ορευθεντες ουν μαθητευσατε παντα τα εθνη βαπτιζοντες αυτους εις το ονομα του πατρος και του υιου και του αγιου πνευματοςporyuthentes un mathētyusate panta ta ethnē, baptizontes awtūs is to onoma tu patros kay tu viū kay tu hagiū pneumatos
Dari ayat tersebut, kita dapat rumusan:
(I) "Bapa", "Anak", "Roh Kudus"
Kita telah mempelajari makna kata kias "Bapa" dan juga telah belajar bahwa Allah disapa dengan kata kias "Bapa" . Berdasar dalil yang telah kita pelajari dalam 2 artikel tersebut, kalimat (i) tersebut dapat dituliskan menjadi kalimat sebagai berikut:
(Ii) Allah, "Anak", "Roh Kudus"
Kita juga telah belajar di bahwa istilah "Roh Kudus" yang digunakan dalam bahasa Indonesia ragam LAI cocok dengan istilah "Dzat Allah" dalam bahasa Indonesia ragam umum yang mengacu kepada substansi (wujud / zat / ousia)-Nya Allah. Jadi, kalimat (ii) dapat dituliskan dalam bahasa Indonesia ragam umum sebagai berikut:
(Iii) Allah, "Anak", dan "Dzat-Nya Allah"
Lalu apa makna kata kias "Anak"?
Inilah yang akan kita bahas dalam artikel ini
וָאֶהְיֶה אֶצְלוֺ אָמוֺן וָאֶהְיֶה שַׁעֲשֻׁעִים יוֺם יוֺם מְשַׂחֶקֶת לְפָנָיו בְּכָל - עֵת:Wā'ehyeh 'es lo' Amon wā'ehyeh sa `asu` im Yom Yom mәśah eqe t lәfānâw bә kAl-`E t .Aku ada bersama-sama Allah sebagai "Anak Kesayangan", setiap hari aku menjadi kesenangannya, dan senantiasa bermain-main di hadapan. (Amsal 8:30)
Kitab Amsal Sulaiman adalah kitab syair (puisi) yang sangat kaya dengan kata kias. Kata kias "Anak" dalam ayat ini berbentuk tunggal, sehingga sering disebut oleh kitab-kitab Perjanjian Baru sebagai "Anak Tunggal". Frase "Anak Kesayangan" atau "Anak Tunggal Kesayangan" sering disebut dalam kitab-kitab Perjanjian Baru sebagai "Anak Yang Dikasihi / Disayangi" atau "Anak Tunggal Yang Dikasihi / Disayangi", misal: Injil Matius 3:17 dan Injil Yahya (Yohanes) 1:18.
Dalam ayat tersebut, yang dikiaskan sebagai "Anak" adalah kata "Aku". Kata "Aku" merujuk pada Hikmat-Nya Allah (Amsal 8:12)
Ruh Hikmah ada pada sosok yang dinubuatkan dalam Yesaya 11:1-16 bukan disebabkan diajarkan.Hikmat, pengertian, dan nasihat mengacu Ilmu Allah. Ini telah dibahas secara detil dalam " Makna kias 'Anak' ".
אֲנִי - חָכְמָה שָׁכַנְתִּי עָרְמָה וְדַעַת מְזִמּוֺת אֶמְצָא:'Ani-h ōkəmāh šākantî `ārəmāh wəda` at məzimmôt' eməs ahAku Hikmat. Kecerdasan ada padaku, dan aku mengetahui pengetahuan dan kebijaksanaan. (Amsal Sulaiman 8: 12)
לִי - עֵצָה וְתוּשִׁיָּה אֲנִי בִינָה לִי גְבוּרָה:Li-s ah wə t ûšiyyāh 'ani vînāh li gəvûrāhPadaku ada nasehat dan pertimbangan. Akulah pengertian, padakulah kekuatan.(Amsal Sulaiman 8:14)
Kata "Aku" adalah kata tunggal (singular) dan bukan kata majemuk. Kata "Aku" itu merujuk padaחָכְמָה 'khōkmāh'. Kata חָכְמָה 'khōkmāh' berarti hikmah , kecerdasan, kecerdasan, kebijaksanaan, kearifan, kepandaian, kecakapan, keahlian, dan kearifan. Kalimat berikutnya dari Amsal 8:12 menunjukkan bahwa dalam diri חָכְמָה 'khōkmāh' sudah terkandung עָרְמָה 'Ārmāh' (kecerdasan, kecerdasan, kecerdikan, kebijaksanaan, keahlian), דַעַת 'Da `at' (Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan (sains), kekuasaan, persepsi, keterampilan, ketajaman, pengertian , kebijaksanaan, kearifan) dan מְזִמּוֹת 'Mzimmôt' (kecerdikan, artikel, kebijaksanaan). Dari Amsal 8:14 dapat diketahui pula bahwa dalam 1 (satu) kata singular (tunggal) חָכְמָה 'khōkmāh' juga sudah ada makna עֵצָה 'Es ah' ( nasehat , berita, tujuan, maksud, kegunaan, pembela), תֽוּשִׁיה 'Tûšîh '(pengetahuan yang dapat dipercaya, Ilmu Pengetahuan yang dapat dipercaya, kebijaksanaan / kearifan / hikmah yang tepat guna, kesuksesan abadi, hasil yang baik, kekuasaan yang dapat dipercaya), בִנָה 'Vināh' (pengertian, ilham, ketajaman pikiran), dan גְכוּרָֽה 'Gvûrah' ( kekuatan ).
Kapan Amsal Sulaiman 8:22-23 diterjemahkan secara tepat, maka akan nampak, bahwa חָכְמָהKhōkmāh-Nya Allah itu telah ada pada diri Allah dan telah dimiliki oleh Allah sebelum Allah menciptakan segala sesuatu dan sejak kekekalan.
יהוה קָנָנִי רֵאשִׁית דַּרְכּוֺ קֶדֶם מִפְעָלָיו מֵאָז:מֵעוֺלָם נִסַּכְתִּי מֵרֹאשׁ מִקַּדְמֵי - אָרֶץ:YHWH qānānî rē'šî t darәkû qe d em mif `ālâw mē'āz.me `olam nissa k ti mērō'š miqqa d me-'āres .22 Allah telah memiliki aku pada mula pekerjaannya, pada zaman purbakala, sebelum karya cipta-Nya yang pertama-tama.23 Sudah sejak kekekalan aku ter-set (= berada pada diri ALLAH), dari awal mulai sebelum bumi ada. (Amsal Sulaiman 8:22-23)
Frase "... aku ter-set (= berada pada diri ALLAH) ..." diterjemahkan oleh penulis dari kata נִסַּכְתִי .Kata tersebut adalah konjugasi persona I tunggal medium dari kata נסך yang berarti: menginstal, menempatkan, menunjuk, menaruh, mengatur, mengatur, men-set, menyetel, menentukan, mencurahkan, memberikan, melemparkan. Karena dalam ayat tersebut disebutkan bahwa Sang "Aku" telah ada sebelum segala sesuatu diciptakan oleh Allah, dan karena hanya ada 1 Ilah (Tuhan), yaitu Allah Yang Esa, maka kata נִסַּכְתִי punya makna harfiah (makna literal) bahwa Sang "Aku" ( yaitu חָכְמָה Khōkmāh ) telah ter-set atau telah ada 1 set pada diri Allah. Maksudnya, חָכְמָה'Khōkmāh'-Nya Allah itu satu hakekat dengan Allah, satu Dzat dengan Allah, melekat pada diri Allah, berada bersama Allah di diri ALLAH, dan tidak terpisahkan dari diri Allah.
חָכְמָה Khōkmāh dalam Amsal Sulaiman 8 disebut oleh Yahya (Yohanes) Sang Perawi Injil Yahya dengan menggunakan kata λογος 'Logos' "Ilmu" dalam Injil Yahya 1:1-3. Yahya memungut kata λογοςyang kembali bermaksan kafir, lalu mengganti makna kafir itu dengan makna Alkitabiah, yaituחָכְמָה .
Berikut beberapa contoh kesejajaran ayat-ayat dalam Injil Yahya dengan Amsal Sulaiman:
No | Injil Yohanes | Amsal Sulaiman |
---|---|---|
1 | εν αρχη ην ο λογος
En arkē en ho logos
Awalnya, λογος 'Logos' "Ilmu" telah ada (Injil, Yohanes 1:1 a)
|
יהוה קָנָנִי רֵאשִׁית דַּרְכּוֺ קֶדֶם מִפְעָלָיו מֵאָז:
YHWH qānānî rē'šî t darәkû qe d em mif `ālâw mē'āz.
Allah telah memiliki aku (Khōkmāh) pada mulai pekerjaannya, pada zaman purbakala, sebelum karya cipta-Nya yang pertama-tama. (Amsal Sulaiman 8:22)
|
2 | Παντα δι αυτου εγενετο και χωρις αυτου εγενετο ουδε εν ο γεγονεν
Panta di awtū egeneto key khōris awtū egeneto ude hen ho gegonen
[Allah] telah menciptakan segala sesuatu melalui λογος 'Logos' "Ilmu". Dari semua yang ada ini, tidak ada satu pun yang tercipta tanpa λογος 'Logos' "Ilmu". (Injil Yohanes 1:3)
(Bandingkan dengan Ibrani 1:2 c dan Kejadian 1:1-26)
|
יהוה בְּחָכְמָה יָסַד - אָרֶץ כּוֺנֵן שָׁמַיִם בִּתְבוּנָה:
בְּדַעְתּוֺ תְּהוֺמוֺת נִבְקָעוּ וּשְׁחָקִים יִרְעֲפוּ - טָל:
YHWH bәh ā k әmāh Yasa d - 'Ares konen šāmayim bi t әvûnāh.
bә d a `әtô tәhōmô t nivqā `û ûšәh aqim yir` ăfû-t al
ALLAH telah meletakkan dasar bumi dengan חָכְמָה ' Khōkmāh ', mengatur langit dengan pengertian, dan dengan hitungan air samudra raya berpencaran dan awan menitikkan embun
|
Paralelisasi: Kedua kitab itu menyatakan bahwa λογος 'Logos' ( חָכְמָה ' Khōkmāh ' ) telah ada sebelum segala ciptaan (makhluk) ada. Artinya, λογος 'Logos' ( חָכְמָה ' Khōkmāh ' ) adalah bukan ciptaan ( ghayr al makhluk , non creature ). Dia telah ada sebelum Allah menciptakan segala sesuatu. Artinya, sebelum Allah menciptakan segala sesuatu dan sebelum segala sesuatu tercipta, Allah dan λογος 'Logos' ( חָכְמָה ' Khōkmāh ' ) telah ada. Namun, Allah dan λογος 'Logos' ( חָכְמָה ' Khōkmāh ' ) bukanlah dua, melainkan satu, karena ada dalil ke-Esa-an Allah . Justru Allah menciptakan segala sesuatu melalui λογος 'Logos' ( חָכְמָה ' Khōkmāh ' ) -Nya itu.
Penting sekali mengetahui bahwa kata λογος 'Logos' dalam Injil Yahya merujuk pada חָכְמָה 'Khōkmāh ' dalam Amsal 8, bukan dalam makna filsafat Yunani kuno, agar tidak tersesat dalam memahami Injil. Juga penting sekali menerjemahkan Amsal 8:22-23 secara tepat untuk mengetahui bahwa λογος 'Logos' ( חָכְמָה ' Khōkmāh ' ) -Nya Allah itu bukan makhluk, mengingat terjemahan ayat tersebut dalam Alkitab terjemahan Indonesia saat ini kurang tepat dan justru berarti seolah-olahλογος 'Logos' ( חָכְמָה ' Khōkmāh ' ) -Nya Allah itu makhluk (ciptaan-Nya Allah), padahal seharusnya tidak demikian, karena Logos ( חָכְמָה Khōkmāh) itu hyposthasis-Nya Allah atau sifat dzatiyah ( substantial tinggi )-Nya Allah.
ον εθηκεν κληρονομον παντων δι ου και τους αιωνας εποιησεν ος ων απαυγασμα της δοξης και χαρακτηρ της υποστασεως αυτουhon ethēken klēronomon Panton di hu key tus eyōnas epoyēsen host on apawgasma tes doksēs key kharaktēr tes hupostaseōs awtū[Allah] telah menciptakan alam semesta melalui Dia. Dia adalah cahaya kemuliaan Allah dan perwujudannya hyposthasis (sifat dzatiyah / esensi /substantial tinggi )-Nya Allah. (Ibrani 1:2 c-3a)
Dalam bahasa Indonesia ragam LAI , kata חָכְמָה 'Khōkmāh' diterjemahkan dengan kata "hikmat", sedangkan kata λογος 'Logos' diterjemahkan dengan kata "Firman" dalam Injil Yohanes (Yahya) 1:1-3.
Namun, ragam bahasa LAI tersebut kurang umum di masyarakat, karena masyarakat pada umumnya menggunakan ragam bahasa umum, bukan ragam bahasa LAI. Dalam bahasa Indonesia ragam umum , kata λογος 'Logos' dalam Injil Yahya 1:1 yang punya makna referensi ke Amsal Sulaiman 3 dan 8 itu cocok dengan kata "Ilmu" (Al'Ilm, Ilmu-Nya Allah), "Pengetahuan" (Pengetahuan -Nya Allah), "Kemahatahuan" (Kemahatahuan-Nya Allah), atau "Firman", baik itu dalam makna Firman sebelum dinuzulkan kepada manusia (belum disampaikan / disabdakan / difirmankan) maupun dengan makna segala yang disampaikan / difirmankan / disabdakan oleh Allah.
No | Bahasa Asli | Terjemahan
Bahasa Indonesia Ragam LAI(Lembaga Alkitab Indonesia)
| Terjemahan
Bahasa Indonesia Ragam Umum
|
1 | λογος 'Logos'dalam maknaחָכְמָה Khōkmāh | · Hikmah-Nya Allah
· Firman-Nya Allah
| · Ilmu-Nya Allah (Al'Ilm)
· Pengetahuan-Nya Allah
· Kemahatahua-Nya Allah
· Firman-Nya Allah
|
2 | υποσθασις
hyposthasis / huposthasis
| Kondisi, sifat dasar | Esensi, sifat dzatiyah , sifat Dzat |
- Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kata kias "Anak" menunjukkan Pengetahuan / Kemahatahuan / Firman / Ilmu (Al'Ilm)-Nya Allah yang merupakan sifat dzatiyah (substantial tinggi, esensi, υποσθασις 'hyposthasis, huposthasis')-Nya Allah .
Dengan demikian, kalimat (iii) dan kalimat (v) dapat disintesa sebagai berikut:
- Allah, "Anak", dan Dzat-Nya Allah
- Kata kias "Anak" berarti: λογος Logos ( חָכְמָה 'Khōkmāh') (Ilmu-Nya Allah (Al'Ilm), Pengetahuan-Nya Allah, Kemahatahuan-Nya Allah, Firman-Nya Allah)
menjadi:
Allah λογος 'Logos' ( חָכְמָה 'Khōkmāh') Dzat-Nya Allah ↓ ↓ ↓ Allah Al'Ilm (Ilmu / Pengetahuan / Firman-Nya Allah) Dzat-Nya Allah ↓ ↓ ↓ Allah sifat dzatiyah (substantial tinggi, esensi, υποστασις-Nya Allah substansi (substance, substansi, ουσια 'ūsia'-Nya Allah Maka,rumusan Allah, "Anak" dan Dzat-Nya Allah ekuivalen dengan rumusan: Allah, Ilmu-Nya, Dzat-Nya.
Kesimpulan di atas sesuai dengan perbandingan antara Injil Matius 28:19 dengan 1 Yohanes 5:7sebagai berikut:
"Bapa" | ο υιος "Anak" | Dzat-Nya Allah | Matius 28:19 |
↓ | ↓ | ↓ | |
"Bapa" | λογος 'Logos' | Dzat-Nya Allah | 1 Yohanes 5:7 |
↓ | ↓ | ↓ | |
Allah | Al'Ilm (Ilmu / Pengetahuan / Firman) | ↓ | |
↓ | ↓ | ||
sifat dzatiyah (substantial tinggi, essence , esensi, υ ποστα σις )-Nya Allah | substansi ( substance , substansi, ουσια ) -Nya Allah |
Allah, Al'Ilm (Ilmu-Nya), dan Dzat-Nya Allah bukanlah 3 Ilah (bukan 3 Tuhan), melainkan hanya satu Ilah (satu Tuhan) saja, yaitu Allah Yang Maha Esa, yang bersubstansi (ber-zat/berwujud / ουσια ) Dzat, dan yang ber-sifat dzatiyah (ber-esensi, ber- υ ποστα σις 'hupostasis' ) Al'Ilm (= Ilmu Pengetahuan / Kemahatahuan / Firman hakiki -Nya Allah).
Karena Al'Ilm adalah sifat dzatiyahNya Allah, sedangkan Allah Yang Maha Esa adalah satu-satunya Ilah (satu-satunya Tuhan), maka tentu saja Al'Ilm berkodrat Tuhan (Ilah) atau berkodrat ke-Ilahi-an (berkodrat ke-Tuhan- an). Kodrat disini dalam arti nature atau sifat dasar atau kondisi dasar.Berdasarkan dalil ke-Esa-an Allah dan pemahaman pada dapat diketahui bahwa tidak mungkin sifat dzatiyahNya Allah tidak berkodrat ke-Ilahi-an sedang Dzat Allah yang dilekati oleh sifat dzatiyah itu Tuhan.
Dari sini, kita dapat memahami kodrat ke-Ilahi-an (kodrat ke-Allah-an) Al'Ilm (Ilmu-Nya Allah / ο λογος).
Dengan memahami makna kata kias "Anak" ini pula, maka kita juga akan memahami makna kalimat "Isa adalah 'Anak' Allah" atau "Yesus adalah 'Anak'" , setelah kita memahami kodrat Firman Allah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar