AL-QAMAR (BULAN)

Surat Ke-54 : 55 Ayat

001. (Telah dekat datangnya saat itu) dimaksud hari kiamat (dan telah terbelah bulan) menjadi dua bagian; yang satu di atas bukit Abu Qubais dan yang lainnya tampak di atas bukit Qaiqa'an; hal itu merupakan mukjizat bagi Nabi saw. yaitu sewaktu orang-orang Quraisy memintanya, lalu Nabi saw. bersabda, "Saksikanlah oleh kalian." Demikianlah menurut keterangan hadis yang diketengahkan oleh Asy Syaikhain.

002. (Dan jika mereka melihat) yaitu orang-orang kafir Quraisy (sesuatu tanda) suatu mukjizat yang timbul dari Nabi saw. (mereka berpaling dan berkata,) "Ini adalah (sihir yang kuat) sihir yang paling kuat", berasal dari kata Al Mirrah; artinya kuat atau terus menerus.

003. (Dan mereka mendustakan) Nabi saw. (dan mengikuti hawa nafsu mereka) dalam perkara yang batil (sedangkan tiap-tiap urusan) atau perkara yang baik dan perkara yang buruk (telah ada ketetapannya) bagi pemiliknya masing-masing, yaitu adakalanya masuk ke surga atau ke neraka.

004. (Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah) berita-berita tentang dibinasakan-Nya umat-umat yang telah mendustakan rasul-rasul mereka (yang di dalamnya terdapat cegahan) bagi mereka untuk melakukan hal yang serupa. Lafal Muzdajar adalah Mashdar atau Isim yang menunjukkan arti tempat, sedangkan huruf Dal-nya merupakan pergantian dari Ta Wazan Ifta'ala. Bila dikatakan Izdajartuhu atau Zajartuhu maka artinya, aku mencegahnya dengan keras. Huruf Maa adalah Maushulah atau Maa Maushufah.

005. (Itulah suatu hikmah) merupakan Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan, atau menjadi Badal dari lafal Maa, atau dari lafal Muzdajir (yang sempurna) maksudnya, hikmah yang lengkap (tetapi tiada berguna) tidak ada gunanya bagi mereka (peringatan-peringatan itu) lafal An Nudzur adalah bentuk jamak dari lafal Nadziirun yang bermakna Mundzirun, yakni hal-hal yang dijadikan peringatan buat mereka. Lafal Maa boleh dikatakan sebagai huruf Nafi atau Istifham Inkari; jika dianggap sebagai Istifham Inkari berarti kedudukannya sebagai Maf'ul Muqaddam.

006. (Maka berpalinglah kamu dari mereka) menjadi pelengkap atau kesimpulan dari pembahasan sebelumnya (pada hari ketika penyeru memanggil) yaitu malaikat Israfil. Yang menashabkan lafal Yauma adalah lafal Yakhrujuuna yang disebutkan dalam ayat berikutnya, artinya, sesudah mereka keluar dari kuburnya masing-masing yaitu, ketika sang penyeru memanggil mereka (kepada sesuatu yang tidak menyenangkan) dapat dibaca Nukur atau Nukr, artinya, hal yang paling tidak disukai oleh jiwa manusia yaitu, hari penghisaban amal perbuatan.

007. (Sambil menundukkan) keadaan mereka pada saat itu hina Menurut suatu qiraat dibaca Khaasyi'an (pandangan-pandangan mereka) lafal Khusysya'an menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari Fa'il (mereka keluar) yakni manusia semuanya (dari kuburan) dari tempat-tempat mereka dikuburkan (seakan-akan mereka belalang yang beterbangan) mereka tidak mengetahui hendak ke manakah tujuan mereka, karena tercekam oleh rasa takut dan bimbang yang amat sangat. Jumlah kalimat Ka annahum dan seterusnya menjadi Hal dari Fa'il yang terkandung di dalam lafal Yakhrujuna, demikian pula firman selanjutnya, yaitu,

008. (Mereka datang dengan cepat) seraya menjulurkan leher-leher mereka (kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata) orang-orang kafir di antara mereka mengatakan, ("Ini adalah hari yang berat") atau sulit bagi orang-orang kafir, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al Muddatstsir melalui firman-Nya, "Hari yang sulit bagi orang-orang kafir." (Q.S. Al-Muddatstsir 9-10)

009. (Sebelum mereka telah mendustakan -pula -) yakni sebelum orang-orang Quraisy (kaum Nuh) dita`nits kannya lafal Kadzdzabat karena memandang segi makna yang terkandung dalam lafal Qaumun (maka mereka mendustakan hamba Kami) yakni Nabi Nuh (dan mereka mengatakan, "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman") pernah diperingatkan oleh mereka dengan caci-maki dan lain sebagainya.

010. (Maka dia mengadu kepada Rabbnya, "Bahwasanya aku ini) dibaca Annii artinya, bahwa aku ini (adalah orang yang dikalahkan, oleh karena itu menangkanlah aku")

011. (Maka Kami bukakan) dapat dibaca Fafatahnaa atau Fafattahnaa (pintu-pintu langit dengan menurunkan air yang tercurah) air yang ditumpahkan dari langit dengan sangat derasnya.

012. (Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air) yang menyumber dengan derasnya (maka bertemulah air-air itu) yaitu air yang ditumpahkan dari langit dan air yang disemburkan dari bumi (untuk suatu urusan) berkedudukan menjadi Hal (yang sungguh telah ditetapkan) yang telah dipastikan di zaman Azali, yaitu bahwa mereka dibinasakan dengan ditenggelamkan.

013. (Dan Kami angkut dia) yakni Nabi Nuh (ke atas) bahtera (yang terbuat dari papan dan paku) lafal Dusur artinya benda-benda yang dipakai untuk menyambung kayu-kayu, baik berupa paku atau benda-benda lainnya, bentuk tunggalnya adalah Disaarun yang wazannya sama dengan lafal Kitaabun

014. (Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami) atau dalam pengawasan Kami (sebagai balasan) dinashabkan oleh Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, yakni mereka ditenggelamkan sebagai pertanda kemenangan (bagi orang yang diingkari) yaitu bagi Nabi Nuh a.s. Dan menurut suatu qiraat lafal Kufira dibaca Kafar, artinya, mereka ditenggelamkan sebagai hukuman bagi mereka yang kafir.

015. (Dan sesungguhnya telah Kami tinggalkan) telah Kami biarkan perbuatan Kami itu (sebagai tanda) bagi orang yang mau mengambilnya sebagai pelajaran buat dirinya. Makna yang dimaksud ialah, berita mengenai banjir besar ini telah tersiar dan tetap lestari ketenarannya (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?) untuk menasihati dirinya. Asal lafal Muddakir adalah Mudztakir, lalu huruf Ta diganti menjadi Dal, demikian pula huruf Dzal diganti menjadi Dal, lalu keduanya diidgamkan menjadi satu sehingga jadilah Muddakir.

016. (Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku, Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir. Lafal Kaifa adalah Khabar dari lafal Kaana, menunjukkan makna pertanyaan tentang keadaan. Pengertiannya ialah menganggap orang-orang yang diajak berbicara telah mengakui terjadinya. azab Allah swt. yang telah menimpa orang-orang yang mendustakan Nabi Nuh.

017. (Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran) Kami telah memudahkannya untuk dihafal dan Kami telah mempersiapkannya untuk mudah diingat (maka adakah orang yang mengambil pelajaran?) yang mau mengambilnya sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham di sini mengandung makna perintah yakni, hafalkanlah Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai nasihat buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang lebih hafal tentang Alquran selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya.

018. (Kaum Ad pun telah mendustakan) nabi mereka yaitu Nabi Hud, karena itu mereka diazab. (Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) peringatan-Ku kepada mereka, bahwa mereka akan Kami azab sebelum azab itu turun menimpa mereka. Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya.

019. (Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang) sangat keras suaranya dan kuat sekali (pada hari nahas) atau pada hari yang sial (yang terus-menerus) yakin kesialannya terus-menerus. Atau sangat kuat sialnya, hal itu terjadi pada hari Rabu di penghujung bulan.

020. (Yang mencabut manusia) yang menghempaskan mereka dari tempat perlindungannya di bawah tanah, kemudian angin itu menjatuhkannya ke kepala mereka sehingga matilah mereka semua dan terpisahlah kepala dari tubuh mereka (seakan-akan mereka) yakni keadaan mereka pada waktu itu sebagaimana yang telah disebutkan tadi (pokok-pokok) atau batang-batang (kurma yang tumbang) maksudnya, keadaan mereka ketika itu bagaikan pokok-pokok kurma yang tumbang ke bumi. Mereka diserupakan dengan pokok kurma karena keadaan tubuh mereka yang tinggi-tinggi. Lafal Munqa'ir disebutkan ayat ini dalam bentuk Mudzakkar, sedangkan di dalam surah Al Haaqqah kata sifatnya disebutkan dalam bentuk Ta`nits yaitu, di dalam firman-Nya, "batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)." (Q.S. Al-Haaqqah, 7) Demikian itu karena demi memelihara kesamaan bunyi pada akhir ayat pada kedua tempat tersebut.

021. (Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku)

022. (Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?)

023. (Kaum Tsamud pun telah mendustakan ancaman-ancaman itu) lafal An Nudzur adalah bentuk jamak dari lafal Nadziirun yang bermakna Mundzirun, yaitu perkara-perkara yang dijadikan peringatan oleh nabi mereka (Nabi Saleh) jika mereka tidak mau beriman dan tidak mau mengikutinya.

024. (Maka mereka berkata, "Apakah kepada manusia) lafal Basyaran dinashabkan karena Isytighal (yakni seseorang di antara kami) kedua lafal ini menjadi sifat bagi lafal Basyaran (kami harus mengikutinya) merupakan penafsir dari Fi'il yang menashabkan lafal Basyaran. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Nafi atau negatif. Maksudnya, bagaimana kami harus mengikutinya sedangkan kami adalah golongan mayoritas dan dia adalah seseorang di antara kami, lagi dia bukanlah seorang raja. Maksud mereka ialah bahwa mereka tidak mau mengikutinya. (Sesungguhnya kami kalau demikian) jika kami mengikutinya (benar-benar berada dalam kesesatan) atau menyimpang dari kebenaran (dan gila) atau tidak berakal waras.

025. (Apakah diturunkan) boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (wahyu itu) peringatan itu (kepadanya di antara kita) maksudnya, tidak pantas wahyu diturunkan kepadanya. (Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta) di dalam pengakuannya itu yang menyatakan bahwa hal tersebut telah diwahyukan kepadanya (lagi sombong") congkak dan takabur. Lalu Allah berfirman,

026. ("Kelak mereka akan mengetahui) di akhirat nanti (siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong") dia ataukah mereka? Kelak Allah pasti akan mengazab mereka yang telah mendustakan nabinya yakni, Nabi Saleh.

027. (Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina) yaitu mengeluarkan unta dari batu besar yang terdapat di lembah tempat mereka sebagaimana yang mereka minta (sebagai cobaan) ujian (bagi mereka) Kami lakukan hal itu guna mencoba mereka (maka tunggulah mereka) hai Saleh apa yang akan mereka kerjakan dan apa yang akan ditimpakan kepada mereka (dan bersabarlah) atas perlakuan mereka yang menyakitkan itu terhadap dirimu. Lafal Ishthabir pada asalnya adalah Ishtabir, kemudian huruf Ta diganti menjadi huruf Tha sehingga jadilah Ishthabir, maknanya bersabarlah kamu.

028. (Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi) dibagi-bagi (antara mereka) dengan unta betina itu; yakni sehari buat mereka dan hari yang lainnya buat unta betina, demikianlah seterusnya (tiap-tiap minum) bagian air (dihadiri) oleh yang punya giliran, yakni kaum Nabi Saleh dan unta betina. Akhirnya lama kelamaan mereka merasa bosan dengan adanya pembagian ini, lalu mereka bersepakat untuk membunuh unta betina itu.

029. (Maka mereka memanggil kawannya) yaitu seorang yang gagah perkasa untuk membunuh unta betina itu (lalu kawannya itu menangkap) unta itu seraya menghunus pedangnya (dan menyembelihnya) menyembelih unta betina itu dengan pedangnya dan membunuhnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mereka.

030. (Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) yakni peringatan-Ku terhadap mereka sebelum azab diturunkan kepada mereka. Lalu Allah menjelaskan hal ini melalui firman selanjutnya,

031. ("Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti kayu-kayu kering yang dijadikan sebagai kandang kambing") Al Muhtazhar artinya pohon dan duri-duri yang kering kemudian dijadikan sebagai kandang kambing untuk menjaga kambing-kambing dari sergapan binatang buas seperti serigala dan binatang pemangsa lainnya. Dan kayu-kayu atau duri-duri kering yang terjatuh dari kandang tersebut lalu diinjak-injak oleh kambing dinamakan Al Hasyiim.

032. (Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?)

033. (Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman itu) mendustakan hal-hal yang diancamkan kepada mereka melalui lisan Nabi Luth.

034. (Sesungguhnya Kami telah mengembuskan kepada mereka angin yang membawa terbang batu-batu) yakni angin yang melempari mereka dengan batu-batu yang diterbangkannya. Al Hashbaa adalah batu-batu kecil yang besarnya lebih kecil dari genggaman tangan; akhirnya binasalah mereka karenanya (kecuali keluarga Luth) mereka adalah Nabi Luth dan kedua orang putrinya. (Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing) berasal dari lafal As-haar artinya, waktu menjelang subuh dari hari yang tidak ditentukan. Dan seandainya hari yang dimaksud adalah hari yang ditentukan, niscaya ungkapannya tidak memakai harakat Tanwin karena termasuk Isim yang Ma'rifat dan dima'dul dari lafal As Sahar. Karena, bila dimaksud sebagai hari yang ditentukan pasti memakai Alif dan Lam. Apakah batu kerikil itu dihembuskan kepada keluarga Nabi Luth atau tidak? Sehubungan dengan hal ini ada dua pendapat. Menurut pendapat pertama yakni dihembuskan juga, berarti Istisna di sini bersifat Muttashil. Menurut pendapat kedua yakni, tidak dihembuskan berarti Istitsnanya bersifat Munqathi'. Akan tetapi pada akhirnya keluarga Nabi Luth diselamatkan dari azab itu.

035. (sebagai nikmat) menjadi mashdar, artinya sebagai pemberian nikmat. (dari sisi Kami. Demikianlah) sebagaimana pembalasan tersebut (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur) terhadap nikmat-nikmat Kami; dia adalah orang mukmin atau orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta menaati keduanya.

036. (Dan sesungguhnya dia telah memperingatkan kepada mereka) yaitu Nabi Luth telah memberi peringatan kepada mereka (akan azab Kami) akan pembalasan Kami kepada mereka melalui azab-Nya (maka mereka mendustakan) mereka membantah dan mendustakan (ancaman-ancaman itu) ancaman-ancaman Nabi Luth.

037. (Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya agar menyerahkan tamunya) mereka membujuknya supaya dia membiarkan mereka dengan orang-orang yang datang kepadanya sebagai tamu. Mereka bermaksud akan berbuat homosex dengan para tamunya itu, padahal para tamunya itu adalah malaikat-malaikat yang menjelma menjadi manusia (lalu Kami butakan mata mereka) Kami jadikan buta mata mereka dan Kami jadikan mata mereka tertutup rapat atau rata, sama rata dengan bagian muka yang lainnya. Yaitu, setelah malaikat Jibril menampar mereka dengan sayapnya (maka rasakanlah) maksudnya, Kami berkata kepada mereka, "Rasakanlah oleh kalian (azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku) ini". Yakni, ancaman dan peringatan-Ku ini; makna yang dimaksud adalah buah dan akibat daripada ancaman-Ku.

038. (Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa) yaitu, di waktu subuh dari hari yang tidak ditentukan itu (azab yang kekal) azab yang terus-menerus hingga sampai kepada saatnya azab akhirat.

039. (Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku)

040. (Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka sudah adakah orang yang mengambil pelajaran?).

 
041. (Dan sesungguhnya telah datang kepada kaum Firaun) kepada Firaun dan kaumnya (ancaman-ancaman itu) ancaman-Ku melalui lisan Nabi Musa dan Nabi Harun, tetapi mereka masih tetap tidak mau beriman. Bahkan,

042. (mereka mendustakan ayat-ayat Kami kesemuanya) yakni sembilan ayat yang diberikan kepada Nabi Musa (lalu Kami azab mereka) yakni, Kami turunkan azab kepada mereka (sebagai azab dari Yang Maha Perkasa) Yang Maha Kuat (lagi Maha Kuasa) tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan dan menghalang-halangi-Nya.

043. (Apakah orang-orang kafir kalian) hai orang-orang Quraisy (lebih baik daripada mereka itu) yang telah disebutkan yaitu, mulai dari kaum Nabi Nuh hingga sampai kepada Firaun dan kaumnya yang tidak mendapatkan ampunan (atau apakah kalian telah mempunyai) hai orang-orang kafir Quraisy (jaminan kebebasan) dari azab (dalam kitab-kitab) yang terdahulu. Istifham yang terdapat pada dua tempat ini mengandung makna Nafi artinya, kenyataannya tidaklah demikian.

044. (Atau apakah mereka mengatakan) yakni orang-orang kafir Quraisy, ("Kami adalah suatu golongan yang bersatu) orang-orang yang bersatu dalam satu golongan (yang pasti menang") atas Muhammad. Sewaktu Abu Jahal mengatakan dalam perang Badar, bahwa sesungguhnya kami adalah golongan yang bersatu yang pasti menang. Maka turunlah firman-Nya,

045. ("Golongan Itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang") akhirnya mereka dikalahkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam perang Badar, dan Nabi Muhammad saw. mendapat kemenangan yang gemilang atas mereka.

046. (Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka) yaitu azab akan ditimpakan kepada mereka (dan kiamat itu) azab hari kiamat itu (lebih dahsyat) lebih besar bencananya (lagi lebih pahit) jauh lebih pahit daripada azab di dunia.

047. (Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan) dalam kebinasaan, mereka akan terbunuh di dunia (dan dalam neraka) neraka yang besar nyalanya. Maksudnya, kelak di akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka yang apinya menyala-nyala.

048. (Pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka) di akhirat kelak, lalu dikatakan kepada mereka ("Rasakanlah sentuhan api neraka") rasakanlah panasnya api neraka Jahanam ini oleh kalian.

049. (Sesungguhnya segala sesuatu itu Kami) dinashabkan oleh Fi'il yang terdapat pada firman selanjutnya yang berfungsi menafsirkannya (ciptakan menurut ukuran) masing-masing. Menurut suatu qiraat lafal Kulla dibaca KuIlu dan dianggap sebagai Mubtada, sedangkan Khabarnya adalah lafal Khalaqnaahu.

050. (Dan tiada lain perintah Kami) terhadap sesuatu yang Kami kehendaki ada (hanyalah) sekali (satu firman seperti kejapan mata) dalam hal kecepatannya, yaitu melalui firman-Nya 'Kun' yakni adalah kamu, maka sesuatu yang dikehendaki itu langsung ada dengan seketika; pengertian ini diungkapkan pula oleh firman lainnya, yaitu, "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah', maka terjadilah ia." (Q.S. Yaasin, 82)

051. (Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kalian) dalam kekafirannya dari umat-umat terdahulu. (Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna perintah yakni, ingatlah kalian dan ambillah hal ini sebagai pelajaran buat kalian!

052. (Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat) apa yang telah dikerjakan oleh semua hamba-hamba Allah telah tercatat (di dalam buku-buku) catatan amal perbuatan.

053. (Dan segala urusan yang kecil maupun besar) berupa dosa atau amal perbuatan (adalah tertulis) tercatat di Lohmahfuz.

054. (Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam surga-surga) taman-taman (dan sungai-sungai makna yang dimaksud adalah jenisnya. Menurut suatu qiraat lafal Nahar dibaca Nuhur dalam bentuk jamak, yang wazannya sama dengan lafal Asadun bila dijamakkan menjadi Usudun. Makna yang dimaksud ialah, bahwa mereka meminum dari sungai-sungai surga itu air, susu, madu dan khamar.

055. (Di tempat yang benar) di majelis yang benar, karena tidak ada perkataan yang tidak berguna dan tidak pula ada perkataan yang berdosa di dalamnya; pengertian Maq'ad di sini adalah ditinjau dari segi jenisnya. Menurut qiraat yang lain lafal Maq'ad dibaca dalam bentuk jamak yaitu Maqaa'id. Makna yang dimaksud ialah bahwa ahli surga itu berada di dalam majelis-majelis surga dalam keadaan bebas dari perkataan yang tidak ada gunanya dan bebas pula dari hal-hal yang berdosa, keadaan mereka berbeda dengan keadaan majelis-majelis di dunia. Karena sesungguhnya majelis-majelis di dunia itu jarang sekali bebas dari hal-hal tersebut. Lafal ayat ini berkedudukan sebagai Khabar yang kedua, dan lafal Shidqin menjadi Badal dari lafal Shaadiqin, yakni Badal Ba'dh atau lainnya (di sisi Yang Maha Raja) merupakan perumpamaan yang mengandung makna Mubalaghah, yakni Maha Raja Yang Maha Perkasa lagi Maha Luas (lagi Maha Berkuasa) tiada sesuatu pun yang melemahkan-Nya, Dia adalah Allah swt. Lafal 'Inda menunjukkan isyarat yang mengandung makna derajat dan kedudukan mereka yang dekat di sisi-Nya, sebagai anugerah dari Allah swt. kepada para penghuni surga.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar