Surat Ke-50 :
45 Ayat
001. (Qaaf) hanya Allah saja yang mengetahui arti dan
maksudnya. (Demi Alquran yang sangat agung) artinya, yang sangat mulia,
tiadalah orang-orang kafir Mekah beriman kepada Nabi Muhammad saw.
002. (Bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada
mereka seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri) yakni seorang
rasul yang memperingatkan mereka tentang adanya azab neraka sesudah hari
berbangkit, bila mereka tidak beriman (maka berkatalah orang-orang kafir,
"Ini) tentang peringatan itu (adalah suatu hal yang amat ajaib.)
003. (Apakah bila) dapat dibaca Tahqiq, dapat pula dibaca
Tas-hil (kami telah mati dan setelah menjadi tanah) kami akan kembali menjadi
hidup? (itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin") yakni sangat
jauh dari kemungkinan.
004. (Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang
dihancurkan oleh bumi) apa yang telah dimakan olehnya (dari tubuh-tubuh mereka,
dan pada sisi Kami ada kitab yang memelihara) yaitu Lohmahfuz, di dalamnya
telah tertera segala sesuatu yang telah dipastikan ketentuannya.
005. (Sebenarnya mereka telah mendustakan kebenaran)
yakni Alquran (tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka)
menanggapi tentang perihal Nabi saw. dan Alquran (berada dalam keadaan
kacau-balau) yakni tidak menentu, terkadang mereka mengatakan, bahwa Nabi adalah
penyihir dan Alquran adalah sihir, terkadang juga mengatakan bahwa dia adalah
penyair dan Alquran adalah syairnya, terkadang mereka mengatakan bahwa dia
adalah seorang peramal dan Alquran adalah ramalannya.
006. (Maka apakah mereka tidak melihat) dengan mata
mereka. Padahal mata itu, dipasang untuk mengambil pelajaran dari apa yang
dilihatnya, yaitu sewaktu mereka ingkar kepada adanya hari berbangkit (akan
langit) yang ada (di atas mereka bagaimana Kami telah membangunnya) tanpa tiang
penyangga (dan Kami hiasi dia) dengan bintang-bintang (dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikit pun?) yakni tidak ada celah-celah yang membuatnya
cacat.
007. (Dan bumi itu) di'athafkan kepada kedudukan lafal
As-samaa' yakni, dan bumi itu bagaimana (Kami hamparkan) Kami jadikan terhampar
menurut pandangan mata di atas permukaan air (dan Kami letakkan padanya
gunung-gunung) yang memantapkannya (dan Kami tumbuhkan padanya segala macam
tanaman) segala jenis tumbuh-tumbuhan (yang indah) yang tampak sangat indah
dipandang mata karena keindahannya.
008. (Untuk menjadi pelajaran) menjadi maf'ul lah, yakni,
Kami lakukan hal tersebut sebagai pemberian pelajaran dari Kami (dan
peringatan) untuk dijadikan sebagai peringatan (bagi tiap-tiap hamba yang
kembali) untuk taat kepada Kami.
009. (Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh
keberkatan) berkah dan manfaatnya (lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
pohon-pohon) maksudnya kebun-kebun (dan biji-biji tanaman) yakni ladang-ladang
(yang diketam) yang dipanen.
010. (Dan pohon-pohon kurma yang tinggi-tinggi) lafal
Baasiqaatin ini berkedudukan menjadi Hal bagi lafal yang diperkirakan
keberadaannya (yang mempunyai mayang yang bersusun-susun) yaitu sebagian di
antaranya bertumpuk di atas sebagian yang lain.
011. (Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba) Kami; lafal
Rizqan menjadi Maf'ul Lah (dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati)
lafal Maytan dapat digunakan untuk Mudzakkar dan Muannats. (Seperti itulah)
dengan cara itulah (terjadinya kebangkitan) dari kubur, maka mengapa kalian
mengingkarinya? Istifham atau kata tanya mengandung makna Taqrir, makna yang
dimaksud adalah bahwa mereka melihat dan mengetahui hal tersebut.
012. (Sebelum mereka telah mendustakan pula kaum Nuh)
di-ta`nits-kannya dhamir yang ada pada lafal Kadzdzabat karena memandang makna
yang terkandung dalam lafal Qaumun (dan penduduk Rass) Rass adalah nama sebuah
sumur yang di sekitarnya tinggal suatu kaum berikut ternak mereka; mereka
menyembah berhala, menurut suatu pendapat nabi mereka bernama Hanzhalah bin Shafwan;
menurut pendapat lainnya bukanlah dia, (dan Tsamud) yaitu kaum Nabi Shaleh.
013. (Dan kaum Ad) kaum Nabi Hud (kaum Firaun dan kaum
Luth.)
014. (Dan penduduk Aikah) yakni penduduk Ghaidhah kaum
Nabi Syuaib (serta kaum Tubba') Tubba' adalah nama raja di negeri Yaman; ia
masuk Islam lalu menyeru kaumnya untuk masuk Islam, tetapi mereka
mendustakannya (masing-masing) dari kaum-kaum yang telah disebutkan tadi
(mendustakan rasul-rasul) sebagaimana yang dilakukan oleh kabilah Quraisy (maka
sudah semestinya mereka mendapat ancaman-Ku) artinya sudah semestinya semuanya
menerima azab-Ku, maka janganlah kamu susah dengan kekafiran orang-orang
Quraisy terhadap dirimu.
015. (Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang
pertama?) maksudnya, Kami tidak merasa letih dengan penciptaan yang pertama
itu, demikian pula Kami tidak merasa letih untuk mengembalikan mereka.
(Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu) yakni berada dalam keragu-raguan
(tentang penciptaan yang baru) yaitu membangkitkan mereka menjadi hidup kembali
pada hari berbangkit nanti.
016. (Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
sedangkan Kami mengetahui) lafal Na'lamu ini berkedudukan menjadi Hal atau kata
keterangan keadaan dan sebelumnya diperkirakan adanya lafal Nahnu (apa) huruf
Maa di sini adalah Mashdariyah (yang dibisikkan) dibicarakan (oleh dia) yakni
oleh manusia, huruf Ba di sini adalah Zaidah, atau untuk Ta'diyah (dalam
hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya) maksudnya ilmu Kami (daripada urat
lehernya) Idhafah di sini mengandung makna Bayan atau untuk menjelaskan, dan
pengertian yang dimaksud dari lafal Al-Wariid adalah dua urat vital yang
terdapat pada bagian belakang leher.
017. (Ingatlah ketika) lafal Idz di sini dinashabkan oleh
lafal Udzkur yang keberadaannya diperkirakan (mencatat) yakni menulis (dua
malaikat pencatat amal) artinya, yang diserahi tugas oleh Allah untuk mencatat
amal perbuatan yang dilakukan oleh manusia (yang satu berada di sebelah kanan
dan yang lain berada di sebelah kiri) manusia (dalam keadaan duduk) yakni
keduanya duduk, lafal Qa'iid ini adalah Mubtada dan Khabarnya adalah lafal
sebelumnya.
018. (Tiada suatu ucapan pun yang dikatakan melainkan ada
malaikat pengawas) yakni malaikat pencatat amal (yang selalu hadir) selalu
berada di sisinya; lafal Raqiib dan 'Atiid ini keduanya mengandung makna
Mutsanna.
019. (Dan datanglah sakaratul maut) yakni kesusahan dan
rasa sakit yang memuncak menjelang maut (dengan membawa kebenaran) yakni
perkara akhirat, hingga orang yang ingkar kepada hari akhirat dapat melihatnya
secara nyata, hal ini termasuk pula hal yang menyakitkan. (Itulah) kematian itu
(hal yang kamu tidak dapat menghindar darinya) yakni tidak dapat melarikan diri
darinya.
020. (Dan ditiuplah sangkakala) untuk membangkitkan
manusia. (Itulah) yakni hari peniupan itu (hari terlaksananya ancaman) bagi
orang-orang kafir, yaitu mereka akan mengalami siksaan.
021. (Dan datanglah) pada hari itu (tiap-tiap diri) ke
tempat mereka dikumpulkan yaitu padang Mahsyar (bersama dengan dia
penggiringnya) yaitu malaikat yang menggiringnya ke padang Mahsyar (dan pemberi
saksi) yang akan memberikan kesaksian tentang semua amal perbuatannya, yaitu
tangan dan kakinya serta anggota-anggota tubuhnya yang lain. Kemudian pada saat
itu dikatakan kepada orang yang kafir:
022. ("Sesungguhnya kamu) sewaktu di dunia (berada
dalam keadaan lalai dari hal ini) yang sekarang menimpa kamu (maka Kami
singkapkan daripadamu tutupmu) maksudnya, Kami lenyapkan kelalaianmu dengan apa
yang kamu saksikan sekarang ini (maka penglihatanmu pada hari ini tajam")
yakni menjadi terang dan dapat melihat apa yang kamu ingkari sewaktu di dunia.
023. (Dan yang menyertai dia berkata,) yakni malaikat
yang diserahi tugas mencatat amal perbuatannya: ("Inilah apa) yakni
catatan amalmu (yang ada pada sisiku") yakni catatan amalmu yang ada
padaku. Lalu dikatakan kepada malaikat Malik:
024. ("Lemparkanlah olehmu ke dalam neraka Jahanam)
maksudnya, lemparkanlah, atau cepat lemparkan. Menurut bacaan atau qiraat Imam
Al-Hasan lafal Alqiyaa dibaca Alqiyan. Jadi asal kata lafal Alqiyaa adalah
Alqiyan, kemudian huruf Nun Taukidnya diganti menjadi Alif sehingga jadilah
Alqiyaa (semua orang yang ingkar dan keras kepala) maksudnya, membangkang
terhadap perkara yang hak.
025. (Yang sangat menghalangi kebaikan) seperti perkara
zakat (melanggar batas) yakni suka berbuat zalim (lagi ragu-ragu) ragu dalam
agamanya.
026. (Yang menjadikan tuhan lain di samping Allah) lafal
ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada yang mengandung makna Syarat, sedangkan
Khabarnya ialah: (maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang keras")
penafsiran lafal ayat ini sama dengan ayat yang semisal dengannya di atas tadi.
027. (Yang menyertai dia berkata) yakni setannya
mengatakan: ("Ya Rabb kami! Aku tidak menyesatkannya) kami tidak
membuatnya sesat (tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh")
lalu kami mengajaknya dan ternyata ia memenuhi ajakanku. Sedangkan dia
menjawab, "Setanlah yang menyesatkan aku", yaitu melalui ajakannya.
028. (Allah berfirman,) Maha Tinggi Dia ("Janganlah
kalian bertengkar di hadapan-Ku) maksudnya, tiada gunanya pertengkaran kalian
di sini (padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan kepada kalian)
sewaktu kalian hidup di dunia (ancaman) akan adanya azab di akhirat jika kalian
tidak beriman, dan ini merupakan suatu kepastian yang tidak dapat dihindari
lagi.
029. (Tidaklah dapat diganti) diubah (keputusan yang ada
di sisi-Ku) mengenai hal tersebut (dan Aku sekali-kali tidak menganiaya
hamba-hamba-Ku) yaitu dengan cara Aku mengazab mereka tanpa dosa; lafal
Zhallaamin bermakna seperti lafal Dzuu Zhulmin yaitu menganiaya, demikian itu
karena ada firman lainnya yang mengatakan, "Tidak ada yang dianiaya pada
hari ini." (Q.S. Al-Mukmin, 17)
030. (Pada hari) lafal ini dinashabkan oleh lafal
Zhallaamin (Kami bertanya) dapat dibaca Naquulu atau Yaquulu, kalau dibaca
Yaquulu artinya, Allah bertanya (kepada neraka Jahanam, "Apakah kamu sudah
penuh?") kata tanya di sini dimaksud mengecek ancaman-Nya yang menyatakan
akan memenuhinya. (Dan dia menjawab, "Masih adakah tambahan?") maksudnya,
kami tidak memuat melainkan hanya apa yang telah Engkau penuhkan kepada kami.
Artinya kami telah penuh.
031. (Dan didekatkanlah surga itu) atau dijadikan dekat
(kepada orang-orang yang bertakwa) surga itu didekatkan pada suatu tempat (yang
tidak jauh) dari orang-orang yang bertakwa, sehingga mereka dapat melihatnya
dengan jelas, kemudian dikatakan kepada mereka:
032. (Inilah) artinya, pemandangan yang dilihat ini (yang
dijanjikan kepada kalian) dapat dibaca Tuu'aduuna atau Yuu'aduuna, kalau dibaca
Yuu'aduuna artinya, yang dijanjikan kepada mereka sewaktu mereka di dunia.
Kemudian lafal Al-Muttaqiina tadi dijelaskan melalui firman selanjutnya, yaitu:
(kepada setiap hamba yang selalu kembali) yakni kembali kepada jalan ketaatan
kepada Allah (lagi memelihara) batasan-batasan-Nya.
033. (Yaitu orang yang takut kepada Yang Maha Pemurah
sedangkan Dia tidak kelihatan olehnya) sekalipun ia tidak melihat-Nya (dan dia
datang dengan kalbu yang bertobat) yakni dengan kalbu yang taat kepada-Nya. Dan
dikatakan pula kepada orang-orang yang bertakwa:
034. ("Masukilah surga itu dengan aman) artinya,
dengan perasaan yang aman dari semua hal yang menakutkan. Atau dengan selamat,
yakni selamatlah dan masuklah kalian ke dalamnya (itulah) yaitu hari sewaktu
mereka memasuki surga itu (hari kekekalan") artinya hidup abadi di dalam
surga.
035. (Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka
kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya) yakni sebagai pahala tambahan
dari apa yang telah kalian amalkan, dan sebagai tambahan dari apa yang telah
kalian minta.
036. (Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami
binasakan sebelum mereka) sebelum orang-orang kafir Quraisy Kami telah
membinasakan banyak umat yang kafir (yang mereka itu lebih besar kekuatannya
daripada mereka ini) maksudnya umat-umat dahulu itu jauh lebih kuat daripada
mereka (maka mereka telah pernah menjelajah) telah mengembara (di beberapa
negeri. Adakah mereka mendapat tempat lari) dari kematian; yang dimaksud adalah
mereka yang telah dibinasakan atau lainnya. Maka ternyata mereka tidak dapat
menemukan jalan untuk melarikan diri dari kematian.
037. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) pada hal-hal
yang telah disebutkan itu (benar-benar terdapat peringatan) yakni pelajaran
(bagi orang yang mempunyai akal) pikiran (atau yang menggunakan pendengarannya)
artinya, mau mendengar nasihat (sedangkan dia menyaksikannya) maksudnya,
hatinya hadir.
038. (Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam hari) pada permulaannya adalah
hari Ahad dan selesai pada hari Jumat (dan Kami sedikit pun tidak ditimpa
keletihan) kepayahan. Ayat ini diturunkan sebagai sanggahan terhadap
orang-orang Yahudi yang telah mengatakan bahwa Allah swt. pada hari Sabtu-Nya
beristirahat. Ditiadakannya sifat lebih daripada-Nya karena memang Dia Maha
Suci dari sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya, dan pula karena tiada
kesamaan antara Allah dan selain-Nya. Di dalam ayat lain sehubungan dengan
masalah penciptaan ini disebutkan melalui firman-Nya, "Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya,
'Jadilah!' Maka terjadilah ia." (Q.S. Yaasin, 82)
039. (Maka bersabarlah kamu) khithab pada ayat ini
ditujukan kepada Nabi saw. (terhadap apa yang mereka katakan) yang dikatakan
orang-orang Yahudi dan lainnya yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan
yang mendustakan kamu (dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu) yakni salatlah
seraya memuji-Nya (sebelum terbit matahari) yakni salat Subuh (dan sebelum
terbenamnya) yakni salat Zuhur dan salat Asar.
040. (Dan bertasbihlah kamu di malam hari) artinya
lakukanlah kedua salat pada waktu permulaan malam hari (dan setiap selesai
salat) kalau dibaca Adbaar berarti bentuk jamak dari lafal Duburun, sedangkan
kalau dibaca Idbaar berarti Mashdar dari lafal Adbara. Artinya, lakukanlah
salat tambahan yang disunahkan setiap selesai menjalankan salat fardu. Menurut
suatu pendapat makna yang dimaksud adalah hakikat dari ucapan tasbih seraya
memuji Allah yang dilakukan pada waktu-waktu tersebut.
041. (Dan dengarkanlah) hai orang yang diajak bicara akan
seruan-Ku ini (pada hari penyeru menyeru) yakni malaikat Israfil (dari tempat
yang dekat) dari langit, yaitu dari atas Kubbah Shakhr di Baitulmakdis, karena
tempat itu yang paling dekat dengan langit. Ia menyerukan kata-kata, "Hai
tulang-belulang yang telah hancur dan sendi-sendi yang telah bercerai-berai dan
daging-daging yang telah tercabik-cabik dan rambut-rambut yang telah
berantakan! Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian semua untuk berhimpun guna
melaksanakan peradilan."
042. (Yaitu pada hari) menjadi Badal Isytimal dari lafal
Yauma sebelumnya (mereka mendengar) maksudnya, ketika makhluk semuanya
mendengar (teriakan dengan sebenar-benarnya) untuk membangkitkan makhluk
semuanya, yaitu tiupan yang kedua dari malaikat Israfil. Dan teriakan ini
adakalanya sesudah seruan itu atau sebelumnya (itulah) yakni hari seruan yang
semua makhluk mendengarnya (hari keluar) dari kubur. Dan yang menashabkan lafal
Yauma Yunaadi keberadaannya diperkirakan; lengkapnya: Mereka mengetahui akibat
dari kedustaan mereka itu, pada hari penyeru menyerukan.
043. (Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan
hanya kepada Kamilah tempat kembali -semua makhluk-.)
044. (Yaitu pada hari) lafal Yauma pada ayat ini menjadi
Badal atau pengganti dari lafal Yauma sebelumnya, sedangkan kalimat-kalimat
yang menengah-nengahi di antara keduanya merupakan jumlah I'tiradh atau kalimat
sisipan (terbelah-belah) dapat dibaca Tasyaqqaqu atau Tasysyaqqaqu, pada
asalnya adalah Tatasyaqqaqu, lalu huruf Ta yang kedua diidgamkan kepada huruf
Syin sehingga menjadi Tasysyaqqaqu (bumi menampakkan mereka dengan cepat) lafal
Siraa'an adalah bentuk jamak dari lafal Sarii'un yang artinya cepat;
berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal yang
diperkirakan keberadaannya. Lengkapnya, mereka keluar dengan cepat dari
kuburnya masing-masing. (Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi
Kami) pada ayat ini terdapat Fashl atau pemisah yang memisahkan antara Maushuf
dan Shifatnya, yang menjadi pemisah adalah Muta'alliqnya, hal ini mengandung
makna Ikhtishash, dan hal seperti ini tidak mengapa. Demikian ini
mengisyaratkan kepada pengertian pengumpulan yang dimaksud, yaitu menghidupkan
kembali makhluk yang telah mati, dan pengumpulan ini dimaksud untuk
menghadapkan semua makhluk ke hadapan-Nya guna menjalani hisab.
045. (Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka
katakan) yaitu yang dikatakan oleh orang-orang kafir Quraisy (dan kamu
sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka yang memaksa mereka untuk
beriman, ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berjihad. (Maka berilah
peringatan dengan Alquran orang yang takut kepada ancaman-Ku) mereka adalah
orang-orang mukmin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar