Surat Ke-59 :
24 Ayat
001. (Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi) semuanya memahasucikan-Nya. Huruf lam pada lafal lillaahi adalah zaidah;
ungkapan dengan memakai lafal maa, karena lebih memprioritaskan makhluk yang
tidak berakal yang jumlahnya lebih banyak (dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana) di dalam kerajaan-Nya dan dalam perbuatan-Nya.
002. (Dialah Yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab)
mereka adalah Bani Nadhir yang terdiri dari orang-orang Yahudi (dari kampung
mereka) dari tempat-tempat tinggal mereka di Madinah (pada saat pengusiran
pertama) yaitu sewaktu mereka diusir ke negeri Syam, dan terakhir mereka diusir
ke tanah Khaibar oleh Khalifah Umar semasa ia menjabat sebagai khalifah. (Kalian
tidak mengira) hai orang-orang mukmin (bahwa mereka akan keluar dan mereka pun
yakin, bahwa dapat mencegah mereka) lafal maani'atuhum adalah khabar dari anna
(benteng-benteng mereka) menjadi fa'il dari lafal maani'atuhum; dan dengan
keberadaannya maka lengkaplah pengertian khabar (dari Allah) yakni dari azab-Nya
(maka Allah mendatangkan kepada mereka) hukuman dan azab-Nya (dari arah yang
tidak mereka sangka-sangka) yakni dari pihak kaum mukminin yang hal ini tidak
masuk ke dalam perhitungan mereka. (Dan Allah melemparkan) maksudnya menanamkan
(rasa takut ke dalam hati mereka) dapat dibaca ar-ru'ba atau ar-ru'uba, artinya
rasa takut mati, karena pemimpin mereka bernama Ka'b bin Asyraf telah terbunuh
mati (mereka memusnahkan) dapat dibaca yukharribuuna, dan kalau dibaca
yukhribuuna berarti berasal dari lafal akhraba, artinya merusak (rumah-rumah
mereka) untuk mengambil barang-barang yang dianggap berharga oleh mereka berupa
kayu-kayu dan lain-lainnya (dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang
yang beriman. Maka ambillah hal itu untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang
yang mempunyai pandangan).
003. (Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan) telah memastikan
(pengusiran terhadap mereka) yakni dikeluarkan dari kampung halamannya
(benar-benar Allah mengazab mereka di dunia) dengan dibunuh dan ditawan,
sebagaimana yang telah dilakukan-Nya terhadap orang-orang Yahudi Bani Quraizhah.
(Dan bagi mereka di akhirat azab neraka).
004. (Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah
menentang) telah melawan (Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa menentang Allah,
maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya) terhadap dia.
005. (Apa saja yang kalian tebang) hai orang-orang muslim (dari pohon
kurma) milik orang kafir (atau yang kalian biarkan tumbuh berdiri di atas
pokoknya, maka semua itu adalah dengan izin Allah) yakni Allah swt.
menyerahkannya kepada kalian (dan karena Dia hendak memberikan kehinaan) dengan
mengizinkan kalian menebangnya (kepada orang-orang fasik) yakni orang-orang
Yahudi, karena mereka telah menentang, bahwa menebang pohon yang berbuah itu
adalah pengrusakan.
006. (Dan apa saja harta difaikan) harta yang diberikan (oleh Allah
kepada Rasul-Nya dari harta benda mereka, maka kalian tidak mengerahkan) tidak
melarikan hai kaum muslimin (untuk mendapatkannya) huruf min di sini adalah
huruf zaidah (seekor kuda pun dan tidak pula seekor unta pun) yang dimaksud
dengan lafal rikabin adalah unta kendaraan. Makna yang dimaksud ialah bahwa
untuk mendapatkan harta fai itu kalian tidak susah payah lagi (tetapi Allah yang
memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) maka tidak ada hak lagi bagi kalian dalam
harta fai itu; itu khusus hanya untuk Nabi saw. dan untuk orang-orang yang akan
disebutkan pada ayat selanjutnya, yaitu terdiri dari empat golongan, sesuai
dengan apa yang telah ditentukan oleh Allah dalam pembagiannya. Maka bagi setiap
golongan di antara mereka mendapatkan seperlimanya, dan bagi Nabi saw. sendiri
adalah sisanya, artinya sama juga dengan seperlima. Nabi saw. boleh
memberlakukan bagiannya itu sesuai dengan apa yang disukainya, untuk itu maka
beliau memberikan sebagian daripadanya kepada orang-orang Muhajirin dan tiga
orang dari kalangan sahabat Ansar karena mengingat kefakiran mereka.
007. (Apa saja harta rampasan atau fai yang diberikan Allah kepada
Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota) seperti tanah Shafra, lembah
Al-Qura dan tanah Yanbu' (maka adalah untuk Allah) Dia memerintahkannya sesuai
dengan apa yang dikehendaki-Nya (untuk Rasul, orang-orang yang mempunyai) atau
memiliki (hubungan kekerabatan) yaitu kaum kerabat Nabi dari kalangan Bani
Hasyim dan Bani Mutthalib (anak-anak yatim) yaitu anak-anak kaum muslimin yang
bapak-bapak mereka telah meninggal dunia sedangkan mereka dalam keadaan fakir
(orang-orang miskin) yaitu orang-orang muslim yang serba kekurangan (dan
orang-orang yang dalam perjalanan) yakni orang-orang muslim yang mengadakan
perjalanan lalu terhenti di tengah jalan karena kehabisan bekal. Yakni harta fai
itu adalah hak Nabi saw. beserta empat golongan orang-orang tadi, sesuai dengan
apa yang telah ditentukan oleh Allah swt. dalam pembagiannya, yaitu bagi
masing-masing golongan yang empat tadi seperlimanya dan sisanya untuk Nabi saw.
(supaya janganlah) lafal kay di sini bermakna lam, dan sesudah kay diperkirakan
adanya lafal an (harta fai itu) yakni harta rampasan itu, dengan adanya
pembagian ini (hanya beredar) atau berpindah-pindah (di antara orang-orang kaya
saja di antara kalian. Apa yang telah diberikan kepada kalian) yakni bagian yang
telah diberikan kepada kalian (oleh Rasul) berupa bagian harta fa-i dan
harta-harta lainnya (maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian
maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat
keras hukuman-Nya).
008. (Terhadap orang-orang fakir) bertaalluq kepada lafal yang tidak
disebutkan, lengkapnya: Takjublah kalian terhadap orang-orang fakir (yang
berhijrah, yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka karena
mencari karunia dari Allah dan keridaan-Nya dan mereka menolong agama, Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar) dalam keimanannya.
009. (Dan orang-orang yang telah menempati kota) Madinah (dan telah
beriman) yang dimaksud adalah sahabat-sahabat Anshar (sebelum kedatangan mereka,
Muhajirin, mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka
tiada menaruh keinginan dalam hati mereka) artinya mereka tidak iri hati
(terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka) yakni apa yang telah diberikan
oleh Nabi saw. kepada mereka berupa harta rampasan dari Bani Nadhir, yang memang
harta itu khusus buat kaum Muhajirin (dan mereka mengutamakan, orang-orang
Muhajirin, atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan) yakni
mereka memerlukan apa yang mereka relakan kepada orang-orang Muhajirin. (Dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya) dari ketamakannya terhadap harta
benda (mereka itulah orang-orang yang beruntung).
010. (Dan orang-orang yang datang sesudah mereka) yakni sesudah kaum
Muhajirin dan kaum Ansar hingga hari kiamat nanti (mereka berdoa, "Ya Rabb kami!
Beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari
kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami) yakni rasa
dengki (terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.")
011. (Apakah kamu tiada memperhatikan) tiada melihat (orang-orang yang
munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli
kitab) yaitu kepada Bani Nadhir dan saudara-saudara mereka yang kafir:
("Sesungguhnya jika) huruf lam di sini menunjukkan makna qasam dan demikian pula
pada tempat-tempat lainnya yang semuanya ada di empat tempat (kalian diusir)
dari Madinah (niscaya kami pun akan keluar bersama kalian, dan kami tidak akan
patuh untuk menghinakan kalian) yakni untuk menjadikan kalian terhina (kepada
siapa pun selama-lamanya, dan jika kalian diperangi) dari lafal wa in terbuang
huruf lam yang menunjukkan makna permulaan (pasti kami akan membantu kalian."
Dan Allah menyaksikan, bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta).
012. (Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada
akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya
mereka tidak akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya) artinya
mereka datang untuk menolong dan membantunya (niscaya mereka akan berpaling ke
belakang) jawab qasam yang keberadaannya diperkirakan sudah memberikan
pengertian yang cukup, tanpa harus menyebut jawab syarat pada kelima tempat tadi
(kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan) yang dimaksud adalah
orang-orang Yahudi.
013. (Sesungguhnya kalian lebih ditakuti) lebih disegani (dalam hati
mereka) dalam hati orang-orang munafik itu (daripada Allah) karena siksaan-Nya
yang ditangguhkan. (Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada
mengerti.
014. (Mereka tidak akan memerangi kalian) yakni orang-orang Yahudi itu
(dalam keadaan bersatu padu) maksudnya, secara serentak (kecuali dalam
kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok) yang tinggi. Menurut suatu
qiraat lafal judurin dibaca jidaarin. (Permusuhan) peperangan (di antara sesama
mereka sangat hebat. Kalian kira mereka itu bersatu sedangkan hati mereka
berpecah belah) berbeda-beda, bertentangan dengan apa yang diduga. (Yang
demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti).
015. Perumpamaan mereka dalam hal tidak mau beriman (seperti orang-orang
yang belum lama sebelum mereka) yakni sebagaimana orang-orang musyrik yang
terlibat dalam perang Badar (yang telah merasai akibat buruk dari perbuatan
mereka) sebagai hukuman-Nya di dunia, yaitu mereka mati terbunuh dan
hukuman-hukuman yang lainnya yang mereka rasakan (dan bagi mereka azab yang
pedih) siksaan yang menyakitkan kelak di akhirat.
016. Dan juga perumpamaan mereka dalam hal mendengar dari orang-orang
munafik, tetapi orang-orang munafik itu tidak mau mengikuti jejak mereka
sesudahnya (seperti halnya setan; ia berkata kepada manusia, "Kafirlah kamu,"
maka tatkala manusia itu telah kafir, ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas
diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam.")
Padahal ia dusta dan hanya ria belaka.
017. (Maka adalah sesudah keduanya) yakni orang yang sesat dan orang
yang disesatkan. Menurut suatu qiraat lafal 'aaqibatahumaa dibaca 'aaqibatuhumaa
dengan memakai harakat damah di atas huruf ta, hal ini berarti sebagai isim dari
lafal kaana (bahwa sesungguhnya keduanya masuk ke dalam neraka, mereka kekal di
dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang lalim) orang-orang yang
kafir.
018. (Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok)
yakni untuk menghadapi hari kiamat (dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).
019. (Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah)
maksudnya tidak mau taat kepada-Nya (lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada
diri mereka sendiri) untuk melakukan perbuatan ketaatan dan perbuatan baik.
(Mereka itulah orang-orang yang fasik).
020. (Tidak sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni
surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung).
021. (Kalau sekiranya Kami menurunkan Alquran ini kepada sebuah gunung)
lalu dijadikan-Nya pada gunung tersebut akal sebagaimana manusia (pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah belah) terbelah-belah (disebabkan takut kepada
Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu) yang telah disebutkan di atas tadi (Kami
buat untuk manusia supaya mereka berpikir) yang karenanya lalu mereka
beriman.
022. (Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang
gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).
023. (Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja Yang Maha Suci)
dari semua apa yang tidak layak bagi keagungan dan kebesaran-Nya (Yang Maha
Selamat) artinya Yang Bebas dari segala sifat-sifat kekurangan (Yang Maha
Mengamankan) para rasul-rasul-Nya dengan menciptakan mukjizat bagi mereka (Yang
Maha Memelihara) berasal dari lafal haimana-yuhaiminu, dikatakan demikian
apabila seseorang selalu mengawasi sesuatu. Makna yang dimaksud ialah, Dia Maha
Menyaksikan amal perbuatan hamba-hamba-Nya (Yang Maha Perkasa) yakni Yang Maha
Kuat (Yang Maha Kuasa) untuk memaksa makhluk-Nya supaya menuruti apa yang
dikehendaki-Nya (Yang Maha Agung) dari semua sifat yang tidak layak bagi
keagungan-Nya. (Maha Suci Allah) Dia memahasucikan Zat-Nya sendiri melalui ayat
ini (dari apa yang mereka persekutukan) dengan-Nya.
024. (Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan) makhluk-Nya dari
tiada (Yang membentuk rupa, hanya kepunyaan-Nyalah asma-asma yang paling baik)
yang berjumlah sembilan puluh sembilan, sebagaimana yang telah disebutkan dalam
hadis. Lafal al-husna adalah bentuk muannats dari lafal al-ahsan. (Bertasbih
kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana) penafsirannya sebagaimana yang telah
lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar