Surat Ke-52 :
49 Ayat
001. (Demi Thur) Thur nama sebuah bukit tempat Allah berfirman secara
langsung kepada Nabi Musa.
002. (Dan demi Kitab yang ditulis).
003. (Pada lembaran yang terbuka) yakni kitab Taurat atau kitab Alquran.
004. (Dan demi Baitulmakmur) yang berada di langit ketiga, atau keenam atau
yang ketujuh, letaknya persis berada di atas Kakbah; setiap hari diziarahi oleh
tujuh puluh ribu malaikat yang melakukan tawaf dan salat di situ dan mereka
tidak kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya.
005. (Dan demi atap yang ditinggikan) yakni langit.
006. (Dan demi laut yang penuh) penuh airnya.
007. (Sesungguhnya azab Rabbmu pasti terjadi) pasti menimpa orang yang
berhak menerimanya.
008. (Tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya) yang mampu menolak azab
itu.
009. (Pada hari) menjadi Ma'mul bagi lafal Waaqi'un (ketika langit
benar-benar berguncang) pada waktu langit bergerak dan berputar.
010. (Dan gunung-gunung benar-benar berjalan) maksudnya, menjadi debu yang
beterbangan, demikian itu adalah hari kiamat.
011. (Maka kecelakaan yang besar) azab yang keras (di hari itu bagi
orang-orang yang mendustakan) rasul-rasul.
012. (Yaitu orang-orang yang dalam kebatilan) dalam perkara yang batil
(mereka bermain-main) mereka sibuk dengan kekafiran mereka.
013. (pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya)
mereka didorong dengan kasar. Lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Yauma
Tamuuru. Kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada mencemoohkan,
014. ("Inilah neraka yang dahulu kalian selalu mendustakannya").
015. (Maka apakah ini sihir) maksudnya, apakah azab yang kalian lihat
sekarang seperti juga apa yang kalian katakan mengenai wahyu, bahwa itu adalah
sihir. (Ataukah kalian tidak melihat?).
016. (Masukilah ia dan bersabarlah kalian) menanggung azabnya (atau kalian
tidak bersabar) kalian tidak tahan (sama saja bagi kalian) karena sesungguhnya
kesabaran kalian tidak ada manfaatnya sama sekali (sesungguhnya kalian hanya
diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan) tentang pembalasannya.
017. (Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan
kenikmatan).
018. (Mereka bersuka ria) artinya, hidup penuh dengan kesenangan (dengan
apa) huruf Maa di sini adalah Mashdariyah (yang didatangkan kepada mereka)
diberikan kepada mereka (oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka
dari azab neraka) lafal Wawaqaahum di'athafkan kepada lafal Ataahum. Yakni
mereka hidup dengan pemberian Rabb mereka dan berada dalam pemeliharaan-Nya.
Lalu dikatakan kepada mereka,
019. ("Makan dan minumlah dengan enak) lafal Hanii-an menjadi Hal atau
kata keterangan keadaan, artinya dengan nikmat (sebagai balasan dari apa) huruf
Ba di sini mengandung makna Sababiyah (yang telah kalian kerjakan").
020. (Mereka bertelekan) menjadi Hal dari Dhamir yang terkandung di dalam
firman-Nya, "Fii jannaatin" (di atas dipan-dipan berderetan) sebagian
dari dipan-dipan itu letaknya berdampingan dengan yang lainnya (dan Kami
kawinkan mereka) di'athafkan kepada lafal jannaatin, yakni Kami buat mereka
senang dan tenang (dengan bidadari-bidadari) yang jeli matanya lagi sangat
cantik.
021. (Dan orang-orang yang beriman) berkedudukan menjadi Mubtada (dan
mereka diikuti) menurut suatu qiraat dibaca Wa-atba'naahum yakni, Kami ikutkan
kepada mereka, Di'athafkan kepada lafal Amanuu (oleh anak cucu mereka) menurut
suatu qiraat dibaca Dzurriyyatahum, dalam bentuk Mufrad; artinya oleh keturunan
mereka, baik yang masih kecil maupun yang sudah dewasa (dalam keimanan)
maksudnya, diikuti oleh anak cucu mereka keimanannya. Dan yang menjadi
Khabarnya ialah (Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka) ke dalam surga,
dengan demikian maka anak cucu mereka memiliki kedudukan yang sama dengan
mereka, sekalipun anak cucu mereka tidak mempunyai amalan sebagaimana mereka.
Hal ini dimaksudkan sebagai kehormatan buat bapak-bapak mereka, yang karenanya
lalu anak cucu mereka dikumpulkan dengan mereka (dan Kami tidak mengurangi)
dapat dibaca Alatnaahum atau Alitnaahum, artinya Kami tidak mengurangi (dari
pahala amal mereka) huruf Min di sini adalah Zaidah (barang sedikit pun) yang
ditambahkan kepada amal perbuatan anak-cucu mereka. (Tiap-tiap orang dengan apa
yang dikerjakannya) yakni amal baik atau amal buruknya (terikat) yakni, ia
dalam keadaan terikat, bila ia mengerjakan kejahatan diazab dan bila ia
mengerjakan kebaikan diberi pahala.
022. (Dan Kami beri mereka) Kami tambahkan kepada mereka dari waktu ke
waktu yang lain (dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka
inginkan) sekalipun mereka tidak menjelaskan permintaannya.
023. (Mereka saling memperebutkan) mereka saling beri (di dalamnya) dalam
surga (piala) yang berisikan khamar (yang isinya tidak menimbulkan kata-kata
yang tidak berfaedah) di antara mereka disebabkan karena meminumnya (dan tiada
pula perbuatan dosa) yang menimpa mereka disebabkan meminumnya, berbeda dengan
khamar di dunia.
024. (Dan berkeliling di sekitar mereka) sebagai pelayan-pelayan (anak-anak
muda) yang semuanya orang-orang merdeka (untuk meladeni mereka seakan-akan
mereka itu) kecakapan dan kelembutannya (mutiara yang tersimpan) artinya mereka
itu bagaikan mutiara yang disimpan di dalam laut; karena sesungguhnya mutiara
yang tersimpan di dalam laut itu jauh lebih indah daripada mutiara-mutiara yang
berada di tempat lainnya.
025. (Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling tanya
menanya) atau sebagian di antara mereka bertanya kepada sebagian yang lain
tentang apa yang telah mereka kerjakan di dunia, dan tentang pahala yang telah
mereka peroleh, dengan maksud untuk bersenang-senang dan mengakui nikmat Allah.
026. (Mereka berkata) seraya mengisyaratkan kepada penyebab mereka sampai
kepada derajat ini, ("Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di
tengah-tengah keluarga kami) di dunia (kami merasa takut) akan azab Allah.
027. (Maka Allah memberikan karunia kepada kami) berupa ampunan (dan
memelihara kami dari azab neraka") dinamakan Samuum karena sakitnya sampai
merasuk ke dalam pori-pori. Dan mereka mengisyaratkan pula melalui perkataan
mereka,
028. ("Sesungguhnya kami dahulu) sewaktu di dunia (menyeru-Nya)
menyembah dan mengesakan-Nya. (Sesungguhnya Dia) kalau dibaca Innahuu dengan
dikasrahkan huruf Hamzahnya, berarti merupakan jumlah Isti'naf atau kalimat
permulaan, sekalipun maknanya mengandung 'Illat. Dan bila dibaca Annahuu dengan
difatahkan huruf Hamzahnya, berarti lafalnya menunjukkan makna 'Illat (adalah
yang melimpahkan kebaikan) Yang berbuat kebaikan dan menepati janji-Nya (lagi
Maha
029. (Maka tetaplah memberi peringatan) tetaplah kamu memberi peringatan
kepada orang-orang musyrik dan jangan sekali-kali kamu mundur dalam hal ini
hanya karena mereka mengatakanmu sebagai seorang penenung lagi gila (dan kamu
disebabkan nikmat Rabbmu bukanlah) karena limpahan nikmat-Nya kepadamu (seorang
tukang tenung) menjadi Khabar dari Maa (dan bukan pula seorang gila") lafal
ayat ini di'athafkan kepada lafal Kaahinin.
030. (Bahkan) lebih dari itu (mereka mengatakan,) "Dia (adalah seorang
penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya") malapetaka
menimpanya lalu ia binasa sebagaimana nasib yang dialami oleh para penyair
lainnya.
031. (Katakanlah! "Tunggulah) oleh kalian kebinasaanku (maka
sesungguhnya aku pun termasuk orang yang menunggu pula bersama kalian")
menunggu kebinasaan kalian; akhirnya mereka disiksa oleh Allah melalui pedang
dalam perang Badar. Makna Tarabbush. adalah menunggu.
032. (Apakah mereka diperintah oleh pikiran pikiran mereka) oleh akal
pikiran mereka (untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan itu) yakni perkataan mereka
terhadapnya, bahwa dia adalah seorang tukang sihir, seorang tukang tenung, dan
seorang gila. Maksudnya, ialah bahwa pikiran-pikiran mereka tidak memerintahkan
mereka untuk melakukan hal tersebut (bahkan) lebih dari itu (mereka kaum yang
melampaui batas) dengan keingkaran dan pembangkangan mereka itu.
033. (Ataukah mereka mengatakan, bahwa dia membuat-buatnya) yakni Nabi
Muhammad telah membuat-buat Alquran, padahal dia tidak membuat-buatnya
(sebenarnya mereka tidak beriman) karena kesombongan mereka. Jika mereka
mengatakan bahwa Muhammad telah membuat-buatnya.
034. (Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat) yang dibuat-buat (yang
semisal dengan Alquran itu jika mereka orang-orang yang benar) di dalam
tuduhannya itu.
035. (Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun) tanpa ada yang
menciptakannya (ataukah mereka yang menciptakan) diri mereka sendiri. Dan tidak
masuk akal ada makhluk tanpa pencipta, dan tiada sesuatu yang Ma'dum yakni yang
asalnya tiada, dapat menciptakan yang menciptakannya, yaitu Allah yang Maha
Esa. Mereka tetap tidak mau mengesakan-Nya dan tidak mau beriman kepada rasul dan
kitab-Nya.
036. (Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?) tiada seorang
pun yang dapat menciptakan keduanya selain Allah Yang Maha Pencipta; maka
mengapa tidak menyembah-Nya. (Sebenarnya mereka tidak meyakini) Allah, karena
seandainya mereka beriman kepada-Nya, niscaya mereka pun akan beriman kepada
Nabi-Nya.
037. (Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu) berupa kenabian,
rezeki dan hal-hal lainnya, lalu karenanya mereka dapat memberikannya kepada
siapa yang dikehendaki oleh mereka sesuai dengan apa yang mereka sukai (atau
merekakah yang berkuasa?) yang mempunyai kekuasaan dan dapat berlaku
sewenang-wenang. Fi'il atau kata kerja dari lafal Mushaythir ini adalah
Saythara, maknanya sesinonim dengan lafal Baithara dan Baiqara.
038. (Ataukah mereka mempunyai tangga) alat untuk naik ke langit (untuk
mendengarkan pada langit itu?) perkataan para malaikat sehingga mereka dapat
menyaingi nabi, sesuai dengan pengakuan mereka seandainya mereka mengaku-aku
memiliki hal tersebut (Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka
mendatangkan) orang yang mengaku-aku dapat mendengarkan perkataan
malaikat-malaikat di langit (suatu keterangan yang nyata) atau hujah yang jelas
lagi gamblang. Mengingat adanya keserupaan pada tuduhan ini dengan tuduhan
mereka yang menyatakan, bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan
Allah, maka Allah swt. berfirman,
039. ("Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan) sesuai dengan tuduhan
kalian (dan untuk kalian anak-anak laki-laki?) Maha Tinggi Allah dari segala
apa yang mereka duga itu.
040. (Ataukah kalian meminta upah kepada mereka) atas jerih payahmu di
dalam menyampaikan agama yang kamu datangkan itu (sehingga mereka oleh utang
mereka) oleh tanggungan dalam hal itu (dibebani) karena itu mereka tidak dapat
mengembalikannya.
041. (Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib) mengetahui
hal yang gaib (lalu mereka menuliskannya?) sehingga mereka mampu untuk
menentang Nabi saw dalam masalah hari berbangkit dan perkara-perkara akhirat sesuai
dengan dugaan mereka.
042. (Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya?) terhadap dirimu dengan
maksud untuk membinasakan dirimu, sewaktu mereka berkumpul di Darunnadwah.
(Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya) maksudnya,
merekalah yang kalah dan binasa. Allah memelihara nabi dari ulah mereka,
kemudian Dia membinasakan mereka dalam perang Badar.
043. (Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan") yakni berhala-berhala yang mereka persekutukan
dengan-Nya. Kata tanya dengan memakai lafal Am pada ayat ini dan ayat-ayat
sebelumnya mengandung makna memburuk-burukkan dan mencela perbuatan mereka.
044. (Jika mereka melihat sebagian) bagian (dari langit yang gugur) menimpa
mereka, sebagaimana yang mereka minta, yaitu seperti yang dijelaskan oleh ayat
lain melalui firman-Nya, "Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari
langit." (Q.S. Asy Syu'ara, 187) sebagai azab atas mereka (mereka akan
mengatakan,) "Ini (adalah awan yang bertindih-tindih) awan yang tebal yang
akan menyegarkan kami dan mereka tidak mau beriman."
045. (Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari mereka yang pada
hari itu mereka dibinasakan) yaitu mati semuanya.
046. (Yaitu hari ketika tidak berguna) menjadi Badal dari lafal Yaumahum
(bagi mereka sedikit pun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong) tidak
diselamatkan dari azab di akhirat.
047. (Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang lalim) disebabkan kekafiran
mereka (ada azab selain daripada itu) di dunia, sebelum kematian mereka; maka
mereka disiksa oleh kelaparan dan kekeringan selama tujuh tahun, serta oleh
pembunuhan dalam perang Badar. (Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui)
bahwasanya azab itu akan menimpa mereka.
048. (Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu) yaitu dengan
ditangguhkannya mereka dan janganlah dadamu merasa sempit karenanya (maka
sesungguhnya kamu berada dalam pengawasan-Ku) yaitu selalu dalam lindungan dan
pengawasan-Ku (dan bertasbihlah) seraya (memuji Rabbmu) yaitu katakanlah,
'Subhaanallah Wa Bihamdihii' (ketika kamu bangun berdiri) dari tidurmu atau
dari tempat majelismu.
049. (Dan pada beberapa saat di malam hari bertasbih pulalah) pengertian
bertasbih di sini adalah tasbih hakiki yaitu membaca, 'Subhaanallaah Wa
bihamdihii' (dan di waktu terbenam bintang-bintang) lafal Idbaar adalah bentuk
Mashdar, yakni setelah bintang-bintang itu terbenam maka bertasbih pulalah
kamu. Atau lakukanlah salat Isya'ain yaitu Magrib dan Isya, pada pengertian
yang pertama, dan pada pengertian yang kedua adalah salat fajar; menurut
pendapat lain salat Subuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar