Surat Ke-63 :
11 Ayat
001. (Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata)
dengan mulut mereka mengenai hal-hal yang bertentangan dengan apa yang ada dalam
hati mereka ("Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah."
Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah
menyaksikan) yakni mengetahui (bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu
benar-benar pendusta) yakni isi hati mereka berbeda dengan apa yang mereka
katakan.
002. (Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai) maksudnya
untuk melindungi harta benda mereka dan jiwa mereka (lalu mereka menghalangi)
melalui sumpah itu (jalan Allah) artinya mereka menghalangi manusia untuk
berjihad melawan mereka. (Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka
kerjakan).
003. (Yang demikian itu) yakni pekerjaan mereka yang buruk itu (adalah
karena sesungguhnya mereka telah beriman) mulutnya (kemudian menjadi kafir)
hatinya. Artinya, mereka masih tetap dalam kekafirannya, (lalu dikunci matilah)
dikuncilah (hati mereka) dengan kekafiran (karena itu mereka tidak dapat
mengerti) tentang iman yang sesungguhnya.
004. (Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan
kamu kagum) karena keindahan dan kebagusannya. (Dan jika mereka berkata kamu
mendengarkan perkataan mereka) karena kefasihan tutur katanya. (Mereka adalah
seakan-akan) karena tubuhnya yang besar akan tetapi pikirannya kosong tidak
dapat memahami (kayu) dapat dibaca khusyubun dan khusybun (yang tersandar)
artinya bagaikan kayu yang tersandar ke tembok. (Mereka mengira bahwa tiap-tiap
teriakan keras) teriakan sebagaimana seruan di dalam kemiliteran, atau bagaikan
seruan orang yang mencari barang yang hilang (ditujukan kepada mereka) demikian
itu karena hati mereka sudah memendam rasa kecut dan takut terhadap hal-hal yang
akan menimpa mereka yang memperbolehkan darah mereka dialirkan. (Mereka itulah
musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka) karena sesungguhnya
mereka pasti membeberkan rahasia kamu kepada orang-orang kafir (semoga Allah
membinasakan mereka) menghancurkan mereka. (Bagaimanakah mereka sampai
dipalingkan?) dari iman, padahal bukti-buktinya sudah cukup jelas.
005. (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah) seraya memberi maaf
(supaya Rasulullah memberikan ampunan bagi kalian," mereka membuang) lafal
lawwau dapat dibaca dengan memakai tasydid, dapat pula dibaca tanpa memakainya
sehingga menjadi lawau, artinya memalingkan (muka mereka dan kamu lihat mereka
berpaling) dari hal tersebut (sedangkan mereka menyombongkan diri).
006. (Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan bagi mereka) dalam
ungkapan kalimat astaghfarta, keberadaan hamzah istifham cukup diwakili oleh
hamzah washal (atau kamu tidak memintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan
memberikan ampunan kepada mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik).
007. (Mereka orang-orang yang mengatakan) kepada teman-teman mereka dari
kalangan kaum Ansar: ("Janganlah kalian memberikan perbelanjaan kepada
orang-orang yang ada di sisi Rasulullah) yakni orang-orang Muhajirin (supaya
mereka bubar") bercerai-berai dari sisinya. (Padahal kepunyaan Allahlah
perbendaharaan langit dan bumi) yakni pemberian rezeki-Nya, Dia Maha Pemberi
rezeki kepada orang-orang Muhajirin dan lain-lainnya (tetapi orang-orang munafik
itu tidak memahami).
008. (Mereka berkata, "Sesungguhnya jika kita telah kembali) yakni
kembali dari peperangan Bani Mushthaliq (ke Madinah, benar-benar orang yang kuat
akan mengusir) yang dimaksud orang-orang kuat adalah diri mereka sendiri
(orang-orang yang lemah daripadanya") yang dimaksud oleh mereka adalah
orang-orang mukmin. (Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah) yakni kemenangan
itu milik Allah (bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang
munafik itu tidak mengetahui) hal tersebut.
009. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah melalaikan kalian) yakni
melupakan kalian (harta-harta kalian dan anak-anak kalian dari mengingat Allah)
dari melakukan salat lima waktu. (Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka
itulah orang-orang yang rugi).
010. (Dan belanjakanlah) dalam berzakat (sebagian dari apa yang telah
Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di
antara kalian; lalu ia berkata, "Ya Rabbku! Mengapa tidak) lafal laula di sini
bermakna halla, yakni kenapa tidak. Atau huruf la dianggap sebagai huruf zaidah
dan huruf lau bermakna tamanni, yakni seandainya (Engkau menangguhkan aku sampai
waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah) bentuk asli lafal
ashshaddaqa adalah atashaddaqa, kemudian huruf ta diidghamkan ke dalam huruf
shad sehingga jadilah ashshaddaqa, yakni supaya aku dapat membayar zakatku (dan
aku termasuk orang-orang yang saleh?") seumpamanya aku akan menunaikan ibadah
haji. Ibnu Abbas r.a. telah memberikan penafsirannya, bahwa tiada seseorang pun
yang melalaikan untuk membayar zakat dan melakukan ibadah haji, melainkan ia
meminta supaya kematiannya ditangguhkan di saat ia menjelang ajalnya.
011. (Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan, kematian, seseorang
apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kalian
kerjakan) lafal ta'maluuna dapat pula dibaca ya'maluuna, sehingga artinya
menjadi, yang mereka kerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar