Surat Ke-34 : 54 Ayat
001. (Segala puji bagi Allah) Allah swt. memuji diri-Nya
dengan kalimat ini, maksudnya ialah pujian berikut apa yang terkandung di
dalamnya yaitu pujian yang bersifat tetap. Memuji Allah artinya menyanjung-Nya
dengan sebutan-sebutan yang baik (yang memiliki apa yang di langit dan apa yang
di bumi) sebagai milik dan makhluk-Nya (dan bagi-Nya pula segala puji di
akhirat) sebagaimana di dunia, yaitu Dia dipuji oleh kekasih-kekasih-Nya
bilamana mereka telah berada di dalam surga. (Dan Dialah Yang Maha Bijaksana)
di dalam perbuatan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
002. (Dia mengetahui apa yang masuk) yang meresap (ke
dalam bumi) seperti air dan lain-lainnya (dan apa yang keluar daripadanya)
seperti tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya (dan apa yang turun dari langit)
berupa rezeki atau hujan dan lain-lainnya (dan apa yang naik) yakni yang
terangkat (kepadanya) berupa amal perbuatan dan lain-lainnya. (Dan Dialah Yang
Maha Penyayang) kepada kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada mereka.
003. (Dan orang-orang yang kafir berkata, "Hari
terakhir itu tidak akan datang kepada kami") yakni hari kiamat.
(Katakanlah) kepada mereka, ("Pasti datang, demi Rabbku Yang mengetahui
yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepada kalian) kalau
dibaca 'Aalimil Ghaibi berarti menjadi sifat dari lafal Rabbii. Kalau dibaca
'Aalimul Ghaibi berarti menjadi Khabar dari Mubtada, sehingga artinya menjadi
seperti berikut, Ya, pasti datang, demi Rabbku, hari kiamat itu pasti akan
datang kepada kalian; Dia mengetahui yang gaib. Bacaan yang kedua ini lebih
sesuai dengan kalimat yang sesudahnya, yaitu, (tidak ada yang tersembunyi)
tiada yang tidak tampak (bagi-Nya seberat) sebesar (zarah pun) zarah artinya
semut yang paling kecil (yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan tidak ada
pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan semuanya
tercatat dalam Kitab yang nyata.) Kitab yang jelas, yang dimaksud adalah
Lohmahfuz.
004. (Supaya Allah memberi balasan) pada hari kiamat itu
(kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu
adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia.") rezeki
yang baik di surga.
005. (Dan orang-orang yang berusaha untuk) menentang atau
membatalkan (ayat-ayat Kami) yaitu Alquran (dengan anggapan mereka dapat
melepaskan diri dari Kami) dan menurut qiraat yang lain, lafal Mu'aajiziina
pada ayat ini dan pada ayat yang lainnya nanti dibaca Mu'jiziina. Maksudnya
menganggap Kami tidak mampu mengazab mereka, atau mereka beranggapan dapat
melepaskan diri dari azab Kami, karena mereka mempunyai dugaan, bahwa tidak ada
hari berbangkit dan tidak ada azab (mereka itu memperoleh buruknya azab) azab
yang paling buruk (yang pedih) yang menyakitkan, kalau dibaca Aliimin berarti
menjadi sifat daripada lafal Rijzin dan kalau dibaca Aliimun berarti menjadi
sifat daripada lafal 'Adzaabun.
006. (Dan berpendapat) yakni telah mengetahui
(orang-orang yang diberi ilmu) yang dimaksud adalah orang-orang yang beriman
dari kalangan ahli kitab, seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (bahwa
wahyu yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu) yakni Alquran (itulah) keputusan
(yang benar dan menunjuki manusia kepada jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Terpuji) Allah yang memiliki keperkasaan lagi terpuji.
007. (Dan orang-orang kafir berkata) sebagian dari mereka
berkata kepada sebagian yang lain dengan nada yang penuh keheranan,
("Maukah kalian kami tunjukkan kepada kalian seorang laki-laki) yang
mereka maksud adalah Nabi Muhammad (yang memberitakan kepada kalian) yang
membawa berita kepada kalian, bahwasanya (apabila badan kalian telah hancur)
telah berantakan (sehancur-hancurnya) menjadi berkeping-keping (sesungguhnya
kalian akan dibangkitkan kembali dalam ciptaan yang baru?")
008. (Apakah dia mengada-adakan) lafal Aftaraa pada
asalnya adalah A-iftaraa, kemudian Hamzah Washalnya tidak dibutuhkan lagi
karena Hamzah Istifham sudah difathahkan, sehingga menjadi Aftaraa (kebohongan
terhadap Allah) dalam hal tersebut (ataukah ada padanya penyakit gila?) yakni
gangguan pada otaknya hingga ia mengkhayal yang bukan-bukan. Maka, Allah
berfirman menyanggah mereka, ("Tidak, tetapi orang-orang yang tidak
beriman kepada negeri akhirat) yang di dalamnya terdapat hari berbangkit dan
azab pembalasan (berada dalam siksaan) di akhirat nanti (dan kesesatan yang
jauh.) dari kebenaran dalam kehidupan dunia.
009. (Maka, apakah mereka tidak melihat) tidak
memperhatikan (kepada apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di
belakang mereka) maksudnya apa yang ada di atas dan di bawah mereka (yaitu
langit dan bumi? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi
atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan) dapat dibaca Kisfan atau Kisafan
artinya gumpalan-gumpalan (dari langit) menurut qiraat yang lain lafal Nasya',
Nakhsif, dan Nusqith dibaca Yasya', Yakhsif dan Yusqith. (Sesungguhnya pada
yang demikian itu) hal-hal yang terlihat itu (benar-benar terdapat tanda bagi
setiap hamba yang kembali.") kepada Rabbnya, yaitu tanda yang menunjukkan
akan kekuasaan Allah yang mampu membangkitkan hidup kembali dan menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya.
010. (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud
karunia dari Kami) berupa kenabian dan Kitab Zabur. Dan Kami berfirman,
("Hai gunung-gunung! Lakukanlah berulang-ulang) yakni ulang-ulanglah
(bersama Daud) melakukan tasbih; maksudnya bertasbihlah berulang-ulang
bersamanya (dan burung-burung") dibaca Nashab karena di'athafkan secara
Mahall pada lafal Al Jibaalu maksudnya Kami menyeru mereka supaya bertasbih
bersamanya (dan Kami telah melunakkan besi untuknya) sehingga besi di tangan
Nabi Daud bagaikan adonan roti lunaknya.
011. Dan kami berfirman pula, ("Buatlah) dari besi
itu (baju besi yang besar-besar) yang menutupi tubuh pemakainya, sehingga
terseret ke tanah karena besarnya (dan ukurlah anyamannya) anyamlah baju besi
itu, oleh karenanya pembuat baju besi dinamakan Sarrad. Maksudnya jadikanlah
baju besi itu sehingga sesuai dengan ukuran pemakainya (dan kerjakanlah oleh
kalian) oleh keluarga Daud bersama-sama Daud sendiri (amalan yang saleh.
Sesungguhnya Aku melihat apa yang kalian kerjakan.") maka, Aku akan
membalasnya kepada kalian.
012. (Dan) Kami tundukkan (bagi Sulaiman angin) menurut
qiraat yang lain lafal Ar Riiha dibaca Ar Riihu yaitu dengan memperkirakan
keberadaan lafal Taskhiirun (yang perjalanannya di waktu pagi) perjalanannya
mulai dari pagi hingga waktu tergelincir matahari (sama dengan perjalanan
sebulan, dan perjalanannya di waktu sore hari) yaitu mulai dari tergelincir
matahari sampai terbenam (sama dengan perjalanan sebulan) maksudnya sama dengan
perjalanan selama itu (dan Kami alirkan) Kami leburkan (cairan tembaga baginya)
sehingga tembaga itu menjadi lebur selama tiga hari tiga malam, sebagaimana air
mengalir dan umat manusia sampai sekarang dapat mengeksploitasinya berkat ilmu
yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Sulaiman. (Dan sebagian dari jin
ada yang bekerja di bawah kekuasaannya dengan izin) yakni berdasarkan perintah
(Rabbnya. Dan siapa yang menyimpang) menyeleweng (di antara mereka dari
perintah Kami) yang menyuruhnya untuk taat kepada Nabi Sulaiman (Kami rasakan
kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala) di akhirat nanti. Menurut
suatu pendapat azab tersebut terjadi di dunia, yaitu malaikat memukulnya dengan
cambuk api, yang setiap pukulan dapat membakar dan menghanguskannya.
013. (Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi) bangunan-bangunan tinggi yang
memakai tangga untuk orang yang mau memasukinya (dan patung-patung) lafal
Tamaatsiil adalah bentuk jamak dari lafal Timtsaalun, yaitu segala sesuatu yang
dibuat menurut gambaran objek yang dipahatnya. Maksudnya adalah patung-patung
yang terbuat dari tembaga, ada pula yang terbuat dari kaca serta batu pualam.
Perlu diketahui bahwa membuat patung atau gambar tidak diharamkan menurut
syariat Nabi Sulaiman (dan piring-piring besar) lafal Jifaanin bentuk jamak
dari lafal Jafnah (yang besarnya seperti kolam) lafal Jawaabii bentuk jamak
dari lafal Jaabiyah artinya kolam yang besar; piring besar itu dapat dipakai
untuk makan seribu orang (dan periuk yang tetap) berada di atas tungkunya serta
tidak bergerak dari tempatnya karena saking besarnya. Periuk tersebut terbuat
dari bukit negeri Yaman dan bagi orang yang memasak harus menaiki tangga,
demikian pula bagi orang yang mau mengambil makanan daripadanya. Dan Kami
berfirman, ("Bekerjalah kalian) hai (keluarga Daud) untuk taat kepada
Allah (sebagai tanda syukur) kepada-Nya atas apa yang telah Dia limpahkan
kepada kalian berupa nikmat-nikmat. (Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku
yang berterima kasih.") yang mau bekerja untuk taat kepada-Ku sebagai
ungkapan rasa syukurnya kepada-Ku atas nikmat-nikmat yang telah Kuberikan kepadanya.
014. (Maka tatkala Kami telah menetapkan terhadapnya)
terhadap Sulaiman (kematian) ia mati dalam keadaan diam berdiri bertopang pada
tongkatnya selama setahun penuh. Para jin masih tetap melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang berat sebagaimana biasanya, karena mereka tidak
menduga bahwa Nabi Sulaiman telah mati. Ketika rayap menggerogoti tongkatnya
lalu tongkat itu patah, kemudian Nabi Sulaiman jatuh terjungkal maka menjadi
nyatalah kematiannya di mata para jin itu (tidak ada yang menunjukkan kepada
mereka kematiannya itu kecuali rayap) lafal Al Ardhu adalah bentuk Mashdar dari
lafal Uridhatul Khasyabatu, artinya kayu itu digerogoti oleh rayap (yang
memakan tongkatnya) lafal Minsa-atahuu dapat pula dibaca Minsaatahuu, yakni
tongkatnya, dinamakan demikian karena tongkat itu dipakai untuk mengusir dan
menghardik. (Maka, tatkala ia telah tersungkur) dalam keadaan telah mati
(tahulah jin itu) yakni jelaslah bagi mereka (bahwa) "an" berasal
dari Anna yang kemudian ditakhfifkan, asalnya Annahum (kalau sekiranya mereka
mengetahui yang gaib) antara lain ialah apa yang gaib di mata mereka tentang
kematian Nabi Sulaiman (tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang
menghinakan) kerja berat yang selama ini mereka lakukan, karena mereka menduga
bahwa Nabi Sulaiman masih tetap hidup, berbeda halnya jika mereka mengetahui
ilmu gaib. Mereka baru mengetahui kematiannya setelah satu tahun berdasarkan
perhitungan masa yang diperkirakan jika sebuah tongkat dimakan rayap, sejak
sehari semalam sesudah kematiannya.
015. (Sesungguhnya bagi kaum Saba) lafal Saba dapat
dibaca dengan memakai harakat Tanwin pada akhirnya atau bisa juga tidak. Saba
adalah nama suatu kabilah bangsa Arab yang diambil dari nenek moyang mereka (di
tempat kediaman mereka) di negeri Yaman (ada tanda) yang menunjukkan akan
kekuasaan Allah swt. (yaitu dua buah kebun) lafal Jannataani ini menjadi Badal
dari lafal Aayatun (di sebelah kanan dan di sebelah kiri) lembah tempat mereka
tinggal. Dan dikatakan kepada mereka, ("Makanlah oleh kalian dari rezeki Rabb
kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Nya.") atas apa yang telah
dikaruniakan-Nya kepada kalian berupa nikmat-nikmat yang ada di negeri Saba.
(Negeri kalian, adalah negeri yang baik) tidak ada tanah yang tandus, tidak ada
nyamuk, tidak ada lalat, tidak ada lalat pengisap darah, tidak ada kalajengking
dan tidak ada ular. Seandainya ada orang asing lewat ke negeri itu dan pada
bajunya terdapat kutu, maka kutu itu otomatis akan mati karena harum dan
bersihnya udara negeri Saba. (Dan) Allah (Rabb Yang Maha Pengampun.)
016. (Tetapi mereka berpaling) tidak mau bersyukur
kepada-Nya dan bahkan mereka kafir kepada-Nya (maka Kami datangkan kepada
mereka banjir yang besar) lafal Al 'Arim adalah bentuk jamak dari lafal 'Urmah
yang artinya adalah bendungan yang menampung air sampai waktu yang dibutuhkan.
Maksudnya dam yang membendung kebutuhan air mereka pecah sehingga
menenggelamkan kebun-kebun dan harta benda mereka (dan Kami ganti kedua kebun
mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi) lafal Dzawaatai merupakan bentuk Tatsniyah
dari lafal Dzawaatun yang Mufrad (pohon-pohon yang berbuah pahit) yang sangat
pahit buahnya lagi tidak enak rasanya; dapat dibaca Ukuli Khamthin yaitu dengan
di-mudhaf-kan, lafal Ukulin ini bermakna Maakuulin yaitu yang dimakan
sebagaimana dapat pula dibaca Ukulin Khamthin, lalu dibaca Ukulin Wa Khamtin
(pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr).
017. (Demikianlah) penggantian itu (Kami memberi balasan
kepada mereka karena kekafiran mereka) sebab kekafiran mereka. (Dan Kami tidak
menjatuhkan pembalasan melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir)
lafal Nujaazii dapat pula dibaca Yujaazii, artinya tidaklah diberi balasan azab
melainkan hanya orang-orang yang sangat ingkar.
018. (Dan Kami jadikan antara mereka) yakni penduduk
negeri Saba yang berada di Yaman (dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan
berkat kepadanya) dengan melimpahnya air dan banyaknya pohon-pohonan, yang
dimaksud adalah kampung-kampung negeri Syam tempat lalu mereka untuk tujuan
berdagang (beberapa negeri yang berdekatan) mulai dari Yaman sampai ke Syam
(dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu jarak-jarak perjalanan) hingga
mereka dapat beristirahat pada suatu tempat, kemudian menginap pada tempat
lainnya sampai pada akhir perjalanan mereka. Di dalam perjalanan, mereka tak perlu
lagi membawa bekal dan air. Kami katakan, ("Berjalanlah kalian di
kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman") tanpa merasa takut
lagi, baik kalian melakukan perjalanan pada malam hari maupun pada siang hari.
019. (Mereka berkata, "Ya Rabb kami! Jauhkanlah)
menurut suatu qiraat huruf 'Ain-nya di-tasydid-kan (jarak perjalanan
kami") ke negeri Syam, maksudnya jadikanlah tempat-tempat yang dilalui itu
menjadi padang sahara, supaya jarak perjalanan itu dianggap sangat jauh bagi
orang-orang yang miskin, yaitu karena membutuhkan bekal-bekal yang banyak dan
persediaan air yang cukup. Maka mereka mengingkari nikmat tersebut (dan mereka
menganiaya diri mereka sendiri) dengan melakukan kekafiran (maka Kami jadikan
mereka buah mulut) bagi orang-orang yang sesudah mereka dalam hal itu (dan Kami
hancurkan mereka sehancur-hancurnya) Kami cerai-beraikan mereka dari negeri
tempat tinggal mereka. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) pada yang telah
disebutkan itu (benar-benar terdapat tanda-tanda) yakni pelajaran (bagi setiap
orang yang sabar) menahan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat (lagi
bersyukur) atas nikmat-nikmat-Nya.
020. (Dan sesungguhnya telah membuktikan kebenaran) dapat
dibaca Shadaqa atau Shaddaqa (terhadap mereka) terhadap orang-orang kafir,
antara lain adalah penduduk negeri Saba (iblis akan kebenaran sangkaannya)
bahwasanya apabila ia menggoda mereka, maka niscaya mereka akan mengikutinya
(lalu mereka mengikutinya) maka benarlah dugaan iblis itu atau nyata benarlah
apa yang diduga oleh iblis itu (kecuali) tetapi (sebagian dari orang-orang yang
beriman) yang benar-benar beriman, tidak mau mengikuti iblis.
021. (Dan tidak ada kekuasaan iblis terhadap mereka)
maksudnya iblis tidak mempunyai kekuasaan apa-apa terhadap mereka (melainkan
hanyalah agar Kami dapat mengetahui) yakni menyatakan (siapa yang beriman
kepada adanya kehidupan akhirat dan siapa yang ragu-ragu tentang itu) maka
kelak Kami akan membalasnya kepada masing-masing. (Dan Rabbmu Maha Memelihara
segala sesuatu) yakni Maha Mengawasi.
022. (Katakanlah) hai Muhammad kepada orang-orang kafir
Mekah, ("Serulah mereka yang kalian anggap) sebagai tuhan-tuhan (selain
Allah) untuk memberi manfaat kepada diri kalian sesuai dengan dugaan dan
sangkaan kalian. Maka Allah berfirman mengenai yang dipertuhankan mereka itu
(mereka tidak memiliki seberat) walau hanya seberat (zarah) kebaikan atau
keburukan (di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun
dalam penciptaan langit dan bumi) tidak ikut andil (dan tidak ada bagi-Nya) yakni
bagi Allah swt. (dari mereka) yang dianggap sebagai tuhan-tuhan itu (seorang
pembantu pun") yaitu yang membantu-Nya.
023. (Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah) Maha
Tinggi Allah, ayat ini merupakan sanggahan terhadap perkataan mereka, bahwa sesungguhnya
tuhan-tuhan sesembahan mereka akan dapat memberikan syafaat kepada mereka di
sisi-Nya (melainkan bagi orang yang telah diizinkan) dapat dibaca Adzina atau
Udzina (baginya) untuk memberi syafaat itu (sehingga apabila telah dihilangkan
ketakutan) dapat dibaca Fazza'a atau Fuzzi'a (dari hati mereka) karena ada
orang yang diizinkan untuk memberi syafaat (mereka berkata) sebagian dari
mereka berkata kepada sebagian yang lain karena mendapat berita gembira itu,
("Apakah yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?") mengenai syafaat
itu. (Mereka menjawab) "Perkataan (yang benar") yakni Dia telah
memberi izin kepadanya untuk memberi syafaat (dan Dialah Yang Maha Tinggi) di
atas semua makhluk-Nya dengan mengalahkan mereka semuanya (lagi Maha Besar)
yakni Maha Agung.
024. (Katakanlah! "Siapakah yang memberi rezeki
kepada kalian dari langit) melalui hujan (dan dari bumi?") melalui
tumbuh-tumbuhan (Katakanlah! "Allah") jika mereka tidak mengatakan
demikian, maka tidak akan ada jawaban lain yang benar (dan sesungguhnya kami
atau kalian) yakni salah satu di antara kedua golongan (pasti berada dalam
petunjuk atau dalam kesesatan yang nyata) nyata sesatnya, apakah kami atau
kalian orang-orang kafir. Dikatakan dengan ungkapan yang samar demi untuk
melunakkan hati orang yang kafir, dengan maksud menyeru mereka kepada iman,
yaitu apabila mereka sesuai dengan Nabi saw.
025. (Katakanlah! "Kalian tidak akan ditanya tentang
dosa yang kami perbuat) tentang dosa-dosa kami (dan kami tidak akan ditanya
pula tentang apa yang kalian perbuat") karena sesungguhnya kami berlepas
diri dari kalian.
026. (Katakanlah! "Rabb kita akan mengumpulkan kita
semua) kelak di hari kiamat (kemudian Dia memberi keputusan) memutuskan (antara
kita dengan benar) maka orang-orang yang benar akan dimasukkan-Nya ke dalam
surga, dan orang-orang yang salah akan dimasukkan-Nya ke dalam neraka. (Dan
Dialah Maha Pemberi keputusan) Yang menghukumi (lagi Maha Mengetahui")
tentang keputusan hukum yang diambil-Nya.
027. (Katakanlah! "Perlihatkanlah kepadaku)
maksudnya beritahukanlah kepadaku (sesembahan-sesembahan yang kalian hubungkan
dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya) untuk kalian sembah (sekali-kali tidak
mungkin! Dialah Allah Yang Maha Perkasa) yakni Maha Menang atas semua
perkara-Nya (lagi Maha Bijaksana") di dalam mengatur makhluk-Nya, maka
tiadalah bagi-Nya sekutu dalam kerajaan-Nya.
028. (Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan untuk
semua) lafal Kaaffatan berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan
dari lafal An Naas yang sesudahnya, didahulukan mengingat kedudukannya yang
sangat penting (manusia sebagai pembawa berita gembira) kepada orang-orang yang
beriman, bahwa mereka akan masuk surga (dan sebagai pemberi peringatan) kepada
orang-orang kafir bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam neraka (tetapi
kebanyakan manusia) yakni orang-orang kafir Mekah (tidak mengetahui hal ini).
029. (Dan mereka berkata, "Kapankah datangnya janji
ini) yakni azab yang kamu janjikan itu (jika kamu adalah orang-orang yang
benar?") dalam janjimu itu.
030. (Katakanlah! "Bagi kalian ada hari yang telah
dijanjikan yang tiada dapat kalian minta mundur daripadanya barang sesaat pun
dan tidak pula kalian dapat meminta supaya diajukan") daripadanya, hari
yang dimaksud adalah hari kiamat.
031. (Dan orang-orang kafir berkata) yakni sebagian dari
penduduk Mekah ("Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Alquran ini
dan tidak pula kepada kitab sebelumnya") kitab-kitab yang telah
mendahuluinya, seperti kitab Taurat dan Injil yang di dalam kedua kitab tersebut
disebutkan tentang adanya hari berbangkit, demikian itu karena mereka ingkar
kepada Alquran. Lalu Allah berfirman mengenai mereka itu, ("Dan kalau kamu
lihat) hai Muhammad ketika orang-orang yang lalim itu) yakni orang-orang yang
kafir (dihadapkan kepada Rabbnya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan
kepada sebagian yang lain. Orang-orang yang dianggap lemah berkata) yaitu para
pengikut dari mereka (kepada orang-orang yang menyombongkan diri) yakni para
pemimpinnya, ('Kalau tidak karena kalian) maksudnya seandainya kalian tidak
menghalang-halangi kami untuk beriman (tentulah kami menjadi orang-orang yang
beriman') kepada Nabi saw.
032. (Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada
orang-orang yang dianggap lemah, 'Kamikah yang telah menghalang-halangi kalian
dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepada kalian?) Tidak, (sebenarnya
kalian sendirilah orang-orang yang berdosa') terhadap diri kalian sendiri.
033. (Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada
orang-orang yang menyombongkan diri, 'Sebenarnya tipu daya di waktu malam hari
dan siang hari) yaitu tipu daya kalian terhadap kami yang kalian lakukan malam
dan siang hari (ketika kalian menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan
menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.') (Mereka menyembunyikan) kedua golongan
itu, yaitu mereka yang menjadi pengikut kesesatan dan yang menjadi pemimpin
kesesatan (penyesalannya) karena tidak mau beriman kepada Nabi saw. (tatkala
mereka melihat azab.") masing-masing golongan menyembunyikan penyesalannya
karena takut dicela. (Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir)
di dalam neraka. (Tiadalah) (mereka dibalas melainkan) dengan pembalasan (apa
yang telah mereka kerjakan) di dunia.
034. (Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang
pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
berkata) yakni para pemimpinnya hidup bergelimang dengan kemewahan,
("Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk
menyampaikannya.")
035. (Dan mereka berkata, "Kami lebih banyak
mempunyai harta dan anak-anak) daripada orang-orang yang beriman (dan kami
sekali-kali tidak akan diazab.")
036. (Katakanlah! "Sesungguhnya Rabbku melapangkan
rezeki) meluaskannya (bagi siapa yang dikehendaki-Nya) sebagai ujian (dan
membatasinya) menyempitkannya bagi siapa yang dikehendakinya sebagai cobaan
baginya (akan tetapi kebanyakan manusia) orang-orang kafir Mekah (tidak
mengetahui") hal tersebut.
037. (Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula
anak-anak kalian yang mendekatkan kalian kepada Kami sedikit pun) yang dapat
mendekatkan diri kalian kepada Kami (tetapi) (orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang
berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan;) yakni sebagai balasan
amalnya, yaitu satu amal kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat dan lebih
banyak lagi dari itu (dan mereka di tempat-tempat yang tinggi) di dalam surga
(hidup aman sentosa) tidak akan mati dan tidak akan tertimpa penyakit dan lain
sebagainya. Menurut qiraat yang lain lafal Ghurufaati dibaca Ghurfah dalam
bentuk Mufrad tetapi maknanya jamak.
038. (Dan orang-orang yang berusaha menentang ayat-ayat
Kami) yakni membatalkan Alquran (dengan anggapan untuk dapat melepaskan diri
dari azab Kami) yakni mereka menganggap Kami tidak mampu mengazab mereka dan
mereka dapat meloloskan diri dari azab Kami (mereka itu dimasukkan ke dalam
azab.)
039. (Katakanlah! "Sesungguhnya Rabbku melapangkan
rezeki) meluaskannya (bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya)
sebagai ujian buatnya (dan membatasinya) menyempitkannya (baginya) sesudah Dia
melapangkannya, atau Dia menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya
sebagai cobaan buatnya. (Dan barang apa saja yang kalian nafkahkan) dalam hal
kebaikan (maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang
sebaik-baiknya.") dikatakan, setiap orang memberi rezeki kepada
keluarganya, yakni dari rezeki Allah swt.
040. (Dan) ingatlah (hari ,yang di waktu itu, Allah
mengumpulkan mereka semuanya) yakni orang-orang musyrik (kemudian Allah
berfirman kepada malaikat, "Apakah mereka ini) dapat dibaca Tahqiq dan
Tas-hil (dahulu menyembah kalian?")
041. (Malaikat-malaikat itu menjawab, "Maha Suci
Engkau) dari semua sekutu (Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka")
maksudnya tidak ada saling lindung-melindungi antara kami dan mereka dari pihak
kami (bahkan) lafal Bal di sini menunjukkan makna Intiqal, yakni sebenarnya
(mereka telah menyembah jin) setan-setan, yaitu mereka menaati setan-setan yang
menyuruh mereka untuk menyembah kami (kebanyakan mereka beriman kepada jin)
yakni mereka selalu mempercayai apa yang dikatakan oleh jin kepada mereka.
042. Allah swt. berfirman, ("Maka pada hari ini
sebagian kalian terhadap sebagian yang lain tidak memiliki) yakni orang-orang
yang disembah terhadap orang-orang yang menyembahnya tidak memiliki
(kemanfaatan) yaitu syafaat (dan tidak pula kemudaratan") yaitu hak
mengazab. (Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim) yakni kepada
orang-orang kafir, ("Rasakanlah oleh kalian azab neraka yang dahulunya
kalian dustakan.")
043. (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami)
yakni Alquran (yang terang) yang jelas melalui lisan nabi Kami, yaitu Muhammad
saw. (mereka berkata, "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki
yang ingin menghalangi kalian dari apa yang disembah oleh bapak-bapak
kalian") yaitu berupa berhala-berhala (dan mereka berkata, "Tidak
lain ini) yakni Alquran ini (hanyalah kebohongan) (yang diada-adakan
saja") atas nama Allah. (Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran)
yakni Alquran (tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, "Tidak lain)
(ini hanyalah sihir yang nyata") sihir yang jelas.
044. (Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka
Kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-kali tidak pernah pula mengutus kepada
mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun) maka berdasarkan alasan
apakah mereka mendustakanmu?
045. (Dan orang-orang yang sebelum mereka telah
mendustakan sedangkan orang-orang kafir itu belum sampai menerima) yakni
orang-orang kafir Mekah (sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada
orang-orang dahulu itu) yaitu berupa kekuatan, usia yang panjang dan banyaknya
harta (lalu mereka mendustakan rasul-rasul-Ku) yang Aku utus kepada mereka.
(Maka alangkah hebatnya akibat kemurkaan-Ku) yaitu hukuman dan pembinasaan-Ku
terhadap mereka, kemurkaan-Ku itu benar-benar pada tempatnya.
046. (Katakanlah! "Sesungguhnya aku hendak
memperingatkan kepada kalian suatu hal saja) yaitu (supaya kalian menghadap
Allah) dengan ikhlas hanya karena-Nya (dua-dua) yakni berduaan (atau
sendiri-sendiri) satu persatu (kemudian kalian pikirkan tentang -Muhammad-)
sehingga kalian mengetahui (tidak ada pada diri kawan kalian ini) yakni Nabi
Muhammad (penyakit gila sedikit pun) yakni kegilaan (tidak lain dia hanyalah
pemberi peringatan bagi kalian sebelum) kalian menghadapi (azab yang
keras.") di akhirat nanti jika kalian mendurhakainya.
047. (Katakanlah) kepada mereka! ("Upah apa pun yang
aku minta kepada kalian) atas menyampaikan peringatan dan menyampaikan risalah
Rabbku (maka upah itu untuk kalian) maksudnya aku tidak meminta upah apa pun
atas hal ini. (Upahku tiada lain) tidak lain upahku (hanyalah dari Allah, dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu") Maha Menyaksikan dan Maha Mengetahui tentang
kebenaranku.
048. (Katakanlah! "Sesungguhnya Rabbku mewahyukan
kebenaran) yakni menyampaikannya kepada nabi-nabi-Nya (Dia Maha Mengetahui
segala yang gaib") semua apa yang gaib dari makhluk-Nya baik yang di
langit maupun yang di bumi.
049. (Katakanlah, "Kebenaran telah datang) yakni
agama Islam (dan yang batil itu tidak akan memulai) kekafiran itu tidak akan
memulai (dan tidak pula akan mengulangi") tidak akan ada bekasnya lagi.
050. (Katakanlah! "Jika aku sesat) dari kebenaran
(maka sesungguhnya aku sesat atas kemudaratan diriku sendiri) yakni dosa
kesesatanku ditanggung oleh diriku (dan jika aku mendapat petunjuk maka itu
adalah disebabkan apa yang diwahyukan Rabbku kepadaku) berupa Alquran dan Hadis
Hikmah. (Sesungguhnya Dia Maha Mendengar) Maha mengabulkan doa (lagi Maha
Dekat.")
051. (Dan jika kamu melihat) hai Muhammad (ketika mereka
terperanjat ketakutan) sewaktu mereka dibangkitkan, niscaya kamu akan melihat
perkara yang hebat (maka mereka tidak dapat melepaskan diri) dari kekuasaan Kami
yang dimaksud adalah dari azab Kami (dan mereka ditangkap dari tempat yang
dekat) yaitu dari kubur mereka secara langsung.
052. (Dan di waktu itu mereka berkata, "Kami beriman
kepada-Nya) yakni kepada Nabi Muhammad, atau kepada Alquran (bagaimanakah
mereka dapat mencapai) meraih keimanan; dapat dibaca Tanaawusy atau huruf Wau
diganti menjadi Hamzah, sehingga bacaannya menjadi Tanaa-usy maksudnya amat
mustahillah mereka dapat mencapai keimanan (dari tempat yang jauh itu")
dari tempatnya yang sekarang, karena mereka sekarang berada di alam akhirat dan
tempat keimanan itu ada di dunia.
053. (Dan sesungguhnya mereka telah mengingkari Allah
sebelum itu) sewaktu mereka hidup di dunia (dan mereka menduga-duga)
meramal-ramal (tentang yang gaib dari tempat yang jauh) yaitu terhadap hal-hal
yang tidak dapat dijangkau oleh pengetahuan mereka, karena mereka sewaktu di
dunia mengatakan terhadap Nabi, bahwa Dia adalah penyihir, tukang syair dan
tukang ramal. Mereka mengatakan tentang Alquran, bahwa itu adalah sihir, syair,
dan ramalan.
054. (Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka
ingini) yakni ingin beriman, maksudnya iman mereka tidak diterima lagi, karena
waktunya sudah habis (sebagaimana dilakukan terhadap orang-orang yang serupa
dengan mereka) yakni golongan-golongan mereka dalam hal kekafiran (pada masa
dahulu) sebelum mereka. (Sesungguhnya mereka dahulu di dunia dalam keraguan
yang mendalam) tentang hal-hal yang sekarang mereka imani; disebabkan sewaktu
di dunia mereka tidak mau menganggap dalil-dalil yang menunjuk ke arahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar