MANAKAH YANG FIRMAN TUHAN AL-QUR'AN ATAU ALKITAB ??

Sebelum saya masuk kedalam subtansi judul diatas ada baiknya terlebih dahulu merenungi sebuah kaliamt yang disampaikan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
Umat kita tidaklah sama dengan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang tidak mau menghafal kitab suci mereka. Bahkan seandai­nya seluruh mushaf itu ditiadakan, maka Al-Qur’an tetap tersimpan di hati kaum muslimin.”
Dari ungkapan sederhana yang disampaikan ibnu Taimiyah menggambarkan bahwa bahwa penghapal Al-Qur’an  dari zaman Rasul, para sahabat, hingga orang orang beriman dimasa sekarang banyak bahkan sangat banyak yang hafal Al-Qur’an dan terus  memperdalam kemampuan dan keimananya, hingga mereka akan mengetahui jika ada ayat yang salah atau ayat yang menyimpang dari ayat ayat Al-Qur’an.

selanjutnya ingatlah baik baik dan catat dengan sungguh sungguh dalam hati bahwa pada masa Rosulullah Al-Qur’an ditulis oleh puluhan juru tulis wahyu langsung di bawah pengawasan Rasulullah SAW. Beliau mendoku­men­tasikan Al-Qur’an dalam bentuk tertulis sejak masa turunnya wahyu. Karenanya, beliau menugaskan puluhan shahabat sebagai penulis wahyu, antara lain:|
 Abban bin Sa’id,
Abu Ayyub Al-Ansari,
Abu Umamah,
Abu Bakar As-Siddiq,
 Abu Hudzaifah,
Abu Sufyan,
Abu Salamah,
Abu Abbas,
Ubayy bin Ka’ab,
Al-Arqam,
Usaid bin Al-Hudair,
Khalid bin Sa’id,
Khalid bin Al-Walid,
Az-Zubair bin Al-‘Awwam,
Zubair bin Arqam,
Zaid bin Tsabit,
‘Utsman bin ‘Affan,
‘Ali bin Abi Thalib,
‘Umar bin Khatthab,
‘Amr ibn Al-’Ash,
Mu’adz bin Jabal, Mu’awiyah,
Yazid bin Abi Sufyan, dll.
Saat wahyu turun, secara rutin Rasulullah me­­manggil para penulis yang ditugaskan agar mencatat ayat tersebut. Dalam hal penulisan ayat yang baru turun, Nabi memiliki kebiasaan untuk meminta penulis wahyu untuk membaca ulang ayat tersebut setelah menuliskannya. Menurut Zaid bin Tsabit, jika ada kesalahan dari penulisan maka beliau yang mem­betul­kannya, setelah selesai barulah Rasulullah membolehkan menyebarkan ayat tersebut.
Dimasa rosulullah para sahabat dan orang orang beriman benar benar mengapal dan belajar Al-Qur’an langsung kepada Nabi Muhammad SAW.

ketahuilah Al-Qur’an dimasa rosulullah hingga saat ini adalah sama dan tidak ada perbedaan didalamnya, baik bahasa maupun kalimatnya.dari dulu hingga sekarang tidak ada yang berubah, karena ALLAH telah dan terus menjaganya melalui orang orang beriman dan mereka yang diberi kemampuan untuk menghafalnya.

Allah Swt berfirman  
                                                                               
 إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya

lalu bagaimana dengan alkitab..

Bibel ditulis dalam waktu puluhan hingga ratusan tahun sepeninggal para nabi yang menerima wahyu dari Tuhan. Sementara kitab Perjanjian Lama disusun antara tahun 1.400 sampai 400 Sebelum Masehi, sedangkan Per­jan­jian Baru disusun antara tahun 50-100 Masehi. Ketidakhadiran para nabi dalam proses penulisan Bibel, menjadi peluang tersendiri terhadap pemalsuan (tahrif) terhadap kitab suci.
Bibel sama sekali tidak dihafal oleh orang-orang yang mengimani­nya. Ketiadaan orang yang hafal Bibel, tentu­nya memperbesar peluang distorsi dan pemalsuan ayat.
pembukuan Alkitab mengacu pada tulisan manuscript evidence dalam bentuk papyrus, scroll, dan sebagainya. Manuskrip-manuskrip ini pun penuh dengan masalah, sebagian tidak diketahui penulis­nya, sebagian lagi rusak dan tak terbaca.
Artinya: Persoalan yang biasanya ditanya, adakah naskah-naskah asli Alkitab (Bibel) masih ada sehingga kini? Jawabannya tidak. Naskah-naskah asli di atas papirus dan bahan-bahan lain yang mudah rusak semuanya telah lama hilang.
Karena naskah aslinya sudah punah, maka upaya yang dilakukan oleh para ilmuwan Kristen adalah menyalin salinan yang lebih tua dan menerjemahkan dari bahasa yang satu ke bahasa lain. Dalam proses revisi dan terjemahan yang demikian panjang itu, otentisitas Alkitab sama sekali tidak terjamin, akibat bergesernya ayat dari versi yang lebih tua ke versi yang lebih muda usianya. Semakin banyak terjemahan dan revisi, maka semakin jauh berbeda dari kebenaran kitab suci yang asli.

apakah Yesus memerintahkan untuk menulis semua ucapannya?
Apakah ada murid yang secara khusus diberitugas atau berinisiatif menulis apa yang di ucapkan yesus? Tidak ! tidak ada satu muridpun yang diperintahkan atau berinisiatif menulis apa apa yang di ucapkan Yesus. Contoh Injil karangan Lukas, jangankan mendapat mandat khusus untuk menulis injil, bertemu Yesus saja tidak pernah, Lukas bukan murid Yesus, dia menulis Injil karangannya bukan karena diperintah oleh Yesus melaikan ia menulis atas inisiatif sendiri yang ia tujukan untuk Teofilus pada saat itu.
“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.”(Lukas 1:1-4)

Lukas bukan orang Yahudi, juga bukan saksi mata atas apa yang terjadi pada yesus dan juga bukan seorang pendengar langsung atas apa yang diucapkan oleh yesus. Lukas menulis Injil karangannya berdasarkan cerita cerita yang beredar dimasyarakat, tidak diketahui siapa saja yang menjadi sumber berita dan bagaimana cara Lukas menyelidiki kebenaran berita yang ia terima.
Satu hal yang terpenting adalah, Lukas menulis Injilnya bukan dalam rangka menulis sebuah kitab suci yang akan menjadi pegangan hidup manusia, ia tidak ubahnya hanya menulis sebuah buku sejarah saja, yakni sejarah tentang Yesus.
Bahkan dalam banyak kasus yang terjadi, komentar atau catatan kaki (footnote) dalam versi Alkitab kuno, ternyata dalam versi Alkitab yang baru catatan kaki tersebut naik pangkat menjadi ayat yang resmi. Contohnya adalah kitab I Yohanes 5: 7-9

Jelaslah sudah benang hitam dan benang putih, malam yang gelap dan mentari dipagi hari yang menyejukan,
jelaslah sudah batu kali yang hitam dan berlian yang bernilai, meski sama sama batu tapi kualitas dan harga sungguh berbeda..


Sumber:
http://www.voa-islam.com/read/christology/2011/09/11/16090/buktibukti-keaslian-alquran-dan-kepalsuan-alkitab-bibel;#sthash.QWix0h8v.dpbs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar