Surat Ke-53 :
62 Ayat
001. (Demi bintang) yaitu bintang Tsurayya (ketika
terbenam) sewaktu terbenam.
002. (Kawanmu tidak sesat) artinya, Nabi Muhammad saw.
tidak sesat dari jalan petunjuk (dan tidak pula keliru)
tidak pula salah, yang
dimaksud adalah dia tidak bodoh tentang akidah yang rusak.
003. (Dan tiadalah apa yang diucapkannya itu) apa yang
disampaikannya kepada kalian (menurut kemauan hawa nafsunya) menurut
kehendaknya sendiri.
004. (Tiada lain) tidak lain (ucapannya itu hanyalah
wahyu yang diwahyukan) kepadanya.
005. (Yang diajarkan kepadanya) oleh malaikat (yang
sangat kuat).
006. (Yang mempunyai kecerdasan) yang mempunyai kekuatan
dan keperkasaan, atau yang mempunyai pandangan yang baik, yang dimaksud adalah
malaikat Jibril a.s. (maka menetaplah ia) maksudnya, menampakkan diri dengan
rupa aslinya.
007. (Sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi) berada
pada tempat terbitnya matahari dalam bentuk aslinya ketika ia diciptakan. Nabi
saw., melihatnya sewaktu berada di gua Hira; dan ternyata tubuh malaikat Jibril
menutupi cakrawala tempat terbitnya matahari hingga sampai ke cakrawala bagian
timur. Lalu Nabi saw. pingsan tidak sadarkan diri setelah melihat wujud asli
malaikat Jibril itu. Nabi saw. pernah meminta kepada malaikat Jibril supaya
menampakkan wujud aslinya sebagaimana ketika ia diciptakan oleh Allah, lalu
malaikat Jibril menjanjikan akan memenuhi hal tersebut di gua Hira. Setelah itu
baru malaikat Jibril turun untuk menemuinya dalam bentuk Bani Adam.
008. (Kemudian dia mendekat) kepadanya (lalu bertambah
dekat) semakin dekat dengannya.
009. (Maka jadilah dia) padanya (mendekat) dalam jarak
(dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi) dari tempatnya yang semula
sehingga nabi menjadi sadar kembali dan hilanglah rasa takutnya.
010. (Lalu Dia menyampaikan) yakni Allah swt. (kepada
hamba-Nya) yaitu malaikat Jibril (apa yang telah diwahyukan)-Nya kepada
malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi saw. Di sini yang mewahyukan
tidak disebutkan karena mengagungkan kedudukan-Naa.
011. (Tiada mendustakan) dapat dibaca Kadzaba atau Kadzdzaba,
artinya tiada mengingkari (hati) atau kalbu Nabi saw. (apa yang telah
dilihatnya) dengan mata kepalanya sendiri tentang rupa malaikat Jibril.
012. (Maka apakah kalian hendak membantahnya) apakah
kalian hendak mendebatnya dan mengalahkannya (tentang apa yang telah
dilihatnya?) khithab di sini ditujukan kepada orang-orang musyrik yang tidak
mempercayai bahwa Nabi saw. melihat malaikat Jibril.
013. (Dan sesungguhnya dia telah melihat Jibril itu)
dalam rupa yang asli (pada waktu) pada kesempatan (yang lain).
014. (Yaitu di Sidratul Muntaha) sewaktu nabi dibawanya
Isra ke langit. Sidratul Muntaha adalah nama sebuah pohon Nabaq yang terletak
di sebelah kanan Arasy; tiada seorang malaikat pun dan tidak pula yang lainnya
dapat melewati tempat itu.
015. (Di dekatnya ada surga tempat tinggal) tempat
tinggal para malaikat dan arwah-arwah para syuhada dan orang-orang yang
bertakwa.
016. (Ketika) sewaktu (Sidratul Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya) yaitu oleh burung-burung dan lain-lainnya. Lafal Idz
menjadi Ma'mul dari lafal Ra-aahu.
017. (Penglihatannya tidak berpaling) penglihatan Nabi
saw. tidak berpaling (dan tidak melampauinya) maksudnya, tidak berpaling dari
apa yang dilihatnya dan tidak pula melampaui apa yang dilihatnya pada malam
ketika ia diisrakkan.
018. (Sesungguhnya dia telah melihat) pada malam itu
(sebagian tanda-tanda kekuasaan Rabbnya yang paling besar) yang paling agung,
dimaksud adalah sebagian dari tanda-tanda itu, maka dia melihat sebagian dari
keajaiban-keajaiban alam malakut, dan Rafraf berwarna hijau menutupi cakrawala
langit, dan malaikat Jibril yang memiliki enam ratus sayap.
019. (Maka apakah patut kalian menganggap Laata dan Al
Uzzaa).
020. (Dan Manat yang ketiga) yang ketiga dari yang telah
disebutkan tadi (yang paling terkemudian) berkedudukan sebagai sifat yang
mengandung makna celaan. Ketiganya adalah nama berhala-berhala yang terbuat
dari batu. Orang-orang musyrik dahulu menyembahnya, karena mereka menduga,
bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada diri mereka di sisi
Allah. Maf'ul pertama bagi lafal Afara`aytum adalah lafal Al Laata dan
lafal-lafal yang di'athafkan kepadanya. Sedangkan Maf'ul yang keduanya tidak
disebutkan. Makna ayat, "Ceritakanlah kepadaku, apakah berhala-berhala ini
memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu yang karena itu kalian menyembahnya
selain Allah Yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang telah
disebutkan tadi." Ketika mereka menduga bahwa malaikat-malaikat itu adalah
anak-anak perempuan Allah, sedangkan mereka sendiri tidak menyukai anak-anak
perempuan, lalu turunlah firman-Nya berikut ini,
021. ("Apakah patut untuk kalian anak laki-laki dan
untuk Allah -anak -perempuan?").
022. (Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang
tidak adil) pembagian yang lalim; berasal dari lafal Dhaazahu Yadhiizuhu,
artinya berlaku aniaya dan melampaui batas.
023. (Itu tidak lain) apa-apa yang telah disebutkan itu
(hanyalah nama-nama yang kalian adakan) kalian menamakannya (yakni oleh kalian
dan bapak-bapak kalian) sebagai berhala-berhala yang kalian menyembahnya (Allah
tidak menurunkan tentangnya) tentang menyembah kepada berhala-berhala itu
(suatu keterangan pun) yakni bukti dan hujjah (tiada lain) (mereka hanya
mengikuti) di dalam menyembah berhala-berhala itu (sangkaan saja dan apa yang
diinginkan oleh hawa nafsu mereka) mengikuti apa yang dihiaskan oleh setan, ke
dalam hati mereka, yaitu bahwasanya berhala-berhala itu dapat memberikan
syafaat kepada diri mereka di sisi Allah swt. (dan sesungguhnya telah datang
petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka) melalui lisan Nabi saw. yang membawa
bukti yang pasti, akan tetapi mereka tidak mau meninggalkan apa yang biasa
mereka lakukan itu, yaitu menyembah berhala.
024. (Atau apakah manusia akan mendapat) bagi
masing-masing dari mereka (segala yang dicita-citakannya) yang beranggapan,
bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan syafaat kepada mereka? Padahal
kenyataannya tidaklah demikian.
025. (Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan
kehidupan dunia) tiada sesuatu pun yang terjadi pada keduanya melainkan sesuai
dengan apa yang dikehendaki-Nya.
026. (Dan berapa banyaknya malaikat) banyak di antara
para Malaikat (di langit) yang sangat dimuliakan oleh Allah di sisi-Nya
(syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan)
kepada mereka untuk memberikan syafaat (bagi orang yang dikehendaki)-Nya di
antara hamba-hamba-Nya (dan diridai) ia diridai oleh-Nya, karena ada firman
lainnya yang menyatakan, "..dan mereka tiada memberi syafaat melainkan
kepada orang yang diridai Allah." (Q.S. Al Anbiya, 28) Sudah kita maklumi
bahwa syafaat para malaikat itu baru ada setelah terlebih dahulu mendapat izin
dari Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya,
"Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya?"
(Q.S. Al-Baqarah, 255)
027. (Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada
kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama
perempuan) karena mereka telah mengatakan, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak
perempuan Allah.
028. (Dan mereka tidak mendasari perkataan mereka itu)
ucapan mereka itu tidak didasari (dengan sesuatu pengetahuan pun tentangnya.
Tiada lain) mereka hanya mengikuti) dalam hal tersebut (prasangka) yang mereka
khayalkan (sedangkan sesungguhnya prasangka itu tiada berfaedah sedikit pun
terhadap kebenaran) maksudnya, tiada sedikit pun pengetahuan yang bermanfaat
dalam prasangka itu di dalam menelaah hal-hal yang dituntut adanya pengetahuan.
029. (Maka berpalinglah dari orang yang berpaling dari
peringatan Kami) orang yang berpaling dari Alquran (dan tidak mengingini
kecuali kehidupan duniawi) ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berjihad
dari Allah.
030. (Yang demikian itu) yakni mencari keduniaan (adalah
sejauh-jauh pengetahuan mereka) artinya, tujuan pengetahuan mereka ialah
memilih keduniawian daripada akhirat. (Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang paling
mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk) atau Dia mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk dan siapa yang tersesat, kelak Dia akan memberikan
balasan-Nya kepada masing-masing.
031. (Dia hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi) Dia-lah yang memiliki kesemuanya itu; antara
lain ialah orang yang tersesat dan orang yang mendapat petunjuk; Dia
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia memberikan petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya (supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan) berupa kemusyrikan dan
perbuatan-perbuatan dosa lainnya (dan memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik) maksudnya, mereka yang mengerjakan ketauhidan dan amal-amal
ketaatan lainnya (dengan pahala yang lebih baik) yakni surga. Kemudian Allah
menjelaskan siapakah yang disebut orang-orang yang telah berbuat baik itu
melalui firman selanjutnya,
032. ("Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa
besar dan perbuatan-perbuatan keji selain dari kesalahan-kesalahan kecil) yang
dimaksud dari lafal Al Lamam adalah dosa-dosa kecil seperti, melihat wanita
lain, menciumnya dan menyentuhnya. Istitsna atau pengecualian di sini bersifat
Munqathi' artinya dosa-dosa kecil itu diampuni oleh sebab menjauhi dosa-dosa
besar. (Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunan-Nya) disebabkan hal tersebut,
sebab Dia Penerima Tobat. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang
telah mengatakan, salat kami, shaum kami dan haji kami (Dia lebih mengetahui)
(tentang kalian ketika Dia menjadikan kalian dari tanah) ketika Dia menciptakan
bapak moyang kalian yaitu Adam dari tanah (dan ketika kalian masih berupa janin
lafal Ajinnatin adalah bentuk jamak dari lafal Janiin (dalam perut ibu kalian;
maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci) janganlah kalian memuji-muji
diri kalian sendiri dengan cara ujub atau takabur, akan tetapi bila kalian
melakukannya dengan cara mengakui nikmat Allah, maka hal ini dianggap baik
(Dia-lah Yang paling mengetahui) Yang mengetahui (tentang orang yang
bertakwa").
033. (Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling) dari
keimanan, orang tersebut murtad dari Islam, yaitu ketika ia dicela karena masuk
Islam. Lalu ia menjawab, "Sesungguhnya aku takut akan azab atau siksaan
Allah". Lalu orang yang mencelanya itu mau menanggung siksaan Allah yang
akan diterimanya, bila ia kembali kepada kemusyrikan, dan orang yang menanggung
itu bersedia untuk memberikan hartanya kepada dia, sejumlah sekian. Akhirnya
dia mau kembali kepada kemusyrikannya.
034. (Serta memberi sedikit) dari harta yang telah disebutkan
tadi (dan tidak mau memberi lagi?) yaitu dia tidak mau memberikan sisanya.
Lafal Akdaa diambil dari asal kata Al Kidyah, arti asalnya adalah tanah yang
keras seperti tanah yang berbatu, sehingga penggali sumur bila sampai kepada
lapisan yang berbatu itu tidak dapat melanjutkan penggaliannya.
035. (Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang gaib
sehingga dia mengetahui) sebagiannya, yaitu bahwa seseorang dapat menanggung
azab akhirat yang diterima oleh orang lain? Jawabannya tentu saja tidak. Orang
yang dimaksud dalam ayat ini adalah Walid ibnu Mughirah atau lainnya. Jumlah
kalimat A'indahuu merupakan Maf'ul kedua dari lafal Ra-ayta, yang maknanya
Akhbirnii, yakni ceritakanlah kepada-Ku.
036. (Ataukah) yakni sebenarnya (belum diberitakan
kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa) yaitu lembaran-lembaran
kitab Taurat atau lembaran-lembaran kitab suci sebelumnya.
037. (Dan) lembaran-lembaran (Ibrahim yang selalu
memenuhi janji) maksudnya Nabi Ibrahim itu selalu menepati apa yang diperintahkan
kepadanya,, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya,
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat
(perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya dengan lengkap." (Q.S.
Al Baqarah, 124) Kemudian pengertian yang terkandung di dalam lafal Maa pada
ayat sebelumnya, dijelaskan oleh firman berikutnya,
038. ("Yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain) dan seterusnya. Lafal An adalah bentuk
Mukhaffafah dari Anna; artinya bahwa setiap diri itu tidak dapat menanggung
dosa orang lain.
039. (Dan bahwasanya) bahwasanya perkara yang
sesungguhnya itu ialah (seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya) yaitu memperoleh kebaikan dari usahanya yang baik, maka dia
tidak akan memperoleh kebaikan sedikit pun dari apa yang diusahakan oleh orang
lain.
040. (Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan
diperlihatkan) kepadanya di akhirat.
041. (Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna") pembalasan yang paling lengkap. Diambil
dari asal kata, Jazaituhu Sa'yahu atau Bisa'yihi, artinya, "Aku memberikan
balasan terhadap usahanya, atau aku memberikannya balasan atas usahanya."
Dengan kata lain lafal Jazaa ini boleh dibilang sebagai Fi'il Muta'addi atau
Fi'il Lazim.
042. (Dan bahwasanya) jika dibaca Anna berarti
di'athafkan kepada kalimat sebelumnya, jika dibaca Inna berarti merupakan
jumlah Isti-naf atau kalimat baru. Hal ini berlaku pula terhadap lafal yang
sama yang jatuh sesudahnya, dengan demikian maka pengertian yang terkandung
pada kalimat sesudah Anna pertama bukan termasuk ke dalam pengertian yang
terkandung di dalam lembaran-lembaran Ibrahim (kepada Rabbmulah kesudahan)
tempat kembali sesudah mati, lalu Dia memberikan balasan yang setimpal kepada
mereka masing-masing.
043. (Dan bahwasanya Dia-lah yang membuat orang tertawa)
yang menjadikan gembira siapa yang dikehendaki-Nya (dan menangis) yang
menjadikan sedih siapa yang dikehendaki-Nya.
044. (Dan bahwasanya Dia-lah yang mematikan dan yang
menghidupkan) kembali pada hari berbangkit nanti.
045. (Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan
berpasang-pasangan) kedua jenis yang berpasangan (laki-laki dan perempuan).
046. (Dari nuthfah) yakni air mani (apabila dipancarkan)
bila ditumpahkan ke dalam rahim.
047. (Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian)
huruf Hamzah lafal An Nasy`ah boleh dibaca panjang dan boleh dibaca pendek
(yang lain) kejadian yang lain untuk dibangkitkan menjadi hidup kembali,
sesudah penciptaan yang pertama.
048. (Dan bahwasanya Dia yang memberi kekayaan) kepada
manusia berupa harta benda (dan yang memberikan kecukupan) Dia memberikan harta
untuk mencukupi kebutuhan orang itu.
049. (Dan bahwasanya Dia-lah Rabb bintang syi'ra) nama
bintang yang berada di belakang bintang Jauza; bintang itu pada zaman jahiliah
disembah-sembah.
050. (Dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Ad yang
pertama) menurut suatu qiraat harakat Tanwinnya diidgamkan kepada huruf Lam,
bila huruf Lamnya didamahkan, tanpa memakai Hamzah. Ad adalah nama suatu kaum
yang dikenal dengan nama kaum 'Ad, sedangkan kaum yang lainnya adalah kaum Nabi
Saleh.
051. (Dan kaum Tsamud) jika dibaca Sharf, dengan memakai
Tanwin berarti nama kakek moyang, bila dibaca dengan tidak memakai Tanwin
berarti nama suatu kabilah, berarti di'athafkan kepada lafal Ad. (Maka tidak
seorang pun yang ditinggalkan) hidup; maksudnya tiada seorang pun di antara
mereka yang dibiarkan hidup oleh-Nya.
052. (Dan Kaum Nuh sebelum itu) sebelum kaum Ad dan kaum
Tsamud; kami binasakan mereka semuanya. (Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang paling lalim dan paling durhaka) yakni kaum Nabi Nuh itu jauh lebih lalim
dan lebih durhaka daripada kaum 'Ad dan kaum Tsamud, karena Nabi Nuh tinggal
bersama mereka dalam waktu yang lama sekali sebagaimana yang diungkapkan oleh
Allah dalam firman-Nya, "maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun
kurang lima puluh tahun." (Q.S. Al 'Ankabut, 14) Di samping mereka tidak
mau beriman kepada Nabi Nuh, mereka juga menyakiti bahkan memukulinya.
053. (Dan penduduk Mu`tafikah) yaitu negeri-negeri tempat
tinggal kaum Nabi Luth (yang telah dihancurkan) yaitu dijatuhkan dari atas
langit sesudah diangkat dalam keadaan terbalik, lalu dijatuhkan ke bumi oleh
malaikat Jibril atas perintah Allah swt.
054. (Lalu Allah menimpakan atas negeri-negeri itu)
batu-batu sesudah dibalikkan (azab besar yang menimpanya) di dalam ungkapan
ayat azab yang dimaksud sengaja tidak disebutkan secara jelas, sebagai gambaran
tentang kengeriannya yang tak terperikan, hingga tidak dapat diungkapkan oleh
kata-kata. Azab ini dijelaskan pula dalam surah Hud, melalui firman-Nya,
"Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan),
dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar." (Q.S. Hud,
82)
055. (Maka terhadap nikmat Rabbmu yang manakah) yakni
nikmat-nikmat-Nya yang menunjukkan kepada keesaan dan kekuasaan-Nya (kamu
ragu-ragu) kamu meragukannya, hai manusia. Atau, kamu mendustakannya hai
manusia?
056. (Ini) Muhammad ini (adalah seorang pemberi peringatan
di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu) artinya, sama dengan
mereka. Maksudnya, dia adalah seorang rasul yang sama dengan rasul-rasul lain
sebelumnya; ia diutus kepada kalian, sebagaimana para rasul terdahulu diutus
kepada kaumnya masing-masing.
057. (Telah dekat terjadinya hari kiamat) kiamat telah
dekat masanya.
058. (Tiada baginya selain dari Allah) tiada seorang pun
selain Allah (yang dapat menyatakan terjadinya) tiada yang mengetahui kapan
terjadi dan tiada seorang pun yang dapat menyatakan kejadiannya selain Allah.
Ayat ini mempunyai arti yang senada dengan ayat lainnya yaitu, firman-Nya,
"tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain
Dia." (Q.S. Al A'raf, 187).
059. (Maka apakah terhadap pemberitaan ini) Alquran ini
(kalian merasa heran?) makna yang dimaksud ialah mendustakannya.
060. (Dan kalian menertawakan) karena
memperolok-olokkannya (dan tidak menangis) sewaktu kalian mendengarkan ancaman
dan peringatannya.
061. (Sedangkan kalian melengahkannya) lengah dan lalai
mengenai apa yang diwajibkan kepada kalian untuk mengerjakannya.
062. (Maka bersujudlah kalian kepada Allah) Yang telah
menciptakan kalian (dan sembahlah) Dia, dan janganlah kalian menyembah dan
bersujud kepada berhala-berhala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar