Surat Ke-56 :
96 Ayat
001. (Apabila hari kiamat terjadi) bilamana hari terakhir tiba.
002. (Tidak ada seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya)
maksudnya, tiada seorang pun yang tidak mempercayai kejadiannya sebagaimana ia
tidak mempercayainya sewaktu di dunia.
003. (Ia merendahkan dan meninggikan) artinya, kejadian hari kiamat itu
menampakkan siapa di antara mereka yang terhina karena dimasukkan ke dalam
neraka, dan siapa di antara mereka yang ditinggikan derajatnya karena dimasukkan
ke dalam surga.
004. (Apabila bumi diguncangkan dengan sedahsyat-dahsyatnya) yakni
bilamana bumi mengalami gempa yang amat dahsyat.
005. (Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya) atau
apabila gunung-gunung dihancurleburkan.
006. (Maka jadilah dua debu) yaitu berupa debu (yang beterbangan) yang
menyebar ke mana-mana. Lafal Idzaa kedua menjadi Badal dari lafal Idza
pertama.
007. (Dan kalian menjadi) pada hari kiamat itu (bergolong-golongan)
terdiri dari golongan-golongan (yang terbagi tiga).
008. (Yaitu golongan kanan) mereka adalah orang-orang yang kitab catatan
amal perbuatan mereka diberikan kepadanya dari sebelah kanan. Kalimat ayat ini
menjadi Mubtada sedangkan Khabarnya ialah, (Alangkah mulianya golongan kanan
itu) kalimat ayat ini mengandung makna yang mengagungkan dan memuliakan
kedudukan mereka, karena mereka dimasukkan ke dalam surga.
009. (Dan golongan kiri) yakni mereka yang kitab catatan amalnya
diberikan kepadanya dari sebelah kiri. (Alangkah sengsaranya golongan kiri itu)
ungkapan ini mengandung makna yang menghinakan kedudukan mereka, karena mereka
dimasukkan ke dalam neraka.
010. (Dan orang-orang yang paling dahulu) dalam kebaikan, mereka adalah
para nabi; ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada (yaitu orang-orang yang paling
dahulu) lafal ayat ini mengukuhkan makna ayat pertama, dimaksud sebagai ungkapan
tentang keagungan kedudukan mereka.
011. (Mereka itulah orang yang didekatkan).
012. (Berada di dalam surga-surga yang penuh dengan kenikmatan).
013. (Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu) menjadi Mubtada,
artinya golongan mayoritas dari umat-umat terdahulu.
014. (Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian) yakni dari
kalangan umat Nabi Muhammad saw. Mereka terdiri dari bagian besar umat-umat
terdahulu dan umat Nabi Muhammad adalah orang-orang yang paling dahulu masuk
surga.
015. (Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan
permata) yaitu singgasana-singgasana yang terbuat dari emas dan permata.
016. (Seraya bersandarkan di atasnya berhadap-hadapan) kedua lafal ayat
ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi Dhamir yang
terkandung di dalam Khabar.
017. (Mereka dikelilingi) oleh para pelayan (yang terdiri dari anak-anak
muda yang tetap muda) maksudnya, mereka tetap muda untuk selama-lamanya.
018. (Dengan membawa gelas-gelas) atau tempat-tempat minum yang tidak
ada ikatan atau pegangannya (dan cerek) yakni tempat untuk menuangkan minuman
yang mempunyai pegangan dan ada pipa penuangannya (dan guci) yaitu, tempat untuk
meminum khamar (yang isinya diambil dari air yang mengalir) yaitu dari khamar
yang mengalir dari sumbernya yang tidak pernah kering untuk
selama-lamanya.
019. (Mereka tidak pernah merasa pening karenanya dan tidak pula mabuk)
dapat dibaca Yanzafuuna atau Yanzifuuna, berasal dari lafal Nazafasy Syaaribu,
dan Anzafasy Syaaribu. Artinya mereka tidak merasa pening dan tidak pula merasa
mabuk karena meminumnya, berbeda dengan khamar di dunia.
020. (Dan buah-buahan dari apa yang mereka
pilih).
021. (Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan) untuk mereka
nikmati sepuas-puasnya.
022. (Dan bidadari-bidadari) yakni wanita-wanita yang memiliki mata
hitam pekat pada bagian yang hitamnya dan putih bersih pada bagian yang putihnya
(yang bermata jeli) artinya, matanya lebar tetapi cantik. Harakat huruf 'Ainnya
dikasrahkan sebagai pengganti dari harakat fatahnya demi untuk menyesuaikan diri
dengan huruf Ya sesudahnya. Bentuk tunggalnya adalah 'Ainaa wazannya sama dengan
Hamraa. Tetapi menurut suatu qiraat dibaca Huurin 'Inin yakni dibaca
Jarr.
023. (Laksana mutiara yang tersimpan) yang disimpan dan
terpelihara.
024. (Sebagai balasan) menjadi Maf'ul Lah, atau Mashdar, sedangkan
'Amilnya diperkirakan keberadaannya, yaitu, Kami jadikan hal-hal yang telah
disebutkan itu buat mereka sebagai pembalasan. Atau, Kami memberikan balasan
kepada mereka (bagi apa yang telah mereka kerjakan).
025. (Mereka tidak mendengar di dalamnya) di dalam surga itu (perkataan
yang tidak ada gunanya) yakni perkataan jorok (dan tidak pula perkataan yang
menimbulkan dosa) maksudnya perkataan yang berdosa.
026. (Akan tetapi) (dikatakan) kepada mereka ucapan (Salam, Salam) lafal
ayat ini menjadi Badal dari lafal Qiilan; mereka benar-benar
mendengarnya.
027. (Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan
itu).
028. (Berada di antara pohon bidara) atau dikenal dengan nama pohon
Nabaq (yang tidak berduri) tidak ada durinya.
029. (Dan pohon pisang) yang juga dikenal dengan nama pohon muz (yang
bersusun-susun) buahnya mulai dari bagian atas hingga bagian bawahnya.
030. (Dan naungan yang terbentang luas) untuk selama-lamanya.
031. (Dan air yang tercurah) maksudnya air yang mengalir terus
selama-lamanya.
032. (Dan buah-buahan yang banyak).
033. (Yang tidak berhenti) buahnya. karena musim-musiman (dan tidak
terlarang mengambilnya) artinya, ia boleh diambil tanpa harus
membayarnya.
034. (Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk) yang diletakkan di atas
dipan-dipan.
035. (Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung) maksudnya,
bidadari-bidadari yang jelita lagi cantik itu Kami ciptakan tanpa melalui proses
kelahiran terlebih dahulu.
036. (Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan) yakni perawan
semuanya; setiap kali suami-suami mereka menggaulinya, para suami itu menjumpai
mereka dalam keadaan perawan kembali; dan tidak ada rasa sakit dikala
menggaulinya.
037. (Penuh cinta) dapat dibaca 'Uruban atau 'Urban, bentuk jamak dari
lafal 'Aruubun, artinya wanita yang sangat mencintai suaminya dan sangat
merindukannya (lagi sebaya umurnya) setara umurnya; bentuk jamak dari lafal
Turbun.
038. (Untuk golongan kanan) menjadi Shilah dari lafal Ansya-naahunna,
atau dari lafal Ja'alnaahunna. Yakni Kami ciptakan atau Kami jadikan mereka
untuk golongan kanan. Golongan kanan itu adalah,
039. (segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu).
040. (Dan segolongan besar pula dari orang-orang yang
kemudian).
041. (Dan golongan kiri, alangkah celakanya golongan kiri itu).
042. (Dalam angin yang amat panas) yaitu angin panas dari neraka, panas
angin itu dapat menembus sampai ke pori-pori (dan air panas yang mendidih) yang
panasnya tak terperikan.
043. (Dan dalam naungan asap yang hitam) mereka diliputi oleh asap yang
sangat hitam.
044. (Tidak sejuk) tidak sebagaimana naungan yang biasanya (dan tidak
menyenangkan) tidak baik pemandangannya.
045. (Sesungguhnya mereka sebelum itu) yakni sewaktu-waktu berada di
dunia (hidup bermewah-mewah) mereka selalu hidup bersenang-senang dan tidak mau
melelahkan diri mereka dalam ketaatan.
046. (Dan mereka terus menerus mengerjakan dosa) melakukan perbuatan
dosa (yang besar) yaitu perbuatan menyekutukan Allah.
047. (Dan mereka selalu mengatakan, "Apabila kami mati dan menjadi tanah
dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan?)
kedua huruf Hamzah pada dua tempat dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca
Tashil.
048. (Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu dibangkitkan pula?") lafal
Awa huruf Wawunya dibaca Fat-hah, sedangkan huruf Hamzahnya menunjukkan kata
tanya, Hamzah atau kata tanya pada ayat ini dan pada ayat sebelumnya mengandung
arti Istib'ad, artinya jauh dari kemungkinan; ini berdasarkan keyakinan mereka
yang tidak mempercayainya. Tetapi menurut suatu qiraat huruf Wawu dibaca Sukun
sehingga bacaannya menjadi Au karena di'athafkan kepada Inna dan Isimnya secara
Mahall.
049. (Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang terkemudian,)
050. (benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu) atau waktu yang
tertentu (pada hari yang dikenal) yaitu pada hari kiamat.
051. (Kemudian sesungguhnya kalian, hai orang-orang yang sesat lagi
mendustakan!)
052. (Benar-benar akan memakan pohon zaqqum) lafal Min zaqquum menjadi
Bayan dari lafal Min Syajarin.
053. (Maka kalian akan memenuhi dengannya) dengan pohon zaqqum itu
(perut-perut kalian).
054. (Sesudah itu kalian minum) yakni sesudah memakan buah pohon zaqqum
itu (air yang sangat panas).
055. (Maka kalian minum seperti minumnya) dapat dibaca Syarba, atau
Syurba, dalam keadaan Nashab karena menjadi Mashdar (unta yang kehausan)
maksudnya, bagaikan unta yang sedang kehausan. Lafal Al Hiim adalah bentuk jamak
dari lafal Haiman untuk jenis jantan, dan untuk jenis betina dikatakan Haimaa;
wazannya sama dengan lafal 'Athsyaan dan 'Athsyaa.
056. (Itulah hidangan untuk mereka) apa yang disediakan untuk mereka
(pada hari pembalasan") yakni di hari kiamat nanti.
057. (Kami telah menciptakan kalian) dari tiada (maka mengapa tidak)
kenapa tidak (kalian membenarkan) atau mempercayai adanya hari berbangkit,
karena sesungguhnya Allah yang mampu menciptakan mereka. Dia mampu pula untuk
menghidupkan mereka kembali.
058. (Maka terangkanlah kepada-Ku nuthfah yang kalian tumpahkan) yakni
air mani yang kalian tumpahkan ke dalam rahim wanita.
059. (Kamukah) dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil (yang
menciptakannya) yakni air mani itu kemudian menjadi manusia (atau Kami kah yang
menciptakannya?)
060. (Kami telah menentukan) dapat dibaca Qaddarnaa atau Qadarnaa
(kematian di antara kalian dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan) dibuat
tak berdaya.
061. (Untuk) maksudnya, supaya Kami (menggantikan) menjadikan
(orang-orang yang seperti kalian) sebagai pengganti dari kalian (dan menciptakan
kalian kelak) di akhirat (dalam keadaan yang tidak kalian ketahui) maksudnya,
dalam bentuk yang belum kalian ketahui, seperti dalam bentuk kera atau babi,
umpamanya.
062. (Dan sesungguhnya kalian telah mengetahui penciptaan yang pertama)
menurut suatu qiraat lafal An Nasy`ata boleh dibaca An-Nasya`ata (maka mengapa
kalian tidak mengambil pelajaran?) lafal Tadzakkaruuna asalnya adalah
Tatadzakkaruuna, lalu huruf Ta yang kedua diidgamkan kepada huruf Dzal.
063. (Maka terangkanlah kepada-Ku tentang yang kalian tanam?) yaitu
tentang tanah yang kalian bajak lalu kalian semaikan benih-benih di
atasnya.
064. (Kaliankah yang menumbuhkannya) suatu pertanyaan, apakah kalian
yang telah menumbuhkannya (ataukah Kami yang menumbuhkannya?)
065. (Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering lagi
keropos) maksudnya, tumbuhan yang kalian tanam itu menjadi kering tak ada biji
dan isinya (maka jadilah kalian) pada asalnya lafal Zhaltum adalah Zhaliltum,
lalu huruf Lam yang berharakat dibuang demi untuk meringankan bunyi sehingga
jadilah Zhaltum, yakni jadilah kalian pada keesokan harinya (heran tercengang)
keheranan karena melihat hal tersebut. Lafal Tafakkahuuna asalnya
Tatafakkahuuna, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga menjadi
Tafakkahuuna.
066. (-Seraya mengatakan-, "Sesungguhnya kami benar-benar menderita
kerugian,) biaya yang telah kami tanamkan buat tanaman kami.
067. (Bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil
apa-apa") kami tidak mendapatkan rezeki apa-apa.
068. (Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kalian minum.)
069. (Kaliankah yang menurunkannya dari awan) lafal Muzni adalah bentuk
jamak dari lafal Muznatun, artinya awan yang membawa air hujan (ataukah Kami
yang menurunkannya).
070. (Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin) berasa asin
hingga tidak dapat diminum (maka mengapa tidak) kenapa tidak (kalian
bersyukur?
071. (Maka terangkanlah kepada-Ku tentang api yang kalian nyalakan) yang
kalian keluarkan dari gosokan-gosokan kayu yang hijau.
072. (Kaliankah yang menjadikan kayu itu) yang dimaksud adalah pohon
Marakh dan pohon 'Affar yang kayunya dapat dijadikan sebagai pemantik api (atau
Kamikah yang menjadikannya?).
073. (Kami menjadikan api itu untuk peringatan) yakni mengingatkan
tentang neraka Jahanam (dan sebagai bekal) dalam perjalanan (bagi orang-orang
yang mengadakan perjalanan) diambil dari lafal Aqwal Qaumu, yakni kaum itu kini
berada di padang pasir yang tandus, tiada tumbuh-tumbuhan dan air
padanya.
074. (Maka bertasbihlah) artinya, Maha Sucikanlah (dengan menyebut nama)
huruf Ba di sini adalah Zaidah (Rabbmu Yang Maha Besar) yakni Allah Yang Maha
Besar.
075. (Maka Aku bersumpah) huruf Laa di sini adalah Zaidah (dengan nama
tempat-tempat terbenamnya bintang-bintang) tempat-tempat bintang-bintang
tenggelam.
076. (Sesungguhnya sumpah itu) sumpah dengan memakai namanya ita (adalah
sumpah yang besar kalau kalian mengetahui) jika kalian termasuk orang-orang yang
memiliki ilmu pengetahuan niscaya kalian mengetahui besarnya sumpah ini.
077. (Sesungguhnya ini) yakni yang dibacakan kepada kalian (adalah
Alquran yang sangat mulia).
078. (Pada Kitab) yang tertulis dalam Kitab (yang terpelihara) yang
dijaga, maksudnya Mushhaf Alquran.
079. (Tidak menyentuhnya) adalah kalimat berita, tetapi mengandung makna
perintah, yakni jangan menyentuhnya (kecuali orang-orang yang telah bersuci)
yakni orang-orang yang telah menyucikan dirinya dari hadas-hadas.
080. (Diturunkan) ia diturunkan (dari Rabb semesta
alam).
081. (Maka apakah terhadap firman ini) Alquran ini(kalian menganggapnya
remeh?) meremehkan dan mendustakannya
082. (Kalian menjadikan rezeki yang diberikan kepada kalian) yaitu
berupa air hujan; kalian membalasnya (dengan mendustakan) rezeki yang diberikan
Allah kepada kalian berupa air hujan itu karena kalian telah mengatakan, "Kami
di beri hujan oleh bintang anu".
083. (Maka mengapa tidak) kenapa tidak (sewaktu nyawa sampai) pada saat
menjelang kematian (di tenggorokan) yakni pada saat nyawa sampai pada
kerongkongan.
084. (Padahal kalian) hai orang-orang yang menghadiri saat kematian
(ketika itu melihat) kapada orang yang sedang mengalami kematiannya.
085. (Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian) yakni melalui
pengetahuan-Ku. (Tetapi kalian tidak melihat) kalian tidak mengetahui hal
tersebut, lafal Tubshiruuna ini diambil dari lafal Bashiirah yang artinya
melihat.
086. (Maka mengapa tidak) kenapa tidak (jika kalian merasa tidak akan
dibalas) merasa tidak akan dibangkitkan nanti, sesuai dengan dugaan
kalian.
087. (Kalian mengembalikan nyawa itu) maksudnya, mengembalikannya ke
dalam tubuh kalian sendiri sesudah nyawa itu mencapai kerongkongan? (jika kalian
adalah orang-orang yang benar) di dalam pengakuan kalian itu. Lafal Falaulaa
yang kedua mengukuhkan makna lafal Laulaa pertama. Sedangkan lafal Idzaa yang
terkandung di dalam lafal Hiinaidzin menjadi Zharaf bagi lafal Tarji'uuna yang
bergantung kepadanya kedua Syarat tersebut. Makna ayat, mengapa kalian tidak
mengembalikan nyawa kalian sendiri ke dalam tubuh kalian, jika kalian tidak
mempercayai adanya hari berbangkit dan kalian benar-benar meniadakannya? Yakni
hendaknya kalian meniadakan pula kematian itu sebagai pengganti dari
ketidakpercayaan kalian kepada adanya hari berbangkit.
088. (Adapun jika dia) orang yang mati itu (termasuk orang-orang yang
didekatkan-kepada Allah-).
089. (Maka dia memperoleh ketenteraman) dia mendapatkan ketenangan (dan
rezeki) yang baik (serta surga yang penuh dengan kenikmatan) apakah jawab ini
bagi lafal Amma ataukah bagi In, ataukah menjadi Jawab bagi kedua-duanya?,
sehubungan dengan masalah ini ada beberapa pendapat.
090. (Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan).
091. (Maka keselamatan bagi kamu) yakni baginya keselamatan dari siksaan
(karena kamu termasuk golongan kanan) karena dia termasuk di antara
mereka.
092. (Dan adapun jika dia termasuk golongan orang-orang yang mendustakan
lagi sesat).
093. (Maka dia mendapat hidangan air yang sangat panas).
094. (Dan dibakar di dalam neraka Jahim).
095. (Sesungguhnya yang disebutkan ini adalah suatu keyakinan yang
benar) lafal Haqqul Yaqiin termasuk ungkapan dengan memakai cara mengidhafahkan
Maushuf kepada sifatnya.
096. (Maka bertasbihlah kamu dengan menyebut nama Rabbmu Yang Maha
Besar) penafsirannya sebagaimana yang telah lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar