk ditambahkan kepada kambingnya. Sesungguhnya kebanyakan
dari orang-orang yang berserikat itu) yakni orang-orang yang terlibat dalam
satu perserikatan (sebagian mereka berbuat lalim kepada sebagian yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat
sedikitlah mereka ini") huruf Ma di sini untuk mengukuhkan makna sedikit.
Lalu kedua malaikat itu naik ke langit dalam keadaan berubah menjadi ujud
aslinya seraya berkata, "Lelaki ini telah memutuskan perkara terhadap
dirinya sendiri." Sehingga sadarlah Nabi Daud atas kekeliruannya itu. Lalu
Allah berfirman, (Dan Daud yakin) yakni merasa yakin (bahwa Kami mengujinya) Kami
menimpakan ujian kepadanya, berupa cobaan dalam bentuk cinta kepada perempuan
itu (maka ia meminta ampun kepada Rabbnya lalu menyungkur rukuk) maksudnya
bersujud (dan bertobat.)
025. (Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan
sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami) yakni dengan
ditambahkan kebaikan baginya di dunia (dan tempat kembali yang baik) kelak di
akhirat.
026. (Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah penguasa di muka bumi) yaitu sebagai penguasa yang mengatur perkara
manusia (maka berilah keputusan perkara di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu) kemauan hawa nafsu (karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah) dari bukti-bukti yang menunjukkan
keesaan-Nya. (Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah) dari iman
kepada Allah (mereka akan mendapat siksa yang berat karena mereka melupakan)
artinya, disebabkan mereka lupa akan (hari perhitungan) hal ini ditunjukkan
oleh sikap mereka yang tidak mau beriman, seandainya mereka beriman dengan
adanya hari perhitungan itu, niscaya mereka akan beriman kepada Allah sewaktu
mereka di dunia.
027. (Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya dengan batil) dengan main-main. (Yang demikian itu)
yakni penciptaan hal tersebut tanpa hikmah (adalah anggapan orang-orang kafir)
dari penduduk Mekah (maka neraka Waillah) Wail adalah nama sebuah lembah di
neraka (bagi orang-orang yang kafir karena mereka akan masuk neraka.)
028. (Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan
di muka bumi? Patutkah pula Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama
dengan orang-orang yang berbuat maksiat?) Ayat ini diturunkan sewaktu
orang-orang kafir Mekah berkata kepada orang-orang yang beriman,
"Sesungguhnya kami kelak di hari kemudian akan diberi seperti apa yang
diberikan kepada kalian." Lafal Am di sini untuk menunjukkan makna
sanggahan, yakni jelas tidak sama.
029. (Ini adalah sebuah Kitab) menjadi Khabar dari
Mubtada yang tidak disebutkan, yakni, Ini adalah Kitab (yang Kami turunkan
kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan) asal lafal
Yaddabbaruu adalah Yatadabbaruu, kemudian huruf Ta diidghamkan kepada huruf Dal
sehingga jadilah Yaddabbaruu (ayat-ayatnya) maksudnya supaya mereka
memperhatikan makna-makna yang terkandung di dalamnya, lalu mereka beriman
karenanya (dan supaya mendapat pelajaran) mendapat nasihat (orang-orang yang
mempunyai pikiran) yaitu yang berakal.
030. (Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman) sebagai
anaknya (dia adalah sebaik-baik hamba) maksudnya Sulaiman adalah sebaik-baik
hamba. (Sesungguhnya dia amat taat) kepada Rabbnya, selalu bertasbih dan
berzikir pada semua waktunya.
031. (Ingatlah ketika dipertunjukkan kepadanya di waktu
sore) yakni sesudah matahari tergelincir (kuda-kuda yang tenang di waktu
berhenti) lafal Ash-Shaafinaat adalah bentuk jamak dari lafal Shaafinah,
artinya kuda yang kalau berhenti berdiri pada tiga kaki, sedangkan kaki yang
keempatnya berdiri pada ujung teracaknya atau berjinjit. Lafal ini berasal dari
kata Shafana Yashfinu Shufuunan (dan cepat pada waktu berlari) lafal Al-Jiyaad
adalah bentuk jamak dari lafal Jawaadun, artinya kuda balap. Maksud ayat, bahwa
kuda-kuda itu bila berhenti tenang, dan bila berlari sangat cepat. Tersebutlah
bahwa Nabi Sulaiman memiliki seribu ekor kuda, kuda-kuda itu ditampilkan di
hadapannya setelah ia selesai melakukan salat Zuhur, karena ia bermaksud untuk
berjihad dengan memakai kuda sebagai kendaraannya untuk melawan musuh. Sewaktu
penampilan kuda baru sampai sembilan ratus ekor ternyata waktu Magrib telah
tiba, sedangkan ia belum melakukan salat asar. Hal ini membuatnya berduka cita.
032. (Maka ia berkata, "Sesungguhnya aku menyukai)
artinya, mempunyai maksud (bersenang-senang terhadap barang yang baik) yakni
kuda (hingga aku lupa untuk berzikir kepada Rabbku) lupa melakukan salat asar
(sehingga tertutuplah) matahari (dari pandangan mata.") artinya sehingga
matahari itu tenggelam dan tidak kelihatan lagi.
033. (Ia berkata, "Bawalah kuda-kuda itu kembali
kepadaku") yaitu kuda-kuda yang ditampilkan tadi kemudian mereka
membawanya kepada Nabi Sulaiman (lalu ia membabat kuda-kuda itu) dengan
pedangnya (pada kaki-kakinya) lafal As-Suuq ini adalah bentuk jamak dari lafal
Saaqun (dan pada lehernya) artinya Nabi Sulaiman menyembelih semua kuda-kuda
itu kemudian memotong kakinya sebagai kurban untuk mendekatkan diri kepada
Allah swt. Karena kuda-kuda itu ternyata membuatnya lalai dari salat; kemudian
ia menyedekahkan daging-dagingnya. Akhirnya Allah menggantikan kudanya dengan
kendaraan yang jauh lebih baik dan lebih cepat larinya, yaitu kendaraan angin;
angin dapat diperintah untuk bertiup dengan membawanya ke mana saja yang ia
kehendaki.
034. (Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman) Kami
telah mencobanya dengan suatu ujian, yaitu kerajaannya dirampas oleh orang
lain. Demikian itu, karena ia pernah menikahi seorang perempuan yang ia sukai,
hanya perempuan itu termasuk orang yang menyembah berhala, tanpa sepengetahuan
Nabi Sulaiman. Dan tersebutlah bahwa kebesarannya itu terletak pada cincinnya
kemudian pada suatu hari ketika ia bermaksud untuk pergi ke kamar mandi, ia
melepaskan cincinnya itu. Lalu ia menitipkannya kepada salah seorang dari istrinya
yang bernama Aminah, sebagaimana biasanya. Setelah ia pergi tiba-tiba datanglah
makhluk jin yang menyerupai Nabi Sulaiman, kemudian jin itu mengambil cincin
itu dari Aminah dan langsung memakainya (dan Kami dudukkan pada singgasananya
sesosok jasad) yaitu jin tersebut, yang bernama Shakhr atau jin lainnya,
kemudian jin itu menduduki singgasana Nabi Sulaiman. Ketika itu juga ia
dikelilingi burung-burung dan lain-lainnya. Lalu muncullah Nabi Sulaiman dalam
bentuk yang tidak seperti biasanya, yakni tanpa pakaian kebesaran, ia melihat
bahwa di singgasananya telah duduk seseorang. Kemudian ia berkata kepada
orang-orang yang ada di situ, "Aku adalah Sulaiman." Akan tetapi
orang-orang mengingkarinya (kemudian ia kembali) yakni kembali dapat merebut
kebesarannya setelah selang beberapa hari; yaitu setelah ia berhasil merebut
cincin kebesarannya, lalu memakainya dan duduk di atas singgasananya kembali.
035. (Ia berkata, "Ya Rabbku! Ampunilah aku dan
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak patut dimiliki) maksudnya, belum
pernah dimiliki (oleh seorang jua pun sesudahku) artinya, yang tidak layak
dimiliki oleh orang selainku. Pengertian ungkapan ini sama dengan makna yang
terkandung di dalam firman-Nya yang lain, yaitu, 'Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah?' (Q.S. Al-Jatsiyah, 23) yakni selain Allah
(sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.")
036. (Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang
berembus dengan baik menurut perintahnya) yakni berembus dengan lembut (ke mana
saja yang ia kehendaki) sesuai dengan keinginan Nabi Sulaiman.
037. (Dan Kami tundukkan pula kepadanya setan-setan,
semuanya ahli bangunan) yakni pandai membuat bangunan-bangunan yang menakjubkan
dan aneh (dan penyelam) ahli menyelam di dalam laut untuk mengambil mutiara-mutiara
yang terkandung di dalamnya.
038. (Dan setan yang lain) setan-setan yang lainnya (yang
terikat) dirantai (dalam belenggu) yaitu, tangan mereka masing-masing diikatkan
ke kepalanya dengan memakai belenggu.
039. Dan Kami berfirman kepada Sulaiman (Inilah anugerah
Kami; maka berikanlah) maksudnya, berikanlah sebagian daripadanya kepada orang
yang kamu sukai (atau tahanlah) maksudnya, tidak memberikannya (dengan tiada
pertanggungjawaban) tanpa ada hisab bagimu dalam hal ini.
040. (Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat
pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik) penafsiran ayat ini sebagaimana
yang telah lalu.
041. (Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru
Rabbnya, "Sesungguhnya aku) bahwasanya aku (diganggu oleh setan dengan
kepayahan) kemudaratan (dan siksaan") yakni rasa sakit. Nabi Ayub
menisbatkan atau mengaitkan hal tersebut kepada setan, sekalipun pada
kenyataannya segala sesuatu itu berasal dari Allah swt. Dimaksud sebagai sopan
santun Nabi Ayub terhadap Allah.
042. Dikatakan kepada Ayub ("Hantamkanlah) maksudnya
hentakkanlah (kakimu) ke bumi, lalu ia menghantamkannya, setelah itu tiba-tiba
mengalirlah mata air dari bekas hentakan kakinya. Kemudian dikatakan pula
kepadanya (inilah air untuk mandi) artinya, mandilah kamu dengan air ini (yang
dingin, dan untuk minum") minumlah kamu daripadanya. Segeralah Nabi Ayub
mandi dan minum dan hilanglah semua penyakit yang ada di dalam dan di luar
tubuhnya.
043. (Dan Kami anugerahi dia dengan mengumpulkan kembali
keluarganya dan Kami tambahkan kepada mereka sebanyak mereka) maksudnya, Allah
menghidupkan kembali anak-anaknya yang telah mati itu, dan menambah pula
kepadanya anak lain sejumlah anak yang telah mati itu (sebagai rahmat) sebagai
nikmat dan karunia (dari Kami dan pelajaran) nasihat (bagi orang-orang yang
mempunyai pikiran) yaitu bagi orang-orang yang berakal.
044. (Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput) yakni
seikat rumput lalang atau seikat ranting-ranting (maka pukullah dengan itu)
istrimu, karena Nabi Ayub pernah bersumpah, bahwa ia sungguh akan memukul
istrinya sebanyak seratus kali deraan, karena pada suatu hari ia pernah tidak
menuruti perintahnya (dan janganlah kamu melanggar sumpah) dengan tidak
memukulnya, lalu Nabi Ayub mengambil seratus tangkai kayu Idzkhir atau kayu
lainnya, lalu ia memukulkannya sekali pukul kepada istrinya. (Sesungguhnya Kami
dapati dia seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba) adalah Nabi Ayub.
(Sesungguhnya dia amat taat) kepada Allah swt.
045. (Dan ingatlah hamba-hamba Kami; Ibrahim, Ishak dan
Yakub yang mempunyai kekuatan) dalam hal beribadah (dan pandangan) yang tajam
dalam masalah agama. Menurut suatu qiraat lafal 'Ibaadanaa dibaca 'Abdanaa
dalam bentuk Mufrad, sedangkan lafal Ibrahiim merupakan Athaf Bayan baginya,
dan lafal-lafal yang sesudahnya diathafkan kepada lafal 'Abdanaa.
046. (Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan
menganugerahkan kepada mereka akhlak yang tinggi) yaitu (selalu mengingatkan
manusia kepada negeri akhirat) atau alam akhirat; maksudnya mengingatkan
manusia kepada hari akhirat dan menganjurkan mereka untuk beramal baik sebagai
bekal untuk menghadapinya. Menurut suatu qiraat dibaca Bikhaalishati Dzikrad
Daar yaitu dengan dimudhafkan untuk menunjukkan makna Bayan, atau keterangan.
047. (Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar
termasuk orang-orang pilihan) yakni orang-orang yang terpilih (yang paling
baik) lafal Al-Akhyaar ini adalah bentuk jamak dari lafal Khayyirun, artinya
paling baik.
048. (Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa') Ilyasa' adalah
Yasu', dia seorang nabi; Huruf Alif dan lamnya adalah Zaidah atau tambahan (dan
Zulkifli) yang masih diperselisihkan kenabiannya. Menurut suatu pendapat
dikatakan, bahwa ia pernah menjamin seratus orang nabi yang berlindung kepadanya
untuk menghindari pembunuhan. (Semuanya) artinya, masing-masing dari kesemuanya
(termasuk orang-orang yang paling baik) lafal Al-Akhyaar adalah bentuk jamak
dari lafal Khayyirun, artinya orang yang paling baik.
049. (Ini adalah kehormatan) bagi mereka, yaitu mendapat
pujian yang baik di sini. (Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa)
antara lain adalah termasuk mereka (benar-benar disediakan tempat kembali yang
baik) nanti di akhirat.
050. (Yaitu surga Adn) menjadi Badal atau 'Athaf Bayan
bagi lafal Lahusna Ma-aab (yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka) artinya,
pintu-pintu surga itu terbuka lebar-lebar buat mereka.
051. (Di dalamnya mereka bertelekan) di atas dipan-dipan
(sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu.)
052. (Dan pada sisi mereka ada bidadari-bidadari yang
tidak liar pandangannya) yakni mereka hanya memandang kepada suaminya dan
menundukkan pandangan mata dari yang lainnya (dan sebaya umurnya) umur mereka
sebaya, yaitu sekitar tiga puluh tiga tahunan. Lafal Atraabun adalah bentuk
jamak dari lafal Turbun.
053. (Inilah) hal-hal yang telah disebutkan itu (apa yang
dijanjikan kepada kalian) dapat dibaca Yuu'aduuna atau Tuu'aduuna, kalau dibaca
Tuu'aduna berarti Iltifat (pada hari berhisab) pada saat hari berhisab.
054. (Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari
Kami yang tiada habis-habisnya) yang tak putus-putusnya; jumlah ayat ini
menjadi Haal dari lafal Larizqunaa, atau sebagai Khabar kedua dari Inna,
artinya selama-lamanya.
055. (Beginilah) keadaan yang dialami oleh orang-orang
yang beriman. (Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka) kalimat ayat ini
merupakan jumlah Isti'naf atau kalimat baru (benar-benar disediakan tempat
kembali yang paling buruk.)
056. (Yaitu neraka Jahanam, yang mereka masuk ke
dalamnya) mereka dimasukkan ke dalamnya (maka amat buruklah Jahanam itu sebagai
tempat tinggal) artinya, hamparan yang paling buruk.
057. (Inilah) azab neraka; pengertian ini disimpulkan
dari lafal sesudahnya (biarlah mereka merasakannya, minuman mereka air yang
sangat panas) lagi membakar (dan nanah ahli neraka) dapat dibaca Ghassaaqun
atau Ghasaaqun artinya nanah yang meleleh dari penghuni neraka.
058. (Dan azab yang lain) dapat dibaca dalam bentuk jamak
sehingga menjadi Ukharu atau dapat pula dibaca dalam bentuk Mufrad sehingga
bacaannya menjadi Aakharu (yang serupa itu) serupa dengan azab yang telah
disebutkan tadi, yaitu air yang sangat panas dan cairan nanah (berbagai macam)
beraneka ragam siksaan, maksudnya, azab mereka bermacam-macam.
059. Dan dikatakan kepada mereka sewaktu mereka diseret
ke dalam neraka bersama dengan para pengikutnya ("Ini adalah suatu
rombongan) suatu gelombang (yang masuk berdesak-desak) dijejalkan masuk
(bersama kalian") ke neraka. Kalimat itu dikatakan kepada mereka dengan
nada yang keras; maka berkatalah pemimpin-pemimpin mereka yang durhaka,
("Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka) artinya, tiada kelapangan
buat mereka (karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka.")
060. (Pengikut-pengikut mereka berkata) atau mengatakan,
("Sebenarnya kalianlah; tiada ucapan selamat datang bagi kalian, karena
kalianlah yang menjerumuskan kami) ke dalam kekafiran (maka amat buruklah
tempat tinggal") bagi kami dan kalian, yaitu neraka.
061. (Mereka berkata) lagi, ("Ya Rabb kami! Barang
siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini, maka tambahkanlah azab
kepadanya dengan berlipat ganda) dua kali lipat azab yang diterimanya, sebagai
balasan dari kekafirannya (di dalam neraka.")
062. (Dan mereka berkata,) yakni orang-orang kafir Mekah,
sedang mereka berada dalam neraka, ("Mengapa kami tidak melihat
orang-orang yang dahulu kami anggap) sewaktu di dunia (sebagai orang-orang yang
hina.")
063. (Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan)
lafal Sukhriyyan dapat pula dibaca Sikhriyyan, yakni kami dahulu sewaktu di
dunia menghina mereka. Huruf Ya pada lafal Sukhriyyan adalah Nasab; maksudnya
apakah mereka tidak ada (ataukah karena tidak melihat) yakni terhalang (mata
kami dari melihat mereka) sehingga mata kami tidak dapat melihat mereka. Yang
mereka maksud adalah kaum muslimin yang miskin, seperti Ammar, Bilal, Shuhaib,
dan Salman.
064. (Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi) sudah
pasti terjadinya, yaitu (pertengkaran penghuni neraka) sebagaimana yang telah dijelaskan
tadi.
065. (Katakanlah) hai Muhammad kepada orang-orang kafir
Mekah! ("Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan) seorang yang
memperingatkan kalian dengan neraka (dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) semua makhluk-Nya.
066. (Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya Yang Maha Perkasa) yakni Maha Menang atas semua perkara-Nya (lagi Maha
Pengampun") terhadap kekasih-kekasih-Nya.
067. (Katakanlah) kepada mereka! ("Berita itu adalah
berita besar.)
068. (Yang kalian berpaling darinya) dari Alquran yang
aku beritakan dan aku datangkan kepada kalian; di dalamnya terdapat hal-hal
yang tidak dapat diketahui, melainkan hanya dengan jalan wahyu. Yang dimaksud
dengan berita yang besar itu ialah:
069. (Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang
Al-Mala'ul A'la) yakni para malaikat itu (ketika mereka berbantah-bantahan)
tentang perihal Nabi Adam, ketika Allah berfirman, 'Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi...' (Q.S. Al-Baqarah, 30)
070. (Tidak) tiada (diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa
sesungguhnya aku) yakni aku ini (hanyalah seorang pemberi peringatan yang
nyata") artinya nyata peringatannya.
071. Ingatlah (ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat,
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah) yaitu Adam.
072. (Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya) telah
sempurna kejadiannya (dan Kutiupkan) Kualirkan (kepadanya roh ciptaan-Ku)
sehingga ia menjadi hidup. Dimudhafkannya lafal ruh kepada Allah dimaksud untuk
memuliakan Nabi Adam. Roh adalah tubuh yang lembut dan tidak kelihatan oleh
mata, yang membuat manusia dapat hidup karena memasuki tubuhnya (maka hendaklah
kalian bersungkur dengan sujud kepadanya") sujud penghormatan dengan cara
membungkukkan badan.
073. (Lalu seluruh malaikat itu sujud semuanya) di dalam
ayat ini terdapat dua Taukid, yaitu lafal Kulluhum dan lafal Ajma 'uuna.
074. (Kecuali iblis) dia adalah bapaknya jin yang
dahulunya campur bersama dengan malaikat (dia menyombongkan diri dan adalah dia
termasuk orang-orang yang kafir) menurut ilmu Allah.
075. (Allah berfirman, "Hai iblis! Apakah yang
menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan
kekuasaan-Ku?) maksudnya, yang telah Aku atur penciptaannya secara langsung;
ungkapan ini dimaksud memuliakan kedudukan Nabi Adam, karena sesungguhnya
setiap makhluk diciptakan oleh Allah secara langsung. (Apakah kamu
menyombongkan diri) sekarang sehingga kamu tidak mau bersujud kepadanya;
Istifham atau kata tanya di sini menunjukkan makna cemoohan (ataukah kamu
merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?") merasa tinggi diri
sehingga kamu bersikap takabur tidak mau bersujud.
076. (Iblis berkata, "Aku lebih baik daripadanya,
karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari
tanah.")
077. (Allah berfirman, "Maka keluarlah kamu dari
surga) menurut pendapat yang lain dari langit (sesungguhnya kamu adalah orang
yang diusir) yang terusir.
078. (Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari
pembalasan") yakni hari Allah melakukan pembalasan.
079. (Iblis berkata, "Ya Rabbku! Berilah aku
tenggang waktu sampai hari mereka dibangkitkan") sampai manusia
dibangkitkan.
080. (Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk
orang-orang yang diberi tangguh.)
081. (Sampai kepada hari yang telah ditentukan
waktunya") yakni waktu tiupan sangkakala yang pertama atau hari kiamat.
082. (Iblis menjawab, "Demi kekuasaan Engkau, aku
akan menyesatkan mereka semuanya).
083. (Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara
mereka") yakni orang-orang yang beriman.
084. (Allah berfirman, "Maka yang benar adalah
sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan") dapat dibaca
Falhaqqa Wal Haqqa atau Falhaqqu Wal Haqqa; kalau dibaca Nashab berarti
dinashabkan oleh Fi'il yang sesudahnya. Bila lafal pertama dinashabkan, menurut
suatu pendapat dikatakan, bahwa dinashabkan oleh Fi'll yang telah disebutkan.
Menurut pendapat yang lainnya lagi dinashabkan karena menjadi Mashdar, bentuk
asalnya adalah Uhiqqal Haqqa. Menurut pendapat yang lainnya lagi karena huruf
Qasamnya dicabut. Dibaca Rafa' atas dasar karena menjadi Mubtada yang dibuang
Khabarnya, bentuk asalnya adalah Falhaqqu Minnii. Menurut pendapat yang lainnya
lagi bentuk asalnya adalah, Falhaqqu Qasami, dan jawab Qasamnya ialah kalimat
berikutnya, yaitu:
085. (Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam
dengan jenis kamu) berikut keturunanmu (dan dengan orang-orang yang mengikuti
kamu di antara mereka) yakni umat manusia (semuanya.)
086. (Katakanlah! "Aku tidak meminta kepada kalian
atas hal ini) atas penyampaian risalah ini (upah sedikit pun) persenan sedikit
pun dari kalian (dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan)
maksudnya, membuat-buat Alquran dari diriku sendiri.
087. (Tiada lain ini) Alquran ini (hanyalah peringatan)
yakni nasihat dan peringatan (bagi semesta alam) maksudnya bagi jenis manusia,
jin dan makhluk-makhluk yang berakal selain malaikat.
088. (Dan sesungguhnya kalian akan mengetahui) hai
orang-orang kafir Mekah (berita Alquran) yaitu berita kebenarannya (setelah
beberapa waktu lagi") yakni pada hari kiamat nanti. Lafal 'Alima bermakna
'Arafa yakni mengetahui. Huruf Lam sebelumnya adalah Lam Qasam bagi lafal yang
diperkirakan, bentuk asalnya adalah, Wallaahi Lata'lamunna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar