Surat Ke-23 : 118 Ayat
001. (Sesungguhnya) lafal Qad di sini menunjukkan makna
Tahqiq, artinya sungguh telah pasti (beruntunglah) berbahagialah (orang-orang
yang beriman).
002. (Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya)
dengan merendahkan diri penuh perasaan kepada Allah.
003. (Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari hal yang
tiada berguna) berupa perkataan dan hal-hal lainnya.
004. (Dan orang-orang yang terhadap zakat mereka
menunaikannya) membayarnya.
005. (Dan orang-orang yang terhadap kemaluannya mereka
selalu memeliharanya) dari yang diharamkan.
006. (Kecuali terhadap istri-istri mereka) (atau terhadap
budak yang mereka miliki) yakni hamba sahaya wanita yang mereka tawan dari
peperangan (maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela) bila mereka
mendatanginya.
007. (Barang siapa menginginkan yang selain itu) selain
istri-istri sendiri dan sahaya wanita tawanan mereka untuk pelampiasan hajat
biologisnya, seumpamanya melakukan masturbasi (maka mereka itulah orang-orang
yang melampaui batas) yakni melampaui batas halal dan melakukan hal-hal yang
diharamkan bagi mereka.
008. (Dan orang-orang yang terhadap amanat yang
dipercayakan kepada mereka) dapat dibaca secara jamak dan mufrad, yakni
Amaanaatihim dan Amaanatihim (dan janji mereka) yang mereka adakan di antara
sesama mereka atau antara mereka dengan Allah, seperti salat dan lain-lainnya
(mereka memeliharanya) benar-benar menjaganya.
009. (Dan orang-orang yang terhadap salat mereka) dapat
dibaca dalam bentuk jamak dan mufrad, yakni Shalawaatihim dan shalaatihim
(mereka memeliharanya) mereka mengerjakannya tepat pada waktu-waktunya.
010. (Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi) bukan
selain mereka.
011. (Yakni yang akan mewarisi surga Firdaus) yaitu surga
yang tempatnya paling tinggi. (Mereka kekal di dalamnya) di dalam ayat-ayat
yang telah lalu terkandung isyarat yang menunjukkan tempat kembali di akhirat.
Hal ini sangat relevan bila disebutkan hal-hal yang menyangkut masalah
permulaan atau asal kejadian, sesudah pembahasan tadi.
012. (Dan) Allah telah berfirman, (Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia) yakni Adam (dari suatu sari pati) lafal Sulaalatin
berasal dari perkataan Salaltusy Syai-a Minasy Syai-i, artinya aku telah
memeras sesuatu daripadanya, yang dimaksud adalah inti sari dari sesuatu itu
(berasal dari tanah) lafal Min Thiinin berta'alluq kepada lafal Sulaalatin.
013. (Kemudian Kami jadikan ia) manusia atau keturunan
Adam (dari nuthfah) yakni air mani (yang berada dalam tempat yang kokoh) yaitu
rahim.
014. (Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah)
darah kental (lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging) daging yang
besarnya sekepal tangan (dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang,
lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging) menurut qiraat yang lain
lafal 'Izhaaman dalam dua tempat tadi dibaca 'Azhman, yakni dalam bentuk
tunggal. Dan lafal Khalaqnaa yang artinya menciptakan, pada tiga tempat tadi
bermakna Shayyarnaa, artinya Kami jadikan (kemudian Kami jadikan dia sebagai
makhluk yang lain) yaitu dengan ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. (Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik) sebaik-baik Yang Menciptakan.
Sedangkan Mumayyiz dari lafal Ahsan tidak disebutkan, karena sudah dapat
diketahui dengan sendirinya, yaitu lafal Khalqan.
015. (Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian
benar-benar akan mati).
016. (Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan
dibangkitkan di hari kiamat) untuk menjalani hisab dan pembalasan.
017. (Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas
kalian tujuh buah jalan) yakni tujuh langit; lafal Tharaaiq ini adalah bentuk
jamak dari lafal Thariiqah, dikatakan demikian karena ia adalah jalan-jalan
bagi para Malaikat (dan tidaklah Kami terhadap makhluk) yang berada di bawah
tujuh langit itu (melupakannya) dengan membiarkan langit itu runtuh menimpa
mereka, sehingga mereka binasa semuanya, akan tetapi Kami menahannya supaya
jangan runtuh; sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman-Nya yang lain,
yaitu, "Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi." (Q.S.
Al-Hajj, 65).
018. (Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu
ukuran) berdasarkan kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di
bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika
demikian mereka pasti akan mati bersama dengan hewan ternak mereka karena
kehausan.
019. (Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kalian
kebun-kebun kurma dan anggur) kedua jenis buah-buahan ini kebanyakan terdapat
di negeri Arab (di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak
dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan) di waktu musim panas dan musim
dingin.
020. (Dan) Kami tumbuhkan pula (pohon kayu yang asal
tumbuhnya dari Thursina) dapat dibaca Sina dan Saina dengan tidak menerima
Tanwin karena menjadi 'Alamiyah, artinya nama sebuah bukit. Jika tidak menerima
tanwin karena Illat Ta'nits, maka berarti nama suatu lembah (yang menghasilkan)
dapat dibaca Tunbitu dan Tanbutu (minyak) bila menurut bacaan Tunbitu maka
huruf Ba dianggap huruf Zaidah, bila menurut bacaan yang kedua yaitu Tanbutu
maka huruf Ba dianggap sebagai huruf Ta'diyah yang menggandengkan Fi'il dengan
Maf'ul; pohon yang dimaksud adalah pohon Zaitun (dan sebagai penyedap bagi
orang-orang yang makan) lafal ini di'athafkan kepada lafal Bid Duhni, sehingga
dibaca Wa Shibghin Lil Aakiliina. Artinya, sebagai penyedap suapan yang
dicelupkan kepadanya kemudian dimakan, yang dimaksud adalah minyak Zaitun
tersebut.
021. (Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak bagi
kalian) yakni unta, sapi dan kambing (benar-benar terdapat pelajaran yang
penting) bahan pelajaran yang kalian dapat mengambil manfaat besar daripadanya
(Kami memberi minum kalian) dapat dibaca Nasqiikum dan Nusqiikum (dari apa yang
ada di dalam perutnya) yakni air susu (dan juga pada hewan ternak itu terdapat
faedah yang banyak bagi kalian) dari bulu domba, unta dan kambing serta
manfaat-manfaat yang lainnya (dan sebagian daripadanya kalian makan).
022. (Dan di atas punggung-punggung ternak itu) khususnya
unta (dan juga di atas bahtera) yaitu perahu-perahu dan kapal-kapal (kalian
diangkut).
023. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada
kaumnya, lalu ia berkata, "Hai kaumku! Sembahlah oleh kamu sekalian Allah)
taatilah dan esakanlah Allah (karena sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kalian
selain Dia) lafal Ghairuhu merupakan Isim dari Maa, sedangkan lafal sebelumnya
menjadi Khabar dari Maa dan huruf Min adalah huruf Zaidah. (Maka mengapa kalian
tidak bertakwa kepada-Nya?") tidak takut kepada azab-Nya, mengapa kalian
menyembah selain-Nya?
024. (Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara
kaumnya berkata) kepada para pengikut mereka, ("Orang ini tidak lain
hanyalah manusia seperti kalian, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang
lebih tinggi) lebih mulia dan berpengaruh (dari kalian) maksudnya ia ingin menjadi
orang yang banyak pengikutnya, dan para pengikutnya adalah kalian sendiri. (Dan
kalau Allah menghendaki) supaya tidak disembah selain daripada-Nya (tentu Dia
mengutus beberapa Malaikat) untuk menyampaikan hal tersebut, tidak mengutus
manusia. (Belum pernah kami mendengar seruan yang seperti ini) yang diserukan
oleh Nabi Nuh, maksudnya ajaran tauhid (pada masa nenek moyang kami yang
dahulu) yakni umat-umat terdahulu.
025. (Ia tiada lain) maksudnya Nuh ini tidak lain
(hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila) dalam keadaan gila (maka
tunggulah terhadapnya) tunggulah dia, atau biarkanlah dia (sampai suatu
waktu") hingga saat kematiannya. Maksud mereka biarkanlah dia begitu,
nanti juga mati sendiri.
026. (Berdoalah) Nabi Nuh, ("Ya Rabbku! Tolonglah
aku) atas mereka (karena mereka mendustakan aku") yakni mereka tidak mau
percaya lagi kepadaku, maka binasakanlah mereka. Maka Allah berfirman
memperkenankan doanya:
027. (Lalu Kami wahyukan kepadanya, "Buatlah
bahtera) yakni perahu (di bawah pengawasan Kami) maksudnya di bawah penilikan
dan pengawasan Kami (dan wahyu Kami) yaitu perintah Kami (maka apabila perintah
Kami datang) yakni perintah untuk membinasakan mereka (dan tanur telah
memancarkan air) dapur pembuat roti telah memancarkan air, sebagai pertanda
bagi Nabi Nuh (maka masukkanlah ke dalam bahtera itu) naikkanlah ke dalamnya
(dari tiap-tiap jenis) hewan (sepasang) jantan dan betina. Lafal Itsnaini
adalah Maf'ul, sedangkan huruf Min berta'alluq kepada lafal Usluk. Menurut
suatu kisah disebutkan, bahwa Allah swt. mengumpulkan bagi Nabi Nuh segala
macam jenis binatang liar dan burung-burung, serta hewan-hewan lainnya.
Kemudian Nabi Nuh memukulkan tangannya kepada tiap-tiap jenis, tangan kanannya
mengenai jenis jantan dan tangan kirinya mengenai jenis betina, kemudian ia
menaikkan semuanya ke dalam bahtera. Menurut Qiraat yang lain lafal kulli
dibaca Kullin; berdasarkan qiraat ini lafal Zaujaini menjadi Maf'ul dan lafal
Itsnaini berkedudukan mengukuhkan maknanya (dan juga keluargamu) istri dan
anak-anakmu (kecuali orang yang telah lebih dahulu ketetapan azab atasnya di
antara mereka) yaitu istri dan anaknya yang bernama Kan`an, lain halnya dengan
anak-anaknya yang lain, yaitu Sam, Ham dan Yafits, Nabi Nuh mengangkut mereka
bersama dengan istri-istri mereka ke dalam bahtera. Di dalam surah Hud telah
disebutkan melalui firman-Nya, 'Dan muatkan pula orang-orang yang beriman. Dan
tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.' (Q.S. Hud, 40). Menurut
suatu pendapat dikatakan, bahwa jumlah mereka ada enam orang laki-laki berikut
istri mereka. Menurut pendapat yang lain dikatakan, bahwa semua orang yang ada
di dalam bahtera jumlahnya tujuh puluh delapan orang; separuh laki-laki dan
yang separuh lagi perempuan. (Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang
orang-orang yang zalim) yaitu orang-orang yang kafir, biarkanlah mereka binasa
(karena sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan).
028. (Apabila kamu telah lengkap) telah genap (yakni kamu
dan orang-orang yang bersamamu berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah,
'Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang
zalim') yakni orang-orang yang kafir dengan dibinasakannya mereka.
029. (Dan berdoalah) di kala kamu turun dari bahtera,
('Ya Rabbku! Tempatkanlah aku pada tempat) kalau dibaca Munzalan berarti
menjadi Mashdar dan Isim Makan/tempat sekaligus, apabila dibaca Manzilan
berarti tempat berlabuh (yang diberkati) yakni tempat tersebut diberkati (dan
Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat'") maksudnya Engkau adalah
pemberi tempat yang paling baik kepada semua yang telah disebutkan tadi.
030. (Sesungguhnya pada kejadian itu) kisah Nabi Nuh dan
bahteranya serta dibinasakan-Nya orang-orang kafir (benar-benar terdapat
beberapa tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah swt. (dan sesungguhnya)
huruf In di sini adalah bentuk Takhfif daripada Inna, sedangkan isimnya adalah
Dhamir Sya'an, bentuk asalnya adalah Innahu yakni sesungguhnya hal itu (Kamilah
yang mencoba mereka) menguji kaum Nuh dengan mengutus Nuh kepada mereka supaya
Nuh memberi nasihat dan pelajaran kepada mereka.
031. (Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat) kaum
(yang lain) mereka adalah kaum Ad.
032. (Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari
kalangan mereka sendiri) yaitu Nabi Hud ("Hendaklah) ia mengatakan kepada
mereka (kalian menyembah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selain
daripada-Nya. Mengapa kalian tidak bertakwa) takut kepada azab-Nya karenanya
kalian harus beriman kepada-Nya.
033. (Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya
dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat) yakni tempat mereka kembali
kelak (dan yang telah Kami mewahkan mereka) Kami berikan nikmat kepada mereka
(dalam kehidupan di dunia, 'Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti
kalian, dia makan dari apa yang kalian makan dan minum dari apa yang kalian
minum').
034. (Dan) demi Allah (sesungguhnya jika kamu sekalian
menaati manusia yang seperti kalian) di dalam ayat ini terkandung makna Qasam
atau sumpah dan Syarat, sedangkan Jawab dari Syarat tersebut terkandung pada
ayat selanjutnya (niscaya bila demikian, kalian benar-benar) yakni jika kalian
menaatinya (menjadi orang-orang yang merugi") mendapat kerugian.
035. ("Apakah ia menjanjikan kepada kalian, bahwa
bila kalian telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, kalian
sesungguhnya akan dikeluarkan dari kuburan kalian) lafal Mukhrajuuna merupakan
Khabar dari Annakum yang pertama, sedangkan lafal Annakum yang kedua berfungsi
mengukuhkan makna Annakum yang pertama tadi, disebutkan lagi karena panjangnya
Fashl atau pemisah antara Khabar dan 'Amilnya.
036. (Jauh, jauh sekali) lafal Haihaata Haihaata adalah
Isim Fi'il Madhi yang bermakna Mashdar, artinya jauh, jauh sekali dari
kebenaran (apa yang diancamkan kepada kalian itu) yaitu dihidupkannya kembali
kalian dari kuburan. Huruf Lam pada lafal Limaa Tuu'aduna adalah Lam Zaidah
yang mengandung makna Bayan atau penjelasan.
037. (Tiada lain hal itu) yakni kehidupan yang
sesungguhnya (hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati kemudian kita hidup)
yaitu dengan hidupnya anak-anak kita (dan sekali-kali kita tidak akan
dibangkitkan kembali).
038. (Ia tiada lain) Rasul itu (hanyalah seorang
laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami sekali-kali
tidak akan beriman kepadanya") tidak akan percaya dengan adanya berbangkit
sesudah mati.
039. (Rasul itu berdoa, "Ya Rabbku! Tolonglah aku
karena mereka mendustakanku").
040. (Allah berfirman, "Dalam sedikit waktu lagi)
sebentar lagi. Huruf Ma di sini adalah Zaidah (pasti mereka akan menjadi) akan
menjadi orang-orang (yang menyesal") atas kekafiran dan kedustaan mereka.
041. (Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang
mengguntur) suara yang menandakan turunnya azab dan binasanya makhluk (dengan
hak) maka matilah mereka (dan Kami jadikan mereka bagaikan tumbuh-tumbuhan yang
kering) Kami jadikan mereka seperti tanaman yang kering atau mati (maka
alangkah jauhnya) dari rahmat (bagi orang-orang yang zalim itu) yakni
orang-orang yang mendustakan Rasul itu.
042. (Kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat)
kaum-kaum (yang lain).
043. (Tidak dapat sesuatu umat pun mendahului ajalnya)
seumpamanya mereka mati sebelum ajal mereka (dan tidak dapat pula mereka
terlambat) dari ajalnya itu. Lafal Yasta'khiruna dalam bentuk jamak dikaitkan kepada
lafal Ummatin yang bentuknya muannats, hal ini memandang dari segi maknanya,
karena ummatin berarti jamak.
044. (Kemudian Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut)
lafal Tatran dapat pula dibaca Tatraa tanpa memakai harakat Tanwin, artinya
berturut-turut yang di antara kedua rasul terdapat pemisah jarak waktu yang
cukup lama. (Manakala datang kepada suatu umat) lafal Jaa-a Ummatan dapat
dibaca Jaa-a ummatan yakni dengan mentashhilkan huruf Hamzah yang kedua,
sehingga ucapannya seolah-olah ada huruf Wau (Rasul, umat itu mendustakannya,
maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain) Kami samakan
mereka dengan umat-umat terdahulu dalam hal terbinasa (dan Kami jadikan mereka
buah tutur manusia maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman).
045. (Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan
membawa tanda-tanda kebesaran Kami, dan bukti yang nyata) hujah yang nyata,
yaitu berupa tangan, tongkat dan mukjizat-mukjizat lainnya.
046. (Kepada Firaun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka
mereka ini takabur) sombong tidak mau beriman kepada ayat-ayat dan
mukjizat-mukjizat, dan juga mereka tidak mau beriman kepada Allah (dan mereka
adalah orang-orang yang sombong) yaitu menindas kaum Bani Israel secara lalim.
047. (Dan mereka berkata, "Apakah pantas kita
percaya kepada dua orang manusia seperti kita juga, padahal kaum mereka adalah
orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?") yakni kaum Bani Israel;
mereka tunduk dan dianggap hina oleh Firaun.
048. (Maka tetaplah mereka mendustakan keduanya, sebab
itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan).
049. (Dan sesungguhnya telah Kami berikan Kitab kepada
Musa) kitab Taurat (agar mereka) kaumnya, yaitu bangsa Bani Israel (mendapat
petunjuk) dengan adanya kitab Taurat itu dari kesesatan. Aku memberikannya
sekali turun sesudah Firaun dan kaumnya binasa
050. (Dan telah Kami jadikan putra Maryam) yakni Nabi Isa
(beserta ibunya suatu tanda) kekuasaan Kami. Dalam ayat ini tidak disebutkan
dua tanda karena keduanya terlibat dalam satu tanda itu, yaitu Maryam dapat
melahirkan Nabi Isa tanpa suami (dan Kami menempatkan keduanya di suatu tanah
tinggi) yakni tempat di dataran tinggi, yaitu di Baitulmakdis, atau di
Damaskus, atau di Palestina; sehubungan dengan hal ini banyak pendapat mengenainya
(yang datar) rata tanahnya sehingga para penghuninya menetap dengan nyaman (dan
mempunyai banyak sumber air) yang mengalir lagi jernih sebagai suatu kenyataan.
051. (Hai Rasul-rasul! Makanlah dari makanan yang
baik-baik) makanan-makanan yang halal (dan kerjakanlah amal yang saleh)
amal-amal yang fardu dan sunah. (Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang
kalian kerjakan) maka kelak Aku akan memperhitungkannya atas kalian.
052. (Dan) ketahuilah (bahwasanya ini) yakni agama Islam
(adalah agama kalian) hai orang-orang yang diajak bicara, maksudnya kalian
harus memeluknya (agama yang satu) lafal Ummatan Waahidatan ini menjadi Hal
yang bersifat Lazimah atau tetap. Menurut suatu qiraat yang lain lafal Anna
haadzihi dibaca Takhfif sehingga menjadi An Haadzihi, sedangkan menurut qiraat
yang lainnya lagi dibaca Inna Haadzihi, dan dianggap sebagai jumlah Isti'naf
atau kalimat baru, sehingga artinya menjadi, sesungguhnya agama Islam ini (dan
Aku adalah Rabb kalian, maka bertakwalah kalian kepada-Ku) artinya takutlah
kalian kepada-Ku.
053. (Kemudian mereka memecah belah) para pengikut Rasul
itu (perkara mereka) yakni agama mereka (menjadi beberapa pecahan di antara
mereka) lafal Zuburan ini menjadi Hal dari Fa'ilnya lafal Taqaththa'uu,
artinya, menjadi sekte-sekte yang bertentangan, seperti yang terjadi di
kalangan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani serta lain-lainnya.
(Tiap-tiap golongan terhadap apa yang ada pada sisi mereka) agama yang mereka
pegang (merasa bangga) merasa puas dan gembira.
054. (Maka biarkanlah mereka) biarkanlah orang-orang
kafir Mekah itu (dalam kesesatannya) (sampai suatu waktu) hingga saat kematian
mereka.
055. (Apakah mereka mengira bahwa sesungguhnya apa-apa
yang Kami berikan kepada mereka) artinya, Kami limpahkan kepada mereka (berupa
harta benda dan anak-anak) di dunia ini.
056. (Kami bersegera) menyegerakan (memberikan
kebaikan-kebaikan kepada mereka) tidak, sesungguhnya tidak demikian (sebenarnya
mereka tidak sadar) bahwasanya hal itu adalah pengluluh atau Istidraj buat mereka.
057. (Sesungguhnya orang-orang yang karena perasaan
khasyyah mereka kepada Rabb mereka) disebabkan mereka takut kepada-Nya (mereka
merasa takut sekali) kepada azab-Nya.
058. (Dan orang-orang yang terhadap ayat-ayat Rabb
mereka) Alquran (mereka beriman) sangat percaya kepadanya.
059. (Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan
Rabb mereka) sesuatu apa pun.
060. (Dan orang-orang yang memberikan) yang menginfakkan
(apa yang telah mereka berikan) mereka infakkan berupa zakat dan amal-amal saleh
(dengan hati yang takut) takut amalnya tidak diterima (karena mereka tahu bahwa
sesungguhnya mereka) sebelum lafal Annahum ini diperkirakan adanya huruf Lam
yang menjarkannya (akan dikembalikan kepada Rabb mereka).
061. (Mereka itu bersegera untuk mendapatkan
kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya) menurut
ilmu Allah.
062. (Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut
kesanggupannya) yang sesuai dengan kemampuannya, oleh karenanya barang siapa
tidak mampu melakukan salat sambil berdiri, maka ia boleh melakukannya sambil
duduk, dan barang siapa tidak mampu melakukan puasa maka ia boleh berbuka (dan
pada sisi Kami) di sisi Kami (ada suatu kitab yang membicarakan dengan benar)
apa yang telah dilakukan oleh seseorang, yaitu Lohmahfuz; padanya ditulis semua
amal-amal perbuatan (dan mereka) kita semua orang yang beramal (tidak dianiaya)
barang sedikit pun dari amal-amalnya, oleh karenanya sedikit pun tidak
dikurangi pahala amal kebaikannya, dan tidak pula ditambah dosa-dosanya.
063. (Tetapi hati mereka) yakni orang-orang kafir itu
(dalam kealpaan) artinya, kebodohan (mengenai hal ini) yaitu Alquran (dan
mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan selain daripada itu) selain
amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman (mereka tetap
mengerjakannya) oleh sebab itu mereka diazab.
064. (Hingga) menunjukkan makna Ibtida (apabila Kami
timpakan kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka) yakni
orang-orang kaya dan pemimpin-pemimpin mereka (azab) dengan pedang dalam perang
Badar (dengan serta merta mereka memekik minta tolong) mereka ribut meminta
tolong. Kemudian dikatakan kepada mereka,
065. ("Janganlah kalian memekik, minta tolong pada
hari ini. Sesungguhnya kalian tidak akan mendapat pertolongan dari Kami)
maksudnya tidak ada seorang pun yang dapat menolong kalian.
066. (Sesungguhnya ayat-ayat-Ku) dari Alquran (selalu
dibacakan kepada kalian, tetapi kalian selalu berpaling ke belakang) mundur ke
belakang maksudnya kalian tidak mau menerimanya.
067. (Dengan menyombongkan diri) tidak mau beriman (akan
keakuan kalian) yakni membanggakan Kakbah atau tanah suci yang kalian tempati,
maksudnya kalian beranggapan bahwa diri kalian adalah penduduknya, oleh karena
itu kalian merasa dalam keadaan aman dari azab Allah, berbeda dengan kaum-kaum
yang lain di tempat tinggal mereka selain dari tanah suci (dan seraya
bergadang) lafal Samiran menjadi Hal, artinya mereka berkumpul membentuk suatu
kelompok sambil berbincang-bincang di waktu malam hari; hal ini mereka lakukan
di sekeliling Kakbah (kalian mengucapkan perkataan-perkataan yang keji
terhadapnya") lafal Tahjuruuna ini jika berasal dari Fi'il Tsulatsi
artinya tidak menganggap Alquran. Jika berasal dari Fi'il Ruba'i berarti mereka
membuat-buat perkataan yang keji tanpa hak terhadap diri Nabi saw. dan Alquran.
Selanjutnya Allah swt. berfirman,
068. (Maka apakah mereka tidak memperhatikan) asal lafal
Yaddabbaruu adalah Yatadabbaruuna, kemudian huruf Ta dimasukkan ke dalam huruf
Dal setelah terlebih dahulu diganti menjadi Dal, sehingga jadilah Yaddabbaruuna
(perkataan ini) Alquran ini yang menunjukkan kebenaran Nabi saw. (atau apakah
telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang
mereka dahulu?)
069. (Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka, karena
itu mereka memungkirinya?)
070. (Atau apakah patut mereka berkata, "Padanya ada
penyakit gila") Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti Taqrir
atau menetapkan perkara yang hak, yaitu membenarkan Nabi dan membenarkan bahwa
Rasul-rasul telah datang kepada umat-umat terdahulu, serta mereka mengetahui
bahwa Rasul mereka adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya, dan bahwasanya
Rasul mereka itu tidak gila. (Sebenarnya) lafal Bal menunjukkan makna Intiqal
(dia telah membawa kebenaran kepada mereka) yakni Alquran yang di dalamnya
terkandung ajaran Tauhid dan hukum-hukum Islam (dan kebanyakan mereka benci
kepada kebenaran itu).
071. (Andaikata kebenaran itu menuruti) artinya Alquran
itu menuruti (hawa nafsu mereka) seumpamanya Alquran itu datang dengan membawa
hal-hal yang mereka sukai, seperti menisbatkan sekutu dan anak kepada Allah,
padahal Allah Maha Suci dari hal tersebut (pasti binasalah langit dan bumi dan
semua yang ada di dalamnya) yakni menyimpang dari tatanan yang sebenarnya dan
tidak seperti apa yang disaksikan sekarang, hal itu disebabkan adanya dua
pengaruh kekuasaan yang saling tarik-menarik. (Sebenarnya Kami telah
mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka) yaitu Alquran yang di dalamnya
terkandung sebutan dan kemuliaan mereka (tetapi mereka berpaling dari
kebanggaan itu).
072. (Atau kamu meminta upah kepada mereka) sebagai
imbalan dari apa yang kamu datangkan buat mereka yaitu masalah keimanan (maka
upah Rabbmu) adalah pahala, upah dan rezeki-Nya (adalah lebih baik) dan menurut
qiraat yang lain dibaca Kharjan dalam dua tempat tadi; tetapi menurut qiraat
yang lainnya lagi dibaca Kharaajan pada keduanya (dan Dia adalah Pemberi rezeki
Yang Paling Baik) Pengupah Yang Paling Utama.
073. (Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka
kepada jalan) tuntunan (yang lurus) yaitu agama Islam.
074. (Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman
kepada adanya hari akhirat) adanya hari berbangkit dan pembalasan pahala serta
azab (dari jalan yang lurus) dari tuntunan yang lurus (mereka benar-benar
menyimpang) yakni membelok.
075. (Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami
lenyapkan kemudaratan yang mereka alami) yakni kelaparan yang menimpa mereka di
Mekah selama tujuh tahun itu (benar-benar mereka akan terus-menerus) masih tetap
dan berkepanjangan (dalam keterlaluan mereka) dalam kesesatan mereka (mereka
bergelimang) terombang-ambing.
076. (Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab
kepada mereka) kelaparan itu (tetapi mereka masih tidak tunduk) masih tidak mau
merendahkan diri (kepada Rabb mereka, dan juga mereka tidak mau ber-tadharru'
kepada-Nya) maksudnya mereka tidak mau juga meminta kepada Allah dengan berdoa
kepada-Nya.
077. (Hingga) lafal Hattaa menunjukkan makna Ibtida atau
permulaan (apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu yang di dalamnya ada)
terdapat (azab yang keras) yaitu perang Badar tempat mereka terbunuh (tiba-tiba
mereka menjadi berputus asa) putus harapan dari semua kebaikan.
078. (Dan Dialah Yang menciptakan) yang menjadikan (bagi
kamu sekalian pendengaran) lafal As Sam'u maknanya Al Asmaa', dalam bentuk
jamak (penglihatan dan kalbu) hati. (Amat sedikitlah) lafal Maa mengukuhkan
makna yang terkandung dalam lafal Qaliilan (kalian bersyukur).
079. (Dan Dialah yang mengembangbiakkan kalian) menciptakan
kalian (di bumi ini, dan hanya kepada-Nyalah kalian akan dihimpunkan) akan
dibangkitkan menjadi hidup kembali kemudian menghadap kepada-Nya.
080. (Dan Dialah yang menghidupkan) dengan meniupkan roh
ke dalam Mudhghah atau janin (dan mematikan, dan Dialah yang mengatur
pertukaran malam dan siang) malam gelap, dan siang menjadi terang, serta
menambah panjang dan mengurangi waktu salah satu di antara keduanya. (Maka
apakah kalian tidak memahaminya?) maksudnya memahami ciptaan Allah swt.,
kemudian kalian mengambil pelajaran daripadanya.
081. (Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa
dengan perkataan yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala).
082. (Mereka berkata) orang-orang dahulu itu,
("Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan
tulang-belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan hidup
kembali?) memang kalian akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Kedua huruf Hamzah
pada dua tempat ini dapat dibaca Tahqiq, sehingga bacaannya menjadi A-innaa.
Sebagaimana huruf Hamzah yang keduanya dapat pula dibaca Tas-hil, sehingga
bacaannya menjadi Ayinnaa. Sehubungan dengan bacaan ini ada dua pendapat, yaitu
men-tahqiq-kan kedua Hamzahnya dan men-tashil-kan Hamzah yang kedua.
083. (Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi
ancaman dengan ini) yaitu dengan masalah akan dibangkitkan menjadi hidup
kembali sesudah mati (dahulu, tiada lain) tidak lain (ia hanyalah
dongengan-dongengan) kebohongan-kebohongan (orang-orang dahulu kala")
wazan lafal Asaathiir sama dengan lafal Al Adhaahiik dan Al-A`aajiib, adalah
bentuk jamak dari lafal Usthuurah artinya dongengan atau fiksi.
084. (Katakanlah) kepada mereka, ("Kepunyaan
siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya) yakni semua makhluk yang ada
padanya (jika kalian mengetahui?") siapa pencipta dan pemiliknya.
085. (Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah."
Katakanlah) kepada mereka, ("Maka apakah kalian tidak
memikirkannya?") asal Tadzakkaruuna adalah Tatadzakkaruuna kemudian huruf
Ta yang kedua diidgamkan atau dimasukkan ke dalam huruf Dzal setelah terlebih
dahulu diganti menjadi Dzal, sehingga jadilah Tadzakkaruuna, artinya mengambil
pelajaran. Maksudnya, apakah kalian tidak mengambil pelajaran daripadanya,
karena kalian mengetahui, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan
untuk pertama kali, Maha Kuasa pula untuk menghidupkannya kembali, sesudah
ciptaan-Nya mati.
086. (Katakanlah! "Siapakah Rabb langit yang tujuh
dan Rabb Arasy yang besar") yakni Al Kursi.
087. (Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah".
Katakanlah! "Apakah kalian tidak bertakwa?") tidak takut bila kalian
menyembah selain-Nya.
088. (Katakanlah! "Siapakah yang di tangan-Nya
berada kekuasaan) yakni merajai (segala sesuatu) lafal Malakuut huruf Ta yang
ada padanya menunjukkan makna Mubalaghah, yakni kekuasaan di atas segala
kekuasaan (sedangkan Dia melindungi dan tidak membutuhkan perlindungan) Dia
melindungi dan tidak memerlukan perlindungan (jika kalian mengetahui?")
089. (Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah")
menurut qiraat yang lain dibaca Allah, baik dalam ayat ini maupun dalam ayat
sebelumnya. Demikian itu karena makna yang dimaksud adalah, kepunyaan siapakah
hal-hal yang telah disebutkan itu (Katakanlah! "Kalau demikian maka dari
jalan manakah kalian merasa ditipu?") ditipu dan dikelabui dari perkara
yang hak, yaitu menyembah Allah semata. Maksudnya, bagaimanakah bisa
terbayangkan dalam benak kalian bahwasanya hal ini batil?
090. (Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada
mereka) dengan sesungguhnya (dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang
yang berdusta) sewaktu mereka menentang kebenaran itu; kebenaran tersebut
adalah,
091. (Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan
sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya)
jika ada tuhan lain di samping Dia (masing-masing tuhan itu akan membawa
makhluk yang diciptakannya) yang menguasai makhluknya sendiri dan
mempertahankannya dari makhluk tuhan yang lain (dan sebagian dari tuhan-tuhan
itu akan mengalahkan sebagian yang lain) sebagian di antara mereka berupaya
untuk mengalahkan sebagian yang lain sebagaimana apa yang biasa dilakukan oleh
raja-raja di dunia. (Maha Suci Allah) lafal Subhaanallaah ini berarti
mensucikan Dia (dari apa yang mereka sifatkan) kepada-Nya, seperti apa yang
telah disebutkan tadi.
092. (Yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang
tampak) maksudnya semua yang tidak tampak dan semua yang tampak. Kalau dibaca
'Aalimil Ghaibi menjadi sifat, artinya yang mengetahui dan seterusnya. Jika
dibaca 'Aalimul Ghaibi berarti menjadi Khabar dari Mubtada yang tidak
disebutkan yaitu lafal Huwa, artinya Dia Mengetahui yang gaib (maka Maha Tinggi
Dia) Maha Besar Dia (dari apa yang mereka persekutukan) kepada-Nya.
093. (Katakanlah! "Ya Rabbku! Jika) lafal Imma pada
asalnya terdiri daripada gabungan antara In Syarthiyyah dan Ma Zaidah (Engkau
sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku apa yang diancamkan kepada
mereka) berupa azab, hal ini benar-benar terjadi dalam perang Badar, yaitu
banyak dari kalangan orang-orang musyrik yang mati terbunuh.
094. (Ya Rabbku! Maka janganlah Engkau jadikan aku berada
di antara orang-orang yang zalim.") karena aku pun nanti akan binasa pula
bersama dengan mereka.
095. (Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk
memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka).
096. (Tolaklah dengan menampilkan hal yang lebih baik)
yaitu budi pekerti yang baik, bersikap lapang dada dan berpaling dari mereka
yang kafir (hal yang buruk itu) perlakuan mereka yang menyakitkan terhadap
dirimu. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah untuk berperang. (Kami lebih
mengetahui apa yang mereka sifatkan) kedustaan dan buat-buatan mereka, maka
kelak Kami akan membalasnya kepada mereka.
097. (Dan katakanlah! "Ya Rabbku! Aku berlindung
kepada Engkau) aku meminta perlindungan (dari bisikan-bisikan setan) dari
kecenderungan-kecenderungan setan yang selalu setan embus-embuskan itu.
098. (Dan aku berlindung pula kepada Engkau, ya Rabbku,
dari kedatangan setan-setan itu kepadaku") dalam perkara-perkaraku, karena
sesungguhnya mereka datang hanya dengan membawa keburukan belaka.
099. (Sehingga) lafal Hattaa menunjukkan makna Ibtida
atau permulaan (apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka) kemudian
ia melihat kedudukannya di neraka dan di surga seandainya ia beriman (dia
berkata, "Ya Rabbku! Kembalikanlah aku) ke dunia. Ungkapan Jamak pada
lafal Irji'uuni mengandung makna Ta'zhim atau mengagungkan.
100. (Agar aku berbuat amal yang saleh) dengan
mengatakan, 'Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah', hal ini akan menjadi
penghapus (terhadap yang telah aku tinggalkan") aku sia-siakan umurku.
Maksudnya, supaya hal itu menjadi penggantinya. Maka Allah berfirman,
("Sekali-kali tidak) tidak ada kembali lagi. (Sesungguhnya itu) permohonan
untuk kembali ke dunia (adalah perkataan yang diucapkannya saja) tidak ada
manfaat bagi pembicaranya. (Dan di hadapan mereka) (ada dinding) penghalang
yang menahan mereka untuk dapat kembali lagi ke dunia (sampai hari mereka
dibangkitkan") yang tiada kembali lagi sesudahnya.
101. (Apabila sangkakala ditiup) tiupan malaikat Israfil
yang pertama atau yang kedua (maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara
mereka pada hari itu) yang dapat mereka bangga-banggakan (dan tidak pula mereka
saling bertanya) tentang nasab tersebut, berbeda dengan ketika mereka hidup di
dunia. Hal tersebut disebabkan kengerian yang menyibukkan diri mereka pada hari
kiamat itu, yakni melihat sebagian kengerian-kengerian yang ada padanya. Pada
sebagian waktu dari hari kiamat mereka sadar pula, sebagaimana yang diungkapkan
oleh ayat yang lain, yaitu, "Dan sebagian dari mereka menghadap kepada
sebagian yang lain berbantah-bantahan." (Q.S. Ash-Shaffat, 27).
102. (Barang siapa yang berat timbangannya) karena
amal-amal kebaikan (maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan)
yakni orang-orang yang beruntung.
103. (Dan barang siapa yang ringan timbangannya) karena
dosa-dosanya (maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri)
maka mereka (kekal di dalam neraka Jahanam).
104. (Muka mereka dibakar api neraka) api neraka
membakarnya (dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat) bibir mereka
bagian atas dan bawah mengkerut memperlihatkan gigi-gigi mereka, kemudian
dikatakan kepada mereka,
105. (Bukankah ayat-ayat-Ku) dari Alquran (telah dibacakan
kepada kamu sekalian) maksudnya kalian telah diperingatkan melaluinya (tetapi
kalian selalu mendustakannya?)
106. (Mereka berkata, "Ya Rabb kami! Kami telah
dikuasai oleh kejahatan kami) menurut qiraat yang lain dibaca Syaqawatunaa,
keduanya merupakan Mashdar dan bermakna sama, yaitu kejahatan kami (dan adalah
kami orang-orang yang sesat) dari jalan petunjuk.
107. (Ya Rabb kami! Keluarkanlah kami daripadanya maka
jika kami kembali) kepada pelanggaran lagi (maka sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang zalim").
108. (Allah berfirman) kepada mereka melalui lisan
malaikat Malik penjaga neraka, sesudah jangka waktu yang lamanya dua kali lipat
umur dunia, ("Tinggallah dengan hina di dalamnya) makin menjauhlah kalian
di dalam neraka dengan hina (dan janganlah kalian berbicara dengan Aku")
untuk meminta supaya azab dihentikan dari diri kalian; dijawab demikian supaya
mereka tidak mempunyai harapan lagi untuk dapat diangkat dari dalam neraka.
109. (Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku)
mereka adalah kaum Muhajirin (berdoa, "Ya Rabb kami! Kami telah beriman,
maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat
Yang Paling Baik").
110. (Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan) lafal
Sikhriyyan dapat pula dibaca Sukhriyyan keduanya merupakan bentuk Mashdar,
maknanya adalah ejekan. Di antara mereka yang menjadi bahan ejekan orang-orang
musyrik adalah sahabat Bilal, sahabat Shuhaib, sahabat Ammar, sahabat Salman
(sehingga menjadikan kalian lupa mengingat Aku) kalian melupakannya disebabkan
kalian sibuk dengan memperolok-olokkan mereka. Mengingat mereka sering lupa,
maka sifat pelupa dinisbatkan kepada mereka (dan adalah kalian selalu
menertawakan mereka).
111. (Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di
hari ini) kenikmatan yang abadi (karena kesabaran mereka) dalam menghadapi
ejekan kalian dan perlakuan yang menyakitkan dari kalian terhadap mereka
(sesungguhnya mereka) bila dibaca Innahum berarti jumlah Isti'naf, artinya,
sesungguhnya mereka. Jika dibaca Annahum berarti menjadi Maf'ul kedua dari
lafal Jazaituhum, artinya, bahwasanya mereka (itulah orang-orang yang menang)
memperoleh apa yang mereka dambakan.
112. (Berfirmanlah) Allah swt. kepada mereka melalui
lisan malaikat Malik. Menurut qiraat yang lain dibaca Qul, yakni katakanlah
kepada mereka, ("Berapa lamakah kalian tinggal di bumi) di dunia dan di
dalam kuburan kalian (yakni berapa tahunkah bilangannya?") lafal 'Adada
Siniina berkedudukan menjadi Tamyiz.
113. (Mereka menjawab, "Kami tinggal hanya sehari
atau setengah hari) mereka ragu, dan menganggap pendek masa tinggal mereka
disebabkan kengerian mereka melihat besarnya azab di hari itu (maka tanyakanlah
kepada malaikat-malaikat yang menghitung") amal perbuatan makhluk.
114. (Berfirmanlah) Allah swt. melalui lisan malaikat
Malik. Menurut qiraat yang lain lafal Qaala dibaca Qul, artinya katakanlah.
("Tiada lain) (kalian tinggal hanya sebentar saja, kalau kalian
sesungguhnya mengetahui") lama masa tinggal kalian itu, sedikit sekali
jika dibandingkan keabadian kalian di dalam neraka.
115. (Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kalian secara bermain-main) yakni tidak ada hikmah dan manfaatnya
(dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?) kalau dibaca Laa
Turja'uuna artinya, kalian tidak dikembalikan. Dan kalau dibaca Tarji'uuna
artinya, kalian akan kembali. Tentu saja tidak, sebenarnya supaya kalian
menjadi hamba-hamba-Ku untuk Kami perintah dan Kami larang, kemudian kalian
kembali kepada Kami untuk menerima pembalasan amal perbuatan kalian. Hal ini
sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Aku."
(Q.S. Adz-Dzariyat, 56).
116. (Maka Maha Tinggi Allah) dari main-main dan hal-hal
lainnya yang tidak layak bagi kebesaran-Nya (Raja Yang Sebenarnya; tidak ada
Tuhan selain Dia, Rabb Yang mempunyai Arasy yang mulia) yakni Al-Kursi atau
singgasana bagi raja.
117. (Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di
samping Allah, padahal tak ada suatu dalil pun baginya tentang itu) lafal Laa
Burhaana ini menjadi sifat yang Kasyifah atau yang terbuka, akan tetapi tidak
dimengerti, karena pada kenyataannya hal itu mustahil (maka sesungguhnya
perhitungannya) yakni pembalasan perbuatannya itu (di sisi Rabbnya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak beruntung) yakni tidak
berbahagia.
118. (Dan katakanlah! "Ya Rabbku! Berilah ampun dan
berilah rahmat) kepada orang-orang Mukmin dalam bentuk rahmat di samping
ampunan itu (dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik") artinya
Pemberi rahmat yang paling utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar