Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Banyak hal sudah terjadi pada masa lalu
sehubungan dgn perbedaan sudut pandang terhadap konsep Trinitas yg
berakhir dgn pembantaian terhadap mereka yg menolak doktrin tersebut.
Berikut
beberapa tokoh anti-Trinitas yg hidupnya harus berakhir secara
mengenaskan itu.
1. Iranaeus dia lahir disaat ajaran Kristen
Antiokia sudah menyebar ke Afrika Utara Spanyol hingga ke Prancis
Selatan. Tidak banyak catatan sejarah mengenai asal-usul dan
kedewasaannya sejarah mulai mencatat masa dimana Iranaeus membawa surat
petisi dari Uskup Lyons Pothinus kepada Paus Elutherus di Roma.
Petisi
itu berupa permohonan Pothinus kepada Paus utk menghentikan pengejaran
penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yg tidak
menyetujui doktrin gereja Pauline.
Ketika masih berada di Roma
Iranaeus mendapat berita bahwa semua orang Kristen yg tidak sepaham dgn
Paulus yg ada di Lyons Antiochia termasuk uskup Pothinus sendiri telah
tewas dibunuh. Dan pada waktu kembali ke Lyons Iranaeus menggantikan
Ponthinus utk menjabat sebagai uskup dinegrinya.
Ditahun 190 M
Iranaeus sendiri menulis surat kepada Paus Victor agar menghentikan
pembantaian terhadap orang-orang Kristen yg dibunuh krn keyakinan mereka
yg berbeda dgn keyakinan gereja Paulus.
Cerita lama kembali
terulang Iranaeus sendiri terbunuh pada tahun 200 M krn tidak bersedia
mengikuti keyakinan Paus Iranaeus hanya beriman dan mengakui kepada satu
Tuhan yaitu Allah dan dia mendukung pengajaran kemanusiaan Jesus yg
diangkat oleh Allah menjadi utusan-Nya.
Iranaeus banyak
melakukan kritikan terhadap Paulus krn dianggapnya sebagai orang yg
paling bertanggung jawab didalam memasukkan doktrin-doktrin dari agama
berhala dan filsafat Plato kedalam ajaran sejati Jesus.
Didalam
bukunya “Universalism The Prevailing Doctrine Of The Christian Church
During Its First Five Hundred Years” ditulis oleh J.W. HANSON D. D
menyatakan mengenai Iranaeus ini sebagai berikut :
In a germinal
form of the Apostle’s Creed Irenæus A.D. 180 says that the judge at the
final assize will cast the wicked into aionian fire. It is supposed
that he used the word aionian for the Greek in which he wrote has
perished and the Latin translation reads “ignem aeternum.”
2.
“Tertullian” dia adl seorang penduduk asli Carthage . Tertullian
sebagaimana juga dgn Iranaeus meyakini ke-Esaan Allah dan
mengidentifikasikan Jesus sebagai juru selamat bangsa Yahudi. Dia
menentang Paus Callistus krn mengajarkan “dosa asal” telah diampuni
setelah melaksanakan penebusan dosa resmi dibawah gereja.
Tertullian
menekankan tentang kesatuan jiwa dan eksistensi dan mengatakan bahwa
orang-orang yg sehat akalnya pasti meyakini bahwa Jesus hanyalah manusia
belaka.
Paus Callistuslah yg memperkenalkan istilah “Trinitas”
kedalam tulisan-tulisan “ecclesiastical” Latin ketika ia membahas
doktrin baru yg aneh tersebut. Istilah Trinitas sendiri sama sekali
tidak pernah digunakan dalam kitab-kitab suci.
3. “Origen” .
Ayahnya bernama “Leonidas” dan mendirikan pusat pendidikan teologi dgn
mengangkat seorang guru Teologi terkemuka bernama Clement sebagai kepala
lembaga tersebut. Origen sendiri mendapatkan pendidikan ditempat itu.
Leonidas
adl seorang pengikut Kristen Apostolik yaitu ajaran monotheisme dan
mengakui kehambaan dari Jesus.
Sebagaimana kita tahu gereja
Paulus tidak mau menerima kepercayaan seperti yg dipegang oleh Leonidas
ini dan sebagai konsekwensinya pada tahun 208 Leonidas tewas dibunuh
oleh orang-orang Paus.
Karena merasa dirinya juga terancam
Clement segera meninggalkan Alexandria. Dan sebagai gantinya Origen
meneruskan kepemimpinan Clement sebagai kepala sekolah Teologi.
Pada
tahun 230 M Origen dinobatkan sebagai seorang Pendeta di Palestina
namun krn Origen telah mengajarkan konsep Monotheisme didalam gereja
Uskup Demerius akhirnya memecat Origen dan mengusirnya dari gereja .
Origen
mengungsi ke Caesarea dan mendirikan pusat pendidikan Teologi ditempat
itu pada tahun 231 M yg akhirnya membawa nama harum kepadanya.
Jerome
seorang penulis Injil pertama dalam bahasa Latin pada mulanya merupakan
orang yg sangat mendukung Origen namun akhirnya Jerome berbalik kepada
gereja Paulus dan menarik garis permusuhan terhadap Origen.
Jerome
berusaha agar Origen mendapatkan kecaman dan pengadilan dari gereja
setempat namun popularitas Origen terlampau besar dan tidak memungkinkan
bagi Uskup John utk melakukannya sehingga atas rencananya ini
mengakibatkan Jerome sendiri tersingkir dari kalangan gereja.
Namun
pada tahun 250 M Origen dikecam oleh Konsili Alexandria dan dijebloskan
kedalam penjara serta mendapatkan penyiksaan yg terus menerus oleh
pihak gereja Paulus sehingga mengakibatkan kematiannya pada tahun 254 M.
Origen telah menulis sekitar 600 buah karangan dan risalah. Dia
adl salah seorang yg paling berperan dalam sejarah gereja dan telah
gugur sebagai seorang syuhada yg membela ajaran Allah sejati.
Dimasa
mudanya sampai menjelang akhir hayatnya Origen tetap mempertahankan
pengajaran ke-Esaan Tuhan meyakini bahwa hanya Allah saja yg berkuasa
dan Jesus adl manusia biasa dan hamba Allah bukan Allah itu sendiri.
4.
“Diodorus” seorang Uskup yg berasal dari negri Tarsus tanah kelahiran
Paulus.
Diodorus merupakan tokoh Kristen terkemuka di Antiochia
dia berpendapat bahwa dunia ini selalu berubah-ubah perubahan itu sudah
ada sejak dahulu. Dan itu menunjukkan ada sesuatu yg tetap dibalik
perubahan itu.
Lebih jauh lagi keberagaman eksistensi dan
kebijaksanaan yg diperlihatkan dalam tiap proses perubahan itu sendiri
menunjukkan terhadap kesatuan asal yg mendasarinya dan memperlihatkan
kehadiran Sang Pencipta dan Pemelihara. Inilah menunjukkannya adanya
satu Pencipta Yang Maha Esa.
Diodorus menekankan sifat
kemanusiaan secara menyeluruh dalam diri Jesus yg memiliki jiwa manusia
dan daging manusia tidak ada unsur ketuhanan sama sekali.
5.
“Lucian” seorang yg dikenal keluasan ilmunya terhadap bahasa Ibrani dan
Yunani. Lucian tidak menginduk terhadap salah satu gereja dari tahun 220
sampai 290 M. Pengajaran Lucian adl Monotheisme yaitu pengesaan Allah
dalam segala bentuk-Nya.
Lucian percaya kepada penafsiran
gramatikal dan literal dari kitab-kitab suci . Dia menentang
kecenderungan utk mencari-cari makna symbolis dan kiasan dari teks-teks
Injil dan percaya kepada suatu pendekatan empiris dan kritis terhadap
kitab-kitab tersebut. Dia mengatakan bahwa dgn mencari-cari makna
symbolis tersebut dapat berakibatkan dgn penambahan dan pengurangan pada
Injil yg berarti hilangnya kemurnian ajaran Jesus.
Lucian
menghilangkan perubahan-perubahan yg terjadi pada kitab Injil yg
diterjemahkan kedalam bahasa Yunani beliau telah mengadakan revisi
terhadap empat Injil yg menjadikannya berbeda dgn Injil-Injil yg
dipergunakan oleh gereja Paulus.
Lucian menolak paham trinitas
dan sebaliknya begitu menekankan ajaran Tauhid bahwa hanya Allah saja
Tuhan alam semesta yg patut disembah sedangkan Jesus hanyalah manusia
biasa yg diangkat menjadi Utusan-Nya.
Atas sikapnya ini Lucian
menjalani penyiksaan dari pihak gereja Paulus dan dihukum mati pada
tahun 312 M.
Perselisihan pendapat terbesar di kalangan pemikir
Trinitas yg akhirnya menjadi satu legenda menyangkut dunia ketuhanan
Kristen adl kontroversi ‘Aryan Heresy’ atau pernyataan anti-trinitas yg
dikemukakan oleh Arius .
Arius adl salah seorang murid utama
Lucian berkebangsaan Lybia yg juga pernah bersama-sama dgn gurunya
menegakkan Monotheisme Arius sendiri merupakan seorang presbyter
digereja Baucalis Alexandria salah satu gereja tertua dan terpenting
dikota itu pada tahun 318 M.
Sejak wafatnya Lucian pada tahun
312 M ditangan orang-orang gereja Paulus perlawanan Arius terhadap
doktrin Trinitas semakin mengkristal dan dalam perjuangannya ini Arius
justru mendapatkan dukungan dari dua orang saudari Kaisar Constantin yg
bernama Constantina dan Licunes.
Arius dianggap sebagai seorang
pemberontak Trinitas dgn mempergunakan argumen logika :
“Jika
Jesus itu benar-benar anak Tuhan maka Bapa harus ada lbh dahulu. Oleh
krn itu harus ada “masa” sebelum adanya anak. Berarti anak adl makhluk.
Maka dari itu anak tidak selamanya ada atau tidak abadi. Sedangkan Tuhan
yg sebenarnya adl abadi berarti Jesus tidaklah sama dgn Tuhan.”
Atas
argumentasi Arius tersebut sekitar seratus orang Pastur Mesir dan Lybia
berkumpul utk mendengarkan pertanggung jawaban Arius. Dan diwaktu itu
juga Arius mengemukakan kembali pemandangannya :
“Ada masa
sebelum adanya Jesus sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya. Jesus ada
kemudian dan Jesus hanyalah makhluk biasa yg bisa binasa seperti
makhluk-makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak akan binasa.”
Arius
juga memperkuat argumentasinya dgn sejumlah ayat-ayat Bible seperti
Yohanes 14:8: “Bapa lbh besar daripada Jesus”; Seandainya kita mengakui
bahwa Jesus adl sama dgn Tuhan maka kita harus menolak kebenaran ayat
Yohanes tersebut.
Argumen Arius ini secara sederhana dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Jika Jesus memang “anak Tuhan” maka
akan segera disertai pengertian bahwa “Bapak Tuhan” haruslah ada
terlebih dahulu sebelum adanya sang “Anak”.
Oleh sebab itu
tentulah akan terdapat rentang waktu ketika “Anak” belum ada. Oleh
karenanya “Anak” adl makhluk yg tersusun dari sebuah “esensi” atau
makhluk yg tidak selalu ada.
Karena Tuhan merupakan suatu zat yg
bersifat mutlak maka Jesus tidak mungkin bisa menjadi “esensi” yg sama
sebagaimana “esensi” Tuhan.
Kesimpulan pendapat Arius bahwa
hanya ada satu Tuhan yaitu Tuhan yg selalu Ada dan tidak mempunyai asal
usul Dia Ada tanpa keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan
antara unsur keistimewaan yg tetap ada di dalam Tuhan yg merupakan
kekuatan yg kekal dgn unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan
yg diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi dan itu tidak bersifat
kekal.
Arius menjabarkan bahwa Jesus yg disebut Tuhan anak ini
merupakan makhluk sebab ia telah diciptakan oleh Tuhan Bapa sekalipun
umpamanya benar diri Jesus sendiri diciptakan sebelum proses penciptaan
Abraham sebagaimana yg diriwayatkan dalam kitab Perjanjian Baru -Injil
Johanes pasal 8 ayat 58 namun dalam hal ini status Jesus tetaplah
merupakan makhluk ciptaan dan dia bukan Tuhan.
Argumen Arius ini
tidak bisa terbantahkan dan mulai tahun 321 M Arius dikenal sebagai
seorang presbyter pembangkang dan mendapatkan banyak dukungan dari
Uskup-uskup daerah Timur.
Untuk mendukung pandangan-pandangannya
Arius mengemukakan sejumlah ayat didalam kitab Perjanjian Baru yg
memperlihatkan Jesus selaku anak dari Tuhan Bapa berkedudukan di bawah
Tuhan Bapa seperti kitab Matius 28:18 kitab Markus 13:32 kitab Lukas
18:19 kitab Johannes 5:19; pasal 14:28 serta surat kiriman 1 Korintus
pasal 15 ayat 28. Konflik ini semakin menjadi memanas setelah Athanasius
salah seorang tokoh agama dan cendikiawan besar yg mendukung doktrin
Trinitas turut dalam perselisihan tajam dgn Arius.
Untuk
menengahi pertentangan ini lbh jauh maka oleh Kaisar Konstantin
dibentuklah suatu konsili di Nicea pada tahun 325 M dgn diikuti oleh
para Uskup tokoh-tokoh Theologi kenamaan dan banyak Sarjana Gereja
Konsili tersebut dikenal juga dgn nama Konsili Oikumonis I .
Dalam
musyawarah itu pengikut Arius menolak pandangan tentang penciptaan
eternal sementara Athanasius mempertahankannya. Pengikut Arius
mengatakan bahwa anak diciptakan dari tidak ada sementara Athanasius
mengatakan bahwa anak diciptakan dari esensi Tuhan Bapak. Pengikut Arius
berpendapat bahwa Tuhan anak tidak sama substansinya dgn Tuhan Bapa
sementara Athanasius berpendapat sebaliknya.
Setelah titik
penyatuan pandangan tidak juga berhasil dicapai dari kedua belah pihak
yg berdebat akhirnya kaisar Konstantin memberikan pernyataan bersayap
demi utk menjaga kestabilitasan keadaan negrinya.
Adapun
keputusan kaisar Konstantin ini menyebutkan bahwa Jesus memiliki sifat
yg “Homousius” dgn Tuhan Bapa istilah “Homousius” sendiri bisa
berartikan satu hakekat satu keadaan atau juga memiliki hubungan yg
rapat satu sama lainnya.
Keputusan Konsili itu juga berhasil
merumuskan “SYMBOLUM APOSTOLICUM” kata “syahadat” sendiri berasal dari
kata bahasa Latin “credo” yg artinya “aku percaya” dimana inti dari
rumusan ini menggaris bawahi tentang ketiga pribadi dalam Tuhan yg satu
itu adl sejajar walaupun digunakan istilah Bapa dan Anak.
“Credoin
Deo Patri omnipotentem Creatorem coeli et terrae Et in Iesum Christum
Fillium eius unicum Dominium nostrum Qui conceptus est de Spiritu Sancto
natus ex Maria Virgine Passus sub Pontio Pilato crucifixus mortuus et
sepultus Descendit ad inferna Tertia die resurrexit a mortuis Acendit ad
coelos sedet ad dexteram Dei Patris omnipotentis Inde venturus est
iudicare vivos et mortuos Credo in Spiritum Sanctum Sanctam Ecclesiam
catholicam sanctorum communionem Remisionem peccatorum Carnis
resurrectionem Vitam eternam Amen ”.
Pasca Konsili Nicea I
Athanasius berhasil membujuk kaisar utk membuang Arius kesatu tempat yg
jauh serta membakar semua tulisan-tulisan pemikiran Monotheismenya dgn
alasan bahwa Arius masih tidak puas terhadap keputusan Kaisar. Hal ini
tidak berlangsung lama sebab Kaisar Konstantin dgn dukungan Uskup
Eusebius yg menentang paham Trinitas memanggil pulang Arius dari
pengasingannya dan mengakui bahwa konsepnya mengenai Monotheisme lbh
bisa diterima ketimbang paham Trinitas.
Pada tahun 336 Arius
diangkat menjadi Pastur di Constantinopel dan dalam satu muslihat yg
licik dia berhasil dibunuh.
Semenjak tahun 340 M perselisihan
antara Monotheisme dgn Trinitas kembali mencuat kepermukaan dan
penyelesaian yg diberlakukan Gereja dgn dukungan pihak-pihak kerajaan
tidaklah memuaskan semua pihak serta hanya bersifat sementara sebab
keyakinan pihak Istana sendiri tidak mempercayai pengajaran Injil
sehingga tiap kali ada pergantian kaisar maka selalu ada perubahan
suasana dan ini bisa mengubah tiap titik dari keputusan Dewan Nicea
sebelumnya. Pihak yg menang saat itu bisa berbalik menjadi pihak yg
dikalahkan atau dipersalahkan di kemudian hari oleh kerajaan. Dan
sejarah inilah yg akhirnya paling sering terjadi dalam kontroversi
doktrin Trinitas dimasa lalu.
Empat puluh lima tahun setelah
kematian Arius Konsili Nicea yg pernah digelar pada tahun 325 M kemudian
diadakan lagi pada tahun 381 M yg menghasilkan pernyataan “Syahadat
Konsili Nicea Konstantinopel” yg mana isinya adl :
“Aku percaya
akan satu Allah Bapa yg Maha Kuasa Pencipta langit dan bumi Dan segala
sesuatu yg kelihatan Dan tidak kelihatan. Dan akan satu Tuhan Yesus
Kristus Putra Allah yg tunggal. Ia lahir sebelum segala abad. Allah dari
Allah Terang dari Terang. Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan
bukan dijadikan Sehakikat dgn Bapa. Segala sesuatu dijadikan olehNya. Ia
turun dari surga utk kita manusia Dan utk keselamatan kita. Ia
dikandung dari roh Kudus Dilahirkan oleh perawan Maria Dan menjadi
manusia Iapun disalibkan utk kita waktu Pontius Pilatus. Ia wafat
kesengsaraan dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab
Suci. Ia naik ke surga duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dgn mulia
Mengadili orang yg hidup dan yg mati. KerajaanNya takkan berakhir. Aku
percaya akan Roh Kudus Ia Tuhan yg menghidupkan Ia berasal dari Bapa dan
Putra Yang serta Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan. Ia bersabda
dgn perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yg satu kudus katolik
dan apostolik Aku mengakui satu pembaptisan akan pengampunan dosa. Aku
menantikan kebangkitan orang mati Dan hidup di akhirat. Amin.”
Dalam
sejarah internal gereja Trinitas sendiri semenjak kerajaan Romawi Barat
dan Romawi Timur berpisah gereja-gereja penganut paham ketuhanan
Trinitas pun terpisah menjadi gereja barat dan gereja timur.
Kata
“gereja” sebenarnya berasal dari kata “igraja” yg diperkenalkan di
Indonesia oleh para misionaris Portugis. Kata “igraja” tersebut berasal
dari kata Latin “ecclesia” yg pada awalnya berasal dari bahasa Yunani
kuno yaitu “ekklesia” yg artinya “kumpulan” atau “pertemuan” sehingga
makna umum dari gereja itu adl tempat berkumpul orang-orang tertentu dan
dalam hal ini adl orang-orang yg meyakini asas ketuhanan Trinitas.
Adanya gereja Barat dan gereja Timur ini akhirnya membawa
perpecahan-perpecahan sendiri yg mengakibatkan ajaran Trinitas terbagi
dalam banyak sekte atau aliran perpecahan awalnya adl larangan yg dibuat
oleh Kaisar Romawi Leo III pada tahun 726 M kepada umat Trinitas agar
jangan mengkuduskan dan membuat patung-patung atau gambar-gambar
berkenaan dgn keyakinan dunia Kristen Trinitas seperti gambaran Jesus
Mariah atau orang-orang yg dianggap suci lainnya.
Perintah
Kaisar Leo III ini dikukuhkannya lagi pada tahun 730 M dgn pemikiran
bahwa hal ini merupakan perbuatan keberhalaan dan bertentangan dgn
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru sendiri.
Larangan ini
diberlakukan sampai pemerintahan Kaisar Konstantin IV dan Kaisar Leo IV
sementara pemimpin gereja Timur yg disebut Paus Gregori II dan Paus
Gregori III serta Germanius dgn dukungan gereja Konstantinopel dan
Kaisar Irene justru memberikan persetujuan pemujaan gambar-gambar
keagamaan perselisihan yg panjang dan lama ini akhirnya diselesaikan dgn
dicabutnya larangan ini pada Sidang Umum ketujuh yg berlangsung di
Nicaea tahun 787 M.
Namun perpecahan di antara keduanya tidak
akan diatasi oleh sidang tersebut dan masalah ini mengemuka pada abad ke
11 M pada waktu Roma menerima pemberian suatu tambahan ke dalam Nicene
Creed suatu hal yg tidak disetujui Gereja Timur. Tambahan itu adl “dan
anak” setelah frasa “kami percaya dalam Roh Kudus Tuhan pemberi
kehidupan yg diturunkan dari Tuhan Bapa..” Jadi Gereja-gereja Timur
tidak menerima bahwa Roh Kudus diturunkan dari Tuhan Bapak dan Anak
melainkan hanya dari Tuhan Bapa saja.
Tentang masalah ini Timur
dan Barat sama sekali tidak mempunyai titik temu dan menimbulkan
pemisahan tahun 1054 krn wakil Paus menempatkan surat-surat
ekskomunikasi pada altar St. Sophia di Konstantinopel. Sejak itulah
muncul Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Yunani.
Kata
“Katolik” berarti “univeral” “memiliki sifat-sifat totalitas” atau
“utuh”. Dengan demikian Gereja Katolik adl tempat berkumpul universal
dimana tiap orang telah dipanggil utk membawa kabar sukacita Injil
kepada tiap orang kepada tiap bangsa kepada tiap penjuru dunia.
Pusat
gereja Katolik di dunia gereja Santo Petrus Basilica yg dibangun di
Vatikan adl tempat dimana Petrus dimakamkan. Saat ini kuburan dari
Petrus berada di dalam tanah persis dibawah altar utama di antara
tiang-tiang penopang kubah Bernini.
Unsur-unsur doktrinal
membuat mereka tetap terpisah: Gereja Katolik dipimpin oleh satu tampuk
pimpinan yg disebut Paus sementara Gereja Ortodoks menyerahkan
kepemimpinan di tangan para bishop atau patriark ; pandangan tentang Roh
Kudus juga berbeda Gereja Ortodoks tetap memberikan kedudukan penting
bagi ikon-ikon dalam pemujaan para pelayan gerejanya dibolehkan menikah
dan lain-lain.
Kata “Paus” artinya “Bapa” yg diambil dari bahasa
Yunani. Didalam penggunaan bahasa Latin kata ini lbh menunjukkan rasa
hormat. Pada jaman Reformasi kaum Protestan tidak setuju dgn istilah yg
terkesan eksklusif tersebut maka istilah “Paus” lbh sering disebut
sebagai “Uskup Roma” seperti istilah pertamanya di jaman awal; Paus adl
pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan sekaligus merupakan Ketua dari
Dewan Para Uskup.
Walaupun pada mulanya kota Yerusalem dianggap
sebagai pusat kesucian namun sikap permusuhan yg diperlihatkan
orang-orang Yahudi sendiri yg menguasai Yerusalem terhadap hal-hal yg
berbau Jesus mendorong pemindahan pusat Kristen; mula-mula ke Antiokia
lalu bergeser kekota Roma.
Paus memegang kekuasaan tertinggi yg
melampaui kekuasaan raja dan ratu. Namun sejak akhir abad keempat belas
mulailah timbul tantangan terhadap kekuasaan Paus yg begitu besar.
Timbullah gerakan reformasi yg dimulai Lollards dan Hussites; gerakan
ini berubah menjadi ancaman serius terhadap supremasi Gereja Katolik
ketika tahun 1617 seorang imam bernama Martin Luther menentang keras
penjualan surat aflat oleh gereja.
Dia lalu menolak supremasi
Paus serta menghasut para bangsawan Jerman utk memberontak dan
memisahkan kekuasaan mereka. Para bangsawan yg sebelumnya terdisilusi
dgn kontrol oleh Gereja dan Paus membutuhkan sedikit dorongan dan banyak
diantara mereka segera bergabung dgn Martin Luther serta mendirikan
gereja tersendiri mereka dikenal sebagai Kristen Protestan .
Seiring
dgn perjalanan sang waktu hingga kini ada banyak sekali aliran dalam
ajaran Trinitas terlepas dari semua itu kontroversi mengenai doktrin
Trinitas sendiri sampai sekarang tidak pernah berhenti dan selesai dari
dunia Kristen.
Sehubungan dgn doktrin Trinitas sendiri “The
Catholic Encyclopedia” mengomentari: “Dalam naskah alkitab belum
terdapat satu istilah pun utk menyatakan ke-Tiga Pribadi Tuhan tersebut
secara bersama. Kata trias (tri’as)yaitu asal kata dari trinitas dalam
bahasa Latin mula-mula ditemukan dalam karya Teofilus dari Antiokhia
kira-kira tahun 180 M.. Tidak lama kemudian kata itu muncul dalam bentuk
Latinnya dalam tulisan Tertullian.”
Dan sebagaimana akhir dari
tulisan Bab sebelumnya maka pada akhir dari Bab inipun akan diberikan
pengantar pemikiran kritis bagi orang-orang yg meyakini ide Trinitas.
Pertama
orang-orang penganut paham ketuhanan ini berkata: “Tritunggal adl
istilah yg digunakan utk menyatakan doktrin utama agama Kristen..”
tetapi sayangnya kitab Perjanjian Lama serta kitab Perjanjian Baru
sendiri sebagai kitab sucinya justru sama sekali tidak pernah
menyinggung ide ketuhanan Trinitas ini kemunculannya hanyalah disebabkan
penafsiran orang atas kata Bapa Anak Roh Kudus serta penafsiran atas
beberapa kisah yg pernah terjadi pada masa kehidupan Jesus.
Bersikukuh
bahwa Tritunggal adl misteri yg begitu membingungkan krn berasal dari
wahyu Tuhan hanyalah menciptakan problem besar. Sebab dalam kitab Bible
yg disebut sebagai wahyu Tuhan itu sendiri tidak ada pandangan demikian
mengenai Tuhan:
“Allah adl Allah yg suka akan ketertiban; Ia
bukan Allah yg suka pada kekacauan. Seperti yg berlaku di dalam semua
jemaat Allah.”
Berangkat dari pernyataan itu mungkinkah Allah
akan mencetuskan doktrin mengenai diri-Nya sendiri yg begitu
membingungkan sehingga bahkan para cendikiawan dan Teolog dari Ibrani
Yunani dan Latin serta Barat yg sarat dgn pemikiran dan ilmu
pengetahuannya tidak dapat menjelaskannya?
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar