untuk menambah wawasan tentang SEJARAH lembaran hitam agama cinta kasih
yang mungkin sudah dilupakan bahkan dihilangkan dari catatan sejarah
berikut saya uraikan dari para ahli sejarah yang menguasai bidangnya.
*1. Tahun 630 (8 H)*. Utusan Nabi Muhammad, Al-Harits ibu Umair
al-Azady, yang membawa surat untuk pemimpin Bushro, dihadang dan diculik
untuk selanjutnya Mdipenggal lehernya oleh pegawai Romawi atas perintah
Kaisar Romawi, Heraklius. Padahal, membunuh duta merupakan kejahatan
yang amat sama halnya dengan mengumumkan perang. Akibat kebiadaban
kaisar Kristen ini timbullah perang Mut'ah dan perang Tabuk antara umat
Islam melawan Kristen Romawi. Inilah konflik pertama kali antara umat
Islam dengan orang Kristen. Dan seperti yang terpampang dalam sejarah,
Kristen lah yang lebih dulu membunuhi umat Islam.
*2. Tahun 1064.* Rombongan peziarah Kristen sebanyak 7000 orang yang
dipimpin oleh seorang Uskup telah menyerang orang-orang Arab dan Turki
di Yerusalem.
*3. 15 Juli 1099*, Yerusalem ditaklukan.* 60.000 orang
dibunuh*, terdiri dari orang-orang Yahudi, Muslim, laki-laki,
perempuan dan anak-anak. Dilukiskan oleh saksi mata Kengerian begitu
dahsyat: "Kami harus berjalan didalam darah musuh kami sedalam mata
kaki". Akhirnya pada 15 Juli 1099, Yerusalem (Baitul Maqdis) jatuh ke
tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka. Berlakulah
keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat
manusia.Kaum kafir Kristen itu telah menyembelih penduduk sipil
Islam baik lelaki, perempuan dan anak-anak dengan sangat ganasnya.
Mereka juga membantai orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang
enggan bergabung dengan kaum Salib. Keganasan kaum Salib Kristen
yang sangat luar biasa itu telah dikutuk dan diakui oleh para saksi dan
penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa.
Seorang ahli sejarah Prancis, Michaud berkata: "Pada saat penaklukan Yerusalem
oleh orang Kristen tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di
jalan-jalan dan di rumah-rumah. Yerusalem tidak punya tempat lagi bagi
orang-orang yang kalah itu. Beberapa orang coba mengelak dari kematian
dengan cara mengendap-endap dari benteng, yang lain berkerumun di
istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di
masjid-masjid. Namun mereka tetap tidak dapat menyembunyikan diri dari
pengejaran orang-orang Kristen itu. Tentara Salib yang menjadi tuan di
Masjid Umar, di mana orang-orang Islam coba mempertahankan diri selama
beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang
menodai penaklukan Titus. Tentara infanteri dan kavaleri lari tunggang
langgang di antara para buruan. Di tengah huru-hara yang mengerikan itu
yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang
menang itu *menginjak-injak tumpukan mayat *ketika mereka lari mengejar
orang yang coba menyelamatkan diri dengan sia-sia."*Raymond
d'Agiles,* yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya
sendiri mengatakan:"Di bawah serambi masjid yang melengkung itu,
genangan darah di dalamnya mengenai lutut dan mencapai tali kekang
kuda."Aksi pembantaian hanya berhenti beberapa saat saja, yakni
ketika pasukan Salib itu berkumpul untuk menyatakan rasa syukur kepada
Tuhan mereka Yesus Kristus atas kemenangan mereka. Tapi begitu upacara
perayaan itu selesai, pembantaian diteruskan dengan lebih ganas lagi.
Seterusnya *Michaud berkata*: "Semua yang tertangkap yang
disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk
mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa
terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar
hidup-hidup, diseret dari tempat persembunyian bawah tanah, diseret ke
hadapan umum dan dikurbankan di tiang gantungan."*Selanjutnya
Michaud menambahkan*: "Air mata wanita, tangisan anak-anak,
begitu juga pemandangan dari tempat Yesus Kristus memberikan ampun
kepada para algojonya, sama sekali tidak dapat meredakan nafsu membunuh
orang-orang yang menang itu. Penyembelihan itu berlangsung selama
seminggu.Beberapa orang yang berhasil melarikan diri, dimusnahkan atau
dikurangkan jumlahnya dengan perbudakan atau kerja paksa yang
mengerikan."
*Archbishop Tyre, saksi mata melukiskan peristiwa itu sbb:
*"It was impossible to look upon the vast numbers of the slain
without horror; everywhere lay fragments of human bodies, and the very
ground was covered with the blood of the slain. It was not alone the
spectacle of headless bodies and mutilated limbs strewn in all
directions that roused the horror of all who looked upon them. Still
more dreadful was it to gaze upon the victors themselves, dripping with
blood from head to foot, an ominous sight which brought terror to all
who met them. It is reported that within the Temple enclosure alone
about ten thousand infidels perished." "Adalah mustahil
untuk melihat keatas angka-angka luas yang dibunuh tanpa kengerian; di
mana-mana diletakkan bagian-bagian tubuh manusia, dan seluruh lantai
telah tertutup oleh darah para korban. Itu tidak sendiri karena
pertunjukan besar tubuh-tubuh tanpa kepala dan terpotong-potong yang
ditaburkan di segala jurusan, benar-benar membangunkan kengerian bagi
semua yang melihatnya. Meski demikian yang lebih seram adalah untuk
menatap atas para pemenang diri mereka, menitikkan darah seluruh badan,
suatu penglihatan tidak menyenangkan yang membawa teror bagi semua
menjumpainya. Itu dilaporkan di dalam lampiran kuil itu sendiri bahwa
sekitar sepuluh ribu orang pengkhianat binasa."
*Gustave Le Bon telah mensifatkan penyembelihan kaum Salib Kristen
sebagaimana kata-katanya*: "Kaum Salib kita yang 'bertakwa' itu tidak
memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerusakan dan
penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu pertemuan yang memutuskan
supaya dibunuh saja semua penduduk Yerusalem yang terdiri dari kaum
Muslimin dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristen yang tidak
memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlahnya mencapai 60.000
orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam masa 8 hari saja
termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, tidak seorang pun yang
terkecuali."
G*ustave Le Bon dalam bukunya "La Civilisation Islamique er
Arabe" *hal.407 juga mengatakan, "Kekejaman yang dilakukan
oleh tentara salib terhadap kawan maupun lawan, tentara maupun rakyat
sipil, wanita ataupun anak-anak, orang tua maupun anak muda, membuat
mereka menduduki tempat teratas dalam sejarah kekerasan".
*Salah seorang saksi sejarah, Robert The Monk, menulis sbb: *"Tentara
kami menyerbu seluruh lorong, medan, serta di atas bumbung-bumbung rumah
yang bersambungan seperti singa yang kehilangan anaknya. Kami
mencabik-cabik anak-anak dengan kejam. Kami membunuh
orang tua dan muda dengan pedang. Untuk mempercepat kerja, kami
menggunakan satu tali untuk mengantung leher beberapa
orang."Tentara merampas dan merampok apa saja yang mereka
temukan. Mereka bahkan merobek perut para korban untuk mencari
emas dan uang.Apa saja yang ditemukan, mereka rampas. Akhirnya,
*Bohemond* mengumpulkan semua yang selamat, lelaki ataupun
perempuan, yang cacat dan tidak berdaya di dalam sebuah istana, dan
membunuh mereka semua. Mereka meninggalkan yang muda untuk dijual
di pasar budak Antiochia.
*Godfrey Hardouinville melaporkan kepada Paus,* "Di Yerusalem,
umat Islam yang ditangkap, dibunuh oleh orang-orang kami di halaman
kuil Solomon hingga kuil itu dipenuhi dengan darah yang menggenang
sampai ke lutut."
*Ahli sejarah Kristen yang lain, Mill, mengatakan:*
"Ketika itu diputuskan bahwa rasa kasihan tidak boleh
diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu
diseret ke tempat-tempat umum dan dibunuh. Semua kaum wanita yang sedang
menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam.
Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni
di Yerusalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh
anak-anak yang terkoyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan
atau yang tergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan
itu." Penaklukan Yerusalem oleh tentara Salib benar-benar diwarnai
dengan pembantaian yang tak pandang bulu* (indiscriminate massacre)*.
Kaummuslimin -meliputi semua umur dan jenis yang tak berdaya-
dibantainya.
*K. Hitti menuliskan*, "Heaps of heads and hand feet were to be
seen throughout the street and squares of the city."
Tumpukan dari kepala-kepala dan kaki tangan korban pembantaian
dipamerkan di jalan-jalan dan di sudut-sudut kota.
*Para ahli sejarah* mencatat jumlah korban pembantaian itu sekitar
60.000 sampai 100.000 orang lebih. Peristiwa yang kejam ini, jika
dibandingkan dengan penaklukan Shalahuddin al-Ayyubi dalam merebut
kembali Yerusalem, tentu menimbulkan pertanyaan, "Benarkah motivasi
agama (Kristen) menjiwai perang ini?".Karena, berbeda 180
derajat dengan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Kristen,
*umat Islam sama sekali tidak melakukan pembantaian balasan ketika
merebut kembali Yerusalem dibawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi.
Kristen membantai sangat banyak umat manusia ketika merebut Yerusalem,
sementara Islam dibawah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berperilaku jauh
lebih mulia dan beradab daripada Kristen ketika merebut Yerusalem
kembali. Benar-benar bertolak belakang sekali memang antara Islam
dengan Kristen itu. Sikap Salahuddin ini menambah harum namanya, baik di
mata lawan maupun kawan.
*Beberapa sejarawan Barat yang pernah menulis ketinggian pribadinya
Shalahuddin Al- Ayyubi: antara lain Stanley Lane Poole.
*4. Tahun 1456.* Pertempuran Belgrade 1456,80.000 orang Turki
dibunuh oleh orang-orang Kristen. Sampai disini saja entah sudah
berapa banyaknya nyawa umat manusia yang telah dihabisi oleh orang
Kristen. Umat Yahudi disembelih, umat Islam dibantai, bahkan umat
seimanpun dihabisi juga oleh Kristen.Kekejaman dan kebiadaban Kristen
memang terlalu spektakuler, mungkin sudah menjadi darah daging mereka
untuk menghabisi nyawa orang. Buktinya jumlah manusia yang telah
dibunuh oleh orang Kristen berkali-kali lipat lebih banyak daripada
perbuatan sejenis yang dilakukan oleh umat Islam dan agama lainnya.
*5. 3 Juni 1502, *terjadilah pembunuhan massal di Kalikut, sebuah kota
pelabuhan di selatan India yang menjadi pusat perdagangan abad ke-16.
Pembunuhan massal yang terjadi atas para pedagang Arab itu dilakukan
oleh Vasco Da Gama seorang pelaut Portugis dan pasukannya. Awalnya,
Vasco da Gama atas perintah raja Manuel dari Portugal, melakukan
ekspedisi laut untuk mencapai India, salah satu tujuannya adalah untuk
mencari rempah-rempah. Ekspedisi ini menggunakan empat kapal dengan 160
tentara dan pelaut.Mereka mengangkat sauh dari pelabuhan Lisabon tanggal
8 Juli 1497 dan tiba di pelabuhan Calicut pada tanggal 22 Mei 1498.
Sebagaimana imperialis Barat lainnya, Vasco da Gama dengan segera
mengklaim Calicut sebagai wilayah dagangnya dan timbullah pertentangan
dengan para pedagang Arab. Akhirnya, Vasco da Gama memerintahkan
pasukannya untuk membunuh massal para pedagang Arab yang berjumlah 800
orang tersebut. Calicut kini telah beralih nama menjadi Kozhikode.
*6. 8 Mei 1621,* 14.000 orang di pulau Banda, *Maluku dibantai Kristen
Belanda*. Contoh kongkrit bisa dilacak lewat bukti lembaran sejarah
pembantaian bangsa Banda pada tanggal 8 Mei 1621, yang menelan hampir
seluruh jumlah penduduk pulau Banda sebanyak 14.000 orang. Penduduk
asli Banda tiada tersisa (Willard A. Hanna; Indonesian Banda Colonialism
and its aftermath in the nutmeg island).
*7. Tahun 1808-1811*. Untuk memperkuat pertahanan di Pulau Jawa,
Gubernur Jendral Herman William Daendels memerintahkan pembuatan jalan
raya dengan kerja paksa (kerja rodi). Jalan itu sangat panjang, 1000 km
terbentang dari Anyer sampai Panarukan. Si Kristen bengis Daendels
MEMAKSA rakyat Indonesia untuk mengerjakan pembuatan jalan raya
tersebut tanpa diberi upah. Ribuan rakyat Indonesia mati menjadi korban
dalam pembuatan jalan tersebut.
*8. Tanggal 4 Maret tahun 1823,* pasukan Yunani dalam era peperangan
melawan tentara Imperium Ottoman, melakukan pembunuhan massal terhadap
12 ribu muslim di kota Tripolitza. Tentara Yunani dalam pertempuran itu
mendapatkan dukungan dari beberapa negara Eropa.
*9. Pada tahun 1830,* Van Der Cappelen digantikan oleh Van Den Bosch
sebagai Gubernur Jendral di Hindia Belanda. Ia diberi tugas untuk
mengisi kas keuangan Belanda yang kosong. Setelah memeras otak
beberapa lama, Van Den Bosch menemukan suatu cara. Ia memberlakukan
kebijakan Cultur Stelsel atau Tanam Paksa. Tanam paksa menimbulkan
penderitaan rakyat yang amat menyedihkan. Beban rakyat semakin berat.
Hasil pertanian pun semakin turun. Rakyat mengalami kelaparan. Banyak
rakyat Indonesia yang mati kelaparan, gara-gara penindasan Kristen
biadab. Sebaliknya, sistem tanam paksa ini menguntungkan Kristen
Belanda. Kas negara Belanda yang tadinya kosong, kini terisi kembali.
Hasil tanam paksa diangkut seluruhnya ke Belanda. Kemudian, hasil
tersebut digunakan untuk membangun negeri Belanda.
*10. 10 November 1945*, kekejaman penjajah Inggris di Surabaya.Pada
bulan November 1945 terjadi perang yang amat sengit antara tentara
Inggris dengan pasukan Indonesia yang mempertahankan pelabuhan dan kota
Surabaya. Sekitar dua minggu pasukan Indonesia yang sebagian besar
hanya bersenjatakan senapan dan bambu runcing melawan tentara Inggeris
yang bersenjata lengkap dan modern dengan dibantu kapal-kapal altileri,
angkatan udara dan tank-tank. Peristiwa pemboman atas kota Surabaya pada
tanggal 10 November 1945 yang dilakukan oleh Angkatan Perang Kerajaan
Inggris, di mana diperkirakan telah jatuh korban sekitar 30.000 orang
Indonesia tewas (beberapa pihak menyebutkan "hanya" 12.000 korban
tewas), yang banyak diantara korbannya adalah para orangtua, wanita dan
anak-anak ... adalah Crimes against humanity!
Pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, ibukota propinsi Jawa
Timur Indonesia, dengan dalih: kematian Brigjen Mallaby, rakyat dan
pemuda menghalangi perlucutan tentara Jepang oleh Sekutu, rakyat dan
pemuda tidak mau menyerahkan tawanan Jepang dan senjatanya kepada
Sekutu, pada tanggal 10 Nopember 1945 kota Surabaya dibombardir oleh
kapal-kapal Sekutu dari laut dan pesawat-pesawat tempur mereka dari
udara.Ribuan rumah di kota Surabaya hancur dan ribuan mayat
bergelimpangan di mana-mana, berhari-hari Sekutu melakukan serangan
tersebut dengan kejam tanpa pertimbangan perikemanusiaan sama sekali.
Tujuan mereka supaya rakyat dan pemuda minta ampun dan menyerah kepada
Sekutu (;Kristen Inggris).
Tetapi rakyat dan pemuda Surabaya dan satuan-satuan bersenjata lainnya
yang pantang menyerah dan pantang minta ampun, makin menguatkan tekad
dan semangat untuk meneruskan perlawanan bersenjata terhadap siapa saja
yang akan memaksakan kembalinya penjajahan di Indonesia.
Perlawanan yang gagah berani, pantang menyerah dan dengan semangat
berkobar-kobar dari kaum patriot Indonesia untuk membela tanah airnya
melawan agresor di Surabaya itu membangkitkan semangat perlawanan
patriot Indonesia lainnya di seluruh Indonesia.Atas dasar ideologi dan
semangat rakyat dan pemuda Surabaya yang pantang menyerah itulah maka
tanggal 10 Nopember dijadikan "Hari Pahlawan" di Indonesia.
Dalam pertempuran Surabaya melawan pasukan Inggris pada bulan November
1945 ini, tidak sedikit peranan pemuda-pemuda Tionghoa dan Arab yang
ikut berjuang, bahu membahu melawan penyerbuan Kristen Inggris.
Berkenaan dengan pertempuran Surabaya, pada tanggal 12 November 1945,
Bung Karno mengucapkan pidato antara lain
"Ratusan orang Tionghoa dan Arab yang tidak bersalah dan suka damai,
yang datang di negeri ini untuk berdagang, terbunuh dan luka-luka berat.
Kurban di pihak Indonesia lebih banyak lagi. Saya protes keras terhadap
pemakaian senjata modern, yang ditujukan kepada penduduk kota yang tidak
sanggup mempertahankan diri untuk melawan".
*11. 5 Juli 1962,* setelah berjuang selama bertahun-tahun dan
mengorbankan sekitar saju juta syuhada, rakyat muslim Aljazair akhirnya
berhasil meraih kemerdekaan mereka.Pada tahun 1830, Prancis datang
menyerang Aljazair dengan tujuan menjadikan negara itu sebagai wilayah
jajahannya, namun mendapat perlawanan keras dari bangsa Aljazair. Salah
satu pejuang kemerdekaan Aljazair yang terkemuka adalah Amir Abdul Qadir
Aljazairi sejak tahun 1932. Pada 18 Februari 1834, tentara Prancis
mengalami kekalahan telak melawan pasukan Amir Abdul Qadir Aljazairy.
Sepertiga tentara Prancis tewas dalam pertempuran itu dan setengah dari
tentara yang masih hidup menjadi tawanan perang.
Kristen kolonialis Prancis yang baru pertama kalinya mengalami kekalahan
besar di Afrika, menawarkan perdamaian. Namun, pemimpin perjuangan
rakyat Aljazair, Amir Abdul Qadir Aljazairy itu menolak tawaran damai
itu dan meneruskan perjuangannya sehingga hampir seluruh kawasan
Aljazair berhasil dibebaskan. Namun pada tahun 1836, tentara Prancis
kembali mengalahkan pasukan Abdul Qadir.Pada tanggal 18 November 1839,
dimulailah periode kedua perjuangan rakyat Aljazair melawan penjajahan
Prancis. Dalam perang ini, Kristen Prancis menambah pasukannya dalam
jumlah besar dan menggunakan strategi penghancuran terhadap basis-basis
militer Abdul Qadir. Selain itu, tentara Prancis juga membuat rakyat
kelaparan dengan cara menghancurkan ladang, kebun buah, dan hewan
ternak. Akhirnya, Amir Abdul Qadir terpaksa menyerah pada tahun 1847 dan
dipenjarakan di Prancis. Dengan kekalahan tersebut, Prancis pun berkuasa
penuh atas Aljazair. Dengan leluasa, Prancis menguras hasil bumi negara
ini dan menindas rakyat Aljazair.Sekitar satu abad kemudian, setelah
Perang Dunia Kedua, sekali lagi rakyat Aljazair memulai perjuangannya
melawan penjajahan Prancis. Pada tanggal 31 Juli 1962, barulah Aljazair
meraih kemerdekaannya.
*12. 19 Juni 1971.* Sekitar 70 orang Moro, baik laki-laki, wanita dan
anak-anak tanpa ampun dibantai oleh kelompok Ilaga Movement yang
dibacking orang-orang Katolik Biadab dari Militer Filipina pada salah
satu masjid di Barrio Manili, Carmen Cotabato Utara. Peristiwa yang
kemudian dikenal dengan Pembantaian Manili ini, membuktikan bahwa
peperangan antara bangsa Moro melawan Filipina adalah konflik religius.
Yaitu kebencian mendalam Katolik Filipina terhadap agama Islam yang
dianut oleh mayoritas penduduk di Mindanao Selatan. Sampai detik ini
total lebih dari 30 ribu muslim di Filipina yang tewas menjadi korban
kekejaman pemerintah Filipina.
*13. Tahun 1982*. Pada tanggal 17 September 1982, terjadi pembunuhan
massal terhadap warga sipil Palestina yang menghuni kamp penampungan
Shabra dan Shatila di Lebanon oleh kelompok Phalang/Kristen dari
Tentara Lebanon Selatan (SLA) yang didukung oleh tentara Zionis
Israel.Dengan persetujuan Menachem Begin, Perdana Menteri Israel dan
atas perintah Ariel Sharon, Menteri Perang Israel pada waktu itu, pada
dini hari tanggal 17 September, tentara Zionis mengepung kamp pengungsi
Shabra dan Shatila. Lalu, kelompok Phalang memasuki kamp tersebut dan
memperkosa serta membunuh warga sipil Palestina yang umumnya wanita,
anak-anak, dan orang tua. Pembunuhan massal ini berlangsung selama 40
jam dan 3300 orang telah terbunuh.
*14. 14-15 April 1986*. Selama dua hari Kristen AS atas perintah
Presiden Ronald Reagan, -yang sudah mampus dan sedang dalam perjalanan
menuju neraka jahannam- mengebom Tripoli dan Benghazi, kota-kota
terpenting di Libya, yang menewaskan seratus orang menurut pers barat
dan enam puluh orang menurut laporan resmi Libya, sebagian besar
penduduk sipil. Tujuan Kristen biadab AS melakukan pengeboman itu adalah
untuk membunuh Presiden Libya yang berdaulat, Kolonel Muammar Qaddhafy,
namun hasilnya ternyata meleset. Qaddhafy selamat, namun salah seorang
anak tirinya yang tidak bersalah berhasil dimampuskan oleh Kristen
biadab AS.Berikut bunyi sebuah surat yang cukup mengharukan dari seorang
anak perempuan Libya berusia tujuh tahun, yang ia tujukan pada presiden
AS Ronald Reagan setelah pengeboman itu. Saudara perempuan satu-satunya
bocah cilik tersebut telah terbunuh akibat pemboman Kristen AS. Tulisan
tangan bocah ini
*15. Berbagai pembantaian Kristen *terhadap Umat Islam terjadi
dimana-mana hingga saat ini, negara-negara Muslim di fitnah dan
penduduknya di bunuh mulai dari Irak, Palestina, Libya, Chechya,
Filipina, Pakistan, Afganistan, Libanon, Maroko, Turki hingga Indonesia...
sampai saat ini.
Pantesan...selama ini mereka gemar sekali meneriakkan muslim sbg biang keributan, anarkhis, kejam, teroris, dsb...dsb.. ternyata ini hanya metode maling teriak perampok... oleh karena itu saya menyarankan agar Pemerintah RI dapat melakukan audit terhadap ajaran-ajaran atau kitab-kitab suci 5 agama besar yang diakui di Indonesia. Jika kitab suci tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila ( mis. : mengandung ajaran dan anjuran kekejaman, pornografi / cabul, melegalisasi penipuan, kebebasan sex, menganjurkan minum-minuman keras, dsb...) segera dilarang untuk disebarluaskan dan dibaca untuk umum. Yang telah terlanjur diedarkan agar segera diberangus dan ditarik dari peredaran serta dimusnahkan. Para penganutnya diberikan pilihan segera pindah agama, atau keluar dari Wilayah Negara RI. Kalau kitab ajaran PKI saja bisa diselidiki dan diberantas (karena tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila), mengapa kitab agama yang mengajarkan nilai-niai yang pola-pola penyebarannya mirip dengan PKI tidak..???
BalasHapusKarena anda islam maka anda bela islam hihihihi padahal anda lupa islam juga punya sejarah kelam
BalasHapusSejarahnya kau lompat lompatin, pembantaian umat Kristen oleh Baybars (1263), alasraaf (1291), pembantaian umat Kristen waktu konstantinopel jatuh (1453), orang2 Kristen yg diculik bajak laut Islam (1500-1800) di mediterania, genosida Armenia Dan yunani karena menolak Islam (1916) di Turki,DLL masih banyak lagi, caramu menunjukkannya seolah2 agamu gak ada buat salah
BalasHapus